• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Arifim dan Arifin (2005), pemangkasan tanaman bertujuan untuk mengontrol pertumbuhan tanaman sesuai yang dinginkan serta menjaga keamanan dan kesehatan tanaman. Pada beberapa tanaman, pemangkasan ditujukan untuk menghindari penggunaan nutrisi yang berlebihan pada pertumbuhan vegetatif (daun dan tunas) sehingga nutrisi untuk pertumbuhan generatif (bunga dan biji) terbatas. Sisa hasil pangkasan dari tanaman diangkut dengan gerobak maupun truk sampah dan langsung dibawa ke lokasi Ancol Zero Waste untuk diolah menjadi kompos (Gambar 25). Hal ini sesuai dengan pernyataan Arifin dan Arifin (2005) bahwa limbah pangkasan sebaiknya dibuat sebagai kompos untuk mengurangi permasalahan mengenai sampah.

Pemangkasan bisa dilakukan pada hampir semua strata tanaman seperti tanaman pohon, tanaman semak, dan tanaman penutup tanah termasuk rumput. Adapun cara pemangkasan pada masing-masing tanaman berbeda, yaitu:

1. Pemangkasan Pohon

Pemangkasan pohon bertujuan untuk mengontrol dan mengatur pertumbuhan tanaman, membentuk tajuk atau merubah penampilan tanaman, merangsang pembungaan, dan untuk membuang bagian-bagian tanaman yang sakit, sudah tua atau mati. Waktu pemangkasan yang tepat, khususnya pohon, adalah pada saat tanaman tidak sedang berbuah/berbunga. Pemangkasan bentuk harus dilakukan pada saat pohon sedang berdaun (untuk jenis pohon gugur daun) agar diketahui percabangan yang hidup dan yang mati sehingga bentuk ideal yang diinginkan dapat tercapai.

Pemangkasan pohon dilakukan tergantung dari bentukan pohon tersebut karena dapat mempengaruhi kualitas pertumbuhan pohon. Kegiatan pemangkasan juga tidak hanya dilakukan untuk tujuan estetika. Pemangkasan juga dilakukan untuk keselamatan seperti pada area rekreasi pantai. Pemangkasan pohon pelindung waktunya disesuaikan dengan lingkungan keadaan lapang jika terdapat benalu, dedaunan terlalu rimbun dan mengganggu pandangan kearah jalan, ranting yang akan jatuh maka dilakukan pemangkasan. Pemangkasan pohon yang biasa terjadi di lapangan yaitu pangkas pucuk, dimana pemangkasan bagian pohon yang dilakukan pada bagian dahan dan daunnya saja. Fungsi utama dari pemangkasan ini adalah untuk perapihan bentuk pohon (trimming). Seluruh pohon dapat dilakukan jenis pangkasan ini. Contoh pangkas pucuk yang sering ditemukan di lapangan seperti perapihan pelepah dan buah kelapa (Gambar 26). Pemangkasan pohon kelapa diutamakan pada area sekitar pantai. Pohon kelapa yang terdapat pada area rekreasi pantai dipangkas ketika pelepah-pelepah sudah mulai kering dan sudah berbuah. Pelepah dan buah dipangkas demi menjaga keamanan dari pengunjung, mengingat ini merupakan kawasan rekreasi yang intensitas pengunjungnya cukup tinggi. Pemangkasan pohon kelapa dilakukan setiap hari kecuali weekend untuk menghindari resiko bahaya yang akan diterima pengunjung.

Peralatan pemangkasan pohon meliputi gergaji tangan, gergaji galah, golok, gergaji mesin (chainsaw) dan tali sebagai alat bantu. Pelepah kelapa menggunakan alat pemotong sabit bergalah yaitu galah yang diberi pisau lengkung pada bagian ujungnya. Apabila alat tersebut masih belum dapat memangkas pelepah maka tenaga kerja memanjat pohon dan memotongnya dengan golok. Dalam melakukan pekerjaan memangkas pohon tinggi hampir semua tenaga kerja tidak menggunakan safety belt. Sedangkan pemangkasan topiary yang dilakukan di lapangan terlihat pada pohon asam kranji (Pithecellobium dulce) yang terdapat di welcome area gerbang barat. Kegiatan pemangkasan pohon pada kawasan rekreasi TIJA dapat dikatakan berjalan dengan baik namun perlu perhatian dari pengawas terhadap kedisiplinan tenaga kerja pemelihara ketika sedang bekerja khususnya dalam hal memanjat pohon yang memiliki resiko bahaya cukup tinggi.

Gambar 26. Pemangkasan Pelepah dan Buah Kelapa (Cocos nucifera) 2. Pemangkasan Perdu dan Semak

Pemangkasan perdu dan semak bertujuan untuk mempertahankan bentuk dan penampilan dari tanaman agar terlihat estetis. Berdasarkan jadwal dari SOP kerja pemeliharaan, pemangkasan perdu dan semak merupakan kegiatan satu mingguan. Menurut Sulisyantara (2006) untuk pemangkasan perdu dan semak sebaiknya dilakukan satu bulan sekali. Hal ini telah dilakukan oleh tenaga kerja pemelihara Taman Impian (Tampan). Namun pada pelaksanaannya di lapang umumnya kontraktor lebih mementingkan standar penampilan (kondisi lapang) daripada spesifikasi pekerjaan. Disamping itu perlu perhatian untuk area yang jarang atau terpencil tidak jarang ditemukan kondisi tanaman perdu atau semak yang sangat membutuhkan pemangkasan. Hal ini perlu pengawasan yang lebih

ketat dari masing-masing pengawas (mandor). Pemangkasan perdu dan semak menggunakan gunting pangkas dan gunting stek. Gunting pangkas berfungsi untuk memangkas bagian atas (pucuk) tanaman dan bagian pinggirnya sehingga hasil pangkasan data disesuaikan dengan bentuk yang diinginkan. Sedangkan gunting stek berfungsi untuk memotong dahan, ranting, atau daun yang sudah tua dan mati. Menurut Arifin dan Arifin (2005), waktu yang baik untuk pemangkasan adalah setelah musim berbunga. Hal ini telah dilakukan oleh tenaga kerja pemelihara yang ditunjukkan dengan pemangkasan pada tanaman ruellia (Ruellia malaocsperma ‘Dwarf’) (Gambar 27).

Gambar 27. Pemangkasan Tanaman Ruellia (Ruellia malaocsperma ‘Dwarf’) 3. Pemangkasan Rumput

Pada dasarnya rumput adalah tanaman yang paling mudah tumbuh di taman. Sebaiknya, rumput tidak sampai berukuran tinggi dan dipenuhi rumput liar. Pemangkasan rumput bertujuan mendapatkan hamparan rumput yang seragam, rapat, dan merata. Pemangkasan rumput pada kawasan rekreasi TIJA dilakukan secara rutin sehingga tidak sampai tumbuh bunga rumput (Gambar 28). Sistem kerja pemangkasan rumput berdasarkan zona pemeliharaan. Sebagai contoh di lapang yaitu zona I pada wilayah Tampan Barat dalam menyelesaikan kegiatan pemangkasan rumput disesuaikan dengan luas area rumput yang terdapat pada zona, biasanya diberikan waktu selama satu minggu. Pada waktu berikutnya, pekerja pindah ke zona lain untuk melakukan kegiatan pemangkasan rumput dan seterusnya.

Pada kawasan rekreasi TIJA jenis rumput yang sering digunakan yaitu rumput peking (Agrotis stolonifer) dan rumput gajah (Axonopus compressus). Pertumbuhan rumput gajah (Axonopus compressus) lebih cepat dari rumput

peking (Agrotis stolonifer) sehingga jadwal pemangkasan akan tentu berbeda. Pemangkasan rumput peking (Agrotis stolonifer) dilakukan satu kali dalam dua minggu, sedangkan pemangkasan rumput gajah (Axonopus compressus) dilakukan satu kali dalam satu minggu, sesuai dengan SOP kerja pemeliharaan. Alat yang digunakan untuk pemangkasan rumput adalah mesin pangkas gendong. Dalam pengoperasian mesin pangkas gendong dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 2 orang, yang dijalankan oleh pekerja laki-laki.

Kegiatan Pemangkasan rumput pada kawasan rekreasi TIJA dapat dikatakan berjalan dengan baik karena hasil rumput yang dipotong tidak menjadi kering. Rumput yang mati biasanya karena intensitas tekanan yang sering dilakukan pengunjung seperti menginjak, duduk, ataupun tidur di rumput. Sebelum dilakukan pemangkasan rumput dengan mesin gendong sebaiknya lahan dibersihkan dari puing-puing atau benda yang keras agar mata pisau tidak lekas rusak. Operator mesin gendong sebaiknya dilengkapi dengan kacamata dan masker penutup mulut sebagai pelindungi dari kecelakaan.

Gambar 28. Pemangkasan Rumput dengan Mesin Pangkas Gendong

Dokumen terkait