• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Angka di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2011-2015

13. Kepemudaan dan Olah Raga

2.4 Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing menjadi salah satu isu utama dalam pembangunan daerah. Konsep daya saing pada umumnya dikaitkan dengan kemampuan suatu perusahaan, kota, daerah, wilayah atau negara dalam mempertahankan atau meningkatkan keunggulan kompetitif secara berkelanjuatan. Ukuran daya saing ekonomi sebenarnya ditentukan oleh empat faktor di atas, yakni kebijakan pemerintah, kelembagaan dan kemampuan, serta birokrasi yang efisien. Pengembangan keempat faktor ini merupakan birokrasi yang efisien. Pengembangan keempat faktor ini merupakan kunci bagi pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi daerah.

148 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005-2025

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Perkapita

Indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar rasio atau angka konsumsi RT semakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita dapat diketahui dengan menghitung angka konsumsi RT per kapita, yaitu rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Angka ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk per jumlah penduduk.

Hasil Pendataan BPS dari tahun 2010 sampai dengan 2014, peningkatan total pengeluaran rumah tangga tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 12,6 % dan terendah pada tahun 2012 sebesar 7,36%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2014 sebesar 9, 53%. Tabel 2.121 di bawah ini menunjukkan rata-rata peningkatan konsumsi rumah tangga dari tahun 2010 sampai dengan 2014 adalah sebesar 9,85%.

149 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005-2025

Tabel 2.121

Angka Konsumsi Rumah Tangga Perkapita Tahun 2010 s.d 2014 Kabupaten Kuantan Singingi

N

o Uraian

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1

Total Pengeluaran RT (miliar) 7.391,39 8.322,45 8.984,29 9.874,20 10.814,74 2

Jumlah RT n/a n/a 93.215 97.345 89.051

3

Rasio (juta) n/a n/a 96,382 101,435 121,444

Sumber: BPS dan Bappeda Kuantan Singingi

Tabel 2.122

Angka Konsumsi RT Per Kapita menurut Kecamatan Tahun 2014 Kabupaten Kuantan Singingi

N o Kecamatan Total Pengeluaran RT (miliar) Jumlah RT Rasio 1 Kuantan Mudik 833,819 6.865 121.45 9.431 2 Kuantan Tengah 1.674,066 13.785 121.44 1.131 3 Singingi 1.042,148 8.581 121.44 8.316 4 Kuantan Hilir 451,743 3.720 121.43 6.290 5 Cerenti 549,195 4522 121.44 9.579 6 Benai 609,354 5018 121.43 3.638 7 Gunung Toar 457,166 3.765 121.42 5.232 8 Singingi Hilir 1.335,945 11.000 121.44 9.545 9 Pangean 626,996 5.163 121.44 0.247 1 0

Logas Tanah Darat 694,152 5.716 121.44

0.167 1 1 Inuman 545,144 4489 121.43 9.964 1 2 Hulu Kuantan 283,352 2333 121.45 3.921 1 3

Kuantan Hilir Seberang 384,386 3.165 121.44

8.973 1 4 Sentajo Raya 945,499 7785 121.45 1.380 1 5 Pucuk Rantau 381,775 3144 121.42 9.707 Jumlah 10.814,74 89.051

150 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005-2025

2.4.1.2 Pengeluaran Konsumsi non pangan perkapita

Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita dibuat untuk mengetahui pola konsumsi rumah tangga di luar pangan. Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita dapat dicari dengan menghitung persentase konsumsi RT untuk non pangan, yaitu proporsi total pengeluaran rumah tangga untuk non pangan terhadap total pengeluaran.

Total pengeluaran rumah tangga non pangan Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2011 sampai dengan 2015 ditunjukkan dalam Tabel 2.123, dari Tahun 2011 hingga 2014 cendrung fluktuatif. Pada Tahun 2012 terjadi peningkatan namun menurun pada Tahun 2013 dan 2014. Namun Rasio pengeluaran konsumsi non pangan dari Tahun 2011 hingga 2015 selalu menurun. hal ini disebabkan semakin meningkat total pengeluaran rumah tangga sedangkan pengeluaran non pangan tidak meningkat.

Tabel 2.123

Presentase konsumsi RT Non-Pangan Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Kuantan Singingi

N o Uraian Tahun 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 201 4 2 0 1 5 1

Total Pengeluaran RT Non Pangan (miliar) 428,74 444,41 394,43 375,84 n/a 2 Total Pengeluaran 8.322,45 8.984,29 9.874,20 10.814,74 89.051 3 Rasio 0,052 0,045 0,04 0,035 -

Sumber: BPS dan Bappeda Kuantan Singingi

2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Suatu fasilitas wilayah dan infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam hubungannya dengan ketersediaannya (availability) dalam mendukung aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antar-wilayah. Semakin lengkap ketersediaan wilayah/infrastruktur, semakin kuat dalam menghadapi daya saing daerah.

Gambaran umum kondisi daya saing daerah terkait dengan fasilitas wilayah/infrastruktur dapat dilihat dari aksesibilitas daerah, penataan wilayah, fasilitas bank dan non bank, ketersediaan air bersih, fasilitas listrik, ketersediaan

restoran dan rumah makan serta ketersediaan penginapan. Namun

demikian pembahasan berikut ini hanya meliputi infrastruktur yang memiliki peranan vital di Kabupaten Kuantan Singingi.

151 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005-2025

2.4.2.1 Ketaatan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Untuk menunjang Keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang berpedoman kepada RTRW, harus ada dukungan komitmen dari semua Pihak yang terlibat sesuai dengan peran dan fungsi masing - masing Untuk mewujudkan hal tersebut telah disiapkan perangkat - perangkat pendukung yaitu:

 Tersedianya rencana tata ruang yang terinci dan teknis yang merupakan penjabaran dari RDTR Kawasan

 Tersedianya aparat yang berkemampuan teknis memadai dan ditunjang dengan peralatan kerja yang mencukupi

 Tersedianya aparat yang khusus melakukan pemantauan pemanfaatan ruang yang secara struktural merupakan bagian dari unit kerja yang ada Pada tahun 2016 ini, Kabupaten Kuantan Singingi telah menyusun RTRW namun pengesahan RTRW tersebut belum dapat disahkan karena RTRW provinsi Riau masih dalam pembahasan pengesahan Perda RTRW.

2.4.2.2 Luas Wilayah Produktif

Luas wilayah produktif adalah persentase realisasi luas wilayah produktif terhadap luas rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW. Rasio luas wilayah produktif di Kabupaten Kuantan Singingi pada tahun 2011 hingga 2015 dapat dilihat dalam Tabel 2.124 di bawah ini. Pada tahun 2015 terjadi penurunan luas wilayah budidaya sebanyak 14.9% dibandingkan tahun 2014 sehingga rasio luas wilayah produktif pada tahun 2015 tersebut paling tinggi dibandingkan tahun lainnya. Selama tahun 2011 hingga 2015 rata – rata rasio wilayah produktif di Kabupaten Kuantan Singingi 7,14.

Tabel 2.124

Luas Wilayah Produktif Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Kuantan Singingi

No Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1. Luas wilayah produktif

(Ha) 55.385,49 58.393,23 58.393,23 58.393,23 58.393,23

2. Luas Seluruh wilayah

budidaya (Ha) 7.088,16 8.788,20 8.940,42 8.641,35 7.347,59

3. Rasio (1/2) 7,81 6,64 6,53 6,76 7,95

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Dalam skala kecamatan, rasio luas wilayah produktif tahun 2015 terlihat dalam Tabel Tabel 2.125 . Kecamatan Pucuk Rantau tercatat sebagai kecamatan yang memiliki rasio luas produktif terbesar yaitu 167,58 diikuti oleh Kecamatan

152 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005-2025

Singingi. Kecamatan Sentajo Raya merupakan kecamatan yang memiliki rasio luas wilayah produktif terkecil diikuti oleh Kecamatan Kuantan Hilir dan Kecamatan Kuantan Hilir Seberang. Rasio luas wilayah produktif ini sangat dipengaruhi oleh luas wilayah produktif.

Tabel 2.125

Persentase luas Wilayah Produktif Tahun 2015 Menurut Kecamatan Kabupaten Kuantan Singingi

No Kecamatan Luas Wilayah

Produktif (Ha)

Luas Seluruh Wilayah

Budidaya (Ha) Rasio

(1) (2) (3) (4) (5=3/4)

1 Cerenti 5.510,53 729,30 7,56

2 Inuman 703,15 661,11 1,06

3 Kuantan Hilir 236,57 245,67 0,96

4 Logas Tanah Darat 475,00 76,72 6,19

5 Pangean 1.150,20 940,27 1,22 6 Benai 5.124,32 742,62 6,90 7 Kuantan Tengah 2.168,30 802,54 2,70 8 Gunung Toar 2.168,30 710,64 2,82 9 Kuantan Mudik 2.003,07 843,36 6,99 10 Hulu Kuantan 5.898,52 255,71 4,52 11 Singingi 19.599,21 131,79 148,72 12 Singingi Hilir 2.640,00 73,50 35,92

13 Kuantan Hilir seberang 591,52 619,32 0,96

14 Sentajo Raya 412,32 451,04 0,91

15 Pucuk Rantau 10.724,85 64,00 167,58

Sumber : Bappeda (RTRW)

2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi

Iklim usaha yang baik jaminan keamanan usaha dan proses perijinan yang mudah merupakan beberapa pertimbangan bagi investor untuk melakukan investasi di suatu daerah. Secara umum kondisi keamanan Kabupaten Kuantan Singingi relatif kondusif dengan angka kriminalitas yang cenderung menurun. Berbagai gangguan keamanan dan ketertiban dimasyarakat dapat diatasi oleh aparatur pemerintah dan masyarakat dengan baik. Proses perijinan yang dalam berinvestasi dilaksanakan dengan pelayanan perijinan melalui Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman

153 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005-2025

Modal (BPTPM) Kabupaten Kuantan Singingi. Prosedur, lama mengurus dan keamanan perijinan merupakan kinerja utama pelayanan investasi. Setiap daerah berusaha memperbaiki iklim investasi untuk meningkatkan pendapatannya dalam pembiayaan pembangunan salah satu dengan cara memperbaiki regulasi, diantaranya adanya regulasi tentang perijinan serta pengenaan pajak dan retribusi daerah dengan tingkat biaya yang kompetitif.

2.4.3.1 Rasio Desa Swasembada

Tingkat perkembangan desa merupakan keadaan tertentu yang di capai oleh penduduknya dalam menyelenggarakan kehidupan dan mengelola sumber daya alam yang ada. Tingkat perkembangan desa berdasarkan Tiga Faktor, faktor ekonomi, sosio kultural, prasarana. Faktor ekonomi meliputi mata pencaharian penduduk dan produksi desa. Faktor sosio kultural meliputi adat istiadat, kelembagaan, pendidikan; dan gotong royong. Faktor prasarana berhubungan pemasaran dan sosial. Berdasarkan Faktor-faktor tingkat perkembangan desa dapat di bedakan menjadi tiga yaitu Pengertian Desa Swadaya, Swakarya, dan Swasembada. Desa swasembada adalah desa yang telah maju. Sampai dengan tahun 2015, desa swasembada di Kabupaten Kuantan Singingi sebanyak 12 Desa dari 218 desa, atau baru mencapai 5,05%.

2.4.3.2 Angka Kriminalitas

Daya saing daerah dan iklim berinvestasi dipengaruhi oleh angka kriminalitas. Tindak kriminal yang terjadi di suatu tempat, memunculkan rasa tidak aman bagi warganya. Berbagai bentuk kejahatan/kriminal seperti narkoba, pemalsuan uang, pencurian, penipuan, dan perampokan, maupun kekerasan dan kejahatan seksual, masih sering terjadi. Dengan masih adanya jumlah kejahatan yang tinggi ini, keleluasaan masyarakat untuk melakukan kegiatannya masing-masing menjadi terganggu. Angka kriminalitas kabupaten Kuantan Singingi tahun 2011 sampai dengan 2015 terlihat dalam Tabel 2.126. Angka kriminalitas mengalami penurunan pada tahun 2012, 2013, dan 2014, tetapi pada tahun 2015 kembali mengalami meningkat. Angka ini disebabkan oleh peningkatan kejahatan seksual sebanyak 45 kasus (41%).

154 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005-2025

Tabel 2.126

Angka Kriminalitas Tahun 2011 s/d 2015 Kabupaten Kuantan Singingi

N

o Jenis Kriminal

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Kasus Narkoba 19 16 38 36 28

2 Jumlah Kasus Pembunuhan 0 0 1 1 4

3 Jumlah Kejahatan Seksual 0 n/a n/a n/a 3

4 Jumlah Kasus Penganiayaan 40 35 31 n/a 45

5 Jumlah Kasus Pencurian 73 54 40 47 20

6 Jumlah Kasus Penipuan 11 12 6 16 10

7 Jumlah Kasus Pemalsuan Uang

0 0 n/a 0 0

8

Jumlah Tindak Kriminal selama 1 th 143 117 116 100 110

9 Jumlah penduduk 349.778 357.381 365.090 323.047 323.624

10 Angka Kriminalitas (8)/(9) 4,1 3,3 3,2 3,1 3,4

Sumber: Bappeda Kuantan Singingi

2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia 2.4.4.1 Kualitas Tenaga Kerja

Salah satu faktor penting dalam kerangka pembangunan daerah adalah menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM). Dengan semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan, maka diharapkan semakin baik kualitas SDM yang ada. Tenaga kerja merupakan faktor pendukung perekonomian suatu negara. Untuk memajukan perekonomian suatu segara diperlukan tenaga kerja yang berkualitas. Perkembangan rasio lulusan S1/S2/S3 di Kabupaten Kuantan Singingi selama periode 2011-2015 selalu menunjukan peningkatan sebagaimana yang ditunjukan dalam Tabel 2.127.

Pada tahun 2011 rasio lulusan S1/S2/S3 sebesar 211.4 dari jumlah penduduk meningkat menjadi 253.3 pada tahun 2015. Nilai rasio mengartikan bahwa dari tahun 2011 hingga 2015 selalu terjadi peningkatan jumlah lulusan S1/S2/S3 dari penduduk Kabupaten Kuantan Singingi. Rasio pada tahun 2015, 253.3 ini bermakna bahwa terdapat terdapat 253 orang lulusan S1/S2/S3 per 10.000 orang penduduk Kabupaten Kuantan Singingi.

155 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005-2025

Tabel 2.127

Rasio Lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Kuantan Singingi

NO Uraian Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah lulusan S1 6,992 7,265 7,959 7,355 7,784 2. Jumlah lulusan S2 399 394 426 408 404 3. Jumlah lulusan S3 5 7 9 8 8 4. Jumlah lulusan S1/S2/S3 7,396 7,666 8,394 7,771 8,196 5. Jumlah penduduk 349,778 357,381 365,090 323,047 323,624 6. Rasio lulusan S1/S2/S3 (4/5) 211.4 214.5 229.9 240.6 253.3

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2.4.4.2 Tingkat Ketergantungan

Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Tabel 2.128 memperlihatkan Rasio ketergantungan Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2011 hingga 2015 yang relatif meningkat walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 dan tahun 2014. Jika tahun 2011 rasio ketergantungan 0,469 namun pada tahun 2012 menurun menjadi 0,453. Pada tahun 2015 meningkat menjadi 0,478 dibandingkan pada tahun 2014 hanya sebesar 0,448. Nilai rasio ketergantungan pada tahun 2015 yang sebesar 0,478 ini bermakna bahwa 100 orang produktif menanggung beban 48 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi.

Bila membandingkan rata-rata rasio ketergantungan Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2011 hingga 2015 sebesar 0,465 dengan rasio ketergantungan Provinsi Riau tahun 2012 sebesar 0,555 dan rasio ketergantungan Nasional Indonesia tahun 2010 sebesar 0.513 maka rasio ketergantungan Kabupaten Kuantan Singingi masih lebih baik

156 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005-2025

Jika mencermati Tabel 2.128, peningkatan ketergantungan usia non produktif terhadap usia produktif terjadi karena peningkatan jumlah penduduk usia<15 tahun (5.89%) dan penurunan jumlah penduduk produktif usia 15 – 64 tahun (1,88%).

Tabel 2.128

Rasio Ketergantungan Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Kuantan Singingi

No Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah penduduk usia < 15 tahun 97,624 95,316 103,603 87,558 92,714

2. Jumlah penduduk usia > 64 tahun 13,993 16,161 13,920 12,356 11,975

3. Jumlah penduduk usia tidak produktif

(1) &(2) 111,617 111,477 117,523 99,914 104,689

4. Jumlah penduduk Usia 15-64 tahun 238,161 245,904 247,567 223,133 218,935

5. Rasio ketergantungan (3) / (4) 0.469 0.453 0.475 0.448 0.478

157 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005-2025

Tabel 2.129

Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuantan Singingi

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah Capaian kinerja Standar Interpretasi belum tercapai (<) sesuai (=) melampaui (>) 2011 2012 2013 2014 2015

1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1.1.1. Pertumbuhan PDRB ADHK 7,33 7,39 7,17 7,32 N/A 7,81 <

1.1.2. Laju inflasi N/A 2,04 9,89 7,89 3,20 6,00 <

1.2. Kesejahteraan Sosial

1.2.1 Pendidikan

1.2.1.1 Angka melek huruf 99,63 99,67 99,68 99,77 99,55 98,8 >

1.2.1.2 Harapan Lama Sekolah 11,47 11,63 11,79 11,96 12,64 11,66 >

1.2.1.3 Angka rata-rata lama sekolah 7,46 7,68 7,7 8,17 8,18 9,50 <

1.2.1.4 Angka Partisipasi Kasar

SD/MI 95,91 89,37 92,68 106,95 96,17 114,13 <

1.2.1.5 Angka Partisipasi Kasar

SMP/MTS 76,72 76,24 76,90 84,89 78,41 104,26 <

1.2.1.6 Angka Harapan Hidup 67,57 67,61 67,64 67,66 67,86 72,50 <

1.3 Seni Budaya dan Olahraga

1.3.1 Perkembangan Seni Budaya

1.3.1.1 Jumlah grup kesenian per

10.000 penduduk 91 188 197 210 297 297 =

1.3.1.2 Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk.

16 16 16 16 16 16 =

1.3.2. Perkembangan Olah Raga 1.3.2.1 Jumlah klub olahraga per 10.000

penduduk.

50 60 70 80 100 100 =

1.3.2.2 Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk.

3 3 3 3 3 3 =

2. ASPEK PELAYANAN UMUM

2.1 Pelayanan Urusan Wajib

2.1.1 Pendidikan

2.1.1.1 Pendidikan dasar

2.1.1.1.1 Angka partisipasi sekolah 95,91 89,37 92,68 106,95 96,17 100 <

2.1.1.1.2 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah

59,26 54,97 56,84 64,98 55,52 192 <

2.1.1.1.3 Rasio guru terhadap murid 860,16 870,72 865,53 883,69 762,71 625 <

2.1.1.2 Pendidikan menengah

2.1.1.2.1 Angka partisipasi sekolah 76,72 76,24 76,90 84,89 78,41 94,60 <

2.1.1.2.2 Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah

158 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005-2025 No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah Capaian kinerja Standar Interpretasi belum tercapai (<) sesuai (=) melampaui (>) 2011 2012 2013 2014 2015

2.1.1.2.3 Rasio guru terhadap murid 1.142,80 1.134,71 1.160,21 1.227,12 1.176,01 666 < 2.1.2 Kesehatan

2.1.2.1 Rasio posyandu per satuan

balita 7,73 7,71 8,47 8,81 10,56 10,00 >

2.1.2.2 Rasio puskesmas per satuan

penduduk 0,070 0,064 0,066 0,074 0,070 0,024 <

2.1.2.3 Rasio poliklinik per satuan

penduduk 0,021 0,034 0,049 0,068 0,083 0,049 >

2.1.2.4 Rasio pustu per satuan

penduduk 0,174 0,159 0,156 0,180 0,182

2.1.2.5 Rasio rumah sakit per satuan

penduduk 0,00304 0,00273 0,00273 0,00309 0,00309 0,250 <

2.1.2.6 Rasio dokter per satuan

penduduk 0,095 0,095 0,118 0,124 0,127 0,20 <

2.1.2.7 Rasio tenaga medis per

satuan penduduk 0,140 0,137 0,140 0,176 0,182

2.1.3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

2.1.3.1 Proporsi jalan dalam keadaan

baik 0,38 0,4 0,27 0,29 0,31 0,60 <

2.1.3.2 Rasio Jaringan Irigasi 12,70 12,70 12,70 12,70 12,70

2.1.3.3 Rasio Ruang Terbuka Hijau

per Satuan Luas Wilayah 0,179

0,185 0,216 0,216 0,216

2.1.3.4 Rasio Bangunan ber-IMB 0,81

2.1.4 Sosial

2.1.4.1 Jumlah panti asuhan 3 3 3 3 3 3 =

2.1.4.2 Jumlah anak asuh panti

asuhan 130 105 105 160 148 148 =

2.1.4.3 Jumlah jompo 2.452 3.800 4.065 4.065

2.1.4.4 Jumlah anak yatim 2.385 2.553 2.780 3.325

2.1.5 Pertanahan

2.1.5.1 Penyelesaian izin lokasi (%) 78 100 100 100 100 100 =

2.1.6 Lingkungan Hidup 2.1.6.1 Rasio tempat pembuangan

sampah terhadap jumlah penduduk

5,15 5,04 10,46 12,32 12,30

2.1.7 Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2.1.7.1 Rsio Penduduk Ber-KTP 0,371 0,865 0,887 0,735 0,819 1,00 <

2.1.8 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 2.1.8.1 Persentase Keluarga

Prasejahtera dan Keluarga Prasejahtera I

Terhadap Total Keluarga

28.76 19.84 23.68 23.45 n/a

2.1.9 Perhubungan

2.1.9.1 Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum

129.460 132.622 148.426 174.110 167.230

2.1.10 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

2.1.10.1 Jumlah Koperasi 254 260 263 270 275 275 =

2.1.10.2 Jumlah Usaha Kecil

159 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005-2025 No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah Capaian kinerja Standar Interpretasi belum tercapai (<) sesuai (=) melampaui (>) 2011 2012 2013 2014 2015 2.1.11 Penanaman Modal

2.1.11.1 Jumlah investor PMDN/PMA 15 15 16 20 25 25 =

2.1.11.2 Rasio daya serap tenaga

kerja 650,8 658,8 680,8 562,2 519,3 632,2 >

2.2 Pelayanan Urusan Pilihan

2.2.2 Perikanan

2.2.2.1 Jumlah keramba (unit) 229 188 205 205 168

2.2.2.2 Luas kolam ikan (Ha) 204,18 204,18 204,18 204,18 204,18

2.2.2.3 Produksi Kolam (Kg) 2.059,416 3.395,056 3.669,729 4.071,879 3.158,862 2.2.1 Pertanian

2.2.1.1 Perkebunan

2.2.1.1.1 Produksi karet (ton) 55.617 56.299 71.150 80.825 85.100

2.2.1.1.2 Produksi kelapa sawit (ton) 325.380 328.540 441.953 455.492 461.961

2.2.1.1.3 Produksi kakao (ton) 1.816 1.824 656 661 669

2.2.1.2 Tanaman Pangan 2.2.1.2.1 Produktivitas padi sawah per

hektar (ton/ha)

4,52 4,04 >

2.2.1.2.2 Produksi padi sawah (ton) 52.823,64

2.2.1.3 Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB atas dasar Hb

57,47 56,84 57,34 56,98

2.2.1.4 Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB atas dasar Hk

52,49 51,80 52,13 52,42

3. ASPEK DAYA SAING DAERAH

3.1 Kemampuan Ekonomi Daerah

3.1.1 Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita

3.1.1.1 Rasio konsumsi rumah

tangga per kapita 96,382 101,435 121,444

3.1.2 Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita

3.1.2.1 Rasio konsumsi non pangan

perkapita 0,052 0,045 0,04 0,035 -

3.2 Fasilitas Wilayah/Infrastuktur

3.2.1 Luas Wilayah Produktif (Ha) 55.385,49 58.393,23 58.393,23 58.393,23 58.393,23 3.2.2 Luas Wilayah Budidaya (Ha) 7.088,16 8.788,20 8.940,42 8.641,35 7.347,59

3.2.3 Rasio Luas Wilayah Produktif 7,81 6,64 6,53 6,76 7,95

3.3 Iklim Berinvestasi

3.3.1 Angka Kriminalitas 4,1 3,3 3,2 3,1 3,4

3.4 Sumber daya Manusia

3.4.1 Kualitas Tenaga Kerja

3.4.1.1 Rasio Lulusan S1/S2/S3 211.4 214.5 229.9 240.6 253.3

160 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

161 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005-2025

BAB III

Dokumen terkait