• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Daya Saing Daerah

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 150-155)

2008 2009 2010 2011 2012 I Kunjungan wisata (tamu asing) 188 129 215 182 183

2.4 Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, nasional atau internasional.

Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah Kabupaten Mamasa dilakukan terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, dan pengeluaran konsumsi non pangan per kapita.

Berikut ini disajikan hasil analisis dari beberapa indikator kinerja pada fokus kemampuan ekonomi daerah sebagai berikut:

a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (angka konsumsi RT per kapita)

Hasil analisis konsumsi RT perkapita, dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.112

Angka Konsumsi RT per Kapita

Tahun 2008 s.d 2012 Di Kabupaten Mamasa

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 2 3 4 5 6 7

1. Total Pengeluaran RT *) *) 291.085 368.728 499.089 2. Jumlah RT *) *) 32.268 33.825 34.508 3. Rasio (1./2.) - - 9,02 10,90 14,46 *) Data tidak tersedia

Sumber : BPS Kab. Mamasa

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa perkembangan rasio atau angka konsumsi rumah tangga di Kabupaten Mamasa sejak tahun 2010 s/d 2012 mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Mamasa terjadi peningkatan ekonomi daerah sejak tahun 2010 s/d 2012.

b. Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita (persentase konsumsi RT untuk non pangan)

Untuk menghitUng jumlah konsumsi non pangan perkapita, dapat disajikan ke dalam contoh tabel sebagai berikut:

Tabel 2.113

Pengeluaran Perkapita Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran Tahun 2008 s.d 2012 Di Kabupaten Mamasa

NO Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Total pengeluaran

RT non pangan *) *) 108.293 142.815 203.087 2. Total pengeluaran *) *) 291.085 368.728 499.089

3. Rasio - - 0,37 0,39 0,41

*) Data tidak tersedia

2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

a. Ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Untuk menghitung ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sampai dengan 31 Desember 2012 belum tersedia datanya.

b. Luas wilayah produktif

Prosentase Luas wilayah produktif sampai dengan 31 Desember 2012 belum tersedia datanya karena belum ada pengwilayahan wilayah produktif

2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim berinvestasi adalah kondisi keamanan dan ketertiban, kemudahan perijinan, pengenaan pajak daerah serta peraturan daerah yang mendukung iklim usaha.

Keamanan dan ketertiban di Kabupaten mamasa tahun 2012 dalam keadaan kondusip hal ini menjadi penunjang bagi investor untuk menjalankan usahanya di Kabupaten Mamasa.Kemudahan perijinan adalah proses pengurusan perijinan yang terkait dengan persoalan investasi relatif sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi pemerintah daerah Kabupaten Mamasa untuk menetapkan standar operasionalnya.

2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan pembangunan nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional. Disamping itu juga mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu

dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional. Kualitas sumberdaya manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya saing daerah dan perkembangan investasi di daerah. Indikator kualitas sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat ketergantungan penduduk untuk melihat sejauhmana beban ketergantungan penduduk.

Pada aspek sumberdaya manusia, Mamasa memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat di Provinsi Sulawesi Barat. Di Kabupaten Mamasa ada sebanyak 67.299 jiwa penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja pada tahun 2012, yang terdiri dari 37.183 laki-laki dan 30.116 perempuan.

Jumlah penduduk yang bekerja terbanyak ada di kelompok penduduk berusia 30– 34 tahun.Analisis kinerja atas sumber daya manusia dilakukan terhadap indikator rasio ketergantungan dan rasio lulusan S1/S2/S3.

a. Kualitas Tenaga Kerja

Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka pembangunan daerah adalah menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk

yang telah menyelesaiakan S1, S2 dan S3. Tingkat pendidikan tenaga kerja di Kabupaten Mamasa disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.114

Rasio Lulusan S1/S2/S3

Di Kabupaten Mamasa Tahun 2010 s/d 2012

No. Uraian 2010 2011 2012 1 Jumlah Lulusan S1/S2/S3 6.542 10.724 9.377 2 Jumlah Penduduk 140.082 142.416 146.292 3 Rasio lulusan S1/S2/S3 4,67 7,53 6,41

Sumber : BPS Kab. Mamasa

b. Tingkat ketergantungan (rasio ketergantungan)

Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi. Rasio ketergantungan di Kabupaten Mamasa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.115

Rasio Ketergantungan Tahun 2008 s.d 2012 Di Kabupaten Mamasa

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah penduduk usia < 15

tahun *) * ) 53.080 53.963 52.476 2. Jumlah penduduk usia > 64

tahun *) *) 6.422 6.518 6.734

3. Jumlah penduduk usia tidak

produktif (1) &(2) *) *) 59.502 60.481 59.210 4. Jumlah penduduk Usia

15-64 tahun *) *) 80.580 81.935 87.082 5. Rasio ketergantungan (3) /

(4) *) *) 74% 74% 68%

*) Data tidak tersedia

Sumber :Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mamasa

Dari data di atas terlihat bahwa rasio ketergantungan di Kabupaten Mamasa tahun 2010 s/d 2012 mengalami penurunan dari 74% menjadi 68%. Ini menunjukkan bahwa beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi semakin menurun dari tahun 2010 s/d 2012.

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 150-155)

Dokumen terkait