• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan Sipil

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 90-95)

NO. TAHUN ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1000 KELAHIRAN HIDUP

C. Catatan Sipil

Untuk mendapatkan data penduduk yang sudah terdaftar dalam catatan sipil, dapat dihitung berdasarkan kepemilikan KTP, KK, Akte lahir dan Akte Nikah. Jumlah penduduk Kabupaten Mamasa menurut kepemilikan KTP, KK, Akte Lahir & Akte Nikah disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 2.65

Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan KTP, KK, Akte Lahir, Akte Nikah di Kab. MamasaTahun 2012

No. Uraian NILAI

1 Jumlah Penduduk Wajib KTP 147.831

2 Jumlah Penduduk Ber-KTP 27.032

3 Jumlah Penduduk Yang Telah Memiliki KK 52.894 4 Jumlah Akte Kelahiran yang diterbitkan tahun

2008 s/d 2012 4.547

5 Jumlah Akta Nikah yang diterbitkan sejak

tahun 2011 s/d 2012 266

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Mamasa 2.3.1.11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Dalam rangka pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak diperlukan akses seluas-luasnya terhadap perempuan untuk berperan aktif di semua bidang kehidupan dalam rangka pemberdayaan untuk menuju kesetaraan gender. Untuk mengetahui peran aktif perempuan dapat diukur dari partisipasi perempuan di lembaga pemerintah maupun swasta, besarnya angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Kabupaten Mamasa Tahun 2012 disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.66

Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerinta Tahun 2012 di Kabupaten Mamasa

No. Uraian Jumlah

1 Jumlah Pekerja perempuan di Lembaga

Pemerintah 1.927

2 Persentase Pekerja Perempuan di Lembaga

Pemerintah (%) 43,25

Sumber : BPS Kabupaten Mamasa

Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Jenis kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya, meliputi:

a. Kekerasan fisik; adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat

b. Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang.

c. Kekerasan seksual meliputi : (I) pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut; (II) pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu.

d. Penelantaran rumah tangga dimana setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Penelantaran juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut.

Rasio KDRT adalah jumlah KDRT yang dilaporkan dalam periode 1 (satu) tahun per 1.000 rumah tangga. Pada Tahun 2012 Kasus KDRT di Kabupaten Mamasa yang dilaporkan sebanyak 2 kasus, ini menunjukkan bahwa rasio KDRT di Kabupaten Mamasa Tahun 2012 adalah 0,06.

2.3.1.12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melaluiprogram Keluarga Berencana (KB). Selain melalui penundaan usia perkawinanpertama, partisipasi masyarakat dalammembantu pemerintah menanganimasalah kependudukan adalah berupakesadaran masyarakat untukmensukseskan program KeluargaBerencana. Salah satu tujuan program iniadalah untuk meningkatkankesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia dansejahtera melalui pembatasan danpengaturan jarak kelahiran.Salah satu indikator keberhasilan keluarga berencana adalah penurunan rata-rata jumlah anak per keluarga.Persentase wanita berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut jumlah anak yang dilahirkan hidup di Kabupaten Mamasa Tahun 2012 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 2.67

Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke atas yang pernah Kawin Menurut Jumlah Anak Dilahirkan Hidup

Di Kabupaten Mamasa Tahun 2012

No. Uraian Persentase

1 Wanita 10 tahun ke ataspernah kawin Belum/Tidak

Melahirkan Anak 4,30

2 Wanita 10 tahun ke ataspernah kawin melahirkan

anak lahir hidup sebanyak 1 9,84

3 Wanita 10 tahun ke ataspernah kawin melahirkan

anak lahir hidup sebanyak 2 20,49 4 Wanita 10 tahun ke ataspernah kawin melahirkan

anak lahir hidup sebanyak 3 atau lebih 16,39 5 Wanita 10 tahun ke ataspernah kawin melahirkan

anak lahir hidup sebanyak 4 atau lebih 48,98 6 Wanita 10 tahun ke ataspernah kawin melahirkan

anak lahir hidup sebanyak lebih dari2 65,37 Sumber : BPS Kab. Mamasa

Berdasarkan tabel diatas, hampir separuh wanita 10 tahun keatas pernah kawin yang melahirkan anak lahir hidup lebih dari 2, yakni ada 65,37 persen dengan perincian 16,39 persen melahirkan anak lahir hidup sebanyak 3 dan 48,98 persen melahirkan anak lahir hidup sebanyak 4 atau lebih. Hal ini menunjukkan bahwa Program KB dengan semboyan “Dua Anak Cukup” belum terlalu diperhatikan masyarakat, terlihat dengan hanya 20,49 persen wanita 10 tahun ke atas pernah kawin melahirkan anak lahir hidup sebanyak 2 dan 9,84 persen melahirkan 1 anak lahir hidup serta ada 4,30 persen belum/ tidak melahirkan anak lahir hidup.

Besarnya angka partisipasi KB (akseptor) menunjukkan adanya upaya pengendalian jumlah penduduk. Rasio akseptor KB di Kabupaten Mamasa Tahun 2012 disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.68

Persentase Akseptor KB Di Kabupaten Mamasa Tahun 2012

No. Uraian Jumlah

1

Persentase wanita usia 15-49 tahun yang berstatus kawin/pernah kawin adalah Peserta KB aktif

65,23

2

Persentase wanita usia 15-49 tahun yang berstatus kawin/pernah kawin yang tidak menggunakan lagi alat kontrasepsi

14,77

3

Persentase wanita usia 15-49 tahun yang

berstatus kawin/pernah kawin yang tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi

20 Sumber : BPS Kab. Mamasa

2.3.1.13 Sosial dan Ketenaga Kerjaan

Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Tenaga kerja (man

power) adalah penduduk dalam usia kerja (dalam literatur 15-64 tahun). Di

Indonesia dipakai batasan umur 10 tahun. Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam usia kerja dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa, jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.

Tabel 2.69

Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial dan Ketenaga Kerjaan di Kabupaten Mamasa Tahun 2012

NO IKK RUMUS CAPAIAN

KINERJA

1

Sarana Sosial seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi

Menunjukkan jumlah sarana sosial seperti panti jompo, panti asuhan, panti rehabilitasi,

Rumah singgah dll.

NO IKK RUMUS CAPAIAN KINERJA 2 Persentase penyandang cacat(fisik,mental) Lansia

Jumlah Penyandang Cacat dan Lansia yang telah menerima bantuan = 295

Jumlah Penyandang Cacat dan Lansia = 326

90,49%

3

PMKS yang memperoleh bantuan sosial

Jumlah PMKS yang diberikan bantuan = 8.053

Jumlah PMKS yang seharusnya dibantu = 8.053

100%

4 Tingkat partisipasi angkatan kerja Jamsostek

Jumlah pekerja/buruh peserta Jamsostek Aktif = 0

Jumlah pekerja/buruh = 165

0%

5 Pencari kerja yang ditempatkan

Jumlah pencari kerja yang ditempatkan = 0 Jumlah pencari kerja yang mendaftar = 1.809

0% Sumber : LPPD Kabupaten Mamasa Tahun 2012

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 90-95)

Dokumen terkait