• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Institusi Pendidikan Sebagai Aspek Pengembangan

2.2.2 Aspek Ekonomi Pendidikan

A. Jasa Pendidikan Sebagai Industri Tenaga kerja Terdidik

Konsep pembangunan dalam bidang sosial ekonomi sangat beragam tergantung konteks pengggunaanya. Ahli-ahli ekonomi mengembangkan teori pembangunan yang didasari kepada kapasitas produksi tenaga manusia di dalam proses pembangunan, yang kemudian dikenal dengan istilah Invesment in Human

Capital. Teori ini didasari pertimbangan bahwa cara yang paling efisien dalam

melakukan pembangunan nasional suatu negara terletak pada peningkatan kemampuan masyarakatnya. Selain itu dihipotesiskan pula bahwa faktor utama yang mendukung pembangunan adalah pendidikan masyarakat.

Teori human capital mengasumsikan bahwa pendidikan formal merupakan instrumen terpenting untuk menghasilkan masyarakat yang memiliki produktifitas yang tinggi. Menurut teori ini pertumbuhan dan pembangunan memiliki 2 syarat, yaitu

1. Adanya pemanfaatan teknologi tinggi secara efisien,

Sumber daya manusia seperti itu dihasilkan melalui proses pendidikan. Hal inilah yang menyebabkan teori human capital percaya bahwa investasi dalam pendidikan sebagai investasi dalam meningkatkan produktivitas masyarakat. Asumsi dasar yang melandasi keharusan adanya hubungan pendidikan dengan penyiapan tenaga kerja adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk meningkatkan keterampilan dan pengatahuan untuk bekerja. Dengan kata lain, pendidikan menyiapkan tenaga-tenaga yang siap bekerja.

Sebagai fungsi investasi, pendidikan memberikan sumbangan yang berarti dalam kenaikan tingkat kehidupan, kualitas manusia dan pendapatan nasional, terutama dalam hal-hal berikut:

1. Proses belajar mengajar menjamin masyarakat yang terbuka (yaitu masyarakat yang senantiasa beresedia untuk mempertimbangkan gagasan-gagasan dan harapan-harapan baru serta menerima sikap dan proses baru tanpa harus mengorbankan dirinya).

2. Sistem pendidikan menyiapkan landasan yang tepat bagai pembangunan dan hasil-hasil riset (jaminan melekat untuk pertumbuhan masyarakat modern yang berkesinambungan). Investasi pendidikan dapat mempertahankan keutuhan dan secara konstan menambah persediaan pengetahuan dan memungkinkan riset dan penemuan metode serta teknik baru yang berkelanjutan.

3. Apabila dalam setiap sektor ekonomi kita dapatkan segala faktor yang dibutuhkan masyarakat kecuali tenaga kerja yang terampil, maka investasi dalam sektor

pendidikan akan menaikan pendapatan perkapita dalam sektor tersebut, kecuali bila struktur sosial yang hidup dalam masyarakat tersebut tidak menguntungkan. 4. Sistem pendidikan menciptakan dan mempertahankan penawaran keterampilan

manusia di pasar perburuhan yang luwes dan mampu mengakomodasi dan beradaptasi dalam hubungannya dengan perubahan kebutuhan akan tenaga kerja dan masyarakat teknologi modern yang sedang berubah Menurut Komaruddin ( Lisnawati, 2008).

Menurut Backer (1962) bahwa investasi dalam pendidikan memusatkan perhatian pada manusia sebagai sumber daya yang akan menjadi modal (human capital) bagi capital berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang mempengaruhi real income masa yang akan datang melalui penempatan sumber daya dalam bentuk manusia. Human capital di sini merujuk pada tenaga kerja sebagai suatu faktor produksi yang menghubungkan aspek non-ekonomi pendidikan terhadap aspek ekonomi lainnya yang mempunya dua ciri esensial, (Lisnawati, 2008) yaitu :

1. Kualitas tenaga kerja sebagai suatu input produktif tidak dapat dibagi dan digunakan secara terpisah.

2. Kemampuan tenaga kerja tersebut tidak dapat dipindahkan kepada orang lain. Dalam kaitan ini Ace Suryadi dalam Lisnawati (2008) mengungkapkan bahwa menurut teori human capital yang tercermin dalam keterampilan, pengetahuan dan produktivitas kerjanya. Lebih lanjut dikemukakannya bahwa ada model investasi dalam bentuk sumber daya manusia yang secara langsung atau tidak melakukan hubungan antara indikator pendidikan di satu pihak dan indikator ekonomi di lain

pihak. Model yang dimaksudkan adalah model analisis biaya dan keuntungan pendidikan (cost benefit analysis). Model ini merupakan metodologi yang sangat penting dalam melakukan analisis untuk investasi pendidikan dan dapat membantu pengambilan keputusan untuk memutuskan dan memilih diantara alternatif alokasi sumber-sumber pendidikan yang terbatas agar mampu memberikan kemampuan yang paling tinggi.

B. Peran Institusi Pendidikan Sebagai Sektor Penggerak Ekonomi

Jasa pelayanan pendidikan skala regional merupakan pasar potensial bagi kegiatan sektor ekonomi lain yang terkait dengannya. Peningkatan jumlah populasi sebagai akibat migrasi karena pendidikan berarti peningkatan akan permintaan barang-barang kebutuhan. Menurut Pappas dan Hirschey (1995) Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh para pelanggan selama periode tertentu berdasarkan sekelompok kondisi tertentu. Dengan kata lain, permintaan adalah jumlah total yang rela dan mampu dibeli oleh para langganan. Kerangka waktu tersebut dapat satu jam, satu hari, satu tahun, atau periode lainnya. Kondisi-kondisi yang harus dipertimbangkan mencakup harga barang yang bersangkutan, harga dan ketersediaan barang yang berkaitan, perkiraan akan perubahan harga, pendapatan konsumen, selera dan preferensi konsumen, pengeluaran periklanan dan sebagainya. Jumlah produk yang siap dibeli oleh para konsumen, yaitu permintaan produk tersebut, bergantung pada semua faktor ini.

Untuk kegiatan ekonomi lainnya yang berorientasi pasar fokus utamanya adalah pada permintaan pasar, tetapi permintaan pasar semata-mata merupakan gabungan dari permintaan individual atau pribadi, dan gagasan tentang hubungan permintaan pasar diperoleh dengan memahami sifat permintaan individual. Permintaan individual ditetapkan oleh dua faktor :

1). Nilai yang dikaitkan dengan pemerolehan dan penggunaan barang atau jasa yang bersangkutan

2). Kemampuan untuk memperolehnya. Keduanya diperlukan untuk permintaan individual yang efektif.

Terdapat dua model dasar untuk permintaan individual, yaitu : satu, yang dikenal sebagai teori perilaku konsumen, berkaitan dengan permintaan langsung untuk produk-produk konsumsi pribadi. Model ini sesuai untuk menganalisis permintaan individual atas barang dan jasa yang secara langsung memuaskan keinginan konsumen. Dalam model ini, nilai suatu barang atau jasa, atau utilitasnya, adalah faktor penentu utama dari permintaan individual. Para individu dipandang berusaha untuk memaksimumkan utilitas total atau kepuasan yang diberikan oleh barang dan jasa yang mereka peroleh dan konsumsi. Proses optimisasi ini mengharuskan para konsumen untuk mempertimbangkan utilitas marginal (keuntungan berupa kepuasan) dalam memperoleh unit-unit tambahan satu produk tertentu atau dalam memperoleh unit-unit tambahan satu produk tertentu atau dalam memperoleh satu produk dibandingkan produk lainnya. Karakteristik produk,

preferensi (selera) individual dan kemampuan untuk membayar adalah faktor-faktor penentu yang penting dari permintaan langsung.

Kedua, Barang-barang dan jasa lainnya diperoleh bukan karena nilai konsumsi langsung mereka, melainkan karena merupakan masukan penting dalam pembuatan atau distribusi produk. Barang dan jasa yang diminta bukan untuk konsumsi pribadi akhir secara langsung tetapi untuk penggunaan mereka dalam menyediakan barang dan jasa lain. Kita mengatakan bahwa permintaan mereka diturunkan dari permintaan akan produk di mana mereka dipergunakan dalam pembuatannya. Jadi, permintaan untuk semua masukan yang dipergunakan oleh sebuah perusahaan adalah permintaan turunan. Dengan kata lain, permintaan turunan adalah permintaan untuk masukan yang dipergunakan dalam produksi.

Berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan, maka barang-barang kebutuhan yang dimaksud cenderung merupakan konsumsi langsung bagi konsumen (mahasiswa, dosen dan karyawan) seperti makan, tempat tinggal, penggandaan dan percetakan, dan lain-lain. Namun apabila dikaitkan kembali dengan produk akhir jasa pendidikan berupa ilmu pengetahuan, maka yang dapat dikategorikan sebagai barang konsumsi tidak langsung adalah jasa kursus pendukung lainnya serta barang-barang berupa buku-buku referensi pendidikan.

Dokumen terkait