• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2 Penelitian Terdahalu

3.1.6 Aspek Lingkungan Bisnis

Menurut Umar (2008), lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua lingkungan yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua kategori yaitu: lingkungan jauh dan lingkungan industri. Lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada di perusahaan.

3.1.6.1Analisis Lingkungan Internal

Menurut Jauch dan Glueck (1991), analisis lingkungan internal adalah proses dimana perencanaan strategi mengkaji pemasaran dan distribusi perusahaan, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumberdaya dan karyawan perusahaan-perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana kekuatan dan kelemahan perusahaan. Menurut Hunger dan Wheelen (2003), lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada dalam organisasi tetapi tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Kekuatan merupakan faktor-faktor yang merupakan keunggulan bersaing yang dimiliki oleh organisasi di pasar sasaran. Kelemahan merupakan faktor-faktor yang menjadi kelemahan organisasi dibandingkan dengan pesaingnya dalam pasar.

Menurut Kotler (2005), setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda-beda, karena itu penting bagi sebuah organisasi untuk mengetahui dengan jelas apa kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi agar dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada di luar organisasi. Selain itu juga, mengetahui peluang yang menarik dilingkungannya, organisasi perlu juga memiliki keahlian tertentu supaya berhasil memanfaatkan

peluang tersebut. Menurut David (2006), adapun lingkungan-lingkungan internal perusahaan, adalah:

1. Faktor Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpin, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut David (2006) terdapat lima fungsi manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian.

2. Faktor Keuangan dan Akuntansi

Keuangan dan akuntansi merupakan dana yang dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah: kemampuan perusahaan memupuk modal jangka pendek dan jangka panjang, beban yang harus dipikul sebagai upaya memperoleh modal tambahan, hubungan baik dengan penanam modal dan pemegang saham, pengelola keuangan, struktur modal kerja, pemantauan penyebab inefisiensi dan sistem akunting yang andal. 3. Faktor Produksi dan Operasi

David (2006), fungsi produksi/operasi dari suatu bisnis terdiri dari semua aktifitas yang mengubah bahan baku menjadi barang/jasa. Manajemen produksi/operasi berhubungan dengan input, transformasi, dan output yang bervariasi antar industri dan pasar. Manajemen produksi/operasi terdiri atas lima area keputusan atau fungsi yaitu : proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas. Fungsi dasar dari manajemen produksi/operasi, adalah:

a) Proses

Keputusan proses berhubungan dengan desain dari sistem produksi fisik. Keputusan spesifik mencakup pilihan teknologi yang digunakan dalam proses produksi, pendayagunaan sumberdaya manusia dan peralatan, dan layout fasilitas. b) Kapasitas

Keputusan kapasitas berhubungan dengan penentuan tingkat output yang optimal untuk organisasi. Tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal. Keputusan spesifik mencakup peramalan, perencanaan fasilitas, perencanaan agregat, pedjadwalan, dan perencanaan kapasitas.

c) Persediaan

Keputusan persediaan mencakup pengelolaan tingkat bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi. Keputusan spesifik mencakup apa yang harus dipesan, kapan harus memesan, berapa banyak yang harus dipesan, dan penanganan bahan baku.

d) Tenaga Kerja

Keputusan tenaga kerja berhubungan dengan pengelolaan karyawan yang terampil dan tidak terampil. Keputusan spesifik berhubungan dengan desain pekerjaan, standar kerja, dan teknik motivasi.

e) Kualitas

Keputusan kualitas ditujukan untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang diproduksi berkualitas tinggi. Keputusan spesifik berhubungan dengan pengendalian kualitas dan pengendalian biaya.

4. Faktor Pemasaran

David (2006), pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Menurut Kotler (2005), terdapat empat macam bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi.

5. Faktor Sumberdaya Manusia

Manusia merupakan sumberdaya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di kalangan karyawan perusahaan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam aspek sumberdaya manusia adalah langkah-langkah yang jelas mengenai manajemen sumberdaya manusia, keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas, dan sistem imbalan (Umar, 2008).

3.1.6.2Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perencanaan strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Menurut David (2006), kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu: kekuatan ekonomi, kekuatan sosial,

budaya, dan demografi, kekuatan politik, hukum, dan pemerintahan, kekuatan teknologi, dan kekuatan kompetitif.

1. Faktor Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk juga iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat hendaknya bersama-sama mempertahankan dan meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi agar perusahaan dapat bergerak maju. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah: ketersediaan kredit, inflasi, suku bunga, tingkat produktivitas tenaga kerja, dan fruktuasi harga.

Jauch dan Glueck (1991), mengatakan bahwa perekonomian pada waktu sekarang dan dimasa yang akan datang dapat mempengaruhi keuntungan dan strategi perusahaan. Faktor-faktor ekonomi spesifik yang dianalisis dan diagnostik kebanyakan perusahaan termasuk : (1) tahapan siklus bisnis yang terjadi, (2) gejala inflasi dan deflasi yang terjadi, (3) kebijakan keuangan, suku bunga, dan devaluasi atau revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing, (4) kebijakan fiskal, dan (5) neraca perdagangan, surplus atau defisit dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri.

2. Faktor Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

David (2006), perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Variabel utama dalam sosial, budaya, demografi, dan lingkungan, adalah: perilaku konsumsi, pertumbuhan penduduk, kepedulian terhadap etika, dan rata-rata tingkat pendidikan.

3. Faktor Teknologi

Umar (2008), organisasi harus terus mengikuti perubahan teknologi yang mempengaruhi industrinya agar dapat terus mendorong inovasi dalam organisasi. Teknologi dapat menciptakan peluang bagi organisasi agar dapat berproduksi dengan lebih efisien dan efektif. Kemajuan dalam teknologi berdampak pada produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi kompetitif perusahaan. Kemajuan teknologi

mampu menciptakan pasar baru dengan penciptakan produk baru dan produk yang disempurnakan serta merubah posisi biaya kompetitif dalam suatu industri. Kemajuan teknologi dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih baik bagi perusahaan.

4. Faktor Politik, Hukum dan Pemerintah

Tindakan pemerintah dapat memperbesar peluang dan hambatan terhadap usaha yang dijalankan, maupun memperkecil keduanya. Tindakan pemerintah tersebut meliputi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dan umumnya berhubungan dengan faktor ekonomi dan politik. Oleh sebab itu, perusahaan harus meneliti lingkungan, mencoba mempengaruhi kebijakan pemerintah, dan mencoba memanfaatkan peluang serta meredakan ancaman yang ditimbulkan kebijakan pemerintah.

Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha dalam berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, demikian juga sebaliknya. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang dengan baik, adalah: undang-undang tentang perburuhan dan lingkungan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan sistem perpajakan.

5. Faktor Kompetitif

Bagian yang penting dalam audit eksternal adalah mengidentifikasikan perubahan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman, tujuan, dan strategi. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan hal yang penting untuk keberhasilan formulasi strategi. Identifikasi pesaing utama tidak selalu mudah karena banyak perusahaan memiliki divisi yang berkompetitif dalam industri yang berbeda (David, 2006).

(Limbong, 2008) menyatakan bahwa persaingan mencakup semua tawaran dari pesaing serta barang pengganti yang aktual dan potensial yang mungkin dipertimbangkan oleh seseorang pembeli. Berdasarkan tingkat kemampuan produk untuk menggantikan, ada empat tingkat persaingan, adalah:

1. Persaingan merek dimana sebuah perusahaan memandang perusahaan lain yang menawarkan produk atau jasa serupa, dengan melayani pelanggan yang sama dan harga yang sama dengan pesaing.

2. Pesaing industri dimana perusahaan memandang sebuah perusahaan yang menghasilkan jenis produk yang sama dengan pesaing.

3. Pesaing bentuk dimana sebuah perusahaan memandang semua perusahaan penghasil produk yang memasok jasa yang sama sebagai pesaing.

4. Pesaing generik dimana perusahaan melihat semua perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan konsumen yang sama.

Umar (2008), menyatakan bahwa aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti peluang-ancaman dan kekuatan-kelemahan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis. Analisis ini dapat menentukan seberapa menarik suatu industri untuk dimasuki dan untuk melihat faktor-faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan pada industri tersebut. Analisis ini juga untuk mencari gambaran tentang peluang dan ancaman bisnis yang diakibatkan oleh strategi dan perilaku bisnis sekelompok perusahaan yang saling bersaing.

Model lima kekuatan Porter mengenai analisis persaingan merupakan pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri. Intensitas persaingan diantara perusahaan yang sama bervariasi tergantung pada industri. Menurut Porter (2007), sifat persaingan dalam suatu industri dapat dilihat sebagai gabungan dari lima kekuatan :

1) Persaingan diantara pesaing yang ada

Persaingan diantara pesaing yang ada biasanya yang paling berpengaruh diantara lima kekuatan. Persaingan diantara pesaing akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja yang dijalankan perusahaan. Strategi ini dapat berhasil hanya jika strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Menurut Porter (2007), tingkat persaingan itu dipengaruhi beberapa faktor, adalah:

a. Jumlah kompetitor atau pesaing mempengaruhi tingkat persaingan. Kompetitor harus dilihat dari beberapa sisi seperti jumlah, ukuran, dan kekuatannya.

b. Tingkat pertumbuhan industri yang besar biasanya menyediakan sejumlah peluang bagi perusahaan untuk tumbuh bersama industrinya. Pertumbuhan industri yang lambat sebaiknya tidak direspon dengan ekspansi pasar kecuali perusahaan mampu mengambil pangsa pasar pesaing. Kondisi ini dapat menimbulkan tren penurunan harga atau terjadinya perang harga.

c. Karakteristik produk. Produk hendaknya tidak sekedar menyediakan kebutuhan dasar, tetapi juga memiliki suatu perbedaan (diferensiasi) atau nilai tambah.

d. Biaya tetap yang besar. pada jenis industri yang mempunyai total biaya tetap yang besar, perusahaan yang beroperasi pada skala ekonomi yang tinggi. Hal ini menyebabkan perusahaan menjual produk di bawah biaya produksi.

e. Kapasitas selalu berkorelasi dengan biaya produksi per unit. Produksi pada kapasitas tinggi diperlukan untuk menjaga efisiensi biaya per unit. Penambahan fasilitas produksi dapat dilakukan apabila perusahaan mampu berproduksi pada tingkat yang maksimal.

f. Hambatan keluar menyebabkan perusahaan untuk tidak keluar dari industri 2) Masuknya pendatang baru

David (2006), ketika perusahaan baru masuk dengan mudah ke dalam industri tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. Tetapi, hambatan untuk masuk dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi dengan cepat, kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, tingginya kesetian pelanggan, besarnya kebutuhan akan modal, kurangnya jalur distribusi yang memadai, peraturan pemerintah, tarif/pajak, kurangnya akses terhadap bahan baku, lokasi yang kurang menguntungkan, dan serangan balasan dari perusahaan yang sudah mapan.

Perusahaan baru kadang-kadang memasuki bisnis dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih murah, dan sumberdaya pemasaran yang besar. Dengan demikian, tugas penyusun strategi adalah untuk mengidentifikasikan perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar, untuk memonitor strategi pesaing baru, untuk menyiapkan serangan balasan apabila dibutuhkan, serta untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada saat ini.

3) Ancaman produk pengganti (subsitusi)

Adanya produk pengganti menempatkan batas atas dari harga yang dapat ditetapkan sebelum konsumen akan pindah ke produk pengganti. Tekanan persaingan dari produk meningkat jika harga relatif dari produk pengganti turun dan jika biaya konsumen untuk pindah menurun. Kekuatan persaingan dari produk pengganti paling baik jika diukur dengan pangsa pasar yang didapat oleh produk tersebut, disamping memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar.

4) Kekuatan tawar-menawar pembeli

Jika pelanggan terkonsentrasi atau jumlahnya besar, atau membeli dalam jumlah yang banyak, kekuatan tawar-menawar pembeli merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Kekuatan tawar-menawar konsumen akan lebih besar jika produk yang dibeli standar atau tidak berbeda, sehingga konsumen sering dapat melakukan negosiasi harga, jaminan, dan kemasan sampai tingkat tertentu.

5) Kekuatan tawar-menawar pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi perusahaan melalui kemampuan mereka menaikan harga atau pengurangan kualitas produk. Pemasok menjadi kuat apabila beberapa kondisi terpenuhi, yaitu: jumlah pemasok sedikit, produk yang dihasilkan unik, tidak tersedia produk subsitusi dan pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mampu mengolah produk menjadi produk yang sama dengan yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan mungkin menjalankan strategi integrasi ke belakang untuk memperoleh kendali atau kepemilikan pemasok. Strategi ini efektif terutama jika pemasok tidak dapat diandalkan, biaya terlalu tinggi, atau ketidakmampuan memenuhi keperluan perusahaan secara konsisten.

Keberhasilan dalam formulasi strategi dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing. Porter (2007), menyatakan bahwa hakikat persaingan dalam industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan, hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Model lima Kekuatan Porter Sumber : Porter (2007)

Dokumen terkait