• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Lingkungan

Dalam dokumen Pertemanan usaha tani Pertemanan usaha tani (Halaman 89-94)

BAB VII PERBANDINGAN KEUNTUNGAN USAHATANI PADI DAN

7.2 Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan termasuk sebagai aspek sosial. Aspek sosial yaitu aspek yang bersifat intangible dimana keuntungan ataupun dampaknya sulit dihitung. Pertimbangan analisis sosial harus dipertimbangkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu usahatani atau proyek bertanggung jawab terhadap keadaan sosial tidak terkecuali aspek lingkungan diantaranya memperhatikan kualitas hidup masyarakat. Pihak yang melaksanakan suatu proyek juga harus mempertimbangkan masalah dampak lingkungan (Lee 1982 dalam Gittinger 1986)

7.2.1. Aspek lingkungan Usahatani Padi

Selain aspek finansial yang hanya mengidentifikasi jumlah pendapatan yang diperoleh juga dilakukan identifikasi mengenai aspek lingkungan terkait dengan adanya isu pemanasan global yang telah melanda dunia. oleh karena itu dilakukan identifikasi dampak lingkungan terhadap komoditi padi karena tanaman ini diketahui merupakan salah satu komoditi pertanian yang berperan besar dalam menyebabkan adanya pemanasan global.

Tanaman padi berperan aktif sebagai media pengangkut metana dari lahan sawah ke atmosfer. Lebih dari 90 persen metana diemisikan melalui jaringan aerenkima dan ruang interseluler tanaman padi, sedangkan kurang dari 10 persen sisanya dari gelembung air. Kemampuan tanaman padi dalam mengemisi metana beragam, bergantung pada sifat fisiologis dan morfologis suatu varietas.9 Selain itu, masing-masing varietas mempunyai umur dan aktivitas akar yang berbeda yang erat kaitannya dengan volume emisi metana. Pemilihan varietas padi yang ditanam di suatu daerah ditentukan oleh potensi hasil panen, kondisi ekosistem, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit endemik serta kondisi ekstrim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap varietas padi menghasilkan emisi metana yang berbeda-beda, sehingga penggunaan varietas yang tepat diharapkan dapat menekan emisi metana. Padahal jumlah varietas padi sangat banyak. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang berkelanjutan untuk mengetahui varietas padi yang mampu menekan emisi metana. Penekanan emisi metana dengan menanam varietas yang tepat merupakan pilihan yang paling mudah diterapkan petani. Apalagi varietas-varietas padi yang diintroduksikan ke petani mempunyai daya hasil yang tinggi atau minimal sama

9

Varietas padi Rendah Emisi Gas, Balai Penelitian Lingkungan Pertanian. www.pustaka-deptan.go.id diakses tanggal 15 juni 2008

dengan varietas yang biasa ditanam petani. Hasil pengujian beberapa varietas padi sawah irigasi, sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut sejak tahun 1995 menunjukkan bahwa varietas Cisadane mengemisi metana paling tinggi, sedangkan IR36 dan Dodokan paling rendah. Cisadane diduga mempunyai kemampuan fotosintesis yang lebih baik dari varietas lain sehingga eksudat akar yang dihasilkan lebih mudah terdegradasi.

Tabel 13. Emisi metana dan hasil gabah beberapa varietas padi yang ditanam10

Ekosistem/varietas Emisi CH4 (Kg/ha) Hasil (Ton/ha) Indeks produksi padi

per Kg Dodokan 74 3,3 44,5 Balian 115 5,1 44,3 Maros 117 4,3 36,7 Cisantana 124 5,4 43,5 Muncul 127 4,6 36,2 Way Apoburu 154 7,4 48,1 Memberamo 173 7,4 42,8 Ciherang 175 5,8 33,1 IR64 176 6,7 38,1 Tukad Unda 185 5,3 28,6 Batang Anai 196 4,5 23,2 Cisadane 218 6,4 29,4 IR36 112 4,9 43,8 Martapura 171 5,99 34,9 Sei Lalan 153 6,75 42,2 Indragiri 141 6,03 42,7 10

Setyanto, Prihastyo. Warta Penelitian dan pengembangan Pertanian Vol.28 No.24.2006 diakses tanggal 9 Juni 2008

Punggur 105 5,65 63,4

Padi merupakan sumber bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, ketersediaannya sangat diperlukan dalam rangka mendukung kestabilan pangan nasional. Sementara pemerintah terus menerus mengadakan program peningkatan produktivitas pangan termasuk padi, tetapi kurang memperhatikan dampak- dampak yang terjadi dengan adanya peningkatan produktivitas tersebut, terutama yang akan dihasilkan oleh tanaman padi.

Padi merupakan tanaman pangan yang mempunyai kemampuan aktif menyalurkan metana dari lahan sawah ke atmosfer, seperti diketahui metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang berkontribusi pada peningkatan pemanasan global. Lahan sawah Indonesia yang luasnya sekitar 10,9 juta hektar diduga memberi kontribusi sekitar 1 persen dari total global metana.11

Dilihat dari penggunaan pupuk, padi membutuhkan berbagai macam pupuk kimia seperti urea, SP-36, KCL, dan ZA selain itu diperlukan juga pestisida kimia seperti pestisida cair maupun pestisida padat. Semakin banyak bahan kimia yang digunakan tentu saja lebih berbahaya terhadap lingkungan. Dilihat dari perakarannya, padi merupakan tanaman dengan akar serabut sehingga tidak bisa dijadikan sebagai tanaman konservasi.

7.2.2. Aspek Lingkungan Usahatani Vanili

Upaya penanggulangan pemanasan global adalah dengan pengurangan jumlah gas CO2 di atmosfir dengan mereduksi pemanfaatan bahan bakar fosil dan produksi gas rumah kaca, menekan atau menghentikan penggundulan hutan, serta penghutanan

11

kembali tanah-tanah kritis secara besar-besaran untuk menciptakan wilayah serapan gas CO serta melokalisasi gas CO2 atau dengan menangkap dan menyuntikkannya ke dalam sumur-sumur minyak bumi. Peran perkebunan menjadi sangat penting terkait dengan hal tersebut, karena dapat berperan sebagai wilayah serapan CO2. Tanaman perkebunan yang bersifat tahunan seperti karet, kelapa sawit, kelapa, kakao maupun vanili dapat sekaligus menjadi tanaman penghijauan untuk lahan-lahan gundul atau kritis yang di sisi lain memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat. Tanaman perkebunan seperti jambu mente dan jarak pagar merupakan jenis tanaman yang cocok untuk konservasi lahan karena dapat tumbuh dengan baik di lahan kritis dan relatif mampu bertahan di wilayah kering.

Usaha tani perkebunan sebagai kegiatan produksi menghasilkan limbah dari kegiatannya berupa sampah-sampah organik hasil pembersihan kebun dan sampah ikutan dari pembelian bahan-bahan sarana produksi berupa bekas kemasan pupuk organik maupun anorganik, botol-botol dari plastik dan gelas bekas kemasan pupuk daun (gandasil) dan fungisida. Jumlah limbah bekas kemasan ini tidak begitu banyak dan dapat dikelola dengan cara dijual kepada lapak pemulung barang bekas, atau dipakai sendiri untuk keperluan lain. Sedangkan limbah organik berupa rerumputan, sisa-sisa daun dan batang pohon vanili yang ditebang pada waktu proses pemangkasan dan pembersihan kebun biasanya dikumpulkan disuatu tempat untuk dijadikan kompos.

Vanili merupakan tanaman perkebunan yang biasanya di tanam di dataran dataran tinggi, tanaman ini membutuhkan tanaman penegak sebagai tempat merambat, tanaman untuk merambat tersebut biasanya merupakan tanaman perakaran tunggang yang kuat seperti lamtoro (digunakan di daerah penelitian) sehingga tanaman tersebut cocok

ditanam sebagai tanaman konservasi karena mampu menyerap dan menyimpan air sehingga dapat mencegah loncor ketika terjadi hujan.

Dilihat dari penggunaan pupuk tanaman vanili hanya menggunakan pestisida sebagai pupuk kimianya, karena sebagian besar pupuk yang digunakan adalah pupuk organik. Sedangkan pestisida kimia yang digunakan adalah insektisida dan fungisida dalam jumlah terbatas. Usahatani vanili sebagai kegiatan produksi menghasilkan limbah dari kegiatannya berupa sampah-sampah organik hasil pembersihan kebun dan sampah ikutan dari pembelian bahan-bahan sarana produksi berupa bekas kemasan pupuk organik maupun anorganik, botol-botol dari plastik dan gelas bekas kemasan pupuk daun (gandasil) dan fungisida. Jumlah limbah bekas kemasan ini tidak begitu banyak dan dapat dikelola dengan cara dijual kepada lapak pemulung barang bekas, atau dipakai sendiri untuk keperluan lain. Sedangkan limbah organik berupa rerumputan, sisa-sisa daun dan batang pohon vanili yang ditebang pada waktu proses pemangkasan dan pembersihan kebun biasanya dikumpulkan disuatu tempat untuk dijadikan kompos.

Dilihat dari penggunaan pupuk maupun kemampuannya sebagai tanaman konservasi, tanaman vanili lebih bersifat ramah lingkungan dibandingkan dengan komoditi padi, sehingga dilihat dari aspek lingkungan komoditi vanili lebih disarankan ditanam oleh para petani karena meskipun keuntungannya tidak sebesar keuntungan yang diperoleh dari usahatani padi, komoditi vanili tentu saja akan lebih besar peranannya dalam melestarikan lingkungan dan mengurangi pengaruh pemanasan global.

7.3.Dampak Isu Pemanasan Global Bagi Produktivitas dan Penggunaan Lahan

Dalam dokumen Pertemanan usaha tani Pertemanan usaha tani (Halaman 89-94)

Dokumen terkait