• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Moral

Dalam dokumen HUKUM PERUSAHAAN TRANSNASIONAL DAN FRANC (Halaman 80-85)

PERUSAHAAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA DAN PENGATURAN HUKUMNYA

G. Aspek Moral

Dahulu perusahaan dianggap sudah cukup baik jika hanya mengejar keuntungan yang maksimal, dan manajer dinilai berdasarkan

dan pembayaran yang sudah ditetapkan. Dengan demikian, pihak perusahaan transnasional melakukan fungsi manajerial tanpa mempunyai kekuasaan menyeluruh yang ada pada pemilik saham.

Juajir Sumardi 81 kriteria apakah mereka memajukan kepentingan finansial dari pemegang saham atau tidak.

Sekarang, perusahaan harus mempertimbangkan akibat dari tindakannya terhadap mutu kehidupan, dan tidak hanya bertanggungjawab kepada para masyarakat, akan tetapi juga terhadap lingkungan hidup lainnya.54

Untuk mewujudkan ide tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengantisipasinya dengan membentuk "Panitia Pengembangan Ekonomi" (Committee for Economic Development), di mana panitia ini telah menerbitkan sebuah pamplet berjudul "Social Responsibility of Business Corporation".55

Demikian pula harus disadari, baik oleh perusahaan transnasional maupun oleh negara tuan rumah tempat beroperasinya perusahaan tersebut, bahwa keberadaan perusahaan transnasional jangan sampai mematikan perusahaan-perusahaan yang lain dengan modal kecil. Masalah ini harus benar-benar mendapat perhatian serius bagi negara tempat beroperasinya perusahaan transnasional.

Perusahaan transnasional juga harus menyadari bahwa ia mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya dari negara di mana ia melakukan operasinya. Oleh karena itu, secara moral perusahaan transnasional harus turut bertanggungjawab dalam proses pembangunan yang sernentara dilaksanakan oleh negara tuan rumah.

54

Pada masa depresi tahun 1930-arrdan gerakan aktivitas tahun 1960-an serta 1970-an yang telah mengecam perilaku bisnis dalam berbagai cara di mana pada saat itu bisnis hanya berpandangan untuk mengejar keuntungan saja, perusahaan mulailah membuka mata lebar-lebar akan tanggung jawab moralnya terhadap lingkungan di sekitarnya.

55

Pamplet tersebut berisi desakan agar manajemen perusahaan melibatkan dirinya secara aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, seperti bantuan untuk pendidikan, pembaruan kota, pembukaan kesempatan kerja, pendidikan bagi penyandang cacat, pencemaran lingkungan, dan lain-lain.

Juajir Sumardi 82 Jika semua manajer-manajer perusahaan transnasional menyadari eksistensinya dalam suatu proses pembangunan di negara-negara tempat perusahaan tersebut beroperasi, maka kemakmuran yang dicita-citakan oleh negara tuan rumah, khususnya harapan akan partisipasi perusahaan transnasional dalam mewujudkan cita-cita tersebut, bukanlah hanya Utopia.

Oleh karena itu, sebelum menanamkan modalnya di Indonesia, maka pemerintah Indonesia harus dapat menanamkan suatu itikad baik pada perusahaan transnasional terhadap negara di mana ia akan menanamkan investasinya. Kewajiban-kewajiban moral semacam ini merupakan suatu pola manajemen yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan transnasional.

Guna menunjang aspek moral dari perusahaan transnasional ini, maka seyogianya sebelum pemberian izin untuk beroperasi di Indonesia, dilakukan suatu pengenalan mengenai tujuan pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia. Di samping itu, perlu pula disampaikan aspek-aspek hukum yang telah berlaku secara positif di Indonesia yang berkaitan dengan penanaman modal asing, sehingga para manajer paham betul akan kewajiban yang harus dilaksanakannya.

Juajir Sumardi 83 BAB V

PENUTUP

Dari uraian dan pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam era globalisasi dewasa ini, perusahaan transnasional merupakan aktor penting dalam hubungan ekonomi internasional yang semakin kompleks. Banyak ketentuan hukum internasional dan nasional di suatu negara didorong dan dipengaruhi oleh perusahaan transnasional. Bahkan kebijakan politik, pembangunan, dan hukum seringkali menjadi bahagian dari strategi perusahaan transnasional di dalam melindungi dan mempertahakan keberadaan perusahaan transnasional di host country. 2. Eksistensi perusahaan transnasional, baik di dalam konstelasi global

maupun nasional, ditegaskan secara yuridis sebagai subjek hukum. Dengan demikian, kepribadian hukum (legal personality) dan kemampuan hukum (legal capacity) dari perusahaan transnasional tidak diragukan lagi. 3. Keberadaan perusahaan transnasional di suatu negara dapat menimbulkan pengaruh positif dan pengaruh negatif. Hal ini akan bergantung pada kemampuan negara di mana perusahaan tersebut beroperasi dalam memanfaatkan kemampuan yang dimiliki perusahaan transnasional. Di samping itu, dari segi hukum perusahaan transnasional dapat memberikan pengaruh bagi tumbuhnya pranata dan/atau lembaga hukum baru di negara tuan rumah, misalnya pranata hukum alih teknologi dan hukum kontrak serta aspek-aspek hukum lainnya.

4. Peraturan hukum mengenai perusahaan transnasional di Indonesia belum tersusun secara menyeluruh. Selama ini peraturan tersebut hanya

Juajir Sumardi 84 didasarkan pada ketentuan yang mengatur tentang penenaman modal dan ketentuan yang mengatur tentang perseroan terbatas, yang jika dilihat dari substansi pengaurannya belum secara komprehensif mengatur tentang perusahaan transnasional beserta akibat-akibat yang dapat timbul di Indonesia.

5. Permasalahan hubungan antara perusahaan transnasional dengan negara penerima modal merupakan hubungan hukum dengan objek di bidang ekonomi. Namun demikian, dampak yang ditimbulkan dari hubungan hukum ini, tidak saja di bidang hukum dan ekonomi, melainkan juga pada segi politik serta kedaulatan negara penerima modal. Oleh karena itu, terkait dengan keberadaan perusahaan transnasional di Indonesia, maka perlu dilakukan hal-hal antara lain sebagai berikut:

 Dalam memberikan izin perusahaan transnasional menanamkan modalnya di Indonesia, seyogianya skala prioritas dan dampak sosial dari keberadaan perusahaan tersebut menjadi pertimbangan utama.

 Peraturan perundang-undangan yang diciptakan dalam hubungannya dengan perusahaan transnasional, harus diarahkan pada terciptanya cita-cita hukum, yaitu keadilan, kepastian dan kemanfaatan baik bagi Indonesia, maupun bagi investor asing, sehingga dengan demikian tidak ada keraguan bagi investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, dan tidak terjadi pula praktek-praktek spekulasi yang dilakukan oleh perusahaan transnasional di Indonesia.

 Seyogianya Indonesia tetap berpegang pada asas-asas dan peraturan tingkah laku perusahaan transnasional yang telah diakui oleh seluruh bangsa-bangsa beradab.

Juajir Sumardi 85

BAGIAN II

Dalam dokumen HUKUM PERUSAHAAN TRANSNASIONAL DAN FRANC (Halaman 80-85)

Dokumen terkait