• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Jalan dan Jembatan 1. Aspek Material

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

3. Pengendalian Proyek

2.5. Aspek Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Jalan dan Jembatan 1. Aspek Material

Aspek material merupakan komponen terpenting dalam pelaksanaan proyek dari segi kinerja mutu. Kesalahan didalam pengadaan material akan berpengaruh terhadap mutu dan permonce proyek secara keseluruhan.

II - 39

Manajemen material merupakan sebuah sistem manajemen yang mengintegrasikan wilayah pembelian, memperlancar dan mengendalikan kemajuan pekerjaan proyek. Ini merupakan bagian penting dari manajemen proyek dan dapat diintegrasikan dengan teknik untuk menyediakan produk akhir yang memenuhi kebutuhan klien dengan biaya yang efektif serta mutu yang sesuai dengan spesifikasi.

Persyaratan atas spesifikasi material yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan perkerasan kaku (rigid pavement) dan jembatan adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi. Spesifikasi material yang digunakan berpengaruh langsung terhadap mutu hasil akhir pekerjaan.

Kesalahan didalam mengidentifikasi jenis dan spesifikasi material didalam roses perencanaan akan berakibat material yang didatangkan tidak sesuai spesifikasi. Penentuan jenis, jumlah dan spesifikasi dari material konstruksi dibutuhkan pemahaman yang detail dari dokumen kontrak, termasuk bill of quantity, gambar, spesifikasi dan perkiraan pretender. Menurut Construction Owners Association Of Alberta (COAA), akibat dari tidak dipenuhinya persyaratan spesifikasi material menjadikan rework di lapangan yang dapat mengibatkan kerugian terhadap pihak pelaksana (Kontraktor).

Selain disebabkan oleh tidak baiknya proses perencanaan pengadaan material, tidak terpenuhinya persyaratan spesifikasi material ini juga bisa disebabkan oleh buruknya proses pengendalian material tersebut, termasuk proses pengiriman dan penerimaan material. Pada proses pengiriman/distribusi, penyimpanan dan handling material yang tidak baik

II - 40

bisa menyebabkan kerusakan material sehingga tidak memenuhi persyaratan konstruksi, untuk itu pengendalian pada proses-proses tersebut harus dilakukan dengan baik.

Hadikusuma dkk. (2005) menyatakan bahwa penyimpanan pengiriman material, seperti pengiriman tertunda, kuantitas dan kualitas yang tidak benar/cacat adalah umum dalam industri konstruksi.

Jumlah material yang didatangkan ketika proses pelaksanaan harus sesuai dengan yang akan digunakan agar tidak menghambat proses pelaksanaan. Pengendalian (controlling) jumlah material yang diadakan sendiri maupun yang pengadaannya dilakukan oleh supplier harus benar dilakukan, untuk menghindari jumlah material tersebut kurang dari yang dibutuhkan dilapangan.

Menurut Riza Fandopa (2012), proses pengadaan material pada proyek konstruksi adalah sebagai berikut :

a. Identifikasi paket material

o Jenis dan kualitas (mutu) material yang dibutuhkan b. Perkiraan jumlah material

o Berdasarkan gambar kontrak dan bill of quantity, ditambah dengan faktor kehilangan

c. Persyaratan penjadwalan material

o Jadwal pengiriman dan stocking material d. Permintaan pengadaan material

e. Finalisasi dari sumber pengadaan material

II - 41

o Lembar penawaran materil/produk adalah yang terbaik untuk memilih alternatif-alternatif penawaran dari vendor sebelum menetapkan order pembelian.

f. Monitoring jadwal pengiriman material

o Memastikan bahwa mutu dan jumlah barang yang dating dilapangan adalah benar sesuai dan tepat waktu.

2.5.2. Aspek Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia/tenaga kerja merupakan bagian terpenting dari kegiatan suatu proyek. Pengelolaan sumber daya manusia pada sebuah proyek memiliki dampak besar pada keberhasilan atau kegagalan proyek itu sendiri.

Perencanaan jumlah tenaga kerja proyek diutamakan dengan perkiraan produktifitas tenaga kerja, penjadwalan tenaga kerja, menstrukturkan tenaga kerja dengan melihat dari segi ekonomis dan persyaratan tenaga kerja.

Kemampuan untuk mengelola proyek personil engineering maupun pelaksana lapangan sangat menentukan kinerja dari proyek yang dilaksanakan. Sistem penempatan atau rekrument ketika tahap perencanaan (planning) proyek harus dilakukan sebaik mungkin agar personil yang ditempatkan pada proyek tersebut mampu melaksanakan tugasnya sesuai sasaran proyek.

Anggota tim proyek seharusnya dipilih berdasarkan pada keterampilan dan kapasitas yang diperlukan untuk melaksanakan tugas

II - 42

proyek. Jika tim proyek tidak memiliki kopetensi yang dibutuhkan, karena kurangnya sumber daya terampil atau proyek perlu pengetahuan teknologi yang baru, kinerja proyek mungkin terpengaruh.

Kemampuan / kualitas personil proyek yang cukup akan tetapi jika kuantitasnya tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ada pada saat pelaksanaan akan menimbulkan kendala yang pada akhhirnya berpengaruh terhadap kinerja pelaksanaan proyek, dalam hal ini kinerja mutu proyek.

Jumlah tenaga kerja/personil proyek tidak selalu sama selama masa pelaksanaan proyek. Biasanya pada awal dan akhir proyek jumlah dari personil lebih sedikit dibandingan ketika masa pertengahan proyek. Jumlah personil proyek menyesuaikan dengan load pekerjaan proyek yang kemudian diikuti oleh jumlah personil proyek.

Didalam pelaksanaan proyek, kinerja tim proyek harus dipantau dan dievaluasi secara terus menerus, juga kepala proyek memberikan umpan balik dan mengambil tindakan korektif sesuai dengan hasil evalusi ini untuk menyelesaikan masalah dan konflik serta meningkatkan kinerja tim secara umum. Monitoring dan evaluasi tenaga kerja harus dilakukan secara kontinyu untuk memastikan jumlah tenaga kerja disemua lokasi pekerjaan terdistribusi merata sesuai kebutuhan.

2.5.3. Aspek Metode Pelaksanaan

Sasaran utama dari pelaksanaan proyek adalah sesuai dengan biaya, mutu dan waktu. Untuk mencapai hal tersebut metode pelaksanaan harus benar-benar direncanakan dengan matang. Metode pelaksanaan

II - 43

pekerjaan pada suatu proyek konstruksi berbeda-beda sesuai dengan kondsi lapangan dan persyaratan proyek.

Dalam memilih metode diperlukan untuk merumuskan sejumlah rencana konstruksi berdasarkan metode alternatif atau asumsi-asumsi.

Dalam membentuk rencana pelaksanaan pendekatan yang dapat dilakukan dengan mensimulasikan baik dalam imajinasi perencana atau dengan teknik simulasi komputer, sehingga dapat diketahui kebutuhan ruang operasional dan untuk mengidentifikasi setiap gangguan dan kebutuhan sumberdaya.

Metode pelaksanaan yang digunakan jika tidak tepat akan berpengaruh langsung terhadap mutu pekerjaan. Pemilihan metode pelaksanaan ditetapkan pada tahap perencanaan (planning) dengan mempertimbangkan banyak aspek, diantaranya kondisi lapangan, ketersediaan sumber daya, disesuaikan dengan sasaran mutu, waktu dan biaya.

Tujuan dari perencanaan adalah untuk meminimalkan pengeluaran sumber daya yang diperlukan untuk berhasil menyelesaikan proyek dan memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan cara yang aman.

2.5.4. Aspek Peralatan

Peralatan yang akan digunakan biasanya sudah ditentukan pada dokumen kontrak, akan tetapi tidak mengikat, untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap peralatan konstruksi yang akan digunakan agar hasil pekerjaan benar-benar sesuai dengan sasaran proyek. Peralatan yang

II - 44

digunakan bergantung terhadap kondisi lapangan, jenis material, dan sasaran mutu dari pekerjaan masing-masing proyek.

Tujuan dari suksesnya manajemen konstruksi adalah untuk menyelesaikan proyek dengan pertimbangan mutu, waktu dan biaya. Elemen yang krusial untuk dapat mencapai tujuan tersebut adalah manajemen yang efektif dalam implementasi dari peralatan konstruksi.

2.5.5. Aspek keuangan

Aspek keuangan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam suatu pelaksanaan suatu proyek karena tanpa keuangan maka suatu proyek tidak dapat berjalan. Aspek keuangan merupakan penggerak dalam suatu proyek, maka dari itu diperlukan kemampuan dan keterampilan dalam pengelolaan keuangan suatu proyek agar tidak terjadi over cots dan masalah keuangan lainnya.

2.5.6. Aspek Lingkungan

Menurut Jhon S. Oakland, Morris, TQM (1997), aspek-aspek yang dapat mempengaruhi sebuah kualitas (pelaksanaan proyek konstruksi) diantaranya adalah manusia, metode kerja, mesin/peralatan, material serta lingkungan.

Setiap pelaksanaan proyek konstruksi adalah bersifat unik karena tidak terlepas dari pengaruh faktor geografis yang ada dilingkungan lokasi proyek, baik yang bersifat teknis ataupun non-teknis. Permasalahan yang berkaitan dengan hal teknis misalnya dalam penetapan struktur pondasi sehubungan dengan keadaan dan struktur tanah setempat. Sedangkan hal

II - 45

yang berkaitan dengan non-teknis misalnya peraturan dan perijinan, keadaan habitat, iklim dan cuaca. Pada pelaksanaan pekerjaan jalan dan jembatan faktor cuaca sangat berpengaruh karena lokasi pekerjaannya terbuka.

2.5.7. Aspek Manajerial

Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno, management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Ricky W. Griffin dalam, mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien.

Menurut Stoner dan Wenkel dalam manajemen adalah merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.

Manurut Iman Soeharto (1999) dalam Manajemen proyek adalah salah satu cara yang ditawarkan untuk maksud pengelolaan suatu proyek, yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek.

Menurut Wulfram I. Ervianto (2007) Definisi manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya

II - 46

proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Manajemen terhadap pekerjaan proyek konstruksi bertujuan untuk menjamin berlangsungnya pekerjaan proyek konstruksi secara benar, dalam arti memenuhi ketentuan-ketentuan keteknikan, standar konstruksi serta kaidah efisiensi dan efektivitas sehingga dapat mewujudkan hasil sebagaimana yang direncanakan, yaitu bangunan yang mampu berfungsi secara optimal dan serasi dengan lingkungan, maka mutlak diperlukan tersedianya masukan-masukan yang berupa :

➢ Sumber daya, yakni bahan, uang dan tenaga kerja

➢ Rencana pelaksanaan yang berdasarkan metode kerja.

➢ Penerapan manajemen secara benar.

III - 1 BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait