• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut kamus bahasa Indonesia, pembinaan yang asal katanya dari bina atau membina berarti membangun atau mengusahakan supaya lebih baik atau lebih maju.85 Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan jamak dari kata khuluqun atau khuluq yang artinya perangai, tabiat, watak dasar kebiasaan, sopan dan santun.86 Pengertian lain dari kata akhlak menurut Al-Mu’jam Al-wasit yaitu akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahir macam-macam perbuatan baik dan buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.87 Jadi, akhlak merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir dan tertanam dalam jiwanya, dari sifat-sifat tersebut lahir berupa perbuatan

85 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi ke-III, h. 152 86

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf Nilai-nilai Akhlak atau Budipekerti dalam Ibadah dan

Tasawuf, (Jakarta: CV Karya Mulia, 2005), h. 25-26

87 Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), cet.

baik yang disebut akhlak mulia dan perbuatan buruk yang disebut akhlak tercela sesuai dengan bagaimana pembinaannya.

Dalam kehidupan sehari-hari akhlak sangat memiliki pengaruh yang penting karena akhlak dapat mencerminkan seperti apa kepribadian orang tersebut. Sikap keagamaan merupakan integritas yang kompleks antara pengetahuan agama, perasaan agama serta tindak keagamaan dalam diri seseorang.88 Islam sebagai suatu sistem tidak hanya dapat diwujudkan dalam bentuk ibadah ritual saja, tapi bisa juga dalam bentuk aktifitas lainnya, salah satunya mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan masyarakat.

Majelis ta'lim tidak hanya mengajarkan tentang bagaimana Islam namun juga mengajarkan bagaimana tata cara hidup orang Islam yang baik dan benar. Dalam hal ini, masyarakat Condet Batu Ampar masih banyak yang belum menerapkan tata cara kehidupan yang baik. Sebagai contoh, ketika sedang makan, bagaimana seorang Muslim beretika makan yang baik menurut Islam. Pada kenyataannya masih banyak orang yang melakukan kesalahan ketika sedang makan, seperti makan sambil berdiri. Kemudian, dalam adab berbicara kepada sesama keluarga atau orang lain, masih banyak juga orang yang berbicara kasar, berbicara dengan suara yang keras ataupun berbicara kotor.

Pembicaraan tentang akhlak atau sikap keagamaan seseorang berkaitan dengan pengamalan ajaran agamanya, karena pengamalan ajaran agama dapat mempengaruhi akhlak seseorang. Sifat keagamaan dapat mendorongnya untuk berprilaku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. Dari sini, ada tiga aspek yang menjelaskan tentang membentuk kecenderungan untuk bertindak, yaitu:89

1. Aspek kognisi, yang berhubungan dengan intelek jiwa manusia, di mana akal pikiran merupakan potensi manusia yang dapat

88 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 199 89

Syahrul Mubarok, Peranan Majelis Ta’lim Gabungan Kaum Ibu Ad-Da’watul Islami

Dalam Membina Sikap Keagamaan Jamaah (Studi Kasus di Lingkungan Rt 13/12 Keluarahan Sahabat Kecamatan Cengkareng Timur Jakarta Barat), Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam ,

dikembangkan untuk mendorong pada perbuatan yang baik dan menghindar dari perbuatan buruk. Manusia yang berfikir dan memahami perbuatan-perbuatannya, maka manusia membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama, sehingga diri manusia mengakui adanya zat yang Mahakuasa sebagai tempat berlindung dan memohon pertolongan.

2. Aspek afektif, yang berhubungan dengan emosional seperti perasaan senang, tidak senang atau setuju dan tidak setuju. Jika seseorang percaya bahwa agama adalah sesuatu yang baik dan benar, maka akan timbul perasaan suka terhadap agama yang akan menimbulkan sikap batin yang seimbang dalam menghayati kebenaran ajaran agama. 3. Aspek konasi merupakan wujud dari kognisi dan afeksi. Konasi

bererti bereaksi, berusaha, berkemauan dan berkehendak. Aspek ini ditandai dengan tingkah laku yang bertujuan untuk berbuat. Konasi disini dapat diartikan yang berhubungan dengan prilaku keagamaan. Aspek ini dapat berfungsi untuk mendorong timbulnya perasaan doktrin suatu ajaran agama untuk mengamalkan ajaran agama tersebut dengan ikhlas di dalam hidupnya.

Ketiga aspek di atas dapat saling berkaitan dalam pelaksanaan pengamalan ajaran agama. Aspek kognisi berperan menentukan kebenaran ajaran agama berdasarkan pertimbangan intelektual seseorang. Aspek afektif berperan untuk menyeimbangkan sikap batin dan positif dalam menghayati kebenaran ajaran agama. Terakhir aspek konasi yang berperan dalam menimbulkan amalan-amalan yang benar.

Dengan pembinaan akhlak yang diajarkan di majelis ta‟lim, sedikit demi sedikit masyarakat mempunyai keinginan untuk merubahnya kemudian untuk yang tidak mengikuti majelis ta‟lim akan mendapatkan teguran dari jama‟ah yang mengkuti majelis ta‟lim, karena hal itu telah menjadi tanggung jawab jama‟ah sebagai pendakwah di lingkungan keluarga maupun masyarakat di sekitar

rumahnya. Dengan begitu agama yang merupakan sebuah aturan akan terealisasi dengan baik.

Dalam majelis ta‟lim tema-tema keagamaan yang berkembang dan berkaitan dengan pembinaan akhlak berada di seputar peran kaum perempuan. Seperti sikap-sikap keagamaan bagi perempuan yang secara umum yaitu perempuan yang berlaku sopan, taat kepada suami, mampu mendidik anak serta berbakti kepada suami dan masih banyak prilaku lainnya yang termasuk dalam perannya di lingkungan keluarga.90 Padahal pembinaan akhlak tidak hanya dikhususkan bagi kaum perempuan akan tetapi siapapun yang mengikuti majelis ta‟lim seharusnya dapat memperbaiki akhlaknya setalah mendapatkan ilmu-ilmu keagamaan.

Akhlak tidak hanya berarti tentang tabi'at, tingkah laku, atau budi pekerti tapi juga tentang saling menghormati baik menghormati diri sendiri maupun menghormati orang lain. Dalam majelis ta‟lim jama‟ah diajarkan tentang rasa saling menghargai sesama jama‟ah dan sangat menekankan tentang menghargai seorang pengajar atau guru. Jama‟ah yang telah mengikuti majelis ta‟lim akan memulai untuk memperbaiki dirinya sedikit demi sedikit.91

Contoh menghormati diri sendiri yang telah dilakukan oleh jama‟ah majelis ta‟lim yaitu jama‟ah terlihat berpakaian sopan meskipun ia berada di dalam rumah. Dengan seperti itu, ia telah menghormati dirinya dengan memberikan hal positif bagi dirinya sendiri. Dengan begitu orang lain yang melihat akan lebih menghormatinya. Dari sini, majelis ta'lim di Condet Batu Ampar mampu membawa pengaruh yang baik untuk masyarakatnya dalam aspek pembinaan akhlak.

Selain untuk menuntut ilmu majelis ta‟lim juga berfungsi sebagai tempat pembinaan dan pengembangan kemampuan kualitas sumber daya manusia

90 Amelia Fauzia, dkk, Tentang Perempuan Islam Wacana dan Gerakan, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 101 91

Wawancara dengan Arini Syamsudin, Pimpinan Majelis Ta‟lim Nurul Jannah di RW 05 pada tanggal 3 Agustus 2016.

khususnya kaum perempuan dalam segala bidang yang sesuai dengan kodratnya, seperti dalam bidang pembinaan akhlak yang akan dipakai untuk mengajarkan keluarganya yang berdasarkan pada ajaran-ajaran Islam yang telah dipelajarinya di majelis-majelis ta‟lim.92

Dokumen terkait