• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

E. Aspek Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

1. Pengertian Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Menurut Gagne dalam Jamaris (2006: 18), kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berfikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf. Sedangkan menurut Piaget dalam Slamet Suyanto (2005 : 94) menyatakan bahwa perubahan perilaku akibat belajar merupakan hasil dari perkembangan kognitif anak yaitu kemampuan anak untuk berpikir tentang lingkungan sekitarnya. Kemampuan berfikir ini dipengaruhi oleh dua hal yaitu maturasi (proses menjadi dewasa) dan kesiapan (readines).

Dan menurut Vygotsky dalam Ernawulan (2005: 32), kemampuan kognitif anak terbagi atas kemampuan memperhatikan, mengamati, mengingat dan berpikir konvergen. Kemampuan memperhatikan pada anak diawali dengan keberfungsian panca indera anak. Anak memperhatikan sesuatu obyek yang nyata dengan menggunakan mata dan telingannya.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif anak usia dini adalah suatu proses perkembangan kecerdasan intelektual melalui cara berpikir, memperhatikan, mengamati menggunakan panca inderanya. Perkembangannya terjadi secara bertahap sejalan dengan perkembangan fisik dan susunan susunan syarafnya.

28

2. Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Piaget (Slamet Suyanto, 2005: 53) membagi tahapan perkembangan kognitif berdasarkan umur. Piaget membagi ke dalam empat tahap, yaitu: sensori-motor, pra-operasional, konkret-operasional, dan formal-operasional. Sedangkan anak usia dini masuk dalam tahapan sensori-motor, pra-operasional. Adapun penjelasan tahapan perkembangan kognitif anak usia dini sebagai berikut,

a. Sensorimotor (0-2 tahun)

Pada tahap ini anak lebih banyak menggunakan gerak refleks dan inderanya untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Kelak hasil pengalaman berinteraksi dengan lingkungan ini amat berguna untuk berpikir lebih lanjut. b. Pra opersional (2-7 tahun)

Pada tahap ini anak mulai menunjukkan proses berpikir yang lebih jelas. Ia mulai mengenali beberapa simbol dan tanda termasuk bahasa dan gambar. Anak menunjukkan kemampuannya melakukan permainan symbolis (symbolic play ataupretend play).

Sesuai dengan pendapat piaget dalam Erna wulan ( 2005: 37) anak usia TK B masuk dalam periode pra operasional. Dikatakan pra operasional karena pada tahap ini anak belum memahami pengertian operasional yaitu proses interaksi suatu aktivitas mental, dimana prosesnya bisa kembali pada titik awal berfikir secara logis. Manipulasi simbol merupakan karakteristik esensial dari tahapan ini.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Tahapan perkembangan anak usia 5–6 Tahun atau anak kelompok TK B masuk dalam periode pra operasional. Tahapan dimana anak sudah mulai menunjukan cara

29

berfikir yang lebih jelas dari tahapan sebelumnya dan anak juga sudah mampu mengenali beberapa simbol.

3. Karakteristik Perkembangan Kognitif anak usia 5–6 Tahun

Anak usia dini memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda, salah satunya dalam perkembangan kognitifnya. Berdasarkan tahapan perkembangan menurut Jean Piaget dalam Santrock (2007: 252), anak Taman Kanak-Kanak kelompok B berada pada rentan usia 5–6 tahun sehingga masuk pada tahapan pra- operasional. Tahapan dimana dalam masa masa tersebut mulai terbentuk konsep yang stabil, pemikiran mental mulai terbentuk, bersifat egosentris, dan keyakinan magis mulai terkonstruksi.

Sedangkan menurut Jamaris (2006: 26), karakteristik kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut,

a. Sudah dapat memahami jumlah dan ukuran

b. Tertarik dengan huruf dan angka. Ada yang sudah mampu menulisnya atau menyalinnya,serta menghitungnya.

c. Telah mengenal sebagian warna.

d. Mulai mengerti tentang waktu, kapan harus pergi ke sekolah dan pulang dari sekolah, nama–nama hari dalam satu minggu.

e. Mengenal bidang dan bergerak sesuai dengan bidang yang dimilikinya. f. Pada akhir usia 6 tahun, anak sudah mulai mampu membaca,menulis dan

berhitung.

Menurut Wolfinger dalam Slamet Suyanto (2005: 4) bahwa cara berpikir konkret berpijak pada pengalaman akan benda-benda konkret, bukan berdasarkan

30

pengetahuan atau konsep-konsep abstrak. Pada tahap ini anak belajar terbaik melalui kehadiran benda-benda. Obyek permanen (object permanency) sudah mulai berkembang. Anak juga dapat belajar mengingat benda-benda, jumlah dan ciri-cirinya meskipun bendanya sudah tidak berada dihadapannya.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik kognitif anak usia 5-6 tahun masuk pada tahapan pra- operasional dan cara berpikir sudah masuk kepada pengalaman menggunakan benda-benda konkret.

4. Tujuan Peningkatan Perkembangan Kognitif

Pengembangan kognitif bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak supaya dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemapuan logika matematikanya dan 3 pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti (Diknas, 2003: 8). 5. Indikator Perkembangan Kognitif Anak Usia 5–6 Tahun

a. Belajar dan Pemecahan Masalah

1) Menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (seperti : apa yang terjadi ketika air ditumpahkan).

2) Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan diterima sosial.

3) Menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru. 4) Sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah (ide, gagasan di luar

31

b. Berpikir Logis

1) Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran: “lebih dari”; “kurang dari”; dan “paling/ter”.

2) Menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan (seperti: ”ayo kita bermain pura-pura seperti burung”).

3) Menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan.

4) Mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya (angin bertiup menyebabkan daun bergerak, air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah).

5) Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran (3 variasi).

6) Mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis, atau kelompok berpasangan yang lebih dari 2 variasi.

7) Mengenal pola ABCD-ABCD.

8) Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar atau sebaliknya.

c. Berpikir Simbolik

1) Menyebutkan lambang bilangan 1-10.

2) Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung. 3) Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan.

32

5) Merepresentasikan berbagai macam benda dalam bentuk gambar atau tulisan (ada benda pensil yang diikuti tulisan dan gambar pensil).

Dokumen terkait