• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Aspek Pasar, Teknis dan Manajemen

2. Aspek Teknis

Kelancaran suatu usaha sangat ditentukan oleh teknis dan teknologi dan dimiliki oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan mempunyai aspek teknis yang baik, sudah pasti produksi akan berjalan dengan lancar.

Analisa teknis dalam usaha produksi DILA ini dimaksudkan sebagai suatu cara untuk menguji hubungan-hubungan teknis yang mungkin dalam kegiatan yang sedang direncanakan, diusulkan atau sedang dilaksanakan.

a. Penilaian Lokasi

Pemilihan lokasi merupakan suatu titik awal yang menentukan terhadap keberhasilan suatu industri. Pemilihan lokasi yang salah atau kurang tepat, akan menimbulkan berbagai masalah termasuk tambahan input dan biaya operasional yang lebih besar serta dampak lingkungan yang merugikan.

Analisa teknis dalam penilaian dan pemilihan lokasi ini terutama didasarkan atas berbagai pertimbangan kondisi lingkungan. Kriteria utama yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi proyek antara lain: ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan sumber air, suplai tenaga kerja serta fasilitas transportasi yang memadai.

Pertimbangan untuk menyewa tempat usaha ini antara lain untuk menghemat biaya investasi, mengingat tingkat produksi DILA per tahun yang tidak terlalu besar. Selain itu perusahaan pembuat DILA ini termasuk dalam skala usaha kecil dengan jumlah karyawan kurang dari 20 orang. Untuk menutupi berbagai biaya operasional dan lainnya, maka diputuskan bahwa perusahaan akan menyewa tempat usaha.

Lokasi usaha yang dipilih tentunya harus sesuai dengan kriteria utama yang diharapkan. Selain kriteria utama pemilihan lokasi di atas, masih ada beberapa kriteria pendukung yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi proyek. Pertama lokasi proyek harus memikirkan kondisi iklim dan keadaan tanah. Keadaan tanahnya harus cukup baik dan layak dipakai menjalankan usaha serta iklimnya cukup baik.

Kedua mengenai sikap masyarakat setempat (adat istiadat). Lokasi proyek harus terletak agak jauh dari pemukiman penduduk agar kegiatan produksi dan usahanya tidak mengganggu keadaan masyarakat sekitar proyek.

Yang ketiga tentang rencana masa depan perusahaan atau rencana perluasan produksi. Lokasi yang dipilih harus mendukung rencana perluasan proyek sewaktu-waktu dengan lokasi proyek tambahan yang berdekatan dengan lokasi proyek yang sudah ada.

Sebelumnya telah direncanakan untuk membeli tanah dan mendirikan bangunan sebagai investasi awal dari pembuatan perusahaan pembuat DILA ini. Lokasi perusahaan yang dipilih adalah Jalan Raya Sindang Barang dekat Terminal Bubulak Darmaga Bogor, Terminal Angkutan Umum dan Pasar Laladon. Selain letaknya yang strategis di pinggir jalan dan dekat dengan pusat transportasi, sumber listrik, air dan bahan bakar juga dapat diperoleh dengan mudah. Tenaga kerja yang diperlukan juga mudah diperoleh dengan pemilihan lokasi tersebut, karena daerah Terminal Bubulak Darmaga Bogor itu terletak dipinggir jalan raya sehingga mudah dijangkau, baik dengan kendaraan umum maupun dengan kendaraan pribadi.

Kendala yang ada pada lokasi ini memang pada distribusi dan ketersediaan bahan baku. Bahan baku pembuatan DILA ini didatangkan dari Jakarta, oleh karena itu agak jauh dan membutuhkan biaya tambahan untuk pengangkutannya

sampai ke lokasi proyek (Bogor). Kendala yang lain adalah daerah pemasaran yang terletak cukup jauh dari lokasi perusahaan sehingga membutuhkan biaya distribusi yang cukup tinggi serta waktu distrbusi yang juga cukup lama. Namun, pemborosan biaya pengangkutan bahan baku dan pengiriman dapat diimbangi dengan kelebihan-kelebihan lain dari lokasi ini.

Alternatif pendirian perusahaan pembuat DILA diatas lahan dan bangunan milik sendiri akan menghasilkan kerugian, mengingat biaya pembelian tanah dan pendirian bangunan usaha yang memakan biaya Rp 735 400 000. Nilai ini cukup besar sebagai investasi awal mengingat pemasukan yang didapatkan perusahaan tiap tahunnya tidak terlalu besar karena kapasitas produksi yang terbatas.

b. Komponen Fisik

Komponen fisik perusahaan pembuat DILA yang direncanakan ini terdiri dari: bangunan, fasilitas tenaga listrik, pagar dan perlengkapan lainnya. Untuk bangunan, instalasi listrik serta pagar telah tersedia pada saat penyewaan lokasi produksi, sedangkan peralatan produksi dan perlengkapan kantor dan lain-lain diinvestasi sendiri oleh perusahaan. Seperti telah disebutkan diatas bahwa perusahaan awalnya hendak beroperasi pada lahan dan bangunan milik sendiri, namun dengan biaya invesatsi tanah dan bangunan yang cukup besar tampaknya keuntungan perusahaan tidak akan mampu menutupi biaya investasi bahkan hingga proyek berakhir.

b.1. Bangunan

Secara umum, konstruksi bangunan dipilih haruslah yang tahan terhadap cuaca dan korosi serta terbuat dari bahan yang ringan tapi kuat. Bangunan yang dimaksud meliputi: bangunan unit produksi (pabrik/bengkel), kantor, gudang penyimpanan bahan baku, gudang penyimpanan stok, kamar mandi, pos satpam, serta musholla. Untuk bangunan pabrik (bengkel) dan gudang, diinginkan bangunan yang sederhana saja dengan atap berupa asbes dan lantai semen, sedangkan untuk kantor dan bangunan lainnya menggunakan atap genting dan lantai keramik.

b.2. Fasilitas Tenaga Listrik

Listrik sangat diperlukan untuk mengoperasikan peralatan dan mesin-mesin produksi serta sebagai sarana penerangan lingkungan, kantor, pabrik dan lain sebagainya. Fasilitas ini dipilih dari jenis yang tahan karat.

b.3. Pagar

Pagar diperlukan untuk membatasi lokasi dan wilayah pabrik. Pemasangan pagar ini bertujuan untuk menjaga keamanan dan sebagai batasan wilayah proyek.

b.4. Peralatan/ perlengkapan lainnya

Termasuk ke dalam kategori ini adalah peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam proyek produksi DILA ini tetapi tidak termasuk dalam kategori yang telah disebutkan di atas. Perlengkapan/peralatan yang dimaksud meliputi: alat dan mesin produksi, alat sanitasi, alat transportasi, alat komunikasi, alat-alat kantor, dan sebagainya.

c. Spesifikasi dan Proses Produksi c.1. Spesifikasi Produk

DILA didisain untuk membentuk saluran drainase berbentuk trapesium. Prinsip kerja dari DILA ini adalah membuka tanah, mengangkat dan menumpahkannya di atas guludan. Mekanisme yang digunakan pada DILA ini adalah suatu DILA yang menggunakan tenaga tarik traktor dengan tiga titik gandeng sebagai mekanisme penggandengannya tanpa menggunakan tenaga PTO. Terdapat dua bagian utama dari DILA ini, yaitu ditcher dan mekanisme lengan ayun.

Ditchertersusun dari beberapa bagian, antara lain:

1. Kakiditcheryang berfungsi sebagai penyokong sayap

2. Pisau penusuk yang berfungsi untuk membuka tanah pertama dan mengatur dalam pencapaian kedalaman tanah yang diinginkan.

3. Sepasang pisau bajak berbentuk V yang berfungsi untuk memotong tanah dan membentuk profil bagian dasar saluran drainase. Pisau ini nantinya akan disambungkan dengan sayap menggunakan dudukan pisau yang telah disesuaikan dengan kelengkungan sayap.

4. Sayap memiliki permukaan lengkung yang lebih landai dari bajak sehingga dapat mengalirkan tanah yang telah dipotong oleh pisau ke arah samping kanan dan kiri ditcher tanpa membalik tanah. Selain itu sayap juga berfungsi untuk membentuk profil bagian kiri dan kanan saluran drainase. Untuk mempertahankan posisi sayap tetap berada ditengah, maka dipasang batang penopang di bagian belakang sayap.

5. Pisau samping berfungsi untuk memotong dan merapikan profil dinding samping saluran drainase.

6. Rangka tarik berfungsi menarik DILA dengan traktor sekaligus sebagai penopang mekanisme lengan ayun.

Rangka tarik Pisau penusuk Pisau bajak kaki Stabilizer Sayap Pisau samping

Gambar 3. Bagian-bagianditcher

Sedangkan mekanisme lengan ayun sendiri terdiri dari:

1. Rangka mekanisme yang berfungsi sebagai tempat dudukan lengan ayun. 2. Roda penggerak mekanisme yang berfungsi sebagai sumber gerak translasi

dan menghasilkan gaya angkat.

3. Pemegang roda yang berfungsi sebagai tempat roda penggerak mekanisme lengan ayun.

4. Lengan ayun yang berfungsi menjaga pergerakan roda penggerak dan pemegang roda tetap horizontal dan sejajar permukaan lintasan roda. 5. Pipa mekanisme yang berfungsi meneruskan gaya angkat dari lengan ayun

ke lengan ayun belakang.

6. Lengan ayun belakang berfungsi untuk menjaga pergerakan pengeruk tetap horizontal dan sejajar permukaan tanah.

7. Pengeruk tanah berfungsi untuk mengeruk tanah dan menggeser serta memindahkan tanah dari dasar alur antara guludan ke puncak guludan. 8. Standar mekanisme lengan ayun yang berfungsi untuk menahan lengan

ayun pada posisi terendah.

pengeruk

pengeruk

roda

rodamekanismemekanisme

rangka

rangkautamautama

lengan

lenganayunayun

depan

depan

lengan

lenganayunayun

belakang

belakang

poros

poros

mekanisme

mekanisme rangkarangkamekanismemekanisme

Gambar 4. Bagian-bagian mekanisme lengan ayun

c.2. Proses Pembuatan (Produksi)

c.2.1. Proses PembuatanDitcher

Pada bagian Ditcher ini, yang pertama kali dibuat adalah kaki ditcher. Kaki ditcher ini terbuat dari plat besi setebal 30 mm yang telah dipotong sesuai dengan pola yang diinginkan. Pada bagian kaki dibuat lubang baut pengunci menggunakan mata bor M23. Kaki ditcherini nantinya akan dipasang pada suatu

dudukan remanen (jig) dan ditempelkan dengan besi siku 30×30 mm tebal 3 mm pada bagian belakangnya menggunakan las titik.

Pisau penusuk terbuat dari besi plat ukuran 30 × 5 cm dan tebal 15 mm. Pisau penusuk yang dibuat haruslah sangat tajam. Oleh karena itu, besi plat yang telah dipotong membentuk pola dasar pisau penusuk harus ditajamkan dan dikeraskan lagi. Pisau ini kemudian dipasang miring dengan dengan sudut 15o. Pemasangannya dengan cara meratakan pisau dengan ujung atas kakiditcher.

Selanjutnya pembuatan pisau bajak. Pisau ini terbuat dari plat besi setebal 10 mm. Pisau ini dibuat sepasang membentuk huruf V dengan sudut potong 35o. Pisau kemudian ditempelkan pada dudukan pisau dengan cara dilas titik bagian pinggirnya dan dikunci dengan 3 buah baut. Bagian tengah dudukan pisau dilengkungkan sesuai dengan kelengkungan sayap. Dudukan pisau (yang sudah ditempeli pisau bajak) kemudian dipasangkan pada dudukan remanen dan kaki ditcherdengan cara dilas.

Sayap ditcher terbuat dari plat besi setebal 8 mm yang mengalami proses pelengkungan. Pelengkungan dilakukan dengan cara memanaskan plat besi menggunakan gas elpiji kemudian dipukul sesuai garis kelengkungan yang diinginkan (diameter 65 cm). Sayap ini terdiri dari dua buah. Keduanya menempel pada badan sisi kanan dan kiri kakiditcher. Sepasang sayap ini dilengkapi dengan batang penopang dari besi pipa (d=40 mm).

Pisau samping ditcher ini terbuat dari plat besi setebal 10 mm. Pisau ini menempel di bagian luar kanan dan kiri sayap dengan kemiringan 55o terhadap horizontal.

Bagian terakhir dari ditcher ini adalah rangka ditcher. Konstruksinya berbentuk segitiga. Bahan utama pembuatan rangka ini adalah tiga batang pipa kotak. Pipa kotak berukuran dibentuk dengan cara menangkupkan dua buah besi siku. Kedua batang pipa kotak yang sama panjang disatukan membentuk sudut 28o. Sedangkan tiga titik gandeng terbuat dari plat besi setebal 10 mm yang dilas ke rangka segitiga yang telah dibuat. Dudukanditcherdibuat dari besi siku ukuran 10 cm × 10 cm, tebal 8 mm dan panjang 40 cm. Pemasangan dudukan ditcher pada dua pipa pipa kotak yang berada ditengah segitga rangka menggunakan baut

Pada rangka ini juga dilengkapi penahan segitiga atas dan bawah yang terbuat dari plat besi setebal 30 mm. Kedua penahan ini dilas pada dua pipa kotak yang berada di tengah rangka segitiga.

(a) (b)

Gambar 5. a) RangkaDitcher, b)Ditcher

c.2.2. Proses Pembuatan Mekanisme Lengan Ayun

Pembuatan meknisme lengan ayun ini dimulai dengan pembuatan rangka utama (rangka mekanisme) menggunakan besi siku 10 cm x 10 cm (tebal 8 mm) yang disambungkan kedua sisinya dengan cara dilas menggunakan las listrik sehingga berbentuk besihollow. Untuk menyesuaikan panjangboshengsel lengan ayun, maka pada rangka ditambahkan beberapa plat.

Rangka kemudian dilubangi menggunakan bor pada bagian depan dan belakangnya untuk pemasangan pillow block dan flange. Rangka mekanisme nantinya disambungkan dan dilas mati pada rangka ditcher bagian depan karena rangka mekanisme merupakan dudukan keseluruhan sistem lengan ayun.

Proses selanjutnya adalah pembuatan pipa mekanisme menggunakan gerinda potong sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Kemudian, pada pipa mekanisme ini dipasangkan poros bertingkat dengan diameter 3.2 cm dan panjang 100 cm. Proses pemasangannya dilakukan dengan cara dilas.

Lengan ayun depan pada mekanisme sendiri dibuat dari besi kanal C yang dipotong sesuai ukuran yang telah direncanakan. Masing-masing lengan ayun ini dipasangkan dengan bosh berdiameter 33 mm dan tebal 9 mm untuk engsel

mekanisme. Untuk menyesuaikan dengan ukuran baut (M-16), maka bosh mengalami proses pembubutan.

Setelah itu dilakukan proses penyambungan lengan ayun depan dengan pipa mekanisme. Saat penyambungan harus diperhatikan agar posisi bosh untuk engsel sejajar dengan kemiringan pipa

Untuk bagian pengeruk sendiri, dibuat dari plat besi yang dilengkungkan dengan jari-jari 448 mm. Proses pelengkungannya adalah dengan memanaskan plat dan memukul plat dari bagian depan di atas landasan yang bertingkat. Jari pada pengeruk sendiri terbuat dari plat besi setebal 1 cm yang dibentuk menggunakan las potong. Pada bagian belakang pengeruk dipasangkan penguat dari siku ukuran 3 cm x 3 cm, sedangkan dudukan belakang pengeruk terbuat dari besi siku ukuran 7 cm x 7 cm (tebal 5 mm) yang sisi-sisinya dipotong membentuk besi kanal C selebar 10 cm. Dudukan ini dilubangi dengan bor diameter 16 mm untuk engsel lengan ayun belakang.

(a) (b)

Gambar 6. a) Pengeruk tanah, b)Roda mekanisme

Proses selanjutnya adalah pembuatan lengan ayun belakang yang terdiri dari dua bagian potongan. Bagian potongan pertama posisinya miring terhadap arah maju alat, sedangkan posisi bagian potongan kedua sejajar dengan rangka utama bagian depan. Bagian potongan kedua dipotong untuk merampingkan bentuknya dan diperkuat dengan besi siku 3 cm x 3 cm. Sambungan kedua bagian itu diperkuat dengan penambahan besi behel berdiameter 1 cm.

Roda mekanisme terbuat dari plat yang dilengkungkan membentuk roda. Setelah itu ditambahkan velg yang dilubangi (bubut) untuk dudukanbosh. Untuk pemegang roda sendiri, digunakan besi kanal yang dilubangi dengan las potong untuk menyambungkan poros roda.

Penyambungan poros roda ke pemegang roda (besi kanal) dilakukan pada posisi bersudut 76o, lalu diperkuat dengan menambahkan plat besi pada sisi depan, belakang dan atas poros. Kemudian ujung poros dibubut.

Pembuatan komponen pada mekanisme lengan ayun adalah pembuatan standar mekanisme. Standar mekanisme ini terbuat dari besi siku yang dipanaskan dan diubah sudut (diragum) salah satu sisinya kemudian dipukul sisinya yang lain. Standar ini kemudian dilas kuat pada rangka mekanisme. Untuk memperkuat lasan standar pada rangka, maka ditambahkan lagi siku penguat dari besi plat.

Gambar 7.Ditcherlengan ayun (DILA)

3. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Dokumen terkait