• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

3.1 Aspek Teknis

Kondisi sistem penyediaan air minum yang ada saat ini sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan, untuk Kota Ulu dan Ondong yang terletak di pulau Sitaro, masalah utama yang dihadapi adalah keberadaan air baku, karena letaknya di pulau kecil dimana daerah tangkapan air sangat terbatas, sehingga kehandalan air baku sangat sulit.

3.1.1. Sistem Produksi

Produksi air minum di Kota Ulu dan Ondong ini, sangat tergantung dengan sumber air baku yang ada, penduduk telah memanfaatkan mata air yang ada untuk keperluan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air minumnya.

3.1.1.1. Unit Air Baku

Penyediaan air bersih untuk masyarakat di Klaster Siau disediakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Ulu, dengan memanfaatkan air yang berasal dari mata air Akelabo dan mata air Kalarung. PDAM Ulu mendistribusikan air minum untuk penduduk di Kota Ulu dan Ondong Timur dan desa-desa sekitarnya. Selain itu terdapat danau Kapeta sebagai sumber air minum yang berlokasi di Kota Ulu dan Ondong Barat Selatan.

Bagi masyarakat yang tidak terlayani oleh jaringan air minum dan tidak terdapat sumur mereka memanfaatkan air hujan yang ditampung pada penampungan air hujan atau PAH (Penampungan Air Hujan). Masyarakat yang menggunakan PAH sebagian besar terdapat di Kota Ulu dan Ondong Barat Utara dan Kota Ulu dan Ondong Tengah.

50 1. Kecamatan Siau

 Danau Kapeta

Untuk pelayanan air minum di pulau Siau direncanakan dari danau Kapeta yang terletak di Siau Barat selatan dengan volume kurang lebih 150.000m3, apabila digunakan oleh Siau dengan kapasitas 20 l/det, maka danau ini dapat menyediakan hanya untuk 90 hari saja, apabila dalam 90 hari tidak ada air yang masuk kedlam danau tersebut, maka air danau akan habis dan tidak dapat mensuplai IPA yang ada.

Gambar 3.1 Skematik Sarana Air Bersih Eksisting – Sistem Akesembeka

3.1.1.2. Unit Instalasi

Instalasi Pengolahan Air (IPA)

Saat ini telah dibangun IPA paket baja kapasitas 20 l/det yang berlokasi di Desa KapetaSiau, dan beberapa mata air yang ada saat ini dengan rincian lokasi dan kapasitas dari masing-masing mata air tersebut diuraikan sebagai berikut :

51 Tabel 3.1 Lokasi dan kapasitas mata air di Kab. Kep. Sitaro – Kluster Siau

No Sumber Lokasi Air Baku

Gravitasi (lt/dt)

Distribusi Pompa (lt/dt) Siau Timur

1 Mata Air Akesembeka 6 5

2 Mata Air Karalung 4 3

3 Mata Air Apelawo 5 -

4 STD Beong 4 -

5 STD Lai 4 -

Siau Barat

1 Mata Air Peling 2 1.5

Kinerja Instalasi

Kinerja bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Murake saat ini hanya melayani sekitar 5 km kearah daerah Siau Timur/Ulu, sehingga memerlukan perluasan jangkauan pelayanan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

3.1.1.3. Unit Distribusi

Unit distribusi yang ada saat ini terdiri dari jaringan perpipaan dengan total panjang jaringan yang masih dapat dimanfaatkan dan terdata dengan akurat adalah sepanjang 17.876 meter yang terdiri dari pipa PVC dan pipa GI, terdapat di Kota Ulu dan Ondong Timur, sedangkan di Kota Ulu dan Ondong barat sepanjang 23.633 meter, yang terdiri dari pipa PVC dan GIP.

Daftar pipa distribusi yang ada di Kota Ulu dan Ondong seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Daftar Inventaris Pipa di Kab. Kep. Sitaro – Kluster Siau No Jenis pipa Diameter (mm) Panjang (meter)

Siau Timur 1 PVC 200 12 2 PVC 150 751 3 PVC 100 5.460 4 PVC 75 3.315 5 PVC 50 8.066 6 GIP 100 110 7 GIP 75 162

Siau Barat Total 17.876

1 PVC 150 4.500

2 PVC 100 9.900

52 No Jenis pipa Diameter (mm) Panjang (meter)

4 PVC 50 5.800

5 PVC 75 60

6 GIP 50 73

Total 23.633

Sumber: PDAM Ulu

Sedangkan distribusi air yang diolah dan bisa terjual bisa dilihat dalam tabel berikut untuk setiap kecamatan

Tabel 3.3 Data air yang didistribusikan per bulan

No Uraian Jumlah (m³) Keterangan

Siau Timur

1 Jumlah Air Baku yang diolah 22.878

2 Jumlah Hasil Produksi 17.013

3 Jumlah air untuk Produksi 300

4 Jumlah air yang didistribusikan 16.713

5 Jumlah air yang terjual 15.003

6 Jumlah air yang hilang 1.710

Siau Barat

1 Jumlah Air Baku yang diolah 3.627

2 Jumlah Hasil Produksi 1.107

3 Jumlah air untuk Produksi 33

4 Jumlah air yang didistribusikan 1.074

5 Jumlah air yang terjual 1.033

6 Jumlah air yang hilang 641

3.1.1.4. Tingkat Kebocoran

Berdasarkan data distribusi air yang ada untuk masing-masing Kecamatan adalah sebagai berikut :

Kota Ulu dan Ondong Timur

Jumlah air baku yang diproduksi sebesar 17.013 m³, produksi air yang dihasilkan sebesar 16.713 m³, diperoleh jumlah air yang terjual sebanyak 15.003m³, dengan kehilangan air sebesar 1.710 m³, sehingga kebocoran air bisa dikatakan sebesar 10,05 %.

53

Kota Ulu dan Ondong Barat

Sedangkan untuk Kota Ulu dan Ondong Barat jumlah air baku yang diproduksi sebesar 1.107 m³, produksi air yang dihasilkan sebesar 1.074 m³, diperoleh jumlah air yang terjual sebanyak 1.033 m³, dengan kehilangan air sebesar 641 m³, sehingga kebocoran air bisa dikatakan sebesar 57,90 %.

3.1.1.5. Kondisi Operasi Dan Perawatan

Dari Keempat Kecamatan, Siau Timur, Siau Barat, Tagulandang dan Kecamatan Makalehi,yang sudah beroperasi dengan katagori cukup memadai sebagai tingkat Kecamatanhanya Kecamatan Siau Timur yang sudah memadai dengan tingkat kebocoran paling kecil yaitu 10 %, sedangkan yang lain memerlukan penanganan yang lebih intensif, diluar Kecamatan Makalehi yang belum mendapatkan pelayanan.

Sistem yang ada di Siau belum dioperasikan secara 24 jam, namun tidak tersedianya generator set yang menggerakkan pompa, maka sistem ini apabila ada gangguan dari PLN sistem pelayanan air minum tidak dapat dioperasikan.

3.1.2. Sistem Pelayanan 3.1.2.1 Kinerja Pelayanan

Kinerja pelayanan yang berjalan selama ini sudah terarah sesuai dengan fasilitas yang ada,namun keterbatasan interaksi antara satu lokasi dengan lokasi yang lain bisa menimbulkan ketidak terpaduan, hal ini disebabkan Kabupaten Kepulauan Sitao terdiri dari beberapa Pulau yang dipisahkan oleh laut, sehingga perjalanan antar Pulau memerlukan waktu dan biaya yang mahal.

3.1.2.2 Tingkat Pelayanan

Berdasarkan laporan Bulan Juni 2010 tingkat pelayanan sudah mencakup empat Kecamatan , dengan tingkat yang berbeda sesuai dengan jumlah penduduk yang ada, dimana Kota Ulu dan Ondong Timur mempunyai tingkat sambungan yang aktif sebanyak 1.014 unit, sambungan baru sebanyak 3 unit, ada juga pelanggan yang tidak pakai meter air sebanyak 119 unit, dan terjadi pemutusan sambungan sebanyak 97 unit.

54

Sedangkan untuk Kota Ulu dan Ondong Barat mempunyai tingkat sambungan yang aktif sebanyak 69 unit, tidak ada sambungan baru, pelanggan yang tidak pakai meter air sebanyak 6 unit, dan terjadi pemutusan sambungan sebanyak 189 unit.

Tabel 3.4 Data Sambungan yang ada di Kab. Kep. Sitaro – Kluster Siau

No Uraian Samb.Langsung Samb.Td.Langsung

SIAU TIMUR

1 Sambungan Aktif 1.014 6

2 Sambungan Baru 3 -

3 Pelanggan td pakai meter 119 -

4 Sambungan yg ditunda - -

5 Pemutusan Sambungan 97 -

SIAU BARAT

1 Sambungan Aktif 69 2

2 Sambungan Baru - -

3 Pelanggan td pakai meter 6 -

4 Sambungan yg ditunda - -

5 Pemutusan Sambungan 189 10

3.1.2.3 Kinerja Pelayanan

Berdasarkan data yang ada pada saat ini9 dari laporan bulan Juni 2010, periode pelayanan yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Sitaro jam operasi dilaksanakan antara 403 – 465 jam per bulan di Kota Ulu dan Ondong Timur, hal ini berarti dalam sehari bisa beroperasi kira-kira 14,5 jam / hari, sedangkan di Kota Ulu dan Ondong Barat periode operasi mencapai 13,4 jam / hari.

55 Tabel 3.5 Periode pelayanan setiap mata air di Kabupaten Kepulauan Sitaro

No Sumber Lokasi Operasi Gravitasi (Jam) Distribusi Pompa (Jam) Distribusi Gravitasi (Jam) Siau Timur

1 Mata Air Akesembeka 403 404 -

2 Mata Air Akesembeka 403 404 -

3 Mata Air Akesembeka 465 - 403

Siau Barat

1 Mata Air Peling 403 - 310

3.1.2.4 Jangkauan Pelayanan

Jangkauan pelayanan yang sudah dilaksanakan sampai dengan saat ini tinggal Kecamatan Makalehi, sedangkan untuk pelayanan masing-masing Kecamatan adalah sebagai berikut :

Kota Ulu dan Ondong Timur, mencakup wilayah pelayanan Tatahadeng melayani 195 SR, wilayah Akesimbeka 152 SR, Tarorane 410 SR, Bahu 296 SR, Mala melayani 2 HU dan 42 SR dan wilayah B.Poso melayani 23 SR

Kota Ulu dan Ondong Barat dengan wilayah Peling melayani 2 unit HU dan 69 SR, Paseng melayani 1 unit HU dan 90 SR, Paniki 19 SR, Ondong 44 SR, Pehe melayani 3 unit HU dan 3 SR, Mahuneni melayani 5 unit HU dan 20 SR dan Batusenggo melayani 1 unit HU dan 13 SR

Sistem Non Perpipaan (Terlindungi Dan Tidak Terlindungi) Masyarakat Kabupaten Siau di dalam memenuhi kebutuhan Air Minum saat ini memanfaatkan sumber air yang ada selama belum dipenuhi kebiutuhannya oleh Pemerintah setempat, dalam hal ini PDAM terutama yang ada di wilayah perkotaan, sedangkan untuk masyarakat yang berada dipedesaan memanfaatkan sumber air dari saluran irigasi, sumur gali, air hujan, sungai yang ada di setiap Pulau.

Sesuai dengan hasil pemantauan lapangan, masyarakat sangat mengharapkan agar Pemerintah baik di daerah maupun di pusat untuk segera memberikan pelayanan air minum secara perpipaan yang cukup memadai kepada masyarakat sehingga kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air minum saat ini dapat segera teratasi.

56 3.2 Sistem Non Perpipaan (Terlindungi Dan Tidak Terlindungi)

Masyarakat Kabupaten Siau didalam memenuhi kebutuhan Air Minum saat ini memanfaatkan sumber air yang ada selama belum dipenuhi kebutuhannya oleh Pemerintah setempat, dalam hal ini PDAM terutama yang ada di wilayah perkotaan, sedangkan untuk masyarakat yang berada dipedesaan memanfaatkan sumber air dari sumur gali, air hujan, sungai yang ada di setiap Pulau.

Sesuai dengan hasil pemantauan lapangan, masyarakat sangat mengharapkan agar Pemerintah baik di daerah maupun di pusat untuk segera memberikan pelayanan air minum secara perpipaan yang cukup memadai kepada masyarakat sehingga kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air minum saat ini dapat segera teratasi.

Sistem non perpipaan merupakan sistem tradisional yang dijalankan secara turun temurun oleh anggota masyarakat yang tinggal di daerah daerah terpencil. Di zaman yang serba modern ini, daerah ini tetap termasuk daerah yang terpencil. Karena dari itu masih terdapat kelompok masyarakat yang mendapatkan konsumsi air minumnya tergolong sebagai pola yang non perpipaan. Pola pemenuhan kebutuhan air minum dengan sistem non perpipaan oleh masyarakat di Kabupaten Sitaro terdapat hampir di seluruh daerah pusat maupun Kampung terutama wilayah sulit untuk dijangkau.

Dalam memenuhi kebutuhan air minumnya kelompok masyarakat tersebut memanfaatkan potensi sumber air yang ada disekitar tanpa melaui proses perbaikan kualitas kecuali dimasak. Kelompok masyarkat ini memanfaatkan air sumur dangkal, mata air dan air tadah hujan. Sumber air yang dimanfaatkan antara lain berupa:

 Mata air

 Situ atau rawa

 Sungai atau saluran irigasi

 Sumur dangkal

 Air hujan

Adanya kelompok masyarakat dengan sistem non perpipaan di sebabkan masih kurangnya sarana dan prasarana dari PDAM kabupaten Sitaro sehingga cakupan wilayah pelayanan masih minim, bahkan akibat dari bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Sitaro dengan adanya gunung meletus yang

57

mengakibatkan rusaknya jaringan distribusi. Hal tersebut berdampak berkurangnya cakupan wilayah pelayanan PDAM.

3.3 Permasalahan Aspek Teknis 3.3.2 Pengolahan Air (IPA)

Permasalahan teknis yang dihadapi saat ini bila dilihat dari produksi yang dihasilkan terutama untuk Kecamatan Siau Timur cukup baik, kecuali untuk kecamatan yang tiga lainya, permasalahannya harus ada penambahan lagi baik instalasinya maupun kapasitas yang diperlukan. Hal ini disebabkan karena IPA dengan kapasitas 20 l/det yang ada dalam kondisi yang rusak berat sehingga tidak dapat difungsikan dengan baik, untuk itu perlu dilakukan pencarian sumber air baku baru yang lain.

Air Baku dari sumber air yang dialirkan secara gravitasi, kemudian didistribusikan langsung ke wilayah pelayanan, system pendistribusian air yang ada saat ini perlu disempurnakan kembali dengan menambahkan bangunan reservoir distribusi, hal ini bertujuan untuk membantu agar proses kerja IPA tidak terlalu berat.

Jaringan pipa distribusi utama untuk pelayanan pelanggan diperlukan inventarisasi lagi untuk mengetahui penyebab banyaknya masyarakat yang menyambung tanpa menggunakan meteran.

Permasalahan utama yang diperlukan untuk menggerakan pompa adalah sumber daya baik yang berasal dari PLN maupun dari Genset. Saat ini menggunakan sumber energi dari masing-masing Kecamatan adalah Sumber Energi. Permasalahan utama yang diperlukan untuk menggerakan pompa adalah sumber daya baik yang berasal dari PLN maupun dari Genset. Saat ini menggunakan sumber energy dari masing-masing Kecamatan adalah :

a. Kecamatan Siau Timur, 3 genset dengan kondisi rusak semua,5 pompa sentrifugal dengan kondisi baik, dari 5 mobil tangki, 2 buah dengan kondisi rusak, dan memiliki sebuah mobil dinas Suzuki 110 cc.

58 Tabel 3.6 Peralatan yang dimiliki oleh PDAM Kabupaten Sitaro

No Jenis Peralatan Buatan/Merek Kapasitas Keterangan

1 Genset Perkins 18 PK/15 KVA Rusak

2 Genset Perkins 18 PK/15 KVA Rusak

3 Genset Ratna 24 PK/30 KVA Rusak

4 Pompa Sentrifugal Ebara 7.5L/D,H 20 m Baik

5 Pompa Sentrifugal Ebara 7.5L/D,H 20 m Baik

6 Pompa Sentrifugal Ebara 2 L/D,H 60 m Baik

7 Pompa Sentrifugal Siemen 1.5 L/D,H 210 m Baik

8 Pompa Sentrifugal Sutrencros 10 L/D,H 60 m Baik

9 Mobil Tangki Isuzu 4.000 liter Baik

10 Mobil Tangki Toyota Rino 3.000 liter Baik

11 Mobil Tangki Toyota Rino 3.000 liter Baik

12 Mobil Tangki Toyota Rino 4.000 liter Rusak

13 Mobil Tangki Isuzu 3.000 liter Rusak

14 Motor Dinas Suzuki 110 cc Baik

Makalehi

1 Genset Ratna 24 PK/15 KVA Baik

2 Pompa Ajax 3 L/D,H 60 m Baik

Tagulandang

1 Mobil Tangki Isuzu 4.000 liter Baik

3.3.3 Sistem Distribusi

Di Siau Timur, Air yang diproduksi didistribusikan ke wilayah pelayanan sehingga pendistribusian air cukup baik, hal ini bisa kita lihat dengan kehilangan air yang mencapai hanya 10 % saja, sedangkan untuk Kecamatan Siau Barat kehilangan air masih tinggi yaitu mencapai 57,90 %, maka dari itu sistem pendistribusian masih memerlukan penanganan yang lebih intensif.

3.3.4 Wilayah Pelayanan

Wilayah Pelayanan air minum yang ada saat ini baru mencakup sebagian penduduk di wilayah Kecamatan Siau Timur sedangkan penduduk di wilayah Kecamatan Siau Barat memerlukan peningkatan wilayah pelayanan yang lebih luas,. 3.3.4.1 Operasi dan Pemeliharaan

Operasional dan pemeliharaan mempunyai kendala yang sangat sulit karena terdiri dari beberapa pualu, jadi masing-masing pulau harus mempunyai peralatan dan personel yang terpisah pula. Kondisi ini mengakibatkan operasional dan pemeliharaan pompa maupun Genset harus mempunyai stok spare part yang siap pakai, terutama untuk hal yang rutin, agar memudahkan bilamana diperlukan penggantian yang diperlukan sewaktu-waktu.

59 3.4 Skematik SPAM Eksisting

60 Gambar 3.3 Skematik eksisting Siau Peling

61 3.5 Aspek Non Teknis

3.5.2 Aspek Keuangan

3.5.2.1 Kondisi dan Kinerja Keuangan

Selama ini kondisi dan kinerja keuangan yang menangani kebutuhan Air minum dengan menggunakan mata air dan dialirkan secara gravitasi, bila dilihat dari laporan keuangan pada bulan Juni 2010, sudah bisa dikatakan berjalan dengan sebagaimana mestinya sesuai dengan kondisi yang ada, dan sudah diberlakukan berdasarkan katagori pengelompokan tariff air.

Efisiensi penagihan di Siau Timur dari 1.133 pelanggan dapat ditagihkan 1021 pelanggan sehingga efisiensi pelanggan cukup tinggi lebih dari 90%, untuk Siau barat dari 75 pelanggan dapat ditagih 71 pelanggan artinya lebih dari 90%. Pendapatan rata-rata per bulan PDAM Kabupaten Sitaro adalah Rp. 58.000.000,- dan biaya untuk operasi sebesar Rp. 515.000,- per bulan untuk bahan bakar.

Kenerja keuangan untuk Siau ini belum dapat diketahui secara tersendiri, karena PDAM yang ada saat ini masih merupakan PDAM Kabupaten kepulauan Sangihe yang belum diserahkan kepada Kabupaten Siau Tagulandang Biaro.

3.5.2.2 Tarif Retribusi

Tarif retribusi yang sudah ditentukan dengan surat keputusan Bupati Kepulauan Sangihe, sewaktu Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro masih belum dimekarkan, tentang penyesuaian tariff air minum PDAM Kabupaten Kepulauan Sangihe, yang menjadi dasar tariff air minum di Kabupaten Kepulauan Sitaro yang selama ini diberlakukan kepada masyarakat setempat. Tarif rata-rata Rp. 2500,- per m3.

3.5.2.3 Pendapatan

Pendapatan yang diperoleh dari hasil pejualan air berdasarkan jumlah tagihan untuk Kecamatan Siau Timur adalah Rp.805.539.356 yang didapat dari 1.120 pelanggan, sedangkan untuk Kecamatan Siau Barat sebesar RP.23.666.300 didapat dari 270 pelanggan.

62

3.5.2.4 Pengeluaran

Pengeluaran yang rutin dipergunakan untuk Operasional dan Pemeliharaan juga untuk tenaga kerja,disamping untuk bahan kimia yang diperlukan.

3.5.2.5 Permasalahan Keuangan

Dalam meningkatkan sistem penyediaan dan pengelolaan air minum yang lebih baik. Masyarakat di Kabupaten Sitaro perlu diberikan penyuluhan tentang operasi dan pemeliharaan yang memerlukan biaya yang cukup tinggi, sehingga dimasa yang akan datang tidak terjadi lagi pelanggan yang tidak menggunakan meteran air.

Pemeliharaan kurang diperhatikan karena asset yang ada saat ini tidak terpelihara dengan baik, banyak pelanggan yang tidak menggunakan meter air, sehingga kinerja keuangan PDAM kurang baik.

3.5.3 Aspek Institusional dan Manajemen 3.5.3.1 Organisasi Dan Kelembagaan

Pengelolaan air minum perpipaan di Kabupaten Sitaro sebagian wilayah dikelola oleh PDAM Kabupaten kepulauan Sangihe, wilayah pelayanan di Kabupaten Sitaro ini merupakan Cabang IV Siau dari PDAM Kabupaten kepulauan Sangihe. Kabupaten Sitaro sendiri belum mempunyai PDAM karena asset yang ada saat ini belum diserahkan dari Kabupaten kepulauan Sangihe ke kabupaten Sitaro.

Untuk sistem perpipaan dan non perpipaan yang ada di kecamatan Biaro, dan Tagulandang dikelola oleh masyarakat sendiri, karena sistem yang ada saat ini merupakan sistem pedesaan, masyarakat yang menggunakan sistem ini tidak membayar.

Pengelolaan penyediaan air minum non perpipaan di Kabupaten kepulauan Sitaro dikelola dengan menugaskan seorang Kepala Cabang Idan dibantu oleh Kepala Unit.

3.5.3.2 Kinerja Pengelolaan dan SDM

Didalam melaksanakan tugasnya pengelolaanpelayanan SPAM, bila dilihat dari hasil produk pelaporan yang sudah bisa menampilkanlaporan yang cukup

63

jelas,sehingga bisa dan mudah difahami oleh setiap orang yang membacanya, maka kinerja yang dilaksanakan selama ini sudah memadai.

3.5.3.3 Permasalahan Aspek Kelembagaan

Permasalahan utama adalah PDAM yang ada saat ini, merupakan cabang IV dari PDAM Kabupaten kepulauan Sangihe, sehubungan dengan lokasi yang berjauhan antar pulau, menjadikan koordinasi pelayanan air minum agak sulit untuk dilakukan.

Permasalahan yang dihadapi dengan Aspek Kelembagaan pada saat semua pulau sudah beroperasi, maka diperlukan suatu koordinasi yang memadai, baik dari segi komunikasi maupun dari segi informasi, untuk memudahkan proses penyelesaian yang harus segera dilaksanakan, misalnya terjadi kemacetan operasional pengolahan air yang disebabkan dengan tidak adanya spare part yang diperlukan.

64

BAB IV

KRITERIA TEKNIS, METODA dan STANDAR

Dokumen terkait