• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGELOLAAN KASUS

B. Asuhan Keperawatan Kasus

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI

RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 17 Tahun

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Jl. Pancing II No. 7 Medan

Tanggal Masuk RS : 02 Juni 2014

No. Registier : 00.91.92.82

Ruangan/kamar : Tulip III/702

Golongan Darah : A

Tanggal Pengkajian : 02 Juni 2014

Tanggal Operasi : 26 Mei 2014

Diagnosa Medis : Fraktur colloum femur sinistra

II. KELUHAN UTAMA

Pasien mengatakan mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor 3 minggu yang lalu sehingga pasien tidak dapat duduk dan tidak dapat bergerak bebas karena tulang paha kirinya patah.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Tulang paha kiri patah akibat kecelakaan saat mengendarai sepeda motor sehingga tungkai kiri tidak dapat digerakkan

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Belum ada tindakan yang dapat memperbaiki keadaan terkait dengan kondisi pasien

B. Quantity/Quality

1. Bagaimana dirasakan

Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya

2. Bagaimana dilihat

Pasien terlihat bedrest, namun pasien masih mampu melakukan aktifitas

minimal ditempat tidur. Rentang gerak pasien terbatas

C. Region

1. Dimana lokasinya

Tulang paha kiri bagian atas

2. Apakah menyebar

Pasien mengatakan yang tidak dapat digerakkan hanya tulang paha kiri saja. D. Severity

Pasien mengatakan patah tulang mengakibatkan ia tidak dapat melakukan aktifitas

E. Time

Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari dimulai dari terjadinya patah tulang hingga sekarang.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Pasien mengatakan pernah jatuh dari sepeda motor saat berusia 4 tahun dan mengalami patah tulang.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Pasien mengatakan segera dilakukan tindakan operasi

C. Pernah dirawat/dioperasi

Pasien mengatakan pernah dioperasi pada usia4 tahun

D. Lama dirawat

Pasien mengatakan tidak ingat

E. Alergi

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Pasien mengatakan ayahnya menderita penyakit kanker otak 3 tahun yang lalu

B. Saudara kandung

Pasien mengatakan semua saudara kandung dalam keadaan sehat

C. Penyakit keturunan yang ada

Tidak ada penyakit keturunan

D. Anggota keluarga yang meninggal

Pasien mengatakan ayahnya meninggal 2 tahun yang lalu

E. Penyebab meninggalnya

Pasien mengatakan penyebab meninggal karena kanker otak

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien optimis bahwa penyakitnya akan segera sembuh dan ia dapat beraktifitas kembali seperti biasanya

B. Konsep diri

- Gambaran diri : Pasien mengatakan sudah siap cacat fisik

- Ideal diri : Pasien mengatakan ingin segera pulang dan

bersekolah

- Harga diri : Pasien mengatakan cita-citanya sebagai seorang

polisi tidak dapat ia capai

- Peran diri : Pasien mengatakan tugasnya sebagai pelajar harus

ditunda

- Identitas : Pasien berjenis kelamin laki-laki

C. Keadaan emosi

Pasien mengatakan sudah merasa tenang, karena kakinya tidak harus diamputasi

D. Hubungan sosial

- Orang yang berarti

Pasien mengatakan orang yang ia percayai adalah abang kandungnya

- Hubungan dengan keluarga

- Hubungan dengan orang lain

Pasien berhubungan baik dengan orang lain

- Hambatan dalam berhubungan dengan oranglain

Tidak ada E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan

Pasien memeluk agama islam karena keyakinannya sendiri

- Kegiatan ibadah

pasien mengatakan tidak pernah beribadah (sholat 5 waktu) selama dirawat dirumah sakit

VII. STATUS MENTAL

- Tingkat kesadaran : Composmentis

- Penampilan : Tidak Rapi

- Pembicaraan : Tidak ada masalah

- Alam perasaan : Tidak ada masalah

- Afek : Tidak ada masalah

- Intraksi selama wawancara : Kooperatif

- Persepsi : Tidak ada masalah

- Proses pikir : Tidak ada masalah

- Isi pikir : Tidak ada masalah

- Waham : Tidak ada

- Memori : Tidak ada masalah

VIII. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

A. Keadaan umum

Pasien terlihat sadar penuh (composmentis) dan kooperatif

B. Tanda-tanda vital - Suhu tubuh : 37,1 ˚C - Tekanan darah : 110/70 mmHg - Nadi : 78 x/menit - Pernafasan : 20 x/menit - Skala nyeri : - - TB : 175 cm

- BB : 48 kg

C. Pemeriksaan Head To Toe

Kepala dan rambut

- Bentuk : Kepala berbentuk lonjong, simetris

- Ubun-ubun : Tepat ditengah, tertutup, dan datar

- Kulit kepala : Berketombe

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut berwarna hitam dan

menyebar rata

- Bau : Bau menyengat

- Warna kulit : Sawo matang

Wajah

- Warna kulit : Sawo matang

- Struktur wajah : Lengkap dan Simetris

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap, Normal, Simetris

- Palpebra : Tidak Ptosis

- Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva (Anemis) dan Sklera

(tidak Icterus)

- Pupil : Ishokor reflek terhadap cahaya

- Cornea dan Iris : Tidak ada Katarak dan Peradangan

Hidung

- Tulang Hidung, posisi septum nasi : Tulang hidung tepat pada garis sumbu tubuh, dan septum nasi simetris

- Lubang Hidung : Bersih

- Cuping Hidung : Tidak ada gerakan cuping hidung

Telinga

- Ukuran telinga : Simetris

- Lubang telinga : Bersih

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : Mukosa kering

- Keadaan Gusi dan Gigi : Baik, tidak ada perdarahan

- Keadaan Lidah : Baik

Leher

- Posisi Trachea : Tepat pada garis sumbu tubuh

- Thyroid : Tidak ada pembesaran thyroid

- Suara : Pengucapan huruf Jelas

- Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran

- Vena Jugularis : Tidak ada pembesaran

- Denyut nadi karotis : Teraba

Pemeriksaan Integumen

- Kebersihan : Pasien tidak mampu melakukan

kebersihan diri secara mandiri dan bau badan menyengat

- Kehangatan : Kulit teraba hangat

- Warna : Sawo matang

- Turgor : < 2 detik

- Kelembaban : Kulit Kering dan mengelupas

- Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan

Pemeriksaan payudara dan ketiak

- Ukuran dan bentuk : Tidak ada pembesaran, payudara

simetris

- Warna payudara dan areola : Coklat kehitaman

- Kondisis payudara dan putting : Tidak ada masalah

- Produksi ASI : -

- Aksilla dan clavicula : Tidak ada pembesaran kelenjar getah

Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks : Normal, Pergerakan thoraks simetris

saat pasien bernafas

- Pernafasan(Frekueensi, Irama) : 20 x/menit, Irama reguler

- Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitan bernafas

Pemeriksaan Paru

- Palpasi getaran suara : Sama kuat dikedua lapang paru

- Perkusi : Resonan

- Auskultasi : Suara nafas bersih, tidak ada suara

nafas tambahan, dan ratio suara nafas pada B-BV-V normal

Pemeriksaan Jantung

- Inspeksi : Tidak ada kelainan

- Palpasi : Pulsasi pada PIM teraba kuat, tidak

ada nyeri tekan, dan kardiomegali (-)

- Perkusi : Suara dullness pada ICS III sinistra

hingga ICS V sinistra

- Auskultasi :Bunyi jantung terdengar kuat dan

reguler Pemeriksaan Abdomen

- Inspeksi : Simetris, bentuk datar, tidak ada

massa, jejas/lesi

- Auskultasi : peristaltic usus 24 x/menit

- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada

benjolan/ascites, tidak ada pembesaran hepar dan lien Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas

- Kekuatan otot : ekstremitas kiri atas=4, ektremitas

atas=3, ekstremitas kanan bawah=3, tingkat keterbatasan mobilisasi

pasien=3, lengan kanan mengalami fraktur radius dan terpasang gips, tungkai kanan mengalami fraktur tibia dan terpasang gips, serta tungkai kiri mengalami fraktur femur dan belum mendapatkan penanganan.

- Edema : Tidak terdapat edema

Pemeriksaan Neurologi

- Nervus Olfaktorius /N I

Pasien mampu membedakan aroma parfum dan kopi

- Nervus Optikus /N I

Tidak ada masalah ketajaman penglihatan

- Nervus okulomotorius/N III, trochlearis/NIV, Abdusen/NVI

Ptosis (-), pupil ishokor, geakan bola mata kesegala arah

- Nervus Trigeminus/N V

Pasien mampu merasakan sentuhan, membedakan tajam-tumpul, panas-dingin, dan merasakan getaran

- Nervus Fasialis/N VII

Pasien mampu membedakan rasa manis, asam, asin, dan pahit

- Nervus Vestibulocochlearis/N VIII

Tidak ada masalah dengan ketajaman pendengaran pasien

- Nervus Glossoparingeus/N IX, Vagus/N X

Tidak ada gangguan menelan, suara pengucapan huruf jelas.

- Nervus Asesorius/N XI

Tidak dapat dilakukan pemeriksaan

- Nervus Hipoglossus/N XII

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola Makan dan Minum

Frekuensi makan/hari : 3 x/hari

Nafsu dan selera makan : Menurun

Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri ulu hati

Alergi : Tidak ada alergi terhadap makanan apapun

Mual dan Muntah : Tidak ada mual dan muntah

Waktu pemberian Makan : 3 x/hari (pagi 07.00, siang 12.30, dan malam

18.30)

Jumlah dan jenis makanan : 1 porsi dan jenis makanan MB (makan biasa)

Waktu pemberian caira/minum: Sesuai dengan kebutuhan pasien Masalah makanan dan minum : Tidak ada masalah

II. Perawatan diri/Personal hygine

- Kebersihan tubuh : pasien tidak mampu melakukan kebersihan

diri secara mandiri

- Kebersihan gigi dan mulut : Gigi pasien terlihat bersih

- Pemeliharaan kuku : Kuku pasien terlihat panjang dan kotor

III. Pola kegiatan/Aktivitas

Kegiatan Mandiri Sebahagian Total

Mandi

Makan

BAB

BAK

Ganti pakaian

IV. Pola Eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : 1 x/hari

- Karakter feses : Padat, berwarna kuning

kecoklatan

- Riwayat pendarahan : Tidak ada

- Penggunaan Laktasif : Tidak ada

2. BAK

- Pola BAK : 4-5 x/hari

- Karakter urin : Cair, berwarna kuning pucat

- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada

- Penggunaan diuretik : Tidak ada

- Upaya mengatasi masalah : Tidak ada

- Pasien tidak mampu bergerak kekamar mandi, sehingga aktifitas mandi dan

eliminasi dilakukan diatas tempat tidur dengan bantuan orang lain. Pasien mengalami tingkat ketergantungan (+2) saat melakukan perawatan diri mandi/higiene. Tingkat (+2) maksudnya adalah perawat memberikan seluruh peralatan, mengatur posisi pasien, ditempat tidur dan pasien dapat mandi sendiri kecuali untuk bagian kaki dan punggung serta untuk higiene oral perawat menyediakan peralatan dan pasien melakukan higiene mulut. Sementara pada perawatan diri eliminasi pada ketergantungan sedang (+3), yaitu perawat menyediakan pispot, menempatkan pasien pada posisi yang benar saat BAB dan BAK. Dan pasien mengatakan tidak pernah beribadah selama dirawat dirumah sakit

ANALISA DATA

No. Data Penyebab Masalah keperawatan

1. DS:

Pasien mengatakan tidak dapat duduk dan tidak dapat bergerak bebas karena tulang paha kirinya patah.

DO:

Pasien terlihat bedrest

namun, pasien masih mampu melakukan aktifitas minimal ditempat tidur. Rentang gerak pasien terbatas, kekuatan otot ekstremitas kiri atas=4, ektremitas kiri bawah=0, ekstremitas kanan atas=3, ekstremitas kanan bawah=3, tingkat keterbatasan

mobilisasi pasien=3

Gangguan muskuloskeletal

Hambatan mobilitas fisik

2. DS :

pasien tidak mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri, Pasien tidak mampu bergerak kekamar mandi

DO :

Pasien tidak mampu bergerak kekamar mandi, sehingga aktifitas mandi dilakukan diatas tempat tidur dengan bantuan orang lain, semi ketergantungan (+2)

Gangguan muskuloskeletal

Defisit perawatan diri : Mandi/Higiene

3 DS :

Pasien tidak mampu bergerak kekamar mandi

DO :

Pasien tidak mampu bergerak kekamar mandi, sehingga aktifitas eliminasi dilakukan diatas tempat tidur dengan bantuan orang lain,

ketergantungan sedang (+3)

Hambatan mobilitas Defisit perawatan diri :

MASALAH KEPERAWATAN 1. Hambatan Mobilisasi fisik

2. Defisit perawatan diri : Mandi/Higiene 3. Defisit perawatan diri : Eliminasi

DIAGNOSA KEPERWATAN (PRIORITAS)

1. Hambatan Mobilisasi fisik b/dGangguan muskuloskeletal d/d Pasien mengatakan tidak

dapat duduk dan tidak dapat bergerak bebas karena tulang paha kirinya patah, Pasien terlihat bedrest namun, pasien masih mampu melakukan aktifitas minimal ditempat tidur. Rentang gerak pasien terbatas, kekuatan otot ekstremitas kiri atas=4, ektremitas kiri bawah=0, ekstremitas kanan atas=3, ekstremitas kanan bawah=3, tingkat keterbatasan mobilisasi pasien=3

2. Defisit perawatan diri : mandi/Higiene b/d Gangguan muskuloskeletal d/d pasien tidak mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri, Pasien tidak mampu bergerak kekamar mandi, sehingga aktifitas mandi dilakukan diatas tempat tidur dengan bantuan orang lain, semi ketergantungan (+2)

3. Defisit perawatan diri : Eliminasi b/d hambatan mobilisasi d/d Pasien tidak mampu bergerak kekamar mandi, sehingga aktifitas eliminasi dilakukan diatas tempat tidur dengan bantuan orang lain, ketergantungan sedang (+3)

PERENCANAAN KEPERAWATAN Hari/

tanggal

No. Dx Perencanaan keperawatan

Senin/0 2-06-2014

1 Tujuan/kriteria hasil :

1. Memperlihatkan tidak mengalami gangguan mobilitas,

dibuktikan oleh tidak mengalami gangguan keseimbangan, koordinasi, pergerakan sendi dan otot, berjalan, dan

bergerak.

2. Kekuatan otot ekstremitas 5 3. Keterbatasan mobilisasi 0

4. Rentang gerak dalam batas normal

Intervensi Keperawatan Rasional

Aktifitas keperawatan tingkat 1 :

1. Kaji kebutuhan terhadap bantuan pelayanan kesehatan dirumah dan kebutuhan terhadap peralatan pengobatan yang tahan lama 2. Ajarkan pasien tentang penggunaan alat

bantu mobilitas (misalnya, tongkat, walker, kruk, atau kursi roda)

3. Ajarkan dan bantu pasien dalam proses berpindah (misalnya, dari tempat tidur ke kursi)

4. Rujuk ke ahli terapi fisik untuk program latihan

5. Berikan penguatan positif selama aktifitas

6. Bantu pasien untuk menggunakan alas kaki

antiselip yang mendukung untuk berjalan 7. Pengaturan posisi (NIC) :

Ajarkan pasien bagaimana menggunakan postur dan mekanika tubuh yang benar saat melakukan aktifitas. Dan pantau pemasangan traksi

Aktifitas keperawatan tingkat 2 : 1. Kaji kebutuhan belajar pasien

2. Kaji kebutuhan terhadap bantuan pelayanan kesehatan dari lembaga kesehatan dirumah dan alat kesehatan yang tahan lama

3. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif atau pasif

4. Instruksikan dan dukung pasien untuk menggunakan trapeze atau pemberat

5. Ajarkan teknik ambulasi dan berpindah yang

aman

6. Instruksikan pasien untuk menyanggah berat badannya

Mengumpulkan dan menganalisis data, merencanakan intervensi dengan tepat

Untuk mengembangkan perencanaan dan Mempertahankan atau

meningkatkan mobilitas

Mengumpulkan dan menganalisis data, merencanakan intervensi dengan tepat

Untuk

mempertahankan,meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot Untuk meningkatkan serta mempertahankan kekuatan ekstremitas atas

7. Instruksikan pasien untuk memerhatikan kesejajaran tubuh yang benar

8. Gunakan ahli terapi dan okupasi

9. Berikan penguatan positif selama beraktifitas 10.Awasi seluruh upaya mobilitas dan bantu

pasien jika diperlukan

11.Gunakan sabuk penyokong saat memberikan

bantuan ambulasi atau perpindahan Aktifitas keperawatan tingkat 3 dan 4: 1. Tentukan tingkat motivasi pasien 2. Gunakan ahli terapi fisik dan okupasi

3. Dukung pasien dan keluarga untuk

memandang keterbatasan dengan realistis 4. Berikan penguatan positif selama aktifitas 5. Berikan analgetik sebelum memulai latihan

fisik

6. Susun rencana yang spesifik seperti tipe alat bantu, posisi pasien ditempat tidur atau kursi, cara memindahkan dan mengubah posisi pasien, jumlah personel yang dibutuhkan untuk memobilisasi pasien, peralatan

eliminasi yang diperlukan (misalnya, pispot, urinal, dan pispot fraktur), jadwal aktifitas. 7. Pengaturan posisi (NIC) :

Pantau pemasangan alat traksi yang benar, letakkan matras atau tempat tidur terapeutik yang benar, atur posisi pasien dengan kesejajaran tubuh yang benar, letakkan pada posisi terapeutik (misalnya, hindari

penempatan puntung amputasi pada posisi fleksi, tinggikan bagian tubuh yang terkena jika diperlukan, imobilisasi atau sangga bagian tubuh yang terkena bila diperlukan), ubah posisi pasien yang imobilisasi minimal setiap 2 jam berdasarkan jadwal spesifik, letakkan tombol pengubah posisi tempat tidur dan lampu pemanggil dalam jangkauan pasien, dukung latihan ROM aktif atau pasif jika diperlukan

Untuk mengembangkan perencanaan dan mempertahankan atau

meningkatkan mobilitas

Untuk mengembalikan mobilitas sendi dan otot

Untuk mengembangkan perencanaan dan mempertahankan atau

meningkatkan mobilitas

Untuk mempertahankan atau mengembalikan fleksibelitas sendi

Hari/ tanggal

No. Dx Perencanaan keperawatan

Senin/0 2-06-2014

2 Tujuan/kriteria hasil :

1. Menunjukkan perawatan diri (aktifitas kehidupan sehari-hari) dibuktikan oleh tidak ada gangguan mandi, higiene,

dan higiene oral

2. Mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar

mandi

3. Keadaan mulut, rambut, dan kuku bersih

Rencana Tindakan Rasional

Pengkajian :

1. Kaji kemampuan pasien menggunakan alat

bantu

2. Kaji membran mukosa oral dan kebersihan

tubuh setiap hari

3. Kaji kondisi kulit saat mandi

4. Pantau adanya perubahan kemampuan fungsi

5. Bantuan perawatan diri : mandi/ hygiene

(NIC)Pantau kebersihan kuku sesuai

kemampuan perawatan diri pasien Penyuluhan kepada pasien/keluarga :

1. Ajarkan pasien/keluarga penggunaan metode

alternatif untuk mandi dan hiegene oral Kolaborasi :

1. Tawarkan pengobatan nyeri sebelum mandi

2. rujuk pasien dan keluarga ke layanan sosial untuk perawatan dirumah

3. gunakan ahli fisioterapi dan terapi okupasi sebagai sumber-sumber dalam merencanakan tindakan keperawatan pasien (misalnya untuk menyediakan perlengkapan adaptif)

Aktifitas Keperawatan lainnya :

1. Dukung kemandirian dalam melakukan

mandi dan higiene oral, bantu pasien hanya jika diperlukan

2. Dukung pasien untuk mengatur langkahnya

sendiri selama perawatan diri

3. Libatkan keluarga dalam pemberian asuhan

4. Akomodasi pilihan dan kebutuhan pasien

seoptimal mungkin (misalnya, mandi rendam

vs shower, waktu mandi, dll)

5. Bantuan perawatan diri : mandi/ hygiene

(NIC)

Berikan bantuan sampai pasien benar-benar

Mengumpulkan dan menganalisis data, merencanakan intervensi dengan tepat

Untuk memenuhi higiene pribadi

mampu melakukan perawatan diri, letakkan sabun, handuk, deodorant, alat cukur, dan peralatan mandi lainnya disamping tempat tidur, fasilitasi pasien menyikat gigi jika perlu

6. Cukur pasien jika diindikasikan

7. Tawarkan untuk mencuci tangan setelah

Hari/ tanggal

No. Dx Perencanaan keperawatan

Senin/0 2-06-2014

3. Tujuan/kriteria hasil :

1. Tidak ada gangguan perawatan diri terutama eliminasi

2. Mampu membersihkan diri setelah eliminasi

Rencana Tindakan Rasional

Pengkajian :

1. Kaji kemampuan ambulasi secara mandiri

dan aman

2. Kaji kemampuan untuk memanipulasi

pakaian

3. Kaji kemampuan menggunakan alat bantu

(misalnya walker, tongkat)

4. Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktifitas

5. Kaji peningkatan atau penurunan

kemampuan untuk ke toilet sendiri

6. Kaji defisit sensori, kognitif,atau fisik yang dapat membatasi kemampuan eliminasi mandiri

Penyuluhan untuk pasien/keluarga :

1. Ajarkan pasien dan keluarga tentang teknik berpindah dan ambulasi

2. Tunjukkan penggunaan alat bantu dan

aktifitas adaptif

3. Bantuan perawatan diri eliminasi(NIC) :

Ajarkan pasien dan orang terdekat dalam rutinitas eliminasi

Kolaborasi :

1. Beri medikasi nyeri sebelum eliminasi 2. Rujuk pasien dan keluarga ke layanan

sosial

3. Gunakan terapi fisik dan okupasi Aktifitas Keperawatan lainnya :

1. Tentukan tingkat fungsi dan bantu pasien untuk eliminasi atau lakukan perawatan dasar jika diperlukan

2. Hindari penggunaan kateter menetap dan

kateter kondom

3. Dorong pasien menggunakan pakaian yang

mudah dipakai/dilepas, bantu pasien berpakaian jika diperlukan

4. Letakkan pispot atau urinal ditempat yang mudah dijangkau pasien

5. Bantuan perawatan diri eliminasi(NIC) :

Bantu pasien saat menggunakan kloset,

Mengumpulkan dan menganalisis data untuk menentukan intervensi yang tepat

Untuk mendapatkan layanan bantuan kesehatan dirumah

Sebagai sumber dalam perencanaan aktifitas perawatan pasien

kursi buang air, pispot, fracture pan, dan urinal pada interval tertentu, fasilitasi higene eliminasi setelah eliminasi, siram kloset, bersihkan peralatan eliminasi, ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jaga privasi pasien saat eliminasi

6. Singkirkan benda yang menghambat akses

ke toilet (misalnya, karpet yang tidak terpasang dengan baik, furnitur yang kecil dan dapat dipindahkan)

7. Gunakan pengharum ruangan jika perlu

8. Pastikan pasien memiliki cara untuk memanggil perawat atau pemberi asuhan lain dan tunjukkan pada pasien dan keluarga bahwa panggilan mereka akan segera

PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/

tanggal No.

Dx

Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP) Senin/ 02-06-2014 1 2 Mengkaji kemampuan mobilitas dan tingkat ketergantungan pasien yaitu dengan mengobservasi

kemampuan pasien melakukan aktifitas sehari-hari di rumah sakit

Mengkaji kekuatan otot ekstremitas pasien yaitu dengan menginstruksikan pasien untuk mengangkat tangan kearah samping lurus sejajar dengan bahu dan kemudian saya memberikan tahanan maksimal. begitu juga dengan kaki.

Mengkaji rentang gerak pasien pada leher, pergelangan

tangan, jari-jari tangan, mata kaki, hingga jari-jari kaki yaitu dengan menginstruksikan pasien untuk melakukan gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi.

Menentukan tingkat motivasi pasien yaitu dengan

menanyakan persepsi pasien tentang penyakitnya

Mencegah pasien jatuh yaitu dengan cara meletakkan pagar pengaman pada tempat tidur Mengukur tanda-tanda vital pasien (Tekanan darah, suhu tubuh, frekuensi nadi, dan frekuensi nafas)

Mengkaji kemampuan

ambulasi pasien yaitu dengan mengobservasi kemampuan pasien bergerak kekamar

S :

Pasien mengatakan tidak dapat duduk dan tidak dapat bergerak bebas karena tulang paha kirinya patah.

Pasien optimis bahwa penyakitnya akan segera sembuh dan ia dapat beraktifitas kembali seperti biasanya O :

tingkat keterbatasan mobilisasi pasien=3 yaitu Memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain dan peralatan atau alat.

Kekuatan otot ekstremitas pasien (ekstremitas kiri atas=4, ektremitas kiri bawah=0, ekstremitas kanan atas=3, ekstremitas kanan bawah=3) Rentang gerak leher dalam batas normal (fleksi 45˚, ekstensi 45˚, dan hiperekstensi 10˚)

Rentang gerak pergelangan tangan dan jari dalam batas normal (fleksi

90˚, ekstensi 90˚, abduksi 30˚,

adduksi 30˚)

Rentang gerak bahu tidak dapat dilakukan karena pasien tidak dapat duduk, rentang gerak panggul dan lutut ekstremitas bawah 0˚

TD : 110/70 mmHg, T : 37,1˚C, RR : 20 x/menit, HR : 78 x/menit

A :

Masalah belum teratasi P :

Intervensi dilanjutkan dan intervensi ditambahkan

S :

pasien tidak mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri, Pasien tidak mampu bergerak

3

mandi untuk mandi

Mengkaji membran mukosa oral dan kebersihan tubuh pasien yaitu dengan

mengobservasi kebersihan kulit dan mulut pasien

Memantau kebersihan kuku sesuai kemampuan perawatan diri pasien yaitu dengan mengobservasi kebersihan kuku tangan dan kaki pasien sesuai kemampuan pasien Membantu pasien dalam melakukan kebersihan badan, mulut, rambut, dan kuku yaitu dengan membantu pasien untuk memotong kuku tangan dan kaki, menutup sampiran tempat tidur, mendekatkan peralatan mandi pasien, dan menginstruksikan keluarga untuk berhati-hati saat memandikan pasien

Mengkaji kemampuan

ambulasi pasien yaitu dengan mengobservasi kemampuan pasien bergerak kekamar mandi untuk melakukan eliminasi baik BAK ataupun BAB

Meletakkan pispot atau urinal ditempat yang mudah

dijangkau pasien

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga caramenggunakan pispot dan urinal

kekamar mandi, pasien mengatakan badan terasa segar saat setelah mandi sore karena selama dirawat dirumah pasien jarang mandi.

O :

Pasien tidak mampu bergerak kekamar mandi, sehingga aktifitas mandi dilakukan diatas tempat tidur dengan bantuan orang lain, Kuku pasien terlihat panjang dan kotor, ketergantungan sedang (+2) yaitu perawat memberikan seluruh peralatan, mengatur posisi pasien ditempat tidur, pasien mampu mandi sendiri kecuali untuk bagian kaki dan punggung

A :

Masalah belum teratasi P :

Intervensi dilanjutkan dan intervensi ditambahkan

S :Pasien tidak mampu bergerak

kekamar mandi O :

Pasien tidak mampu bergerak

Dokumen terkait