• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN

7. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Aktivitas/ Istirahat

 Keletihan, kelemahan, malaise umum

 Kehilangan produktivitas, penurunan semangat untuk bekerja  Toleransi terhadap latihan rendah

 Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak

2) Sirkulasi

 Riwayat kehilangan darah kronis yaitu menstruasi berat  Palpitasi (takikardi kompensasi)

3) Integritas Ego

 Keyakinan agama/ budaya mempengaruhi pilihan pengobatan seperti

penolakan transfuse darah 4) Eliminasi

 Diare atau konstipasi  Penurunan haluaran urin

5) Makanan/ Cairan

 Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/ masukan

produk sereal tinggi

 Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan  Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia  Adanya penurunan BB

 Tidak pernah puas mengunyah

6) Higiene

 Kurang bertenaga, penampilan tidak rapi

7) Neurosensori

 Sakit kepala, berdenyut, vertigo, ketidakmampuan berkonsentrasi  Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata

8) Nyeri/ Ketidaknyamanan

 Nyeri abdomen samar, sakit kepala

9) Pernafasan

 Nafas pendek pada istirahat dan aktivitas

10) Seksualitas

 Perubahan aliran menstruasi seperti menoragia atau amenore  Hilang libido

(Doenges, 2002) 11) Pemeriksaan Ginekologik

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menyingkirkan adanya kelainan organik seperti perlukaan genitalia, erosi/radang atau polip serviks, mioma uteri, dll. Pada wanita usia pubertas biasanya umumnya tidak diperlukan kerokan. Pada wanita premenopause perlu dilakukan untuk memastikan ada tidaknya keganasan (Prawiroharjo, 2000).

12) Pemeriksaan Penunjang

Kelainan organik yang kecil pada genitalia interna seringkali sulit dinilai apalagi pada wanita yang belum menikah, penilaian yang dilakukan per rectal lebih sulit. Untuk itu dianjurkan penggunaan alat bantu diagnostik, seperti :

1) Biopsy endometrium (pada wanita yang sudah menikah) 2) Laboratorium darah dan fungsi hemostasis

3) Ultrasonografi (USG)

4) Tera radioimunologik (TRI) atau radio imuno assay (Prawiroharjo, 2000).

b. Diagnosa

1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/ nutrisi ke sel

2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dari kebutuhan

3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan atau absobsi nutrient yang diperlukan

4) Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi

5) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat

6) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi

7) Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan

8) Perubahan menjadi orangtua berhubungan dengan kondisi sakit pada anak

c. Intervensi

Dx.1: Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/ nutrisi ke sel

Kriteria hasil: Tanda-tanda vital stabil, membran mukosa warna merah muda, pengisian kapiler baik, haluaran urin adekuat.

Intervensi:

1) Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/ membran mukosa, dasar kuku

Rasional: Memberi informasi tentang keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi

2) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi

Rasional: Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler

3) Awasi upaya pernafasan

Rasional: Dispnea menunjukkan gejala penyakit jantung koroner karena regangan jantung lama/ peningkatan kompensasi curah jantung

4) Kaji untuk respons verbal yang melambat, gangguan memori, bingung Rasional: Mengindikasi gangguan fungsi serebral karena hipoksia 5) Orientasi ulang pasien sesuai kebutuhan

Rasional: Membantu memperbaiki proses pikir

6) Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi

Rasional: Rasa hangat harus seimbang dengan kebutuhan tubuh 7) Hindari penggunaan bantalan penghangat atau botol air panas

Rasional: Termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen 8) Awasi pemeriksaan laboratorium

Rasional: Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan/ respons terhadap terapi

9) Berikan sel darah merah lengkap, produk darah sesuai indikasi. Awasi ketat untuk komplikasi transfusi

Rasional: Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen; memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan

Dx.2: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dari kebutuhan

Hasil yang diharapkan: Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari), menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi (nadi, pernafasana, tekanan darah dalam rentang normal)

Intervensi :

1) Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas normal. Catat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas

Rasional: Mempengaruhi pilihan intervensi/ bantuan

2) Kaji gangguan atau keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot

Rasional: menunjukkan perubahan neurologi yang mempengaruhi keamanan pasien

3) Awasi nadi, tekanan darah, pernafasan selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap tingkat aktivitas

Rasional: Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa sejumlah oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru

4) Beri lingkungan tenang. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan

Rasional: Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh

5) Rencanakan kemajuan akitivitas dengan pasien

Rasional: Meningkatkan secara bertahap tingkat aktivitas sampai normal 6) Gunakan teknik penghematan energi

Rasional: Mendorong pasien melakukan banyak dengan membatasi penyimpangan energi dan mencegah kelemahan

7) Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, nafas pendek, kelemahan, atau pusing.

Rasional: Regangan/ stress kardipulmonal berlebihan dapat menimbulkan dekompensasi/ kegagalan

Dx.3: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan atau absobsi nutrient yang diperlukan

Hasil yang diharapkan: Menunjukkan peningkatan berat badan stabil dengan nilai laboratorium normal

Intervensi:

1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai

Rasional: Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi 2) Observasi dan catat masukan makanan pasien

Rasional: mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan

3) Timbang berat badan tiap hari

Rasional: Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas intervensi nutrisi

4) Berikan makan sedikit dan frekuensi sering dan/ atau makan siantara waktu makan

Rasional: Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi gaster

5) Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan gejala lain yang berhubungan

Rasional: Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia pada organ 6) Berikan dan bantu higiene mulut yang baik

Rasional: Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral

Dx.4: Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi

Intervensi:

1) Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, dan gangguan warna Rasional: Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi, imobilisasi

2) Ubah posisi secara periodic dan pijat pada permukaan tulang bila pasien tidak bergerak atau di tempat tidur

Rasional: Meningkatkan sirkulasi ke semua area kulit

3) Ajarkan permukaan kulit kering dan bersih. Batasi penggunaan sabun

Rasional: Area lembab, terkontaminasi member media yang sangat baik untuk pertumbuhan oranisme patogenik

4) Bantu latihan rentang gerak aktif atau pasif

Rasional: Meningkatkan sirkulasi jaringn, mencegah stasis

Dx.5: Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat

Hasil yang diharapkan: Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/ menurunkan resiko infeksi

Intervensi:

1) Tingkatkan cuci tangan yang baik untuk pemberi perawatan dan pasien Rasional: Mencegah kontaminasi silang.

2) Pertahankan teknik aseptik pada prosedur perawatan Rasional: Menurunkan resiko infeksi bakteri

Rasional: membantu dalam pengenceran secret pernafasan untuk mempermudah pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh

4) Pantau suhu. Catat adanya menggigil

Rasional: Adanya proses inflamasi/ infeksi membutuhkan evaluasi/ pengobatan

Dx.6: Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi

Kriteria hasil: Menyatakan pemahaman proses penyakit, prosedur diagnostik, dan rencana pengobatan, melakukan tindakan yang perlu atau perubahan pola hidup

Intervensi:

1) Berikan informasi tentang Perdarahan Uterus Disfungsional. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya penyakit

Rasional: Memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat

2) Jelaskan tindakan yang berhubungan dengan terapi

Rasional: Menjelaskan prosedur dapat mengurangi rasa takut pada pasien 3) Peringatkan tentang kemungkinan reaksi sistemik

Dx.7: Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan Hasil yang diharapkan: Ansietas berkurang atau dapat dikontrol Intervensi:

1) Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien Rasional: Mengidentifikasi keadaan psikologis pasien

2) Selidiki dengan pasien tentang pasien teknik yang telah dimiliki, dan yang belum dimiliki untuk mengurangi ansietas di masa lalu

Rasional: Mengidentifikasi kemampuan pasin dalam mengatasi cemas, membantu identifikasi pemberian intervensi

3) Tentukan kemampuan pengambilan keputusan pada pasien

Rasional: Menentukan kemampuan pasien dalam mengatasi masalah yang dihadapinya

4) Beri dorongan pada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas

Rasional: Memberi arti penghilang respons ansietas, meningkatkan relaksasi dan kemampuan koping

Dx.8: Perubahan menjadi orangtua berhubungan dengan kondisi sakit pada anak Hasil yang diharapkan: Mampu memberikan kebutuhan fisik, psikologi, social,

dan spiritual bagi anak Intervensi:

1) Dukung pengungkapan perasaan

Rasional: Memberi rasa nyaman pada orangtua untuk mengungkapkan perasaan

2) Bantu orangtua mengidentifikasi defisit dalam kemampuan menjadi orangtua

Rasional: Membantu mencari masalah yang dihadapi orangtua 3) Beri penguatan pada kekuatan dan ketrampilan menjadi orangtua

Rasional: Dukungan dapat memberi bantuan psikologis orangtua 4) Bantu keluarga dengan penyelesaian konflik

Rasional: Penyelesaian konflik dapat memperbaiki peran orangtua

B. Tinjauan Kasus

Dokumen terkait