B. KEGIATAN BELAJAR …
2. Asumsi-asumsi Penentuan Nilai Persediaan
Masalah akuntansi yang penting muncul jika unit-unit barang sejenis dibeli dengan harga yang berbeda-beda dalam suatu periode. Dalam kasus semacam ini, pada saat barang dijual, perusahaan perlu menentukan biaya per unit agar jurnal akuntansi yang tepat dapat dibuat.
Ada tiga asumsi arus biaya persediaan yang digunakan dalam bisnis. Masing-masing asumsi ini dihubungkan dengan satu metode perhitungan biaya persediaan, seperti yang ditunjukkan berikut ini:
Asumsi arus biaya Arus biaya searah dengan urutan terjadinya biaya. Arus biaya berlawanan arah dengan urutan terjadinya biaya.
Arus biaya adalah rata-rata dari biaya yang telah terjadi.
Metode Perhitungan Biaya Persediaan
First-in, first-out /FIFO (masuk pertama, keluar pertama)
Last-in, first-out /LIFO (masuk terakhir, keluar pertama)
Biaya rata-rata
Jika perusahaan menggunakan metode FIFO, maka persediaan akhir terdiri atas harga pokok yang berasal dari pembelian terakhir. Jika perusahaan menggunakan metode LIFO, persediaan akhir terdiri atas biaya atau harga pokok yang berasal dari pembelian paling awal. Jika yang digunakan metode biaya rata-rata maka biaya unit dalam persediaan adalah rata-rata dari biaya pembelian. Untuk keperluan pembukuan perusahaan, pemilihan antara metode FIFO, LIFO dan Rata-rata tertimbang tergantung pada kebijakan manajemen. Peraturan
Akuntansi Persediaan
DTSS Post Clearance Audit
28
perpajakan di Indonesia hanya membolehkan metode FIFO atau rata-rata tertimbang.
Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa 3 unit barang x yang identik dibeli selama bulan Maret, dengan harga sebagai berikut:
Tanggal Barang X Unit Biaya 10 Maret Pembelian 1 Rp9.000.000 18 Pembelian 1 13.000.000 24 Pembelian 1 14.000.000 Total 3 36.000.000 Biaya rata-rata per unit 12.000.000
Asumsikan bahwa satu unit dijual pada tangal 30 Maret seharga Rp20.000.000 Jika unit ini dapat diidentifikasi dengan pembelian pada tanggal tertentu, maka metode identifikasi khusus (spesific idetification method) dapat digunakan untuk menentukan biaya dari unit yang dijual. Sebagai contoh, jika unit yang dijual adalah adalah unit yang dibeli pada tanggal 18 Mei, maka biaya yang dibebankan ke unit tersebut adalah Rp 13.000.000 dan laba kotornya adalah Rp7.000.000 (Rp20.000.000-13.000.000).
Metode identifikasi khusus tidaklah praktis kecuali masing-masing unit dapat diidentifikasi secara akurat. Dealer sepeda motor misalnya, mungkin dapat menggunakan metode ini, karena setiap sepeda motor mempunyai nomor seri yang unik. Akan tetapi, untuk banyak perusahaan unit-unit yang identik tidak dapat diidentifikasi secara terpisah, sehingga arus biaya harus ditentukan dengan menggunakan asumsi. Maksudnya, unit mana yang telah terjual dan unit mana yang masih dalam persediaan harus diasumsikan.
b. Latihan 2
Agar Anda dapat lebih memahami materi pada kegiatan belajar 2 ini, coba kerjakan latihan-latihan berikut ini.
1. Jelaskan secara singkat sistem periodik untuk pencatatan persediaan? 2. Sebutkan beberapa karakteristik sistem perpetual untuk pencatatan
Akuntansi Persediaan
DTSS Post Clearance Audit
29
3. Buat jurnal untuk transaksi berikut ini dengan sistem perpetual dan periodik: pembelian 200 unit persediaan dengan harga Rp 500.000 per unit.
4. Buat jurnal untuk transaksi berikut ini dengan sistem perpetual dan periodik: penjualan secara kredit 300 unit persediaan dengan harga Rp 1.000.000 per unit.
5. Jelaskan beberapa asumsi arus biaya persediaan yang sering digunakan oleh perusahaan!
c. Rangkuman
1. Pencatatan persediaan dapat dilakukan dengan sistem periodik dan perpetual.
2. Pada sistem periodik, pencatatan dilakukan pada akhir periode sedangkan pada sistem perpetual, pencatatan dilakukan setiap saat terjadinya transaksi. 3. Penentuan nilai persediaan dapat menggunakan Metode Harga Pokok
Spesifik, Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO), Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO), dan Metode Rata-rata (Average).
d. Tes Formatif 2
Untuk menguji hasil belajar pada kegiatan belajar 2 ini, coba Anda kerjakan tes formatif berikut ini, dengan cara berikan tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap benar.
1. Jurnal untuk mencatat pembelian 1.000 unit dengan harga Rp250.000 per unit secara kredit dengan sistem perpetual adalah....
a. Persediaan 250.000.000 Kas 250.000.000 b. Persediaan 250.000.000 Hutang 250.000.000 c. Pembelian 250.000.000 Kas 250.000.000 d. Pembelian 250.000.000 Hutang 250.000.000
2. Jurnal untuk mencatat pembelian 1.000 unit dengan harga Rp250.000 per unit secara kas dengan sistem periodik adalah....
a. Persediaan 250.000.000
Kas 250.000.000
b. Persediaan 250.000.000
Akuntansi Persediaan
DTSS Post Clearance Audit
30
c. Pembelian 250.000.000
Kas 250.000.000
d. Pembelian 250.000.000
Hutang 250.000.000
3. Jurnal untuk mencatat penjualan 1.000 unit dengan harga Rp250.000 per unit secara kas dengan sistem perpetual adalah....
a. Kas 250.000.000
Penjualan 250.000.000
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan xxx
b. Piutang Dagang 250.000.000
Penjualan 250.000.000
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan xxx
c. Kas 250.000.000
Penjualan 250.000.000
d. Piutang Dagang 250.000.000
Penjualan 250.000.000
4. Jurnal untuk mencatat penjualan 1.000 unit dengan harga Rp250.000 per unit secara kredit dengan sistem periodik adalah....
a. Kas 250.000.000
Penjualan 250.000.000
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan xxx
b. Piutang Dagang 250.000.000
Penjualan 250.000.000
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan xxx
c. Kas 250.000.000
Penjualan 250.000.000
d. Piutang Dagang 250.000.000
Penjualan 250.000.000
5. Jurnal untuk mencatat pembelian 1.000 unit dengan harga Rp250.000 per unit secara kas dengan sistem perpetual adalah....
a. Persediaan 250.000.000 Kas 250.000.000 b. Persediaan 250.000.000 Hutang 250.000.000 c. Pembelian 250.000.000 Kas 250.000.000 d. Pembelian 250.000.000 Hutang 250.000.000
Akuntansi Persediaan
DTSS Post Clearance Audit
31
6. Jurnal untuk mencatat pembelian 1.000 unit dengan harga Rp250.000 per unit secara kredit dengan sistem periodik adalah....
a. Persediaan 250.000.000 Kas 250.000.000 b. Persediaan 250.000.000 Hutang 250.000.000 c. Pembelian 250.000.000 Kas 250.000.000 d. Pembelian 250.000.000 Hutang 250.000.000
7. Jurnal untuk mencatat penjualan 1.000 unit dengan harga Rp250.000 per unit secara kredit dengan sistem perpetual adalah....
a. Kas 250.000.000
Penjualan 250.000.000
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan xxx
b. Piutang Dagang 250.000.000
Penjualan 250.000.000
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan xxx
c. Kas 250.000.000
Penjualan 250.000.000
d. Piutang Dagang 250.000.000
Penjualan 250.000.000
8. Jurnal untuk mencatat penjualan 1.000 unit dengan harga Rp250.000 per unit secara kas dengan sistem periodik adalah....
a. Kas 250.000.000
Penjualan 250.000.000
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan xxx
b. Piutang Dagang 250.000.000
Penjualan 250.000.000
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan xxx
c. Kas 250.000.000
Penjualan 250.000.000
d. Piutang Dagang 250.000.000
Penjualan 250.000.000
9. Apabila suatu persediaan dapat diidentifikasi secara akurat dengan pembelian pada tanggal tertentu, maka metode penentuan nilai yang digunakan adalah
a. Metode identifikasi khusus b. Metode First-in, First-out (FIFO) c. Metode biaya rata-rata
Akuntansi Persediaan
DTSS Post Clearance Audit
32
d. Metode Last-in, First-out (LIFO)
10. Persediaan akhir terdiri atas harga pokok yang berasal dari pembelian terakhir....
a. Metode identifikasi khusus b. Metode First-in, First-out (FIFO) c. Metode biaya rata-rata
d. Metode Last-in, First-out (LIFO)
11. Persediaan akhir terdiri atas harga pokok yang berasal dari pembelian yang paling awal....
a. Metode identifikasi khusus b. Metode First-in, First-out (FIFO) c. Metode biaya rata-rata
d. Metode Last-in, First-out (LIFO)
12. Arus biaya searah dengan urutan terjadinya biaya... a. Metode identifikasi khusus
b. Metode First-in, First-out (FIFO) c. Metode biaya rata-rata
d. Metode Last-in, First-out (LIFO)
13. Arus biaya berlawanan arah dengan urutan terjadinya biaya... a. Metode identifikasi khusus
b. Metode First-in, First-out (FIFO) c. Metode biaya rata-rata
d. Metode Last-in, First-out (LIFO)
14. Diantara cost flow assumption berikut, manakah yang menghasilkan nilai persediaan yang mendekati harga pasar:
a. Metode First-in, First-out (FIFO) b. Metode Last-in, First-out (LIFO) c. Metode biaya rata-rata
d. Semua benar
15. Diantara cost flow assumption berikut, manakah yang menghasilkan penilaian laba yang terlalu besar:
Akuntansi Persediaan
DTSS Post Clearance Audit
33
b. Metode Last-in, First-out (LIFO) c. Metode biaya rata-rata
d. Semua benar
e. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Coba cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang telah disediakan. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi pada kegiatan belajar ini. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda dengan kualifikasi hasil belajar yang telah terinci dibawah rumus.
TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal
Apabila tingkat pemahaman (TP) Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai:
91 % s.d 100 % : Sangat Baik 81 % s.d. 90,00 % : Baik
71 % s.d. 80,99 % : Cukup 61 % s.d. 70,99 % : Kurang
0 % s.d. 60 % : Sangat Kurang
Bila hasil perhitungan Anda telah mencapai 81 % atau lebih, maka Anda telah menguasai materi kegiatan belajar 1 ini dengan baik. Untuk selanjutnya Anda dapat melanjutkan kegiatan belajar berikutnya.
Akuntansi Persediaan
DTSS Post Clearance Audit
34
PENENTUAN NILAI PERSEDIAAN
a. Uraian dan Contoh