• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji statistik yaitu One Sample Kolmogorov Smirnov Test, data dikatakan terdistribusi secara normal jika nilai Asymp. Sig . (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Diketahui dari keadaan suatu data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi dianggap memenuhi persyaratan asumsi normalitas. (Sujarweni, 2015).

Tabel 7 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 86

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.37937145

Most Extreme Differences Absolute .081

Positive .081

Negative -.074

Test Statistic .081

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Data Primer Diolah, 2022.

26

Hasil di atas menunjukkan uji normalitas terhadap ketiga variabel dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig . (2-tailed) diperoleh hasil 0,200 sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel yaitu beban kerja, lingkungan kerja, dan kinerja mempunyai nilai Asymp. Sig . (2-tailed) lebih dari 0,05 yaitu terdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi multikolinearitas. Multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Model regresi dapat dikatakan bebas dari multikolinearitas apabila nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10. (Sujarweni, 2015).

Tabel 8 Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 57.163 6.846 8.350 .000

Beban Kerja -.397 .119 -.377 -3.327 .001 .816 1.225 Lingkungan

Kerja

-.045 .119 -.043 -.384 .702 .816 1.225

a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Data Primer Diolah, 2022.

Berdasarkan uji multikolinearitas di atas dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas memiliki nilai tolerance sebesar 0,816 > 0,1 dan nilai VIF yaitu 1,225 < 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel beban kerja dengan variabel lingkungan kerja.

Uji Heteroskedastisitas

Model regresi dikatakan bebas dari heteroskedastisitas jika nilai signifikan (Sig.) > 0,05 atau titik – titik pada scatterplots menyebar secara tidak teratur di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu Y. model regresi dikatakan baik apabila hasil tidak menunjukkan terjadinya heteroskedastisitas.

(Sujarweni, 2015).

27

Gambar 2 Scatterplots Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data Primer Diolah, 2022.

Pada pola titik – titik scatterplot bisa dilihat pada titik – titik menyebar secara tidak teratur di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya heteroskedastisitas pada variabel beban kerja dan lingkungan kerja.

Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) bersifat linier atau tidak, pengujian linier ini digunakan sebagai syarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Apabila nilai (Sig.) > 0,05 maka terdapat adanya hubungan linear secara signifikan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Namun, Jika nilai (Sig.) < 0,05 maka tidak adanya hubungan linear secara signifikan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). (Sujarweni 2015).

Tabel 9 Uji Linearitas Beban Kerja ANOVA Table

28

Sumber : Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan hasil uji linearitas di atas pada baris Deviation from Linearity kolom sig diperoleh nilai signifikan sebesar 0,260 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier secara signifikan antara beban kerja (X1) dengan variabel kinerja (Y).

Tabel 10 Uji Linearitas Lingkungan Kerja ANOVA Table

Sumber : Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan hasil uji linearitas di atas pada baris Deviation from Linearity kolom sig diperoleh nilai signifikan sebesar 0,168 sehingga dapat dinyatakan lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara lingkungan kerja (X2) dengan variabel kinerja (Y).

29 UJI HIPOTESIS

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Uji t

1. π»π‘œ diterima jika π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘›π‘” < π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ atau nilai siginifikansi < 0,05.

2. π»π‘œ ditolak jika π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” < π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ atau nilai signifikansi > 0,05.

Uji F

Apabila nilai sig < 0,05 atau F hitung > F tabel maka dapat dinyatakan terdapat pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y. sedangkan jika nilai sig > 0,05 atau F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan jika tidak terdapat pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y.

Pengujian Hipotesis Pertama (H1) dan Hipotesis Kedua (H2) dengan Uji t Tabel 11 Hasil Uji – t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 57.163 6.846 8.350 .000

Beban Kerja (X1)

-.397 .119 -.377 -3.327 .001 .816 1.225

Lingkungan Kerja (X2)

-.045 .119 -.043 -.384 .702 .816 1.225

a. Dependent Variable: Kinerja (Y) Sumber : Data Primer Diolah, 2022

Model Persamaan Regresi Linear Berganda

Berdasarkan analisis data yang dilakukan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, yang menggunakan SPSSS v 25 maka diperoleh hasil persamaan

t tabel = t (a/2 ; n-k-1) = t (0,025 ; 83) = 1.989

F tabel = F (k ; n-k) = F (2 ; 84) = 3.11 33,113.11

30

regresi sebagai berikut : Y = 57,163 – 0,397 X1 – 0,045 X2 + 0,05. Berdasarkan persamaan tersebut menjelaskan bahwa nilai koefisien regresi untuk beban kerja (X1) sebesar –0,397 yang berarti jika variabel beban kerja (X1) turun sebesar satu satuan maka variabel kinerja (Y) akan naik sebesar – 0,397 begitu juga sebaliknya. Sedangkan nilai koefisien regresi untuk lingkungan kerja (X2) sebesar -0,408, yang berarti jika variabel lingkungan kerja (X2) turun sebesar satu satuan maka variabel kinerja (Y) akan naik sebesar -0,408 begitu juga sebaliknya.

Diketahui nilai Sig. untuk pengaruh X1 terhadap Y adalah sebesar 0,001 < 0,05 dan nilai t hitung -3.327. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima, yang berarti β€œBeban kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PDAM Kota Salatiga”.

Diketahui nilai Sig. untuk pengaruh X2 terhadap Y adalah sebesar 0,702 > 0,05 dan nilai t hitung -.384. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak, yang berarti β€œLingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan PDAM Kota Salatiga”.

Tabel 12 Hasil Uji – F

Sumber : Data Primer Diolah, 2022.

Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)

Berdasarkan output di atas dapat diketahui nilai Sig. untuk pengaruh X1 dan X2 secara simultan terhadap Y adalah sebesar 0,003 < 0,05 dan nilai F hitung 6,200 > F tabel 3,11. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima, yang berarti β€œBeban kerja dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan PDAM Kota Salatiga.”

Koefisien Determinasi

Tabel 13 Model Summary ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 145.020 2 72.510 6.200 .003b

Residual 970.713 83 11.695

Total 1115.733 85

a. Dependent Variable: Kinerja

b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Beban Kerja

31

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .361a .130 .109 3.420 1.407

a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Beban Kerja b. Dependent Variable: Kinerja

Sumber : Data Primer Diolah, 2022.

Dari hasil output di atas menunjukkan besarnya nilai korelasi (R) yaitu sebesar 0,361, serta koefisien determinan (R Square) 0,109 yang berarti bahwa pengaruh variabel beban kerja dan lingkungan berpengaruh secara simultan terhadap kinerja hanya sebesar 10,9% sedangkan sisanya 89,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Hasil R Square yang rendah dipengaruhi oleh variabel kinerja yang tinggi sehingga variabel beban kerja dan lingkungan kerja tidak begitu memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja karyawan pada PDAM Kota Salatiga.

PEMBAHASAN

Tabel 6 menunjukkan bahwa variabel kinerja berada dalam kategori sangat tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja karyawan PDAM pada kondisi yang baik. Kondisi saat ini tidak menurunkan minat kerja karyawan, karena rata-rata karyawan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik sesuai dengan kondisi saat ini sehingga kinerja tetap optimal dan berjalan dengan baik. kinerja yang baik juga didukung karena adanya beban kerja yang masuk pada kategori sangat rendah. Hasil tersebut tidak sejalan dengan dugaan awal bahwa beban kerja pada PDAM Kota Salatiga memiliki beban kerja yang tinggi. Tambun (2006) mengungkapkan jika beban kerja semakin tinggi maka kinerja semakin rendah, sebaliknya beban kerja semakin rendah maka kinerja semakin meningkat. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Rolos (2018) yang menunjukkan bahwa beban kerja memiliki nilai 17,1% terhadap kinerja karyawan.

Selanjutnya variabel lingkungan kerja berada dalam kategori sangat tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa lingkungan kerja pada PDAM Kota Salatiga dalam keadaan baik sehingga bertentangan dengan dugaan awal bahwa lingkungan kerja karyawan PDAM Kota Salatiga kurang baik pada segi fisik. Pernyataan tersebut didasari karena indikator hubungan antara atasan dan bawahan yang terjalin dengan baik, dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan meningkatkan semangat kinerja karyawan. Sehingga masalah lingkungan fisik seperti AC yang

32

sering mati, dan penerangan yang redup tidak menjadi masalah bagi karyawan PDAM Kota Salatiga. Sejalan dengan pernyataan Sofyan (2013) suasana yang kondusif, kenyamanan, dan keselamatan dalam bekerja merupakan sarana penunjang yang dapat menunjang kinerja karyawan.

Lingkungan kerja merupakan kondisi dimana karyawan dapat merasakan rasa nyaman dan aman dalam menyelesaikan pekerjaannya di dalam ruang kerjanya. Penelitian Nabawi (2019) menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang. Begitu juga dengan penelitian Setyani (2014) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan PDAM Kota Boyolali. Indikator yang diteliti yaitu kenyamanan, kebersihan, dan keamanan dengan hasil nilai signifikansi sebesar 0,828 lebih besar dari 0,05. Sehingga dinyatanyakan bahwa lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan PDAM Kota Boyolali. Berbeda halnya penelitian yang dilakukan oleh Muhraweni (2017) yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Serta pada penelitian Priya (2019) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik berpengaruh sebesar 0,297.

PENUTUP

Dokumen terkait