Sebelum melakukan perhitungan regresi berganda, ada beberapa syarat pengujian asumsi klasik agar dapat memenuhi persyaratan analisis regresi. Ada beberapa uji yang digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian, yaitu:
20
Uji normalitas data bertujuan mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian telah berdistribusi normal. Ghozali (2005) menyatakan bahwa pendekatan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dapat digunakan untuk menguji normalitas data. Hasil penelitian sebagai berikut:
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS
Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat bahwa hasil uji normalitas data menunjukan level signifikan lebih besar dari = 0,05 yaitu 0,103 > 0,05 untuk variabel nilai perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan kebijakan dividen. Dengan demikian dapat dinyatakan data dari keempat variabel penelitian terdistribusi normal sehingga layak dipakai untuk analisis regresi berganda.
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik mengharapkan korelasi yang rendah antar variabel independen. Keberadaan multikolinearitas dideteksi dengan Varians Inflating Factor (VIF) dan
Tolerance (Ghozali, 2005). Hasil penelitian sebagai berikut:
Tabel 3 Uji Normalitas Data
Unstandardized Residual
Normal Parametersa Mean -1.5816812
Std. Deviation 3.46838692
Most Extreme Differences Absolute .106
Positive .067
Negative -.106
Kolmogorov-Smirnov Z 1.066
21
Tabel 4
Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukan bahwa nilai tolerance masing-masing variabel ada yang dibawah 0,10 (nilai tolerance menunjukkan berkisar antara 0,981 sampai 0,985), begitu juga dengan VIF masing-masing variabel ada dibawah 10 (nilai VIF berkisar antara 1,015 sampai 1,019). Hal ini berarti bahwa hasil nilai menunjukkan tidak adanya masalah multikolinearitas yang serius sehingga layak digunakan model regresi berganda.
3. Uji Heterokedastisitas
Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak heterokedastisitas (Ghozali, 2005). Variabel Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) Profitabilitas .984 1.016 Pertumbuhan Penjualan .985 1.015 Kebijakan Dividen .981 1.019
22
Gambar 2
Uji Heterokedastisitas berdasarkan Scatterplot
Berdasarkan gambar 2 diatas uji Heterokedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik tersebar diatas dan dibawah angka nol sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heterokedastisitas.
Korelasi antar Variabel
Tabel 5 Korelasi Variabel Pertumbuhan Penjualan Profitabilitas Kebijakan Dividen Spearman's rho Pertumbuhan Penjualan Correlation Coefficient 1.000 .104 .276 Sig. (2-tailed) . .300 .050 N 101 101 101 Profitabilitas Correlation Coefficient .104 1.000 .066 Sig. (2-tailed) .300 . .511 N 101 101 101
Kebijakan Dividen Correlation
Coefficient .276 .066 1.000
Sig. (2-tailed) .050 .511 .
N 101 101 101
23
Berdasarkan nilai signifikansi, jika nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat korelasi, sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat korelasi.
Berdasarkan tabel 6 diatas nilai signifikansi dapat diketahui bahwa antara pertumbuhan penjualan (X1), profitabilitas (X2), dan kebijakan dividen (X3) nilai signifikansi > 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi antar variabel.
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah untuk menguji apakah didalam model regresi linier ada korelasi antara suatu perode t dengan periode t sebelumnya t-1. Asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah tidak ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya menggunakan Uji Durbint-Watson, dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 6 Uji Autokorelasi
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
.623a .388 .369 1.99425 1.798
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa nilai Uji
Durbint-Watson adalah 1,798 yang berada pada interval antara 1,736 sampai 2,264.
Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terdapat autokorelasi. 5. Analisis Regresi Linier Berganda
Setelah melakukan uji asumsi klasik, dilakukan pengolahan regresi berganda dengan hasil dibawah ini:
24
Tabel 7
Regresi antara Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, dan Kebijakan Dividen
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) .730 .466 1.568 .120 Profitabilitas 3.888 1.158 .269 3.357 .001 Pertumbuhan Penjualan 4.600 .638 .577 7.213 .000 Kebijakan Dividen -.037 .116 -.025 -.317 .752
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS
Dari hasil analisis tabel 7 diatas maka dapat diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 0,730 + 3,888 (X1) + 4,600 (X2) – 0,037 (X3) + e Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa: a. Konstanta ()
Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 0,730. Hal ini berarti bahwa variabel dependen (nilai perusahaan) bernilai tetap/konstan. Jika variabel independen (pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan kebijakan dividen) berubah, maka variabel dependen (nilai perusahaan) tetap yaitu bernilai 0.730.
b. Koefisien Regresi (1)(X1)
Nilai koefisien regresi variabel profitabilitas sebesar 3,888. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu persen profitabilitas akan mengakibatkan peningkatan koefisien nilai perusahaan sebesar 3,888.
c. Koefisien Regresi (2)(X2)
Nilai koefisien variabel pertumbuhan penjualan sebesar 4,600. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu persen pertumbuhan penjualan akan mengakibatkan peningkatan koefisien nilai perusahaan sebesar 4,600.
25
Nilai koefisien variabel kebijakan dividen sebesar -0,037. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pengujian Model Penelitian Koefisien Determinan
Hasil uji koefisien deteriminasi untuk regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 8 Koefisien Determinasi
R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
.623a .388 .369 1.99425
Sumber: Hasil Pehitungan SPSS
Dari tabel 8 diatas uji determinasi menunjukkan bahwa nilai Adjusted
R Square sebesar 0,388. hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas,
pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen berpengaruh 39% terhadap nilai perusahaan dan sisanya 61% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Uji F (Simultan)
Nilai F regresi bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Hasil uji nilai f sebagai berikut:
Tabel 9 Nilai F Regresi
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 244.427 3 81.476 20.487 .000a
Residual 385.772 97 3.977
Total 630.199 100
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS
Berdasarkan tabel 9 diatas uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 20,487 dengan tingkat sig 0,000 atau terdapat nilai signifikansi
26
0,000 < 0,05. Karena nilai signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
Uji T (Parsial)
Pengujian Hipotesis menggunakan Regresi Linier berganda. Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan tabel 10 diatas dapat dilihat pengaruh antar variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa variabel pertumbuhan penjualan memiliki nilai sig 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penjualan (X1) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Y). Dengan demikian H1 dalam penelitian ini diterima. 2. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa variabel profitabilitas memiliki nilai sig 0,001 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas (X2) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Y). Dengan demikian H2 dalam penelitian ini diterima.
3. Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa variabel kebijakan dividen memiliki nilai sig -0,304 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kebijakan
Tabel 10 Nilai T Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .730 .466 1.568 .120 Profitabilitas 3.888 1.158 .269 3.357 .001 Pertumbuhan Penjualan 4.600 .638 .577 7.213 .000 Kebijakan Dividen -.037 .116 -.025 -.317 .752
27
dividen (X3) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Y). Dengan demikian H3 ditolak.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap nilai perusahaan
Berdasarkan hasil statistik dalam penelitian ini ditemukan bahwa H1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini diperoleh nilai Beta yaitu sebesar 4,600 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal tersebut berarti apabila pertumbuhan penjualan semakin meningkat maka nilai perusahaan tersebut juga akan meningkat. Hal ini terjadi karena meningkatnya pertumbuhan penjualan akan disertai dengan peningkatan laba yang yang terjadi. Sehingga terjadi dampak yang positif bagi perusahaan. Penjualan yang meningkat akan meyakinkan investor bahwa perusahaan akan memberikan imbal hasil yang tinggi. Sehingga investor percaya apabila pertumbuhan penjualan meningkat maka prospek perusahaan dimasa mendatang akan meningkat. Apabila prospek perusahaan meningkat dari waktu-kewaktu maka nilai perusahaan pun akan meningkat.
Pengaruh Profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini ditemukan bahwa H2 diterima dan dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini diperoleh nilai Beta yaitu sebesar 3,888 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Hal tersebut berarti apabila profitabilitas semakin meningkat maka nilai perusahaan tersebut juga akan meningkat. Hal ini sesuai dengan teori Brigham (2001) yang menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi mencerminkan posisi perusahaan yang bagus sehingga nilai yang
28
diberikan pasar yang tercermin pada harga saham terhadap perusahaan tersebut juga akan bagus.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Husnan (2001) yang menyatakan bahwa semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik bagi investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Karena permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan juga meningkat. Dengan demikian semakin tinggi profitabilitas maka nilai perusahaan akan semakin tinggi.
Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan
Berdasarkan hasil statistik dalam penelitian ini ditemukan bahwa H3 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini diperoleh nilai Beta yaitu sebesar -0,037 dan nilai signifikansi sebesar 0,752 > 0,05. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Miller dan Modligiani yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan karena nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya devidend payout ratio, tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis. Menurut mereka rasio pembayaran dividen hanyalah rincian dan tidak mempengaruhi kesejahteraan pemegang saham. Dan hasil analisis penelitian ini sesuai dengan dividend irrelevance theory bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Karena meningkatnya nilai dividen tidak selalu diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan.