• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asumsi

Dalam dokumen TESISArifDwi Prasetyo (Halaman 30-80)

BAB I PENDAHULUAN

F. Asumsi

1. Dengan menggunakan VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola sangat efisien membantu siswa dalam memahami dan melakukan gerakan teknik dasar menggiring bola dengan benar.

2. Dengan menggunakan VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa.

3. Dengan menggunakan VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sangat menambah kreativitas guru pendidikan jasmani dalam mengembangkan anak didik.

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Olahraga Sepakbola

Sepakbola adalah cabang permainan beregu yang dimainkan masing-masing oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Berbeda dengan permainan bola voli atau bola basket dimana pemain selalu menggunakan kedua tangan pada waktu permainan, maka sepakbola hampir seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota badan manapun.

Permainan sepakbola dimainkan dilapangan rumput berbentuk persegi panjang dengan lebar 65-74 meter dan panjang 100-110 meter. Sebuah bola dari kulit dibutuhkan pula oleh kedua regu untuk main bersama. Dipimpin oleh seorang wasit dan dua asisten wasit. Tujuan dari masing-masing regu adalah memasukkan bola kegawang lawan sebanyak mungkin dan berusaha agar gawangnya terhindar dari kemasukan bola

Tujuan daripada masing masing regu adalah hendak memasukkan bola kegawang sebanyak mungkin dengan pengertian pula berusaha dengan tenaga agar gawangnya terhindar dari kebobolan penyerang lawan. Permainan dilakukan dalam dua babak, sedang diantara dua babak itu diberi waktu istirahat. Disamping itu pada babak kedua diadakan pertukaran tempat. Mengenai kelengkapan pemain dengan menggunakan sepatu bola serta kostum yang berbeda warna antara kedua regu, demikian pula untuk masing-masing penjaga gawang menggunakan kostum yang khusus dengan para pemain. Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari 11

pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya. Dalam perkembangannya permainan ini dapat dimainkan di luar lapangan (outdoor) dan di dalam ruangan tertutup (in door).“

Laws of the game (2008: 27) mengatakan bahwa Pertandingan berlangsung dua babak yang waktunya sama yaitu 45 menit, kecuali ada kesepakatan lain antara wasit dan kedua tim yang akan bertanding. Setiap persetujuaan untuk mengubah waktu permainan (misalnya untuk mengurangi waktu suatu babak permainan menjadi 40 menit karena cahaya tidak cukup) harus dilakukan sebelum memulai dan harus sesuai aturan kompetisi. Pemain berhak mendapat waktu istrahat antara kedua babak. Waktu istrahat harus tidak lebih dari 15 menit. Peraturan kompetisi harus menyatakan jangka waktu istrahat babak pertama. Lamanya waktu istrahat dapat diubah hanya dengan persetujuan wasit.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan dengan menggunakan teknik, taktik dan strategi dari seorang pelatih yang membutuhkan kekuatan fisik dan mental selama dua kali empat puluh lima menit yang tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan berusaha menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola oleh tim lawan. Dan juga sepakbola merupakan permainan yang memiliki suatu peraturan bermain tentang sepakbola.

a. Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Salah satu faktor agar dapat mencapai kemenangan adalah menguasai teknik-teknik bermain sepakbola. Sukatamsi (2001: 24) merinci teknik dasar sepakbola adalah semua gerakan tanpa bola maupun dengan bola yang diperlukan dalam bermain sepakbola. Jadi teknik dasar bermain sepakbola kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan atau mengerjakan sesuatu yang terlepas sama sekali dari permainan sepakbola.

Adapun teknik dasar bermain sepakbola yang harus dimiliki oleh seorang pemain sepakbola yang baik adalah menendang bola (shooting), menerima bola (controling), menggiring bola (dribbling), menyundul bola (heading), melempar bola, gerak tipu dengan bola, merampas dan merebut bola, teknik khusus penjaga gawang (Sukatamsi, 2001: 28).

1) Menendang bola (shooting)

Karakteristik utama dalam permainan sepakbola adalah menendang bola atau shooting. Adapun tujuan penting untuk menendang bola adalah untuk mengumpan, dan menembak bola kearah gawang. Menendang bola dapat dilakukan dengan berbagai bagian kaki, yaitu menendang bola dengan kaki sebelah dalam, menendang bola dengan kaki sebelah luar, dan menendang bola dengan punggung kaki.

2) Menerima bola (controling)

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permanan sepakbola yang penggunaanya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya adalah untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan untuk passing.

3) Menggiring bola (dribbling)

Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang bola terputus-putus atau pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan.

4) Menyundul bola (heading)

Cara lain mengumpan dan mencetak gol adalah dengan menyundul bola (heading). Dalam menyundul bola harus menggunakan dahi dan mata harus tetap terbuka. Luxbacher (2001: 87) mengelompokkan teknik dasar heading menjadi dua macam, yaitu: 1) jump header (meloncat ke atas untuk menanduk bola) dan 2) dive header (terjun kebawah untuk menyundul bola).

b. Teknik Dasar Menggiring Bola (dribbling)

Menggiring (dribbling) adalah salah satu kemampuan untuk membawa bola pada arah sasaran yang diinginkan. Dalam menggiring bola, seorang pemain harus dapat menguasai bola dengan baik. Ini dikarenakan pada saat kita menggiring bola, kita tidak dapat secara mudah untuk menggiring bola, karena kita mendapat halangan dan hadangan oleh pemain lawan. Bola harus dikuasai dengan baik di daerah yang sempit dengan demikian berarti bola harus dapat disentuh pada setiap langkah sebagai keperluan untuk melindungi bola dari serangan lawan.

Menggiring bola juga dimaksudkan untuk menyelamatkan bola apabila tidak ada kemungkinan untuk mengoper teman. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kecepatan membebaskan bola merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki agar dapat bermain sepakbola dengan baik. Menggiring bola adalah metode menggerakkan bola dari satu titik ke titik yang lain di lapangan dengan menggunakan

kaki, bola harus dekat dengan kaki agar mudah dikontrol. Pemain tidak boleh harus terus menerus melihat bola, mereka juga harus melihat sekeliling dengan kepala tegak agar dapat mengamati situasi di lapangan dan mengawasi gerak-gerik pemain lainnya”.

Dari penjelasan diatas dapat ditegaskan bahwa menggiring bola mempunyai tujuan untuk memindahkan bola ke daerah lain untuk menjauhi lawan pada saat berada dilapangan saat permainan berlangsung. Menggiring bola juga harus tetap menguasai bola tetap berada di depan kita dan tetap dalam penguasaan kita, dan tidak hanya terpaku terhadap bola saja tetapi berusaha agar kepala tegak untuk melihat situasi lapangan. Posisi ini harus tetap dipertahankan agar terbiasa dan tetap fokus pada saat permainan berlangsung.

Prinsip menggiring bola (dribbling) sepakbola tak lain ialah melakukan sentuhan - sentuhan atau mendorong-dorong bola itu ke depan sambil berlari, dengan bagian kaki tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan kaki bagian dalam (inside-foot dribbling), dengan kaki bagian luar (outside-foot dribbling), atau juga dengan instep. Hal yang penting diperhatikan dalam menggiring adalah bahwa bola tersebut dijaga agar tidak lari jauh dari kaki, karenanya perlu feeling (perasaan) saat menyentuh bola tersebut agar bola tidak terdorong terlalu jauh. Semakin mahir pemain menggiring bola itu, semakin cepat ia dapat menggiring bola.”

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip menggiring bola tersebut, jelas bahwa dalam menggiring bola, bola harus tetap dalam penguasaan sehingga bola tidak mudah lepas dari jangkauan. Bola dapat digiring dengan kaki bagian luar atau dalam dengan mengatur kecepatan bola tetap dalam control dan penguasaan bola, hal ini akan

berpengaruh saat berlangsungnya permainan atau pertandingan.

Ina Hasanah menambahkan (2009: 47) menambahkan secara umum prinsip-prinsip menggiring bola adalah:

1) Mata melihat kearah bola (pemula), mata dan kepala agak ditegakkan untuk melihat posisi lawan dan kawan (mahir).

2) Bola didorong dengan kaki (dalam, luar, kura-kura) dengan tekanan yang terukur, sehingga bola selalu dalam penguasaan sipenggiring.

3) Langkah kaki pendek-pendek dan cepat, hal ini bertujuan untuk cepat menyentuh bola kembali.

4) Mengatur kecepatan, kapan saat cepat dan kapan pula harus lambat. Sarumpaet (1992: 24) menambahkan tujuan dari menggiring bola adalah: 1) Untuk menguasai situasi permainan pada waktu menggiring bola. 2) Untuk melewati lawan.

3) Memancing lawan mendekati bola hingga ke daerah penyerangan terbuka. 4) Untuk memperlambat tempo permainan.

Danny Mielke (2007: 2) menyatakan bahwa:

a) Dribbling menggunakan kaki bagian dalam memungkinkan seorang pemain untuk menggunakan sebagian besar permukaan kaki sehingga kontrol terhadap bola semakin besar.

Gambar 2.1 Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian Dalam (Danny Mielke 2007: 2)

Dribbling menggunakan kaki bagian luar adalah salah satu cara untuk mengontrol bola , keterampilan mengontrol bola ini digunakan ketika pemain

b) mencoba mengubah arah atau bersiap untuk mengoper bola ke teman satu timnya.

Gambar 2.2 Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian Luar (Danny Mielke 2007: 4)

c) Dribbling menggunakan kura-kura kaki dapat memberikan permukaan yang datar pada bola dan juga dapat membuat bola bergerak membelok dan menukik, biasa digunakan untuk melakukan dribbling bila ingin bergerak cepat dilapangan.

Gambar 2.3 Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki (Danny Mielke 2007: 4)

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar a. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Anak sekolah dasar termasuk dalam masa anak besar. Anak besar adalah anak yang berusia antara 6 sampai dengan 10 atau 12 tahun, Sugiyanto (1991: 101). Perkembangan fisik yang terjadi pada masa ini menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda dibanding pada masa sebelumnya dan juga pada masa sesudahnya. Kecenderungan perbedaan ini dalam hal kepesatan dan pola pertumbuhan yang berkaitan dengan proporsi ukuran bagian-bagian tubuh.

Pada umumnya siswa-siswa di Sekolah Dasar, khususnya kelas IV dan V usianya adalah antara 9 sampai 12 tahun. Dalam tahapan perkembangan usia 9 sampai 12 tersebut dapat diklasifikasikan pada taraf perkembangan pada fase anak-anak yaitu anak besar. Hal ini seperti yang dikemukakan Sugiyanto (1998:9) bahwa, fase anak besar yaitu “usia 6 sampai 10 atau 12 tahun”.

Kemampuan koordinasi berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan kematangan anak. Menurut Sugiyanto ( 1998: 166) bahwa, “pada masa anak besar, berbagai gerak dasar dan variasinya yang telah bisa dilakukan sebelumnya akan mengalami peningkatan kualitas atau mengalami penyempurnaan”. Peningkatan kualitas penguasaan sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukannya. Anak besar memerlukan aktivitas gerak yang beragam yang bisa meningkatkan kemampuan fisik, keterampilan, kreativitas, serta sifat sosialnya.

b. Perkembangan Usia dan Kelas

Anak-anak adalah anak yang berusia 2-6 tahun dan anak yang berusia 6 sampai dengan 12 tahun. (Gallahue dan Ozmun 1998:189) Selain itu menurut (Sugiyanto, 1993:8) anak-anak dapat dibagi menjadi dua bagian yakni masa anak kecil dan masa anak besar. Masa anak kecil adalah anak yang ber usia 1 atau 2 tahun sampai dengan 6 tahun. Sedangkan masa anak besar adalah anak yang berusia 6-10 tahun untuk anak perempuan dan antara 6 sampai dengan 12 tahun untuk anak laki-laki. Sugiyanto (1993: 8) memperjelas batasan periodisasi perkembangan berdasarkan usia, maka dapat kita lihat dari tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1 Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Usia

Fase Perkembangan Batasan Usia

Fase Sebelum Lahir 1. Awal

2. Embrio 3. Janin

Selama 9 bulan 10 hari

Saat pembuahan sampai dua minggu. 2 sampai 8 minggu

8 minggu sampai saat lahir

Bayi Saat lahir 1-2 tahun

Neonatal Saat lahir sampai 4 minggu Anak-anak

1. Anak Kecil

2. Anak Besar Perempuan 3. Anak besar Laki-laki

1 atau 2 sampai 10 atau 12 tahun 1 atau 2 sampai 6 tahun

6 sampai 10 tahun. 6 sampai 12 tahun Adolesensi 1. Perempuan 2. Laki-laki 10 sampai 18 tahun 12 sampai 20 tahun Dewasa 1. Dewasa Muda 2. Dewasa Madya 3. Dewasa Tua

18 atau 20 sampai 40 tahun 40 sampai 60 tahun

60 tahun keatas

Pada anak-anak sudah terjadi perkembangan, perkembangan dapat diartikan sebagai peningkatan kapasitas fungsi atau kemampuan kerja organ-organ tubuh, peningkatan bisa berbentuk daya fisik, koordinasi dan kontrol tubuh. Misalnya peningkatan fungsi-fungsi otot, otak syaraf, jantung, paru-paru dan lain sebagainya (Sugiyanto, 1993: 2). Dari segi perkembangan fisik, pada masa ini sudah terjadi perkembangan komponen biomotorik diantaranya: kekuatan, fleksibilitas, daya tahan, power dan kemampuan biomotorik lainnya (Gallahue dan Ozmun 1998: 267-292).

21

Masa anak-anak ditandai oleh keteraturan pertumbuhan pada tinggi badan, berat, dan berat otot. Masa anak-anak disini dibagi menjadi masa anak-anak awal dengan usia 2 sampai 6 tahun, dan masa anak-anak akhir dari usia 6 sampai dengan 10 tahun. Pada anak-anak masa pertumbuhan dan perkembangan anak dibagi menjadi dua tahapan yaitu : 1). Pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak awal pada usia (2-6 tahun) dan 2). Pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak akhir pada usia (6-10 tahun) (Gallahue dan Ozmun 1998:267-292). Sedangkan menurut Sugiyanto (1993:8) anak-anak dibagi menjadi : 1) Masa anak kecil (usia 1 atau 2 tahun sampai 6 tahun) dan 2) Masa anak besar (usia 6 sampai dengan 12 tahun).

Selama masa kanak-kanak awal, pertumbuhan tinggi dan berat tidak secepat pada masa kecil. Tingkat pertumbuhan melambat secara perlahan. Pada usia 4 tahun, anak-anak memiliki ukuran panjang tubuh 2 kali panjang tubuh sewaktu kelahirannya. Peningkatan jumlah total berat tubuh pada usia 2 sampai 5 tahun lebih rendah dari peningkatan pada tahun pertama. Proses pertumbuhan melambat setelah 2 tahun pertama, tapi tetap konstan sampai usia remaja. Peningkatan tinggi tahunan dari periode masa kanak-kanak awal sampai usia remaja adalah sekitar 2 inchi (5,1 cm) per tahun. Peningkatan berat rata-rata 5 pound (2,3 kg) per tahun. Masa kanak-kanak awal, oleh karena itu, menggambarkan masa ideal anak-anak untuk mengembangkan dan memperbaiki berbagai macam gerakan mulai dari gerakan dasar pada masa kanak awal sampai pada kemampuan olahraga pada pertengahan masa kanak-kanak.

Karakteristik perkembangan berikut menggambarkan sebuah pembentukan penemuan dari berbagai macam sumber dan dihadirkan disini untuk memberikan pandangan yang lebih lengkap dari seluruh anak selama tahun-tahun masa kanak-kanak awal.

1) Karakteristik Perkembangan Fisik dan Motorik.

a)Anak laki-laki dan perempuan dengan range dari sekitar 33 sampai 47 inchi (83,8-119,4 cm) dalam tinggi dan dari 25 sampai 53 pound (11,3-24,0 kg) dalam berat. b)Kemampuan perseptual motorik berkembang secara cepat, tetapi kebingungan sering

terdapat pada tubuh, arah, waktu dan kesadaran akan tempat.

c)Pengendalian buang air kecil dan buang air besar yang baik pada umumnya terbangun pada berakhirnya periode ini, tetapi hal-hal yang tak terduga tetap terjadi.

d)Anak kecil selama periode ini secara cepat mengembangkan kemampuan gerakan mendasar dalam berbagai kemampuan motorik. Gerakan bilateral seperti loncat-loncatan, bagaimanapun, seringkali menunjukkan kesulitan yang lebih daripada gerakan unilateral.

e)Anak kecil aktif dan energetik dan biasanya lebih memilih berlari daripada berjalan, tetapi mereka tetap memerlukan sedikit waktu untuk beristirahat.

f)Kemampuan motorik dikembangkan dengan tujuan agar anak-anak mulai belajar bagaimana mereka berpakaian, walaupun mereka mungkin memerlukan bantuan meluruskan dan mengencangkan bagian-bagian dari pakaian.

g)Fungsi tubuh dan proses menjadi lebih teratur. Sebuah tingkat keseimbangan (physiological homeostatis) terbangun dengan baik.

h)Perkembangan tubuh anak laki-laki dan perempuan dapat dikatakan sama.

i) Kontrol motorik yang baik tidak dibangun secara penuh, walaupun kontrol motorik yang kurang baik (gross) dibangun dengan cepat.

j) Mata pada umumnya tidak siap untuk menutup dalam waktu lama karena penglihatan jauhnya.

2) Karakteristik Perkembangan Kognitif

a)Selama fase ini anak-anak bersifat egosentrik dan beranggapan bahwa semua orang berpikir seperti mereka. Hasilnya, mereka kelihatannya sering bertengkar dan enggan untuk berbagi dengan yang lain.

b)Mereka seringkali sangat ketakutan akan situasi yang baru, malu, sadar diri, dan tidak mempunyai keinginan untuk meninggalkan pengamanan yang kelihatannya telah biasa dikenal.

c)Mereka belajar untuk membedakan benar dan salah dan mulai menuruti kata hati nurani.

d)Anak usia 2 dan 4 tahun seringkali terlihat aneh dan tidak seperti biasanya dalam perilaku mereka, dimana anak dengan usia 3 dan 5 seringkali digambarkan sebagai anak yang stabil dan sesuai dengan perilaku anak seusianya.

e)Konsep diri secara cepat berkembang. Bimbingan yang bijaksana, pengalaman yang berorientasi pada keberhasilan, dan bantuan yang positif adalah hal-hal penting selama tahun-tahun ini.

3) Karakteristik Perkembangan Afektif

a) Kesukaan anak laki-laki dan perempuan dapat dikatakan sama.

b) Anak-anak cenderung egosentris, ingin selalu aktif bergerak dan umumnya menyenangi gerak berirama.

c) Selalu ingin tahu, imajinatif / meniru-niru gerakan serta bersifat individualistik dan egosentrik dalam beraktifitas.

d) Suka menjelajah dan mencoba-coba dalam beraktifitas serta suka gaduh dalam bermain.

3. Pembelajaran

Istilah pembelajaran mempunyai banyak makna. Pengertian pembelajaran dalam kebanyakan teori bermaksud sebagai suatu proses, cara, perbuatan menjadikan seseorang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran berasal dari kata belajar, yang memiliki arti yaitu aktivitas perubahan tingkah laku tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu pembelajaran merupakan kegiatan perubahan tingkah laku secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Dwiyogo (2007:74), pembelajaran adalah suatu disiplin yang menaruh perhatian pada upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki proses belajar.

Belajar merupakan peristiwa atau kejadian yang memberikan pengalaman belajar bagi siswa atau pembelajar. Yang dimaksud dengan pengalaman belajar, menurut Rusli Lutan & Adang Suherman (2000:29) adalah, “ seperangkat kejadian yang berisikan aktifitas dan kondisi belajar untuk memberi struktur terhadap pengalaman siswa dan kejadian tersebut terkait untuk pencapaian tujuan”.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran berdasarkan teori kondisioning (Dimyati dan Mudjiono 2013:9) langkah - langkah pembelajaran sebagai berikut :

(1)Kesatu, mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negatif diperlemah

atau dikurangi, (2) Kedua, membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman, dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat, (3) Ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya, (4) Keempat, membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku, dan evaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidakberhasilan tersebut menjadi catatan penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya.

a. Pembelajaran Sepakbola di Sekolah Dasar

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan termasuk salah satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang diselenggarakan disekolah, baik jenjang pendidikan dasar sampai menengah. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Cabang olahraga permainan merupakan salah satu isi kurikulum yang cukup mendominasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah dasar. Olahraga permainan tersebut diantaranya permainan bola kecil dan permainan bola besar. Permainan bola kecil yang diajarkan disekolah dasar diantaranya : kasti, kippers, rounders, softball, dan baseball, sedangkan untuk permainan bola besar yang diajarkan di sekolah dasar diantaranya sepakbola, bola voli, dan bola basket.

Salah satu cabang olahraga permainan adalah sepakbola, di dalam pembelajaran permainan sepakbola dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kelancaran pembelajaran itu sendiri. Bola, tanah lapang, sepatu bola adalah beberapa contoh sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran sepakbola. Keterbatasan yang dimiliki sekolah sering kita jumpai akhir-akhir ini, terutama dikota besar yang lahan untuk berolahraga, dalam hal ini lapangan sepakbola sangat minim sekali karena terdesaknya pembangunan yang mengorbankan tanah lapang itu sendiri. Keterbatasan sekolah di lingkungan pedesaan berbeda lagi dengan sekolah yang ada di perkotaan, dipedesaan tanah lapang masih banyak kita jumpai, namun teknologi yang mendukung pembelajaran yang sulit kita temui, misalnya LED TV atau proyektor. Semua kekurangan-kekurangan itu menuntut Guru Penjas untuk lebih kreatif lagi dalam menyampaikan materi pembelajaran sepakbola agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pada dasarnya setiap aktivitas olahraga terdiri dari pemanasan, kegiatan inti dan pendinginan. Ketiga tahap ini hendaknya menjadi pedoman bagi siswa dan pelaku olahraga lain ketika melakukan kegiatan olahraga apapun begitu pula olahraga sepakbola. Pemanasan (warming-up) adalah aktivitas yang berisi gerakan-gerakan yang mendukung aktivitas inti dari olahraga yang akan dilakukan berikutnya. Pemanasan ini dilakukan untuk mempersiapkan tubuh dalam menerima beban fisik dan mengurangi resiko cedera yang mungkin terjadi saat melakukan aktivitas olahraga. Menurut Luxbacher (2001: 8) menyatakan bahwa pemanasan berguna untuk menghangatkan suhu otot, melancarkan aliran darah dan memperbanyak masuknya oksigen kedalam tubuh, memperbaiki kontraksi otot dan kecepatan gerak refleks, juga menjaga kejang otot dan pegal-pegal keesokan harinya.

Pendinginan setelah berolahraga juga tidak kalah pentingnya dengan kegiatan pemanasan, pendinginan setelah berolahraga artinya memperlambat tingkat aktivitas secara bertahap.

Dalam dokumen TESISArifDwi Prasetyo (Halaman 30-80)

Dokumen terkait