• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESISArifDwi Prasetyo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TESISArifDwi Prasetyo"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR MENGGIRING BOLA SEPAKBOLA BERBASIS PLAY UNTUK MURID

SEKOLAH DASAR

(Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri)

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh :Arif Dwi Prastyanto A.121308053

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR MENGGIRING BOLA SEPAKBOLA

BERBASIS PLAY UNTUK MURID SEKOLAH DASAR

(Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri)

Oleh :

ARIF DWI PRASTYANTO A 121308053

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I

Prof. Dr. Sugiyanto

NIP. 194911081976091001

... ...

Pembimbing II

Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd. NIP. 196503231993031012

... ...

Telah Dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal ...

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. NIP. 196511281990031001 PENGESAHAN PENGUJI

(3)

PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR MENGGIRING BOLA SEPAKBOLA BERBASIS PLAY

UNTUK MURID SEKOLAH DASAR

(Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri) TESIS

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd.

NIP 196511281990031001 ...………... ... Sekretaris Prof.Dr. Kiyatno, dr.,PFK.,M.Or.,AIFO.

NIP 194801181976031002 ... ... Anggota

Penguji

1. Prof. Dr. Sugiyanto NIP 194911081976091001

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul, “PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR MENGGIRING BOLA SEPAKBOLA BERBASIS PLAY UNTUK MURID SEKOLAH DASAR (Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri)” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dengan acuan yang disebutkan sumbernya, baik dalam naskah karangan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur plagiasi, maka saya bersedia menerima sangsi, baik Tesis beserta gelar magister saya dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta,

Yang membuat pernyataan

ARIF DWI PRASTYANTO NIM A121308053

(5)

MOTTO

“ Jangan Tunda Sampai Besok Apa Yang Bisa Engkau Kerjakan Hari Ini “

(Penulis)

(6)

PERSEMBAHAN

Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati Tesis ini kupersembahkan kepada: 1. Bapak dan ibu yang telah merawat dan membesarkanku dengan penuh

pengorbanan dan kasih sayang.

2. Istriku tersayang Pramuda Oktanianti yang selalu memberikan doa, motivasi dan penuh kesabaran hingga selesainya karya ini.

3. Bidadari kecilku Vania Callista Putri Prastyanto yang menjadi inspirasi semangat dalam menjalani hidup ini.

4. Bapak Kepala Sekolah, Guru beserta Karyawan SD N IV Gunungan yang selalu memberikan dukungan.

5. Almamaterku tercinta Universitas Sebelas Maret Surakarta

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan berkah rahmat dan ridho-NYA, sehingga tesis dengan judul.” Pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play (Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri) dapat diselesaikan. Tanpa bantuan dari berbagai pihak penyusunan tesis ini tidak mungkin dapat diselesaikan, maka selayaknya penulis mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragan

yang telah memberikan arahan dan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Prof. Dr. Sugiyanto, Selaku pembimbing I yang telah secara seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu, serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selesai.

(8)

5. Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd. Selaku pembimbing II yang telah secara seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu, serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selesai.

6. Drs. Teddy Agoeng Soelistyo M.Pd. selaku ahli akademisi yang telah memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan produk hasil penelitian.

7. Bapak Guntoro Tri Prasetyo dan Bapak Sumarjo HW selaku ahli praktisi sepakbola yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini dilapangan.

8. Sutarto S.Pd.,M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD N IV Gunungan, Guru beserta karyawan yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu hingga tesis ini selesai.

9. Keksi Sri Rahayu, S.Pd.,M.Pd. Kepala Sekolah SDN II Manyaran yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

10.Siswa SDN IV Gunungan dan SDN II Manyaran yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

11.Seluruh Staf Pengajar pada Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Sebelah Maret, yang telah memberikan fasilitas untuk kelancaran studi.

12.Istri dan anak-anak yang telah memberikan perhatian dan dukungan moral yang sangat tinggi dan penuh kesabaran dalam mendukung penyelesaian tesis ini.

13.Seluruh rekan mahasiswa Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah banyak membantu kelancaran studi.

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik moril atau materiil sehingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini.

(9)

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai bekal demi kesempurnaan tesis ini, kiranya Tesis ini membawa manfaat dan kontribusi yang berarti dalam perkembangan ilmuan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Maret 2015

Penulis

(10)

ABSTRAK

Arif Dwi Prastyanto. A121308053.2015. Pengembangan Program VCD Pembelajaran Teknik Dasar Menggiring Bola Sepakbola Berbasis Play untuk Murid Sekolah Dasar (Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri). Tesis, Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing (1) Prof. Dr. Sugiyanto (2) Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd.

Latar belakang penelitian adalah penguasaan teknik dasar menggiring bola sepakbola siswa sekolah dasar yang belum baik dan belum adanya model program vcd pembelajaran menggiring bola sepakbola secara khusus yang diberikan untuk siswa sekolah dasar di Kecamatan Manyaran. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan dan mengetahui hasil analisis kebutuhan dan mengembangkan produk awal, melaksanakan dan mengetahui uji ahli dan uji lapangan, dan melaksanakan uji efektifitas produk untuk mengetahui hasil uji keefektifan program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Manyaran.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “metode penelitian pengembangan, (Research and Development)” yang dikemukakan oleh Borg dan Gall, peneliti mengadaptasi prosedur penelitian menjadi tiga tahap yaitu: tahap 1 pendahuluan, tahap 2 uji coba produk, dan tahap 3 uji efektifitas produk.

Hasil yang pertama pendahuluan adalah analisis kebutuhan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi, pembelajaran teknik menggiring bola sepakbola yang kurang bervariasi dan masih rendahnya tingkat penguasaan teknik menggiring pada siswa sekolah dasar di kecamatan manyaran. Pembelajaran menggiring sudah diberikan namun masih banyak siswa belum bias melakukan teknik menggiring dengan baik, selain itu kurangnya motivasi siswa ketika pembelajaran menggiring bola sepakbola karena kurangnya variasi model pembelajaran menggiring bola yang menyenangkan. Pengembangan produk penyajiannya yaitu bab I latihan pendahuluan, bab II Latihan Inti (teknik dasar menggiring bola sepakbola, variasi teknik dasar menggiring bola sepakbola), bab III Penutup dan program latihan. Tahap kedua adalah uji coba produk. Ujicoba yang pertama adalah uji coba ahli dengan menggunakan tiga ahli sepakbola dengan 50 butir pertanyaan dan 1 ahli media vcd dengan 15 butir pertanyaan dengan hasil 83,15% dan dapat di interpretasikan bahwa rancangan produk bias diuji cobakan pada tahap selanjutnya. Uji coba kelompok kecil dengan jumlah subjek 10 menggunakan instrument angket dengan jumlah pertanyaan 15. Hasil uji kelompok kecil adalah 81,3%, uji coba kelompok besar dengan 20 subjek dengan hasil 86,07%. Tahap ketiga adalah uji efektivitas produk dengan membandingkan dua kelompok, satu kelompok diberi perlakuan produk pengembangan dan kelompok lain diberi perlakuan secara konvensional dengan menggunakan pre test dan post test desain. Nilai beda untuk masing-masing kelompok berdasarkan tes adalah: jumlah nilai beda tes kelompok eksperimen adalah 57,49 Kelompok control 14,78.

(11)

Sebagai simpulan akhir dinyatakan bahwa produk terbukti efektif meningkatkan kemampuan menggiring bola sepakbola siswa sekolah dasar di Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri.

Kata kunci: Menggiring, Program VCD Pembelajaran, Penelitian Pengembangan. ABSTRACT

Arif Dwi Prastyanto. A1213080.2015. VCD Program Development Learning Basic Technique Based Soccer Ball Play On Elementary School Students (Studies in Primary Scholl Pupils Manyaran District of Wonogiri). Thesis, Department of Sport Science, Graduate Program Sebelas Maret University. Supervisor (1) Prof. Dr. Sugiyanto (2) Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd.

Background research is mastering the basic techniques of soccer dribblling elementary school students who have not been good and the lack of a model program of learning to dribble a football vcd specifically given to elementary school students in the District Manyaran. The purpose of this study is to carry out and know the results of the analysis of needs and develop initial product, implement and test knowing expert and field testing, and implementing test the effectiveness of the product to determine the effectiveness of the results vcd program learning the basic techniques of dribbling soccer play based on elementary school students in the District Manyaran.

The method used in this study is “the development of research methods, (Research and Development)” proposed by Borg and Gall, researchers adapted the research procedures in to three phases: phase 1 preliminary, phase 2 trial products, and phase 3 trials effectiveness product.

The first preliminary results are analytical requirements using interviews and observation, learning football dribbling technique which is less varied and the low level of mastery of the technique leads to an elementary school student in the District Manyaran. Learning herd has been given but there are still many students are not able to perform the technique leads to good, besides the lack of student motivation when learning to dribble a football because of the lack of variety of learning models dribble fun. Product development presentation that I exercise introductory chapter, chapter II exercise core(basic techniques of soccer dribble, dribble variations of the basic techniques of football), chapter III cover and exercise program. The second stage is a test product. The first trial is testing experts using three football expert with 50 grains of questions and 1 vcd media axpert with 15 grains of quetions with 83,15% and the results can be interpreted that the design of the productcan be tested at a later stage. Small group trial with 20 subjects with results of 86,07%. The third stageis to the test the effectiveness of a product by comparing two groups, one group was treated product development other groups were treated with the convetional manner using the pre-test and post-test design. Different value for each group based on the test are : the number of different values test the experimental group 57,49 was the control group 14,78.

As a final conclusion stated that the product proved to effectively improve the ability to dribble soccer elementary school students in the District Manyaran, Wonogiri. Keywords : Dribbling, VCD learning program, research development

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI . ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... . xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Asumsi ... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(13)

A. Kajian Teori... 10

1. Olahraga Sepakbola... 10

a. Teknik Dasar Bermain Sepakbola ………... 12

b. Teknik Dasar Menggiring Bola ………... 13

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar... 17

a. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar………. 17

b. Perkembangan Usia dan Kelas………. 18 3. Pembelajaran... 23

a. Pembelajaran Sepakbola di Sekolah Dasar……… 24

b. Pembelajaran Menggiring Bola di Sekolah Dasar ……… 28

4. Play (Bermain)... 30

a. Hakikat Play (Bermain) ... 30

b. Manfaat Bermain ... 33

5. Program VCD Pembelajaran ... 42

a. Program VCD Pembelajaran Berbasis Play …………... 44

b. Teknik Pembuatan Program VCD Pembelajaran ………... 48

B. Penelitian yang Relevan... 53

C. Kerangka Berfikir ... .... 54

D. Spesifikasi Produk dan Hipotesis ... .... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... .. 58

B. Metode Penelitian ... .. 59

C. Sumber Data ... .. 68

(14)

D. Teknik Pengumpulan Data ... .. 71

E. Teknik Analisis Data ... ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Ringkasan Hasil Penelitian ... 86

B. Hasil Tahap 1 Pendahuluan ... 87

C. Hasil Tahap 2 Uji Coba Produk ... 90

D. Hasil Tahap 3 Uji Efektivitas Produk ... 110

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 116

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 126

B. Implikasi... 128

C. Saran... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 130

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 131

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Usia ...

18

Tabel 2.2 Teori Modern Bermain

...

41

Tabel 2.3 Hubungan antara Media dengan Isi / Tujuan Pembelajaran ...

45

Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

... .

58

Tabel 3.2 Desain Uji Efektivitas Produk

...

67

Tabel 3.3 Persentase Hasil Evaluasi Subyek Uji Coba ...

85

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Penelitian

...

86

Tabel 4.2 Hasil Wawancara dengan Guru Penjaskes di Kec. Manyaran ...

87

Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Siswa SD di Kec. Manyaran ...

88

Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Ahli Akademisi

...

91

Tabel 4.5 Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Praktisi Sepakbola 1 95

(16)

...

Tabel 4.6 Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Praktisi Sepakbola 2 ...

98

Tabel 4.7 Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Media ...

103

Tabel 4.8 Kesimpulan Data Kuantitatif Evaluasi Ahli ...

104

Tabel 4.9 Persentase Hasil Evaluasi

...

105

Tabel 4.10 Data Kuantitatif Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ...

106

Tabel 4.11 Persentase Hasil Evaluasi

...

107

Tabel 4.12 Data Kuantitatif Hasil Uji Coba Lapangan ...

108

Tabel 4.13 Persentase Hasil Evaluasi

...

110

Tabel 4.14 Rekapitulasi Data Hasil pre-test dan post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

...

111

Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi ...

112

Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi 113

(17)

...

Tabel 4.17 Data Hasil pre-test dan post-test

...

114

Tabel 5.1 Peningkatan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Tanpa Video

...

128

Tabel 5.2 Peningkatan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Menggunakan Video ...

128

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian Dalam...

16

Gambar 2.2 Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian Luar ...

16

Gambar 2.3 Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki ...

17

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan ...

62

Gambar 3.2 Bagan Instrumen Pengumpulan Data ...

72

Gambar 3.3 Bagan Pemeriksaan Keabsahan

Data...

81

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampira n

1 Hasil Wawancara Guru Penjaskes dan Murid SD di Kec. Manyaran ...

13 3 Lampira

n

2 Kisi-kisi Angket Ahli Akademisi, Praktisi Sepakbola dan Ahli Media ....

13 5 Lampira

n

3 Kuesionair Evaluasi Ahli Akademisi, Praktisi Sepakbola dan Ahli Media...

4 Data Hasil Evaluasi Ahli Akademisi, Praktisi Sepakbola dan Ahli Media...

6 Kuesionair Uji Coba Kelompok Kecil dan Uji Coba Lapangan ...

16 4 Lampira

n

7 Data Uji Coba Kelompok Kecil

...

9 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Menggiring Bola ...

17 3 Lampira

n

1 Penyajian Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir 17

(20)

0 ... 5

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah sama pentingnya bila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan. Pendidikan jasmani diselenggarakan di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa yang merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah dilakukan dengan cara memahami konsep aktivitas jasmani olahraga dan kesehatan dilingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang baik, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta memiliki sikap yang positif.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas seorang pendidik harus membuat pelaksanaan program kegiatan pembelajaran agar dapat menggambarkan kegiatan yang akan dilaksanakan dilapangan atau di kelas. Pada hakikatnya, suatu pembelajaran yang direncanakan terlebih dahulu akan lebih terarah dan lebih mudah tercapai. Namun sering kali guru beranggapan bahwa mengajar sudah dianggap pekerjaan rutin sehari-hari jadi tidak perlu membuat program pembelajaran atau persiapan sehingga mengajar seadanya tanpa memperhatikan situasi dan kondisi serta kebutuhan siswa. Sebagai seorang guru yang baik di samping menyiapkan seperangkat program pembelajaran diharapkan juga mau dan mampu membuat suatu media pembelajaran sebagai persiapan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran.

(22)

Tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam ranah psikomotor adalah membentuk dan meningkatkan persepsi motorik, gerak dasar, dan keterampilan gerak, sedangkan prinsip-prinsip dalam pembelajaran ranah psikomotor adalah : a) siswa diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya, b) harus ada kesempatan bagi siswa untuk memperluas dan memperdalam pembelajaran, c) semaksimal mungkin memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran, d) setiap siswa harus terlibat dan aktif terus-menerus, dan lain sebagainya.

Dalam dunia pendidikan, sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan disekolah yang terangkum dalam kurikulum pendidikan jasmani. Sepakbola adalah cabang permainan beregu yang dimainkan masing-masing oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Berbeda dengan permainan bola voli atau basket dimana pemain selalu menggunakan kedua tangan pada waktu permainan, maka sepakbola hampir seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota badan manapun.

Dalam upaya meningkatkan keterampilan bermain sepakbola para siswa sekolah harus menguasai macam-macam teknik dasar bermain sepakbola. Kemampuan siswa menguasai teknik dasar bermain sepakbola dapat mendukung penampilan dalam bermain sepakbola baik secara individu maupun secara tim. Melihat betapa pentingnya penguasaan teknik dasar bermain sepakbola, maka bagi para pemain pemula (siswa sekolah) harus dilatih secara baik dan benar. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani sepakbola merupakan pembelajaran yang sangat digemari oleh siswa khususnya siswa laki-laki. Tetapi permasalahannya adalah didalam proses pembelajaran sepakbola, siswa

(23)

hanya sekedar bermain tanpa memperhatikan penguasaan dalam teknik dasar bermain sepakbola seperti menggiring bola, mengoper bola dan menghentikan bola.

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar secara efektif, misalnya dengan jalan memilih metode mengajar yang baik dan benar. Metode yang dipilih dan diperkirakan cocok digunakan dalam proses pembelajaran teori dan praktik keterampilan. Gaya mengajar, metode, media dan strategi guru dalam menyajikan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap perhatian dan konsentrasi serta motivasi anak.

Dalam pembelajaran pendidikan jasmani bermain adalah salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani terutama guru sekolah dasar, karena melalui bermain dapat memberi kesempatan pada anak untuk melatih kemampuan gerak dasar seperti gerak lokomotor (jalan, lari), non lokomotor (membungkuk, menekuk tangan) dan manipulatif (menggiring bola, melempar bola). Kemampuan gerak dasar ini semakin baik dan berkualitas. Melalui aktivitas bermain maka kemampuan fisik anak akan berkembang secara optimal.

Selain strategi mengajar dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani media pengajaran merupakan suatu alat komunikasi. Dikatakan demikian karena didalam media pengajaran terdapat proses penyampaian pesan dari pendidik kepada anak didik, sedangkan pesan yang dikirimkan, biasanya berupa informasi atau keterangan dari pengirim pesan. Pesan tersebut adakalanya disampaikan dalam bentuk sandi-sandi atau lambang-lambang, seperti kata-kata, bunyi, gambar, dan lain sebagainya.

(24)

Menurut Nanang Hanafiah & Cucu Suhana (2009 : 8) keberhasilan dalam belajar dipengaruhi oleh berfungsinya secara integratif dari setiap faktor pendukungnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara lain : 1) peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya yang mencakup tingkat kecerdasan, bakat, sikap, minat, motivasi, keyakinan, kesadaran, kedisiplinan dan tanggung jawab, 2) pengajar yang profesional yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi personal, kompetensi profesional, pendidikan yang memadai dan kesejahteraan yang memadai, 3) atmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif yang dimanifestasikan dengan adanya timbal balik dan multi arah secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan, 4) sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran antara lain lahan tanah, bangunan dan perlengkapan (media pembelajaran), 5) kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, 6) lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu dan teknologi serta lingkungan alam sekitar, 7) atmosfir kepemimpinan pembelajaran yang sehat, 8) pembiayaan yang memadai.

Menurut Dina Indriana (2011 : 16) media pengajaran mencakup bahan-bahan tradisional seperti papan tulis, buku pegangan, bagan slide, OHP, objek-objek nyata dan rekaman video atau film. Selain itu bisa juga bahan-bahan dan beberapa metode mutakhir seperti komputer, DVD, CD-Room, internet dan penggunaan fasilitas konferensi video secara interaktif. VCD adalah salah satu bentuk media pembelajaran audio visual. Alat ini mampu menampung muatan audio visual sepanjang 74 menit yang kualitasnya setara dengan VHS Video dan suaranya setara dengan kualitas CD audio. VCD bisa digunakan sebagai media pembelajaran yang mengasyikkan, karena dengan media ini seorang guru bisa memperlihatkan bentuk asli materi pembelajaran dengan

(25)

gamblang dan jelas. Siswa akan semakin mudah memahami semua materi yang disampaikan oleh guru karena langsung melihat bagaimana bentuk aslinya.

Seperti telah disampaikan diatas bahwa salah satu tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan salah satunya adalah mengembangkan keterampilan gerak siswa, hal ini rasanya sulit dicapai karena dalam Kurikulum 2013 jumlah tatap muka Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan hanya tiga jam pelajaran per minggu (kelas besar). Belum lagi sarana dan prasarana yang masih kurang. Salah satu cara untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah mengembangkan sebuah media pembelajaran yang efektif.

Setiap pengajar mempunyai kesenangan atau keahlian di dalam memilih media pengajaran, media pengajaran atau intruksional design yang dipakai sebaiknya sesuai dengan bahan ajar atau materi yang diberikan. Karena perkembangan media pengajaran yang semakin maju, pengajar perlu memanfaatkannya dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media pengajaran mendorong siswa lebih cepat dalam menyerap informasi yang disampaikan, karena siswa akan termotivasi untuk belajar.

Melihat kenyataan tersebut, peneliti sangat tertarik untuk menciptakan model atau media pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola yang menarik untuk dipelajari oleh siswa secara mandiri. Untuk itu peneliti akan mengangkat judul :

“ Pengembangan Program VCD Pembelajaran Teknik Dasar Menggiring Bola

Sepakbola Berbasis Play Untuk Murid Sekolah Dasar” (Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri).

(26)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, yaitu :

1. Kurangnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam menggunakan metode yang bervariasi dalam pengajaran materi sepakbola serta belum pernah mendapatkan sebuah model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola dalam bentuk VCD.

2. Belum adanya model latihan atau penguasaan pembelajaran gerak dalam teknik menggiring bola sepakbola.

3. Program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola yang efektif seperti apa yang akan dikembangkan pada murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri?

C. Rumusan Masalah

1. Produk Program VCD pembelajaran seperti apa yang baik untuk meningkatkan penguasaan teknik dasar menggiring bola sepakbola secara efektif dan efisien a. Model pembelajaran teknik menggiring bola pada sepakbola berbasis play

seperti apa yang diduga dapat meningkatkan penguasaan teknik menggiring bola sepakbola murid sekolah dasar?

b. Bagaimanakah hasil pelaksanaan uji coba terbatas dari penerapan produk pengembangan model pembelajaran teknik menggiring bola sepakbola murid sekolah dasar?

(27)

c. Bagaimanakah hasil pelaksanaan uji coba lebih luas dari penerapan produk pengembangan model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola siswa?

2. Seberapa besar efektivitas program VCD pembelajaran yang dihasilkan dalam meningkatkan keterampilan penguasaan dan kemampuan menggiring bola sepakbola murid Sekolah Dasar?

a. Bagaimanakah signifikansi perbedaan keterampilan menggiring bola sepakbola Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri yang menggunakan VCD Pembelajaran dengan siswa yang mengikuti secara konvensional?

b. Bagaimanakah perbandingan keterampilan menggiring bola sepakbola berdasarkan perbedaan skor post-test dan pre-test kelompok sampel dan kelompok konvensional?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Membuat bentuk drill menggiring bola sepakbola yang baik dan pelaksanaan uji coba untuk meningkatkan penguasaan dan kemampuan teknik menggiring bola sepakbola Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri secara efektif dan efisien

(28)

a. Menyusun pembuatan produk program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola berbasis play yang baik untuk meningkatkan penguasaan teknik menggiring bola sepakbola.

b. Menyusun pelaksanaan uji coba terbatas terhadap produk pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola.

c. Menyusun pelaksanaan uji coba lebih luas terhadap produk pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola.

2. Mengetahui hasil uji keefektifan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola murid Sekolah Dasar di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri.

a. Mengetahui signifikansi perbedaan kemampuan teknik dasar menggiring bola sepakbola yang menggunakan VCD pembelajaran dengan keterampilan teknik menggiring bola sepakbola yang menggunakan model secara konvensioanal.

b. Mengetahui perbandingan kemampuan teknik dasar menggiring bola sepakbola berdasarkan perbedaan skor posttest – pretest kelompok sampel dan kelompok konvensional.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan ini dilakukan oleh peneliti setelah melakukan pengamatan, serta studi pendahuluan dan peneliti mengetahui adanya model-model pembelajaran yang efektif dalam permainan sepakbola. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

(29)

1. Manfaat teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat referensi baru tentang pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola agar dapat digunakan secara maksimal.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

Penerapan teori dan praktik yang didapat selama menempuh kuliah, dan juga dapat memberikan tambahan wawasan tentang olahraga sepakbola secara menyeluruh sehingga dapat melakukan penerapan ilmu yang telah diperoleh dengan baik.

b. Bagi Sekolah Dasar di Kecamatan Manyaran

Sebagai bahan pustaka dan tambahan model pembelajaran yang bisa diterapkan dan tambahan referensi belajar untuk peningkatan prestasi sepakbola.

c. Bagi guru pendidikan jasmani

Sebagai bahan pustaka dan referensi tentang penerapan model-model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola.

d. Bagi Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret

Sebagai bahan pustaka dan tambahan referensi tentang model-model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola serta dapat digunakan sebagai tambahan referensi metodologi penelitian agar lebih bervariatif dalam pembuatan penelitian dimasa mendatang.

(30)

F. Asumsi

1. Dengan menggunakan VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola sangat efisien membantu siswa dalam memahami dan melakukan gerakan teknik dasar menggiring bola dengan benar.

2. Dengan menggunakan VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa.

3. Dengan menggunakan VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sangat menambah kreativitas guru pendidikan jasmani dalam mengembangkan anak didik.

(31)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI 1. Olahraga Sepakbola

Sepakbola adalah cabang permainan beregu yang dimainkan masing-masing oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Berbeda dengan permainan bola voli atau bola basket dimana pemain selalu menggunakan kedua tangan pada waktu permainan, maka sepakbola hampir seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota badan manapun.

Permainan sepakbola dimainkan dilapangan rumput berbentuk persegi panjang dengan lebar 65-74 meter dan panjang 100-110 meter. Sebuah bola dari kulit dibutuhkan pula oleh kedua regu untuk main bersama. Dipimpin oleh seorang wasit dan dua asisten wasit. Tujuan dari masing-masing regu adalah memasukkan bola kegawang lawan sebanyak mungkin dan berusaha agar gawangnya terhindar dari kemasukan bola

Tujuan daripada masing masing regu adalah hendak memasukkan bola kegawang sebanyak mungkin dengan pengertian pula berusaha dengan tenaga agar gawangnya terhindar dari kebobolan penyerang lawan. Permainan dilakukan dalam dua babak, sedang diantara dua babak itu diberi waktu istirahat. Disamping itu pada babak kedua diadakan pertukaran tempat. Mengenai kelengkapan pemain dengan menggunakan sepatu bola serta kostum yang berbeda warna antara kedua regu, demikian pula untuk masing-masing penjaga gawang menggunakan kostum yang khusus dengan para pemain. Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari 11

(32)

pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya. Dalam perkembangannya permainan ini dapat dimainkan di luar lapangan (outdoor) dan di dalam ruangan tertutup (in door).“

Laws of the game (2008: 27) mengatakan bahwa Pertandingan berlangsung dua babak yang waktunya sama yaitu 45 menit, kecuali ada kesepakatan lain antara wasit dan kedua tim yang akan bertanding. Setiap persetujuaan untuk mengubah waktu permainan (misalnya untuk mengurangi waktu suatu babak permainan menjadi 40 menit karena cahaya tidak cukup) harus dilakukan sebelum memulai dan harus sesuai aturan kompetisi. Pemain berhak mendapat waktu istrahat antara kedua babak. Waktu istrahat harus tidak lebih dari 15 menit. Peraturan kompetisi harus menyatakan jangka waktu istrahat babak pertama. Lamanya waktu istrahat dapat diubah hanya dengan persetujuan wasit.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan dengan menggunakan teknik, taktik dan strategi dari seorang pelatih yang membutuhkan kekuatan fisik dan mental selama dua kali empat puluh lima menit yang tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan berusaha menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola oleh tim lawan. Dan juga sepakbola merupakan permainan yang memiliki suatu peraturan bermain tentang sepakbola.

(33)

a. Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Salah satu faktor agar dapat mencapai kemenangan adalah menguasai teknik-teknik bermain sepakbola. Sukatamsi (2001: 24) merinci teknik dasar sepakbola adalah semua gerakan tanpa bola maupun dengan bola yang diperlukan dalam bermain sepakbola. Jadi teknik dasar bermain sepakbola kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan atau mengerjakan sesuatu yang terlepas sama sekali dari permainan sepakbola.

Adapun teknik dasar bermain sepakbola yang harus dimiliki oleh seorang pemain sepakbola yang baik adalah menendang bola (shooting), menerima bola (controling), menggiring bola (dribbling), menyundul bola (heading), melempar bola, gerak tipu dengan bola, merampas dan merebut bola, teknik khusus penjaga gawang (Sukatamsi, 2001: 28).

1) Menendang bola (shooting)

Karakteristik utama dalam permainan sepakbola adalah menendang bola atau shooting. Adapun tujuan penting untuk menendang bola adalah untuk mengumpan, dan menembak bola kearah gawang. Menendang bola dapat dilakukan dengan berbagai bagian kaki, yaitu menendang bola dengan kaki sebelah dalam, menendang bola dengan kaki sebelah luar, dan menendang bola dengan punggung kaki.

2) Menerima bola (controling)

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permanan sepakbola yang penggunaanya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya adalah untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan untuk passing.

3) Menggiring bola (dribbling)

(34)

Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang bola terputus-putus atau pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan.

4) Menyundul bola (heading)

Cara lain mengumpan dan mencetak gol adalah dengan menyundul bola (heading). Dalam menyundul bola harus menggunakan dahi dan mata harus tetap terbuka. Luxbacher (2001: 87) mengelompokkan teknik dasar heading menjadi dua macam, yaitu: 1) jump header (meloncat ke atas untuk menanduk bola) dan 2) dive header (terjun kebawah untuk menyundul bola).

b. Teknik Dasar Menggiring Bola (dribbling)

Menggiring (dribbling) adalah salah satu kemampuan untuk membawa bola pada arah sasaran yang diinginkan. Dalam menggiring bola, seorang pemain harus dapat menguasai bola dengan baik. Ini dikarenakan pada saat kita menggiring bola, kita tidak dapat secara mudah untuk menggiring bola, karena kita mendapat halangan dan hadangan oleh pemain lawan. Bola harus dikuasai dengan baik di daerah yang sempit dengan demikian berarti bola harus dapat disentuh pada setiap langkah sebagai keperluan untuk melindungi bola dari serangan lawan.

Menggiring bola juga dimaksudkan untuk menyelamatkan bola apabila tidak ada kemungkinan untuk mengoper teman. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kecepatan membebaskan bola merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki agar dapat bermain sepakbola dengan baik. Menggiring bola adalah metode menggerakkan bola dari satu titik ke titik yang lain di lapangan dengan menggunakan

(35)

kaki, bola harus dekat dengan kaki agar mudah dikontrol. Pemain tidak boleh harus terus menerus melihat bola, mereka juga harus melihat sekeliling dengan kepala tegak agar dapat mengamati situasi di lapangan dan mengawasi gerak-gerik pemain lainnya”.

Dari penjelasan diatas dapat ditegaskan bahwa menggiring bola mempunyai tujuan untuk memindahkan bola ke daerah lain untuk menjauhi lawan pada saat berada dilapangan saat permainan berlangsung. Menggiring bola juga harus tetap menguasai bola tetap berada di depan kita dan tetap dalam penguasaan kita, dan tidak hanya terpaku terhadap bola saja tetapi berusaha agar kepala tegak untuk melihat situasi lapangan. Posisi ini harus tetap dipertahankan agar terbiasa dan tetap fokus pada saat permainan berlangsung.

Prinsip menggiring bola (dribbling) sepakbola tak lain ialah melakukan sentuhan - sentuhan atau mendorong-dorong bola itu ke depan sambil berlari, dengan bagian kaki tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan kaki bagian dalam (inside-foot dribbling), dengan kaki bagian luar (outside-foot dribbling), atau juga dengan instep. Hal yang penting diperhatikan dalam menggiring adalah bahwa bola tersebut dijaga agar tidak lari jauh dari kaki, karenanya perlu feeling (perasaan) saat menyentuh bola tersebut agar bola tidak terdorong terlalu jauh. Semakin mahir pemain menggiring bola itu, semakin cepat ia dapat menggiring bola.”

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip menggiring bola tersebut, jelas bahwa dalam menggiring bola, bola harus tetap dalam penguasaan sehingga bola tidak mudah lepas dari jangkauan. Bola dapat digiring dengan kaki bagian luar atau dalam dengan mengatur kecepatan bola tetap dalam control dan penguasaan bola, hal ini akan

(36)

berpengaruh saat berlangsungnya permainan atau pertandingan.

Ina Hasanah menambahkan (2009: 47) menambahkan secara umum prinsip-prinsip menggiring bola adalah:

1) Mata melihat kearah bola (pemula), mata dan kepala agak ditegakkan untuk melihat posisi lawan dan kawan (mahir).

2) Bola didorong dengan kaki (dalam, luar, kura-kura) dengan tekanan yang terukur, sehingga bola selalu dalam penguasaan sipenggiring.

3) Langkah kaki pendek-pendek dan cepat, hal ini bertujuan untuk cepat menyentuh bola kembali.

4) Mengatur kecepatan, kapan saat cepat dan kapan pula harus lambat. Sarumpaet (1992: 24) menambahkan tujuan dari menggiring bola adalah: 1) Untuk menguasai situasi permainan pada waktu menggiring bola. 2) Untuk melewati lawan.

3) Memancing lawan mendekati bola hingga ke daerah penyerangan terbuka. 4) Untuk memperlambat tempo permainan.

Danny Mielke (2007: 2) menyatakan bahwa:

a) Dribbling menggunakan kaki bagian dalam memungkinkan seorang pemain untuk menggunakan sebagian besar permukaan kaki sehingga kontrol terhadap bola semakin besar.

(37)

Gambar 2.1 Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian Dalam (Danny Mielke 2007: 2)

Dribbling menggunakan kaki bagian luar adalah salah satu cara untuk mengontrol bola , keterampilan mengontrol bola ini digunakan ketika pemain

b) mencoba mengubah arah atau bersiap untuk mengoper bola ke teman satu timnya.

Gambar 2.2 Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian Luar (Danny Mielke 2007: 4)

c) Dribbling menggunakan kura-kura kaki dapat memberikan permukaan yang datar pada bola dan juga dapat membuat bola bergerak membelok dan menukik, biasa digunakan untuk melakukan dribbling bila ingin bergerak cepat dilapangan.

(38)

Gambar 2.3 Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki (Danny Mielke 2007: 4)

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

a. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Anak sekolah dasar termasuk dalam masa anak besar. Anak besar adalah anak yang berusia antara 6 sampai dengan 10 atau 12 tahun, Sugiyanto (1991: 101). Perkembangan fisik yang terjadi pada masa ini menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda dibanding pada masa sebelumnya dan juga pada masa sesudahnya. Kecenderungan perbedaan ini dalam hal kepesatan dan pola pertumbuhan yang berkaitan dengan proporsi ukuran bagian-bagian tubuh.

Pada umumnya siswa-siswa di Sekolah Dasar, khususnya kelas IV dan V usianya adalah antara 9 sampai 12 tahun. Dalam tahapan perkembangan usia 9 sampai 12 tersebut dapat diklasifikasikan pada taraf perkembangan pada fase anak-anak yaitu anak besar. Hal ini seperti yang dikemukakan Sugiyanto (1998:9) bahwa, fase anak besar yaitu “usia 6 sampai 10 atau 12 tahun”.

(39)

Kemampuan koordinasi berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan kematangan anak. Menurut Sugiyanto ( 1998: 166) bahwa, “pada masa anak besar, berbagai gerak dasar dan variasinya yang telah bisa dilakukan sebelumnya akan mengalami peningkatan kualitas atau mengalami penyempurnaan”. Peningkatan kualitas

penguasaan sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukannya. Anak besar memerlukan aktivitas gerak yang beragam yang bisa meningkatkan kemampuan fisik, keterampilan, kreativitas, serta sifat sosialnya.

b. Perkembangan Usia dan Kelas

Anak-anak adalah anak yang berusia 2-6 tahun dan anak yang berusia 6 sampai dengan 12 tahun. (Gallahue dan Ozmun 1998:189) Selain itu menurut (Sugiyanto, 1993:8) anak-anak dapat dibagi menjadi dua bagian yakni masa anak kecil dan masa anak besar. Masa anak kecil adalah anak yang ber usia 1 atau 2 tahun sampai dengan 6 tahun. Sedangkan masa anak besar adalah anak yang berusia 6-10 tahun untuk anak perempuan dan antara 6 sampai dengan 12 tahun untuk anak laki-laki. Sugiyanto (1993: 8) memperjelas batasan periodisasi perkembangan berdasarkan usia, maka dapat kita lihat dari tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1 Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Usia

Fase Perkembangan Batasan Usia

Fase Sebelum Lahir 1. Awal

2. Embrio 3. Janin

Selama 9 bulan 10 hari

Saat pembuahan sampai dua minggu. 2 sampai 8 minggu

8 minggu sampai saat lahir

Bayi Saat lahir 1-2 tahun

(40)

Neonatal Saat lahir sampai 4 minggu Anak-anak

1. Anak Kecil

2. Anak Besar Perempuan 3. Anak besar Laki-laki

1 atau 2 sampai 10 atau 12 tahun 1 atau 2 sampai 6 tahun

6 sampai 10 tahun. 6 sampai 12 tahun Adolesensi

1. Perempuan 2. Laki-laki

10 sampai 18 tahun 12 sampai 20 tahun Dewasa

1. Dewasa Muda 2. Dewasa Madya 3. Dewasa Tua

18 atau 20 sampai 40 tahun 40 sampai 60 tahun

60 tahun keatas

Pada anak-anak sudah terjadi perkembangan, perkembangan dapat diartikan sebagai peningkatan kapasitas fungsi atau kemampuan kerja organ-organ tubuh, peningkatan bisa berbentuk daya fisik, koordinasi dan kontrol tubuh. Misalnya peningkatan fungsi-fungsi otot, otak syaraf, jantung, paru-paru dan lain sebagainya (Sugiyanto, 1993: 2). Dari segi perkembangan fisik, pada masa ini sudah terjadi perkembangan komponen biomotorik diantaranya: kekuatan, fleksibilitas, daya tahan, power dan kemampuan biomotorik lainnya (Gallahue dan Ozmun 1998: 267-292).

(41)

21

Masa anak-anak ditandai oleh keteraturan pertumbuhan pada tinggi badan, berat, dan berat otot. Masa anak-anak disini dibagi menjadi masa anak-anak awal dengan usia 2 sampai 6 tahun, dan masa anak-anak akhir dari usia 6 sampai dengan 10 tahun. Pada anak-anak masa pertumbuhan dan perkembangan anak dibagi menjadi dua tahapan yaitu : 1). Pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak awal pada usia (2-6 tahun) dan 2). Pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak akhir pada usia (6-10 tahun) (Gallahue dan Ozmun 1998:267-292). Sedangkan menurut Sugiyanto (1993:8) anak-anak dibagi menjadi : 1) Masa anak kecil (usia 1 atau 2 tahun sampai 6 tahun) dan 2) Masa anak besar (usia 6 sampai dengan 12 tahun).

Selama masa kanak-kanak awal, pertumbuhan tinggi dan berat tidak secepat pada masa kecil. Tingkat pertumbuhan melambat secara perlahan. Pada usia 4 tahun, anak-anak memiliki ukuran panjang tubuh 2 kali panjang tubuh sewaktu kelahirannya. Peningkatan jumlah total berat tubuh pada usia 2 sampai 5 tahun lebih rendah dari peningkatan pada tahun pertama. Proses pertumbuhan melambat setelah 2 tahun pertama, tapi tetap konstan sampai usia remaja. Peningkatan tinggi tahunan dari periode masa kanak-kanak awal sampai usia remaja adalah sekitar 2 inchi (5,1 cm) per tahun. Peningkatan berat rata-rata 5 pound (2,3 kg) per tahun. Masa kanak-kanak awal, oleh karena itu, menggambarkan masa ideal anak-anak untuk mengembangkan dan memperbaiki berbagai macam gerakan mulai dari gerakan dasar pada masa kanak awal sampai pada kemampuan olahraga pada pertengahan masa kanak-kanak.

Karakteristik perkembangan berikut menggambarkan sebuah pembentukan penemuan dari berbagai macam sumber dan dihadirkan disini untuk memberikan pandangan yang lebih lengkap dari seluruh anak selama tahun-tahun masa kanak-kanak awal.

(42)

1) Karakteristik Perkembangan Fisik dan Motorik.

a)Anak laki-laki dan perempuan dengan range dari sekitar 33 sampai 47 inchi (83,8-119,4 cm) dalam tinggi dan dari 25 sampai 53 pound (11,3-24,0 kg) dalam berat. b)Kemampuan perseptual motorik berkembang secara cepat, tetapi kebingungan sering

terdapat pada tubuh, arah, waktu dan kesadaran akan tempat.

c)Pengendalian buang air kecil dan buang air besar yang baik pada umumnya terbangun pada berakhirnya periode ini, tetapi hal-hal yang tak terduga tetap terjadi.

d)Anak kecil selama periode ini secara cepat mengembangkan kemampuan gerakan mendasar dalam berbagai kemampuan motorik. Gerakan bilateral seperti loncat-loncatan, bagaimanapun, seringkali menunjukkan kesulitan yang lebih daripada gerakan unilateral.

e)Anak kecil aktif dan energetik dan biasanya lebih memilih berlari daripada berjalan, tetapi mereka tetap memerlukan sedikit waktu untuk beristirahat.

f)Kemampuan motorik dikembangkan dengan tujuan agar anak-anak mulai belajar bagaimana mereka berpakaian, walaupun mereka mungkin memerlukan bantuan meluruskan dan mengencangkan bagian-bagian dari pakaian.

g)Fungsi tubuh dan proses menjadi lebih teratur. Sebuah tingkat keseimbangan (physiological homeostatis) terbangun dengan baik.

h)Perkembangan tubuh anak laki-laki dan perempuan dapat dikatakan sama.

i) Kontrol motorik yang baik tidak dibangun secara penuh, walaupun kontrol motorik yang kurang baik (gross) dibangun dengan cepat.

(43)

j) Mata pada umumnya tidak siap untuk menutup dalam waktu lama karena penglihatan jauhnya.

2) Karakteristik Perkembangan Kognitif

a)Selama fase ini anak-anak bersifat egosentrik dan beranggapan bahwa semua orang berpikir seperti mereka. Hasilnya, mereka kelihatannya sering bertengkar dan enggan untuk berbagi dengan yang lain.

b)Mereka seringkali sangat ketakutan akan situasi yang baru, malu, sadar diri, dan tidak mempunyai keinginan untuk meninggalkan pengamanan yang kelihatannya telah biasa dikenal.

c)Mereka belajar untuk membedakan benar dan salah dan mulai menuruti kata hati nurani.

d)Anak usia 2 dan 4 tahun seringkali terlihat aneh dan tidak seperti biasanya dalam perilaku mereka, dimana anak dengan usia 3 dan 5 seringkali digambarkan sebagai anak yang stabil dan sesuai dengan perilaku anak seusianya.

e)Konsep diri secara cepat berkembang. Bimbingan yang bijaksana, pengalaman yang berorientasi pada keberhasilan, dan bantuan yang positif adalah hal-hal penting selama tahun-tahun ini.

3) Karakteristik Perkembangan Afektif

a) Kesukaan anak laki-laki dan perempuan dapat dikatakan sama.

b) Anak-anak cenderung egosentris, ingin selalu aktif bergerak dan umumnya menyenangi gerak berirama.

(44)

c) Selalu ingin tahu, imajinatif / meniru-niru gerakan serta bersifat individualistik dan egosentrik dalam beraktifitas.

d) Suka menjelajah dan mencoba-coba dalam beraktifitas serta suka gaduh dalam bermain.

3. Pembelajaran

Istilah pembelajaran mempunyai banyak makna. Pengertian pembelajaran dalam kebanyakan teori bermaksud sebagai suatu proses, cara, perbuatan menjadikan seseorang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran berasal dari kata belajar, yang memiliki arti yaitu aktivitas perubahan tingkah laku tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu pembelajaran merupakan kegiatan perubahan tingkah laku secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Dwiyogo (2007:74), pembelajaran adalah suatu disiplin yang menaruh perhatian pada upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki proses belajar.

Belajar merupakan peristiwa atau kejadian yang memberikan pengalaman belajar bagi siswa atau pembelajar. Yang dimaksud dengan pengalaman belajar, menurut Rusli Lutan & Adang Suherman (2000:29) adalah, “ seperangkat kejadian yang berisikan aktifitas dan kondisi

belajar untuk memberi struktur terhadap pengalaman siswa dan kejadian tersebut terkait untuk pencapaian tujuan”.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran berdasarkan teori kondisioning (Dimyati dan Mudjiono 2013:9) langkah - langkah pembelajaran sebagai berikut :

(1)Kesatu, mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negatif diperlemah

(45)

atau dikurangi, (2) Kedua, membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman, dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat, (3) Ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya, (4) Keempat, membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku, dan evaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidakberhasilan tersebut menjadi catatan penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya.

a. Pembelajaran Sepakbola di Sekolah Dasar

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan termasuk salah satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang diselenggarakan disekolah, baik jenjang pendidikan dasar sampai menengah. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Cabang olahraga permainan merupakan salah satu isi kurikulum yang cukup mendominasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah dasar. Olahraga permainan tersebut diantaranya permainan bola kecil dan permainan bola besar. Permainan bola kecil yang diajarkan disekolah dasar diantaranya : kasti, kippers, rounders, softball, dan baseball, sedangkan untuk permainan bola besar yang diajarkan di sekolah dasar diantaranya sepakbola, bola voli, dan bola basket.

(46)

Salah satu cabang olahraga permainan adalah sepakbola, di dalam pembelajaran permainan sepakbola dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kelancaran pembelajaran itu sendiri. Bola, tanah lapang, sepatu bola adalah beberapa contoh sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran sepakbola. Keterbatasan yang dimiliki sekolah sering kita jumpai akhir-akhir ini, terutama dikota besar yang lahan untuk berolahraga, dalam hal ini lapangan sepakbola sangat minim sekali karena terdesaknya pembangunan yang mengorbankan tanah lapang itu sendiri. Keterbatasan sekolah di lingkungan pedesaan berbeda lagi dengan sekolah yang ada di perkotaan, dipedesaan tanah lapang masih banyak kita jumpai, namun teknologi yang mendukung pembelajaran yang sulit kita temui, misalnya LED TV atau proyektor. Semua kekurangan-kekurangan itu menuntut Guru Penjas untuk lebih kreatif lagi dalam menyampaikan materi pembelajaran sepakbola agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pada dasarnya setiap aktivitas olahraga terdiri dari pemanasan, kegiatan inti dan pendinginan. Ketiga tahap ini hendaknya menjadi pedoman bagi siswa dan pelaku olahraga lain ketika melakukan kegiatan olahraga apapun begitu pula olahraga sepakbola. Pemanasan (warming-up) adalah aktivitas yang berisi gerakan-gerakan yang mendukung aktivitas inti dari olahraga yang akan dilakukan berikutnya. Pemanasan ini dilakukan untuk mempersiapkan tubuh dalam menerima beban fisik dan mengurangi resiko cedera yang mungkin terjadi saat melakukan aktivitas olahraga. Menurut Luxbacher (2001: 8) menyatakan bahwa pemanasan berguna untuk menghangatkan suhu otot, melancarkan aliran darah dan memperbanyak masuknya oksigen kedalam tubuh, memperbaiki kontraksi otot dan kecepatan gerak refleks, juga menjaga kejang otot dan pegal-pegal keesokan harinya.

(47)

racun yang dikeluarkan sewaktu berolahraga atau pusing-pusing karena darah masih terkumpul di otot yang masih aktif. Penimbunan asam laktat dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot sesudah berolahraga, untuk pendinginan yang efektif melakukan intensitas rendah selama setidaknya 5-10 menit dan di akhiri melakukan peregangan selama 10 menit, dengan lama setiap gerakan selama 15-30 detik.

Materi inti dalam pembelajaran olahraga sepakbola terdiri dari beberapa macam teknik dasar, teknik dasar dalam permainan sepakbola, seperti : stop ball (menghentikan bola), shooting (menendang bola), passing (mengoper), heading (menyundul bola ) dan dribbling (menggiring bola) sangat berpengaruh terhadap permainan para pemain sepakbola, (Sudjarwo, dkk. 2005 :25). Untuk mencapai tujuan diatas, maka pembelajaran sepakbola harus dilaksanakan dengan langkah - langkah yang benar, dan tentunya diperlukan program perencanaan dan strategi yang benar pula, sehingga tujuan pembelajaran harus dapat tercapai dengan optimal. Namun demikian, sebelum menentukan strategi pembelajaran harus diketahui terlebih dahulu karakteristik siswa atau kompetensi yang sudah dimiliki siswa sehingga pembelajaran akan lebih tepat mengenai sasaran.

Materi pembelajaran kelas V siswa diharapkan dapat melakukan gerakan menendang, menggiring, mengoper dan menerima bola dengan berbagai variasi kontrol. Standar kompetensinya adalah mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar kedalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Sedangkan kompetensi dasarnya mempraktikkan variasi gerak dasar kedalam modifikasi bola besar, serta nilai kerjasama, sportivitas, dan kejujuran. Materi pembelajaran kelas IV siswa diharapkan dapat melakukan gerakan menendang, mengontrol, menyundul, dan menggiring bola, dalam permainan sepakbola. Standar kompetensinya mempraktikkan gerak dasar kedalam permainan sederhana dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

(48)

Dengan kompetensi dasar mempraktikkan gerak dasar permainan bola besar sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama, sportivitas dan kejujuran.

Dalam kurikulum 2013 sekolah dasar, materi pembelajaran sepakbola kompetensi dasar untuk kelas atas adalah mempraktikkan variasi dan kombinasi pola gerak dasar yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai permainan bola besar dan atau olahraga tradisional, sedangkan indikatornya adalah mampu menendang bola dengan berbagai variasi, mampu menggiring bola, mampu menyundul bola, mampu menghentikan bola, mampu mengoper bola, dan mampu melemparkan bola.

b. Pembelajaran Menggiring Bola Sepakbola pada Sekolah Dasar

Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia. Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang harus dibina, dengan permainan yang dimulai semenjak usia muda/dini (atau dari sekolah dasar). Pendidikan sepakbola diberikan mulai awal dengan benar dan metodis, artinya bermain sepakbola bagi anak-anak merupakan kegiatan yang dilakukan dengan penuh kesadaran secara teratur dan terarah.

Permainan sepakbola di sekolah dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan siswa. Selain itu permainan sepakbola juga dapat digunakan sebagai alat untuk melatih kemampuan jasmani. Untuk mencapai tujuan, maka pembelajaran sepakbola harus dilaksanakan dengan cara yang benar, diperlukan program, perencanaan dan metode yang tepat pula, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai sebaik mungkin.

Agar siswa gemar bermain sepakbola, lebih dulu diajarkan dari pelajaran teknik-teknik dasar yang paling mudah dan yang paling banyak digunakan dalam teknik-teknik bermain, baru kemudian menuju pada teknik dasar yang komplek. Selain memperhatikan tingkat kesulitan dalam menyampaikan materi guru atau pelatih juga harus memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi tersebut. Murid-murid akan lebih

(49)

antusias apabila metode pembelajaran tersebut dikemas dalam metode yang menarik atau dapat memotivasi siswa untuk melakukan pembelajaran dengan penuh semangat. Masa sekolah dasar adalah dimana masa-masa murid untuk bermain dengan teman sebayanya, Guru Penjaskes harus bisa memahami hal-hal yang berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan psikologi murid. Murid akan lebih termotivasi lagi apabila pembelajaran sepakbola terutama menggiring bola dikemas dalam bentuk bermain, sehingga murid akan merasa mereka sedang bermain dengan teman-temannya.

Menggiring bola adalah salah satu teknik dasar bermain sepakbola yang memiliki unsur seni dan daya tarik sendiri, jika dibandingkan dengan teknik dasar lainnya. Pada prinsipnya menggiring bola merupakan cara menggulirkan bola kedepan secara terus menerus diatas tanah. Menurut Sarumpaet, A. dkk. (1992:24) berpendapat, “menggiring bola merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola dari satu daerah ke daerah lain pada saat permainan sedang berlangsung”.

Menggiring bola pada dasarnya bertujuan untuk melewati lawan, menahan bola dan memberikan operan kepada teman seregunya. Soekatamsi (1988:158) menyatakan bahwa kegunaan menggiring bola yaitu : “(1) untuk melewati lawan, (2) untuk mencari kesempatan

memberikan bola umpan kepada teman dengan tepat, (3) untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, dan (4) menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk segera memberikan operan kepada teman.

Dalam pembelajaran menggiring bola ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu menggiring bola dengan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar ataupun punggung kaki. Menurut Soekatamsi (1988:159-160) pada prinsipnya menggiring bola dapat dilakukan dengan tiga bagian kaki yaitu, “(1) menggiring bola dengan kura-kura bagian dalam, (2) menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar, (3) menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh. Materi permainan sepakbola khususnya menggiring bola yang

(50)

diajarkan bagi siswa sekolah dasar, harus diberikan dalam bentuk yang berbeda dengan materi yang diberikan untuk orang dewasa. Menurut Agus Mahendra (2003) menyatakan bahwa ruang lingkup pendidikan jasmani yang ditawarkan di sekolah dasar semestinya dikembangkan berdasarkan kebutuhan siswa, serta memperhatikan beberapa pertimbangan diantaranya: 1) dasar-dasar pengembangan program, 2) pola pertumbuhan dan perkembangan anak, 3) dorongan dasar anak-anak, 4) karakteristik serta minat anak. Permainan sepakbola yang diberikan bagi anak-anak atau siswa sekolah dasar seharusnya diberikan dalam bentuk permainan yang dimodifikasi.

4. Play (Bermain)

a. Hakikat Play (Bermain)

Play atau dalam bahasa Indonesia berarti bermain merupakan aktivitas yang menggembirakan mempunyai arti dalam kehidupan anak yaitu mampu membawa anak ke perubahan yang baik dalam berbagai aspek kehidupannya. Seperti dikemukakan oleh Plato dalam Tedjasaputra (2001) bahwa bermain mempunyai nilai praktis dalam kehidupan anak. Anak-anak akan lebih mudah mempelajari aritmatika dengan cara membagi apel kepada teman-temannya. Bermain bagi anak mempunyai arti penting terhadap perkembangan fisik, psikis, maupun sosial anak. Secara psikis aktivitas bermain juga mampu membantu perkembangan jiwa anak secara wajar dalam hal tingkah laku, emosi, kecerdasan, keberanian, rasa percaya diri. Melalui bermain anak akan semakin matang dalam perkembangan emosinya dan mampu mengendalikan emosinya secara nyata. Melalui bermain keberanian anak akan terpupuk dengan baik karena akan terbiasa dengan berbagai situasi dan kondisi yang selalu mereka hadapi. Rasa percaya diri dalam diri anak akan selalu berkembang dengan baik melalui bermain karena anak selalu berhadapan dengan persoalan dan situasi yang selalu berubah dan harus dilaluinya.

Melalui bermain secara fisik anak akan mengalami perubahan dalam hal pertumbuhan dan perkembangan fisik anak seperti bertambahnya berat dan tinggi badan serta kemampuan

(51)

ototnya semakin berkualitas walaupun jumlah serabut dan bentuk otot relatif tetap, melalui bermain juga dapat meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmani anak, anak tidak mudah lelah dan tetap bugar walaupun selalu beraktifitas secara terus menerus dalam kesehariannya. Melalui bermain juga dapat membantu penguasaan kemampuan gerak dasar anak, seperti gerak lokomotor, non lokomotor maupun manipulasi. Aktivitas bermain juga mampu meningkatkan unsur-unsur kondisi fisik siswa semakin baik seperti kecepatan, kekuatan, daya ledak, kelentukan, keseimbangan, dan lain-lain.

Fungsi bermain bagi perkembangan fisik, psikis, maupun sosial anak tidak dapat dipungkiri oleh karena itu tepatlah aktivitas bermain ini sebagai sarana pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, selain itu melalui bermain anak merasa senang gembira dalam melakukan aktivitasnya sehingga situasi ini merupakan situasi yang kondusif untuk kegiatan pembelajaran. Sebab suatu kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani dengan situasi yang kondusif (menarik, menyenangkan, menggembirakan) akan mempermudah/mempercepat pencapaian suatu tujuan pembelajaran tersebut.

James Sully dalam Tedjasaputra (2001) menyatakan bahwa tertawa adalah tanda dari kegiatan bermain dan tertawa ada di dalam aktivitas sosial yang dilakukan bersama sekelompok teman, yang penting dan perlu ada di dalam kegiatan bermain adalah rasa senang yang ditandai oleh tertawa. Ada juga yang mengartikan bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan. Soemitro (1991) menyatakan bahwa bermain adalah belajar menyesuaikan diri dengan keadaan. Melalui bermain anak akan berusaha beradaptasi dengan situasi dan kondisi lingkungan tertentu dalam hal bentuk, berat, isi, sifat, jarak, waktu, bahasa, dan sebagainya. Sedang Smith ( Soemitro,1991) menyatakan bahwa bermain adalah dorongan langsung dari dalam setiap individu, yang bagi anak-anak merupakan pekerjaan, sedang bagi orang dewasa dipandang sebagai kegemaran. Huizinga dalam Sukintaka (1998) menyatakan bahwa dengan aktivitas bermain akan

(52)

terjadi sebab-akibat, dan beliau membandingkan arti bermain dari berbagai bahasa di dunia menemukan unsur-unsur bermain yaitu gerak, sukarela, senang, dan sungguh-sungguh. Sehingga Sukintaka (1998) menyatakan bermain adalah aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sukarela dan bersungguh-sungguh untuk memperoleh rasa senang dari melakukan aktivitas tersebut. Aktivitas jasmani adalah gerak manusia itu sendiri yang berarti salah satu tanda adanya bermain adalah adanya gerak/aktivitas jasmani seperti: jalan, lari, lempar, lompat, berguling, memanjat, merangkak, menendang, memukul, dan lainnya.

Anak dapat berkativitas jasmani dipastikan sudah melalui aktivitas rohani. Sukarela mempunyai arti bahwa dalam bermain anak melakukan aktivitasnya dengan menaati peraturan tanpa adanya paksaan dari siapapun, karena aturan yang mereka gunakan dalam bermain adalah merupakan kesepakatan mereka bersama. Sedang sungguh-sungguh berarti dalam melakukan aktivitas bermain tersebut anak menggunakan segala kemampuannya (fisik, teknik, taktik, psikis) untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam situasi bermain tersebut. Senang merupakan tujuan utama dari suatu aktivitas bermain. Siedentop, Herkowitz, dan Rink dalam Sukintaka (1998) menyimpulkan bahwa bermain adalah aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sukarela, terpisah antara lingkup dan keleluasannya, secara ekonomi tidak produktif, peraturan dapat ditentukan oleh para peserta/pemain, dan bersifat fiktif.

Senada dengan pendapat ahli tersebut di atas Montolulu,dkk (2007) menyebutkan karakteristik bermain adalah sebagai berikut:

1. Bermain relatif bebas dari aturan-aturan, kecuali anak-anak membuat aturan mereka sendiri.

Gambar

Gambar 2.1 Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian Dalam (Danny Mielke 2007: 2)
Gambar 2.3 Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki (Danny Mielke 2007: 4)
Tabel 2.1 Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Usia
Tabel 2.2 Teori Modern Bermain
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kursus ini merangkumi asas proses reka bentuk seni bina landskap yang meliputi prinsip inventori dan analisis, penjanaan idea reka bentuk dan adaptasi idea pada satu ruang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan untuk menganalisa perkembangan dan pengaruh upah minimum dan inflasi terhadap jumlah penduduk miskin di

Perencanaan yang dibuat dibuat (planning) yang dibuat kepala sekolah dibagi menjadi dua, yaitu: perencanaan bagi peserta didik terdiri dari membuat RPP dan kegiatan

Pemasaran produk olahan kalkun (sate, bakso dan nugget) memiliki satu saluran yaitu dari produsen langsung ke konsumen.. Pembelian dapat melalui media sosial

Modulasi respon terjadi di ujung proses regulasi emosi. Pada modulasi respon, muncul respon yang berhasil dimodifikasi dan diekspresikan sesuai dengan situasi

Horngren Charles T, Harrison Jr, Walter T, Robinson Michael; Alih Bahasa, Maudi W, 1997, Akuntansi Di Indonesia, Buku Satu, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba Empat,

Data yang didapatkan berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang tingkat pengetahuan WPS tentang IMS, diketahui sebanyak 30 orang (35,7%) memiliki tingkat

requirement ( user & business ) yang kurang lengkap, 2) kurangnya keterlibatan user dalam pengembangan sistem, 3) kurangnya sumberdaya manusia proyek,