• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASURANSI LAUT DALAM KAITANNYA DENGAN TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT

Pada umumnya, barang-barang yang diangkut dengan kapal laut diasuransikan oleh pemiliknya, dalam hal ini oleh pengirim atau penerima, pada salah satu perusahaan asuransi. Hal tersebut dikarenakan, di dalam pengangkutan laut, pemilik barang selalu menghadapi risiko bahwa barang-barangnya yang diangkut itu kemungkinan sampai di tempat tujuan akan dapat berkurang nilai dan barangnya, baik karena hilang, karena kerusakan selama berlangsungnya pengangkutan, karena musnah, ataupun karena sebab yang lain. Pemilik barang dapat memperkecil risiko tadi dengan mengalihkannya kepada pihak lain, yaitu perusahaan asuransi.

Untuk hal tersebut di atas, dibuatlah perjanjian pertanggungan laut, di mana perusahaan asuransi sebagai penanggung, dan pemilik barang sebagai tertanggung yang dalam hal ini berkewajiban untuk membayar premi. Apabila terhadap barang-barang yang diasuransikan itu terjadi kehilangan/kerusakan, maka pada hakekatnya pemilik barang dapat menuntut ganti kerugian langsung kepada perusahaan asuransi yang bersangkutan. Berhasil atau tidaknya tuntutan yang demikian tentunya bergantung pula pada polis asuransi yang telah disetujui dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Apabila ternyata terhadap tuntutan tersebut telah dibayarkan penggantian kerugian oleh pihak asuransi kepada penerima sebagai pemilik barang tadi, maka selanjutnya pihak perusahaan asuransi dapat bertindak atas nama penerima dan berhak kemudian menuntut kemungkinan pembayaran ganti kerugian kepada pihak pengangkut.

Hal yang telah dijelaskan di atas disebut dengan hak subrogasi, yang dinyatakan dalam Pasal 284 KUHD yang berbunyi sebagai berikut: “Penanggung yang membayar kerugian dari suatu benda yang

dipertanggungkan mendapat semua hak-hak yang ada pada si tertanggung terhadap orang-orang ke tiga mengenai kerugian itu dan tertanggung bertanggung jawab untuk setiap perbuatan yang mungkin dapat merugikan hak dari penanggung terhadap orang-orang ke tiga itu”.

Sebaliknya, pihak pengangkut berhak pula meminta kepada pihak asuransi untuk menunjuk bukti yang sah, bahwa pengganti kerugian benar-benar telah dilakukan pada pihak penerima. Bukti keterangan ini disebut dengan subrogation form, di mana penerima menyatakan telah menerima penggantian kerugian dari pihak asuransi yang bersangkutan, dan dengan demikian hak menuntut kerugian telah berpindah kepada pihak asuransi. Jika syarat-syarat tersebut telah dipenuhi, maka penyelesaian tuntutan kerugian yang berhubungan dengan itu akan berlangsung antara pihak asuransi dan pihak pengangkut.

Oleh karena itu, apabila timbul sengketa mengenai tanggung jawab pengangkut, maka yang muncul sebagai pihak-pihak ialah perusahaan pelayaran selaku tergugat, sedangkan perusahaan asuransi sebagai penggugat yang telah memperoleh hak subrogasi dari pemilik barang.

Di samping asuransi yang ditutup oleh pemilik barang tadi, maka perusahaan pelayaran sebagai pengangkut dapat pula mengikat suatu perjanjian asuransi. Secara garis besar, di dalam asuransi terdapat 2 (dua) kelompok kepentingan yang berhubungan dengan kapal yang digunakan untuk pengangkutan. Pertama, kepentingan yang secara langsung berhubungan dengan kapalnya sendiri, berupa kerugian akibat dari rusak kapal. Terhadap kerugian ini, maka pemilik kapal akan memperoleh penggantian biaya kerusakan dari perusahaan asuransi dengan menutup hull and machinery insurance. Demikian pula apabila barang tidak sampai di tangan, sehingga pemilik kapal tidak menerima

freight, maka kerugian inipun akan ditutup oleh perusahaan asuransi.

Kepentingan yang ke dua, berupa kerugian pemilik kapal akibat dari tanggung jawabnya kepada pihak ke tiga. Apa yang terjadi selama dia mengoperasikan kapalnya, misalnya sebagai akibat dari adanya suatu perjanjian pengangkutan, maka pengangkut mempunyai

kewajiban untuk membawa barang muatan sampai ke tempat tujuan. Pengangkutan melalui laut yang penuh bahaya dan kadang-kadang sulit untuk diduga, menimbulkan tanggung jawab yang harus dipikul oleh pengangkut menjadi sangat berat.

Oleh karena itu, di samping membuat klausula-klausula yang membatasi tanggung jawabnya tersebut, pengangkut dapat pula mengalihkan tanggung jawabnya itu kepada pihak lain. Perusahaan asuransi tidak selalu menyediakan diri sebagai penanggung. Untuk hal-hal yang tidak dapat diadakan penutupan asuransi biasa, maka lazimnya dalam praktik ditampung oleh Protection and Indemnity Club (P and I

Club). Tanggung jawab dari perusahaan pelayaran sebagai pengangkut

barang muatan dapat dibebankan kepada P and I Club tersebut.

Setiap pemilik kapal, terutama pemilik kapal yang beroperasi ke luar negeri, pada dasarnya dapat menjadi anggota dari asosiasi dengan membayar iuran setiap tahun. Besarnya iuran didasarkan atas tonase

(tonnage) kapal yang dimiliki anggota. Dari jumlah iuran yang

dikumpulkan itu P and I Club dapat membayar kerugian yang diderita oleh anggotanya. Iuran yang dibayar anggota ini ialah semacam premi dalam asuransi.

Sifat keanggotaannya ialah sukarela, sehingga perusahaan perkapalan bebas untuk masuk atau keluar dari P and I Club ini. Besarnya tanggung jawab P and I Club atas tanggung jawab yang dihadapi perusahaan perkapalan (anggotanya) serta klaim-klaim yang bagaimana yang akan diperoleh dari klub diatur dalam ketentuan tersendiri yang disebut P and I Rules.

Jumlah klaim yang dibayar shipper hanya bisa diperolehnya dari klub kalau jumlah itu dibayar sesuai dengan kontrak pengangkutan. Oleh karenanya, klub pada umumnya selalu minta kepada pemilik kapal agar sebelum menyetujui suatu tanggung jawab kepada pihak lain memberitahukan hal tersebut terlebih dulu kepada Representatives dari

Di samping itu, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik kapal agar klaim yang diajukan kepada klub dapat diterima ialah:17

1. Keadaan kapal haruslah mengikuti syarat-syarat yang ditentukan oleh Biro Klasifikasi, antara lain, kapal harus layak laut (sea worthy). Apabila tidak, maka klaim yang terjadi tidak akan dijamin oleh klub.

2. Pemilik kapal harus melakukan segala usaha untuk memperkecil kerugian.

3. Pemilik kapal jangan menyelesaikan sesuatu klaim atau menyetujui sesuatu tanggung jawab sebelum mendapatkan persetujuan dari klub.

Jadi, untuk mengatasi masalah yang timbul berkaitan dengan tanggung jawab pengangkut ini, maka perusahaan-perusahaan pelayaran dapat menjadi anggota dari P and I Club. Apabila terjadi kerugian atas barang muatan yang diangkutnya dan perusahaan pelayaran sebagai pengangkut harus bertanggung jawab, maka dia harus melaporkan kepada P and I Club di mana perusahaan pelayaran itu terdaftar sebagai anggota P and I Club. Dan klub inilah yang akan mengambil alih risiko yang dipikul oleh perusahaan pelayaran tadi.

Sebagai contohnya, pertanggungjawaban atas risiko kekurangan dan/atau kerusakan terhadap barang/muatan yang diangkut oleh kapal-kapal PT. Djakarta Lloyd telah diasuransikan kepada P and I Club, yaitu The Britannia Steam Ship Association Ltd., di London. Untuk setiap kasus yang bernilai lebih dari US $ 1.000.00 harus segera dilaporkan kepada P and I Club yang bersangkutan atau melalui P and I

Local Correspondents untuk mendapatkan pengesahan dan penyelesaian

yang baik dan tepat.

Dengan demikian, apabila port claim agents menerima tuntutan klaim yang bernilai lebih dari US $ 1.000.00 hendaklah segera melengkapinya dengan dokumen-dokumen yang diperlukan, dan segera pula diteruskan kepada general claims agent. General claims agent yang menerima klaim tersebut hendaklah meneliti lebih lanjut kelengkapannya serta dokumen-dokumen yang mendukungnya, untuk

17

J. Tinggi Sianipar, Asuransi Pengangkutan Laut (Marine Insurance),

kemudian diteruskan kepada P and I Club yang bersangkutan melalui

local correspondent yang ada. Selanjutnya, penyelesaian klaim ini

berada di tangan general claims agent melalui konsultasi P and I Club. Pada akhir setiap tahun, general claims agent harus memberitahukan P and I Club mengenai semua kasus klaim yang diterima dan diselesaikan selama tahun itu dengan mengirimkan tembusan dari semua claim sheets. Apabila nilai klaim yang bersangkutan melebihi voyage deductible sebagaimana dinyatakan dalam asuransi P and I yang ditutup, maka general claims agent hendaklah mengurus dan melaksanakan claim re-imbursement langsung dengan P and I Club serta tembusan kepada Biro Hukum, Klaim dan Asuransi Kantor Pusat di Jakarta.

Bagi perusahaan pelayaran yang beroperasi di dalam negeri kurang dirasakan manfaatnya menjadi anggota P and I Club ini. Hal tersebut disebabkan, antara lain, tidak terdapatnya keseimbangan antara pendapatan dan premi yang dirasakan cukup berat untuk dibayar oleh pihak perusahaan pelayaran.

BAB IV

Dokumen terkait