BETON A Pendahuluan
C. Adukan Beton
1. Atap Dari Bahan Tumbuhan 1 Atap Ilalang (AlangJalang)
Gbr 4. 1 Atap Ilalang (Alang- alang)
Pemakaian atap ilalang atau alang-alang untuk penutup atap suatu bangunan banyak digunakan dipedesaan. Proses
pembuatannya, setelah dikeringkan,
ilalang dijalin sedemikian rupa
dipasang pada atap suatu bangunan dengan cara diikat dengan tali bambu atau
dijepit dengan paku. Ilalang adalah atap yang terbuat dari
bahan tanaman, dalam lapisan yang tumpang tindih. Alang-alang
yang dalam bahasa Melayu sering disebut ilalang di Sumatera banyak terdapat di lahan kosong, lahan perkebunan, di kebun, di lahan pertanian atau tegalan,
perkembangannya sangat cepat sebab daya produksinya secara generatif
maupun vegetatif amat efisien. Atap alang-alang sangat ramah lingkungan karena
menghasilkan limbah yang sangat kecil, dan sampah pasca pemakaiannya
dapat dikembalikan ke alam menjadi sampah organik. Atap alang-alang juga menyerap panas matahari dengan sangat ideal sehingga suhu ruangan dibawahnya menjadi sangat nyaman,sehingga tidak diperlukan lagi Air Conditioner di dalam ruangan.
Jenis atap Ilalang adalah atap yang dipasang pada bangunan yang berbahan alang-alang, atap ilalang disebut juga dengan atap alang-alang di daerah tertentu, atap ini seringkali dipasang untuk membuat suasana yang natural atau memberikan kesan alami pada bangunan dan selain untuk atap bangunan rumah tradional atau rumah yang berada di desa, biasanya sering
digunakan pada tempat-tempat yang berhubungan dengan suasana alami,
seperti estetika pada restauran, villa, gazeboo, hotel atau penginapan untuk memberikan kesan natural dan alami. Adapun keunggulan jenis penutup atap Ilalang, antara lain adalah
1) Mudah ditemukan, terutama di daerah pedesaan, dan bahanIni adalah bahan atap yang paling umum , karena bahan yang tersedia.
2) Ramah lingkungan
Kekurangan jenis penutup atap Ilalang, yaitu; 1) Resiko mencegah kebakaran sangat kecil 2) Tidak tahan lama
3) Tidak kedap air
4) Sangat ringan sehingga tidak kuat menahan angin 1.2 Atap Rumbia
Rumbia atau disebut juga (pohon) sagu adalah nama sejenis palma penghasil
tepungsagu, di berbagai daerah di Sumatra dan Sulawesi adalah rumbieu,
rembie, rembi, rembiau, rambia, hambia, humbia, lumbia, rombia, rumpia, dan diMaluku dikenal sebagai ripia, lipia, lepia, lapia, lapaia, hula atau huda, di Jawa, ambulung, bulung, (am) bulu, tembulu (Jw.), bhulung (Md.), dan ki ray. Jadi atap rumbia, adalah atap yang dibuat dari daun rumbia, yang diraju menyerupai sisir
menjadi satu kesatuan yang dapat berfungsi sebagai atap.
Atap Rumbia merupakan karya seni tradisional yang di
kerjakan oleh kalangan penduduk di pedesaaan, dan di tepi pantai, karna
bahan bakunya semua dari bahan alami dan rumbia biasanya tumbuh di
rawa-rawa dan di tepi pantai yang airnya payau. Atap rumbia
sangat di butuhkan oleh masyrakat pedesaan, karna masih bisa terjangkau dengan ekonomi mereka, tetapi sekarang ini ternyata peminat atap rumbia bukan
hanya di pedesaan, melainkan sudah sampai pusat kota, yang banyak di
gunakan untuk atap gasebo dan rumah makan mewah yang membawa nuansa desa. Proses pembuatan atap rumbia tidaklah mudah, butuh ekstra keras, bahan dikumpul lalu di jahit dengan tangan, kemudian di jemur, dan siap untuk di pasarkan, dan proses ini hanya mengikuti apa yang sudah mereka terapkan, dan itu sudah standarisasi yang diterapkan turun temurun.
Gbr 4. 2 Penutup Atap Rumbia 1.3 Atap Ijuk
Gbr 4. 3 Atap Ijuk
Penggunaan atap ijuk saat ini
melambangkan bangunan rumah
tradisional, dan karakteristik
spesial yang membedakan arsitektur tradisional dengan arsitektur modern,
selain itu atap ijuk juga mengandung
suatu makna suasana desa yang
alami, penuh
kedamaian.
Enau atau aren adalah jenis pepohonan palma, seperti kelapa (nyiur) dan
pelbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatra dan semenanjung Malaya);kawung,akol,akel,akere,inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain. Asal muasal kata atap ijuk, karena dibuat dari ijuk pohon aren, yang dihasilkan sebagai Serat berwarna hitam yang dihasilkan dari pohon aren ini memang istimewa, karena bisa bertahan hingga ratusan tahun.
Keistimewaan serat ijuk tidak hanya terletak pada sisi keawetannya saja, tidak mudah lapuk oleh asam dan garam air laut.Kita dapat melihat orang- orang Sasak (dan wilayah pesisir di negeri ini) sampai sekarang masih memanfaatkan ijuk, tidak hanya untuk atap, tapi juga untuk tali. Diketahui juga ijuk adalah serat alami yang mampu mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh rayap tanah. Sifat ijuk yang elastis, keras, dan tahan air, menyebabkan bahan alami ini sulit dicerna
oleh organisme perusak serngga, seperti rayap.Aplikasi penggunaan ijuk
seklain untuk atap rumah tempo dulu, sekarang ini banyak
digunakan untuk keperluan lain, seperti pembuatan rumah adat,
pembuatan atap untuk villa, pembuatan atap gazebo, dan penggunaan untuk budidaya ikan.
Pemeriksaan bahan ijuk yang bagus (berkualitas) untuk atap, dapat dilakukan dengan visual yaitu;
1) Panjang; Bahan ijuk memiliki ukuran ijuk yang panjang,
tebal dan tekstur yang lebih kuat. 2) Lidi; Lidi telah terkelupas dari Ijuk
Biasanya bahan ijuk yang berkualitas, kebayakan di ekspor ke luar negeri. Bahan ijuk dari pohon nira/enau, selain untuk bahan atap, lidinya juga dapat dipakai untuk pembuatan sapu lidi atau bahan lain.
Beberapa keunggulan menggunakan ijuk sebagai bahan penutpu
atap, antara lain yaitu;
1) Sejuk; Bisa memberikan efek sejuk di sekitar bangunan
2) Kesan Alami; memberi kesan alami dan tradisional
bangunan
3) Kuat: Tahan lama 4) Ramah Lingkungan
1.4 Atap Sirap
Gbr 4. 4 Atap Sirap
Atap sirap berasal dari kayu keras, dan kayu awet, seperti kayu jati, belian, onglen dan biasanya dari bahan kayu ulin, dan dikenal juga dengan nama kayu besi atau kayu bulian.
Di daerah Kalimantan sejak dahulu sudah menggunakan bahan atapsirap, karena kayu ulin berasal dari daerah Kalimantan dan memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut. Selain untuk bahan atap, kayu ulin juga sering diapakai sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik, bantalan kereta api, dan perkapalan. Bahan atap sirap dibuat dengan cara membelah kayu yang keras seperti menjadi lembaran lembaran yang mempunyai ukuran tertentu. Ukuran-ukuran sirap ada beberapa macam seperti :
1. Ukuran besar : panjang 60 cm, lebar 8 @9 cm dan tebalnya 4 - 5 mm, atau 1 lembar atap sirap biasanya (p x l x t) = 58 x 6 x 0,3 dan 58 x 6 x 0,5 (cm)
2. Ukuran kecil : panjang 40 cm, lebar 5 cm dan tebalnya 3 @ 4 mm
Atap sirap dari kayu ulin ini berwarna coklat kehitaman.lembaran tipis tersebut dikemas dalam ikatan, namun lama kelamaan akan berubah menjadi cokelat tua kehitam-hitaman. Kelebihan pengunaan bahan sirap adalah bahannya cukup ringan dan bersifat isolisasi terhadap panas. Kelemahan penggunaan bahan ini pemasangannya cukup sulit sehingga biaya yang akan digunakan
akan bertambah dan bila lembaran sirap belum cukup kering sudah di pasang akan berubah bentuk menjadi cekung.
Berikut beberapa keunggulan menggunakan Atap Sirap kayu pada bangunan, yaitu;
1) Bentuknya unik
2) Mudah didapatkan di pasaran 3) Harganya relative murah
Berikut beberapa kekurangan menggunakan Atap Sirap kayu pada bangunan, yaitu;
1) Jika tidak di proteksi maka air akan cepat menyerap 2) Rentan terhadap rayap
3) Serat-serat kayunya terkadang dimakan oleh burung 4) Kurang kuat terhadap terpaan angin
5) Tidak diproduksi perlembar sehingga dalam
pemasangannya dibutuhkan waktu yang lama
2. Atap Bahan Logam