HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Atribut Konten
KK Ebook merupakan buku digital yang
menampilkan kombinasi gambar, suara, grafik, atau warna sehingga lebih menarik
0 17 65 18 3,01 S
KA Saya senang membaca ebook karena kita dapat memperoleh apapun jenis bacaan dalam bentuk ebook
0 18 68 14 2,96 S
KN Saya akan membaca ebook karena ebook memiliki tampilan yang mengkombinasikan gambar, suara, grafik, atau warna sehingga lebih menarik
0 20 63 17 2,97 S
Total 2,98 S
Atribut Kepraktisan
KK Ebook ringan dan praktis sehingga
membaca dapat lebih efektif
0 14 56 30 3,16 S KA Saya senang membaca ebook karena ringan
dan praktis sehingga membaca dapat lebih efektif
0 24 55 21 2,97 S
KN Saya akan membaca ebook karena ringan dan praktis sehingga membaca dapat lebih efektif
0 17 57 26 3,09 S
Total 3,07 S
Total seluruh atribut 3,11 S
Ket: KK=Komponen Kognitif, KA= Komponen Afektif, KN=Komponen Konatif STS= Sangat Tidak Setuju, TS= Tidak Setuju, S= Setuju, SS= Sangat Setuju
*Skor rata-rata kategori: STS= 1-1,75; TS=1,76-2,50; S=2,51-3,25; SS=3,26-4,00
Sebaran contoh berdasarkan sikap terhadap ebook menunjukkan bahwa seluruh (100%) contoh memiliki sikap yang positif terhadap ebook. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata seluruh atribut yang masuk kedalam ketegori setuju.Tidak ada contoh yang memiliki sikap negatif terhadap ebook.
Perilaku Membaca Ebook Frekuensi Membaca Ebook
Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat puluh persen contoh memiliki frekuensi membaca ebook satu kali dalam seminggu, sedangkan hanya sepuluh persen contoh yang menyatakan membaca ebook satu hari sekali. Tabel sebaran contoh berdasarkan frekuensi membaca ebook dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16 Sebaran contoh berdasarkan frekuensi membaca ebook Frekuensi membaca kategori %
1 hari sekali Selalu 10,0
1 minggu sekali Sering 40,0
1 bulan sekali Jarang 16,0
> 1 bulan sekali Tidak tentu 34,0
Total 100,0
Durasi Membaca Ebook
Pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan contoh membaca ebook hanya dalam waktu yang sebentar. Hal ini terlihat dari separuh contoh (51%) membaca ebook hanya dalam durasi 1-2 jam. Bahkan hampir sepertiga contoh (31%) membaca ebook hanya dalam waktu kurang dari 1 jam. Contoh yang menyatakan durasi membaca lebih dari tujuh jam hanya dua persen dari keseluruhan.
Tabel 17 Sebaran contoh berdasarkan durasi membaca ebook
Durasi membaca % < 1 jam 31,0 1-2 jam 51,0 3-4 jam 13,0 5-6 jam 3,0 >7 jam 2,0 Total 100,0 Waktu Membaca
Pada Tabel 18 disajikan sebaran contoh berdasarkan waktu membaca ebook. Sebanyak masing-masing 48 persen contoh menyatakan biasa membaca ebook pada waktu yang tidak tentu. Sementara itu, tidak ada contoh yang menyatakan biasa membaca ebook pada waktu siang hari.
Tabel 18 Sebaran contoh berdasarkan waktu membaca ebook Waktu membaca % Pagi hari 4,0 Siang hari 0,0 Sore hari 4,0 Malam hari 44,0 Tidak tentu 48,0 Total 100,0
Tujuan Membaca Ebook
Setiap mahasiswa tentunya memiliki tujuan membaca ebook yang beragam, maka untuk mengetahui tujuan membaca ebook lebih jelas contoh boleh memilih lebih dari satu tujuan. Hasil penelitian yang ditunjukkan Gambar 4 menunjukkan bahwa dari 100 orang contoh sebanyak 89 persen menyatakan membaca ebook untuk mencari bahan referensi. Selain itu, dua persen contoh membaca ebook untuk kepentingan lainnya. Tujuan lain dari contoh dalam membaca ebook adalah untuk mengisi waktu luang dan menambah ilmu pengetahuan.
Gambar 4 Sebaran contoh berdasarkan tujuan membaca
Jalur Mengakses
Pada Tabel 19 disajikan tabel sebaran contoh berdasarkan tempat mengakses yang digunakan untuk memperoleh ebook. Contoh diperbolehkan memilih lebih dari satu pilihan jawaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 orang sebagian besar (89%) contoh membaca ebook dengan mendapatkannya melalui sistem pencarian umum seperti google. Disamping itu, hanya 31 persen contoh mengakses ebook melalui katalog online IPB.
27 89 42 66 2 0 20 40 60 80 100 Tujuan membaca Projek penelitian Bahan referensi Hobi Tugas kuliah Lainnya
Tabel 19 Sebaran contoh berdasarkan tempat mengakses ebook
Tempat akses %
Katalog online IPB 31,0
Sistem pencarian umum, contoh: google 89,0 Secara langsung mengunjungi situs terkait 37,0
Copy 58,0
Lainnya 0,0
Jenis Ebook yang dibaca
Hasil penelitian mengenai jenis ebook yang paling banyak dibaca menunjukkan bahwa laporan menempati urutan pertama. Hal ini terlihat dari 100 orang contoh terdapat tiga perempat contoh (75%) yang menyatakan pernah membaca laporan. Setelah itu, bahan bacaan komik, warta, dan handbook menempati urutan kelima. Tabel 20 menunjukkan sebaran contoh berdasarkan ebook yang paling banyak dibaca.
Tabel 20 Sebaran contoh berdasarkan jenis ebook yang pernah dibaca
Jenis ebook * %
Laporan 75,0
Buku ilmiah 69,0
Skripsi, Tesis, dan disertasi 57,0
Novel 53,0 Komik Warta Handbook 52,0 52,0 52,0
*contoh boleh memilih lebih dari satu jawaban
Disisi lain, hasil penelitian mengenai jenis ebook yang paling sering dibaca menunjukkan bahwa komik menjadi jenis ebook pada urutan pertama. Pada Tabel 21 terlihat bahwa bahan bacaan buku ilmiah dan warta menempati urutan kelima yaitu sebanyak tujuh persen. Informasi mengenai sebaran jenis ebook yang dibaca contoh disajikan pada Lampiran 2.
Tabel 21 Sebaran contoh berdasarkan jenis ebook yang paling sering dibaca
Urutan Jenis ebook* Jumlah
n %
1 Komik 21 21,0
2 Novel 14 14,0
3 Skripsi, Tesis, dan Disertasi 11 11,0
4 Laporan 12 12,0
5 Buku ilmiah 7 7,0
6 Warta 7 7,0
Hubungan Antara Karakteristik Contoh dan Karakteristik Keluarga Contoh dengan Motivasi dan Sikap Contoh
Pada Tabel 22 disajikan hasil uji korelasi Spearman antara karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh dengan variabel motivasi membaca ebook. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi contoh dalam membaca ebook memiliki hubungan positif yang signifikan dengan usia dan lama studi contoh. Pernyataan tersebut berarti semakin tinggi usia dan semakin lanjut studi contoh, maka semakin kuat pula motivasi contoh untuk membaca ebook.
Tabel 22 Hubungan karakteristik dengan motivasi dan sikap contoh Karakteristik contoh dan keluarga contoh Motivasi Sikap
Usia 0,218* 0,216*
Lama studi 0,211* 0,211*
Uang saku perbulan -0,084 0,022
Indeks prestasi kumulatif -0,107 -0,249*
Lama pendidikan ayah 0,003 0,182
Lama pendidikan ibu -0,031 0,182
Total pendapatan keluarga 0,050 0,144
Besar keluarga 0,028 0,088
Keterangan: *) nyata pada P<0.05
Hasil uji korelasi Spearman antara karakteristik contoh dan keluarga contoh dengan sikap terhadap ebook menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara sikap contoh terhadap ebook dengan usia dan lama studi. Hal ini berarti semakin tinggi usia dan semakin lanjut studi yang ditempuh contoh contoh maka semakin positif pula sikap terhadap ebook. Selain itu, sikap contoh memiliki hubungan yang negatif signifikan dengan IPK contoh. Hal ini berarti semakin tinggi IPK contoh maka semakin negatif sikap contoh terhadap ebook.
Hubungan Antara Variabel Penelitian dengan Perilaku Membaca Ebook
Perilaku membaca ebook pada penelitian ini dapat dilihat dari frekuensi dan durasi. Hal ini sejalan dengan Hubona & Kennick (1996) dalam Schoneville (2007) yang menyatakan bahwa perilaku penggunaan dapat diukur melalui frekuensi dan volumenya. Sumarwan (2004) mengemukakan pula bahwa mengetahui konsumsi produk atau penggunaan produk yang lebih mendalam, maka seorang pemasar harus mengetahui tiga hal yaitu frekuensi konsumsi,
jumlah konsumsi, dan tujuan konsumsi. Hasil uji hubungan antar variabel penelitian dengan perilaku membaca ebook dapat dilihat pada Tabel 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara sikap contoh terhadap ebook dengan frekuensi membaca ebook. Hal ini berarti semakin positif sikap contoh terhadap ebook maka akan semakin sering contoh membaca ebook.
Tabel 23 Hubungan antara variabel penelitian dengan perilaku membaca ebook Variabel Penelitian Frekuensi Durasi
Usia -0,183 0,150
Lama studi -0,184 0,144
Uang saku perbulan -0,063 -0,058
Indeks prestasi kumulatif 0,146 -0,113
Lama pendidikan ayah 0,027 0,083
Lama pendidikan ibu 0,010 0,171
Total pendapatan keluarga -0,127 0,081
Besar keluarga 0,171 0,132
Motivasi 0,154 0,284**
Sikap 0,201* 0,321**
Keterangan: **) nyata pada P<0.01; *) nyata pada P<0.05
Sebaliknya, semakin negatif sikap contoh terhadap ebook maka semakin jarang contoh untuk membaca ebook. Hasil selanjutnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif sangat signifikan antara motivasi membaca ebook dan sikap contoh terhadap ebook dengan durasi membaca ebook. Artinya, semakin kuat motivasi contoh untuk membaca ebook dan semakin positif sikap contoh terhadap ebook maka akan semakin lama contoh dalam membaca ebook.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar contoh adalah perempuan. Berdasarkan data Direktorat Administrasi dan Pendidikan menyatakan bahwa jumlah mahasiswa IPB tahun ajaran 2011-2012 lebih besar proporsi jumlah mahasiswa perempuan dibandingkan dengan laki-laki, sehingga hal ini berkaitan dengan peluang jumlah contoh yang bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian. Hasil temuan ini pun, pernah ditemukan dalam penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Cassidy, Martines, dan Shen (2012) mengenai perilaku penggunaan ebook diantara peneliti mahasiswa S1 dan peneliti fakultas di
Sam Houston State University, Amerika Serikat melibatkan tujuh puluh persen perempuan dari total seluruh partisipan.
Selain jenis kelamin, karakteristik individu yang memengaruhi perilaku seseorang adalah usia. Berdasarkan kategori usia Papalia, Olds, dan Fieldman (2008), hasil penelitian menunjukkan lebih dari dua pertiga contoh termasuk dalam kategori remaja akhir yaitu berkisar 18 hingga 21 tahun. Menurut Kotler & Armstrong (2008) usia dan tahap siklus hidup merupakan salah satu karakteristik pribadi yang dapat memengaruhi perilaku konsumen. Konsumen dengan usia yang berbeda akan memiliki selera dan tingkat kesukaan yang berbeda pula (Sumarwan 2004).
Daya beli seseorang ditentukan oleh pendapatannya. Salah satu faktor yang memengaruhi daya beli mahasiswa adalah uang saku yang ia dapatkan. Uang saku bisa didapatkan dari kiriman orangtua, beasiswa, ataupun didapatkan dengan usaha sendiri. Dalam hasil penelitian ini menunjukkan proporsi terbesar contoh memiliki uang saku sebesar Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.000.000 per bulan. Jumlah uang yang diterima oleh konsumen akan menentukan jumlah produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsinya (Sumarwan 2004). Daya beli ini pula yang bisa memberikan kesempatan mahasiswa untuk membeli, berlangganan, ataupun membeli perangkat ebook.
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa lebih dari satu pertiga contoh menyatakan hobi membaca sebagai kegiatan yang paling sering dilakukan dan seperempat contoh dari total keseluruhan menyatakan travelling sebagai hobinya. Hobi contoh diduga dapat mendorong contoh untuk membaca ebook. Jenis kegiatan membaca bagi seorang mahasiswa merupakan suatu hal yang wajar. Namun, jika dilihat dari hasil penelitian jenis ebook yang paling sering dibaca adalah komik. Kegiatan membaca komik diduga merupakan kegiatan yang dilakukan mahasiswa pada waktu senggang. Selain itu, hobi yang dinyatakan contoh adalah travelling atau jalan-jalan. Jenis kegiatan ini pun diduga mendorong contoh untuk mengakses ebook, terutama ketika contoh membutuhkan informasi dengan akses yang cepat, mudah, dan praktis.
Setiap keluarga dengan daya beli yang berbeda akan termasuk ke dalam kelas sosial yang berbeda pula. Menurut Kotler dan Armstrong (2008) penentuan
kelas sosial seseorang merupakan kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lain. Namun, para pemasar biasanya melihat pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan konsumen untuk mengelompokkan kelas sosial (Sumarwan 2004). Dalam penelitian ini, hampir sepertiga dari ayah contoh memiliki pekerjaan sebagai PNS atau BUMN atau karyawan instansi pemerintah, sedangkan separuh dari ibu contoh tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Dilihat dari tingkat pendidikan ayah menunjukkan bahwa hampir separuh dari ayah dan ibu contoh merupakan tamatan akademi atau PT ataupun sederajat, sedangkan proporsi terbesar ibu contoh adalah tamatan SMA/sederajat. Hal ini menunjukkan bahwa jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orangtua contoh cukup memadai untuk merespon sebuah informasi teknologi seperti teknologi ebook terutama dalam hal penyediaan fasilitas, sarana, dan prasarana yang mendukung untuk mengakses ebook.
Kotler dan Armstrong (2008) menyebutkan variabel pendapatan sebagai indikator pengelompokkan kelas sosial. Kelas sosial memperlihatkan selera produk dan merek yang berbeda di bidang pakaian, perabot, aktivitas bersantai, dan mobil. Menurut BPS (2011) garis kemiskinan di Indonesia sebesar Rp 233.740 perkapita. Sementara itu, sebagian besar contoh termasuk kedalam kategori tidak miskin yaitu >Rp 233.740. Rata-rata total pendapatan keluarga contoh sebesar Rp 4.480.900. Pendapatan seorang konsumen diukur tidak hanya oleh seorang individu tetapi oleh total pendapatan keluarga (Sumarwan 2004).
Fakta lain menunjukkan hampir sepertiga contoh termasuk ke dalam keluarga sedang dengan rata-rata besar keluarga beranggotakan lima orang. Hal ini tentunya akan menentukan besar dan pola konsumsi barang dan jasa (Sumarwan 2004). Besar keluarga tidak hanya menentukan besar pengeluaran keluarga, tetapi juga besar pengalokasian pendapatan bagi tiap anggota keluarga. Besar pengalokasian inilah yang akan memengaruhi daya beli setiap anggotanya. Oleh karena itu, secara keseluruhan karakteristik keluarga contoh diduga dapat mendukung contoh untuk merespon teknologi informasi dan mengakses ebook termasuk dalam penyediaan fasilitasnya.
Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,
menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi (Sumarwan 2004). Begitupun dengan perilaku membaca merupakan kegiatan atau tindakan dalam menggunakan media baca. Konsumsi merupakan tahap keempat dalam proses pengambilan keputusan (Sumarwan 2004). Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi proses pengambilan keputusan yaitu perbedaan individu, faktor lingkungan, dan strategi pemasaran. Perbedaan individu yang dapat memengaruhi perilaku membaca contoh adalah motivasi dan sikap. Keduanya merupakan proses psikologis yang memengaruhi individu dalam memperoleh, mengonsumsi, serta menerima barang, jasa, dan pengalaman (Hurriyati 2010). Dalam penelitian ini, motivasi dan sikap dilihat berdasarkan atribut yang melekat pada ebook diantaranya atribut harga, atribut cara mengakses, atribut jenis bahan bacaan, atribut konten, dan atribut kepraktisan.
Menurut Setiadi (2010), dalam pengertian sehari-hari motivasi diartikan sebagai sesuatu yang mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu. Dalam penelitian ini, menganalisis motivasi contoh dalam membaca ebook berdasarkan atribut harga, cara mengakses, konten, jenis bahan bacaan, dan kepraktisan. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan contoh setuju membaca ebook dikarenakan harga ebook yang lebih murah dibandingkan dengan buku cetak dan bahkan bisa diakses secara gratis. Menurut Sumarwan (2004) harga merupakan atribut produk dan jasa yang paling sering digunakan sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Hasil ini sejalan dengan penelitian Roesnita dan Zainab (2005). Sebanyak 7,4 persen partisipan menyatakan setuju dengan nilai ekonomis yang melekat pada ebook.
Selain atribut harga, contohpun setuju termotivasi membaca ebook dikarenakan cara akses ebook yang lebih mudah dibandingkan dengan buku cetak. Hasil ini sejalan dengan penelitian Roesnita dan Zainab (2005) serta Shelburne (2009) bahwa kemudahan cara akses menjadi salah satu kelebihan dari ebook yang diakui oleh partisipan. Atribut selanjutnya adalah jenis bahan bacaan. Secara keseluruhan contoh setuju membaca ebook karena contoh dapat memeroleh berbagai jenis pilihan bacaan, tidak hanya ebook yang bersifat ilmiah tetapi juga bersifat non-ilmiah. Hal ini terlihat dari jenis ebook yang sering dibaca oleh
contoh adalah komik dan novel. Selain itu, didukung pula oleh hobi contoh terbanyak yaitu membaca.
Atribut keempat yaitu konten dari ebook. Contoh setuju termotivasi membaca ebook karena konten yang lebih interaktif. Kombinasi gambar, grafik, warna, animasi, dan suara membuat tampilan menjadi lebih menarik. Terakhir adalah atribut kepraktisan yang sudah jelas menjadi atribut yang melekat pada ebook. Ditengah arus globalisasi dan serba instan, kepraktisan menjadi faktor utama yang dicari oleh orang pada umumnya. Hal ini jika dikaitkan dengan hobi, tentu akan lebih praktis membaca melalui ebook bila dilakukan dalam waktu senggang seperti membaca komik. Selain itu, bagi para contoh yang memiliki hobi jalan-jalan dan travelling akan lebih praktis untuk mencari informasi atau membaca bila menggunakan media ebook. Hal ini sejalan dengan penelitian Roesnita dan Zainab (2005) serta penelitian Shelburne (2009). Partisipan menyatakan terdapat nilai kepraktisan pada ebook. Mereka mengakui bahwa ebook dapat menghemat waktu dan mudah untuk menemukan judul-judul dengan sistem pencarian kata. Secara keseluruhan, lebih dari separuh contoh memiliki motivasi yang kuat untuk membaca ebook.
Selain motivasi, sikap menjadi salah satu proses psikologi yang terjadi dalam diri konsumen yang memengaruhi perilaku membaca. Sikap diartikan sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak secara konsisten berkenaan dengan objek (Setiadi 2010). Sikap konsumen dapat memprediksi perilakunya (Hurriyati 2010). Oleh karena itu, sikap contoh terhadap ebook dapat memprediksi perilaku membacanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa contoh memiliki sikap yang positif terhadap seluruh atribut. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata tiap atribut termasuk kedalam kategori setuju. Berdasarkan pengkategorian, seluruh contoh memiliki sikap yang positif terhadap ebook. Hasil penelitian ini berkebalikan dengan penelitian Shelburne (2009) mengenai sikap dan perilaku penggunaan ebook dikalangan akademik perpustakaan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa lebih dari separuh partisipan menyukai ebook dan buku tercetak, namun jumlah partisipan yang menyukai ebook lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah partipan yang menyukai buku cetak .
Perilaku membaca dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator frekuensi dan durasi membaca ebook. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga contoh membaca ebook satu minggu sekali dengan kategori sering. Sementara itu, lebih dari separuh contoh membaca ebook dalam durasi 1-2 jam. Hasil ini berbeda dengan penelitian Roesnita dan Zainab (2005) bahwa frekuensi membaca contoh mahasiswa Universitas Malaysia hampir separuh partisipan membaca ebook secara tidak tentu, sedangkan waktu yang dihabiskan untuk akses internet berdurasi lima bahkan lebih dari tujuh jam. Selain itu, dari jenis ebook yang paling sering dibaca contoh adalah komik dan novel, sehingga durasi yang digunakan tidak terlalu lama namun sering dibaca. Hasil ini sama dengan penelitian Chamacho dan Spackman (2010) bahwa 23 persen dari partisipan mahasiswa fakultas bisnis, Universitas Bringham Young membaca ebook dalam satu minggu terakhir.
Dilihat dari aspek waktu membaca menunjukkan bahwa hampir separuh contoh membaca ebook secara tidak tentu. Hasil ini sejalan dengan penelitian Utami (2009) mengenai sikap dan perilaku terhadap maraknya fenomena buku bajakan ditambah dengan ketersediannya yang melimpah. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa waktu membaca buku paling nyaman yang dipilih oleh persentase terbanyak partisipan adalah tidak tentu. Hal ini diduga karena kebutuhan akan informasi yang tinggi dan banyaknya tugas kuliah menyebabkan mahasiswa tidak mempedulikan lagi waktu yang paling nyaman untuk membaca buku. Selanjutnya, jalur mengakses ebook contoh terbanyak dinyatakan oleh mahasiswa melalui sistem pencarian umum seperti google. Pada aspek ini, contoh boleh memilih lebih dari satu jenis sumber akses. Persentase terkecil justru dinyatakan oleh contoh dengan memilih katalog online IPB. Hasil ini menunjukkan bahwa hampir sepertiga contoh memilih katalog online IPB sebagai sumber akses ebook. Hal ini diduga berkaitan dengan jumlah dan jenis bacaan yang dibutuhkan contoh tidak memenuhi seluruh kebutuhan informasi dan tujuan contoh dalam membaca ebook. Apalagi, hasil penelitian lain menunjukkan bahwa jenis ebook yang paling sering dibaca contoh adalah komik dan novel, yang tentunya tidak tersedia dalam katalog online IPB. Temuan ini, bertolak belakang dengan hasil penelitian Roesnita dan Zainab (2005) yang menunjukkan lebih dari
separuh partisipan mahasiswa Universitas Malaysia mengakses ebook melalui website perpustakaannya. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa fasilitas katalog online IPB belum memberikan manfaat yang maksimal bagi mahasiswa.
Hasil uji korelasi Spearman dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara usia dan lama studi dengan motivasi membaca ebook. Artinya, semakin tinggi usia contoh dan semakin lanjut studi yang ditempuh oleh mahasiswa maka motivasi membaca ebook semakin kuat. Schiffman dan Kanuk (1994) menyebutkan bahwa motivasi timbul akibat adanya kebutuhan, keinginan, dan hasrat yang belum terpenuhi sehingga menimbulkan tekanan yang akhirnya menjadi sebuah dorongan. Dalam hal ini, motivasi membaca ebook semakin kuat ketika semakin lanjut studi yang ditempuh. Hal ini dikarenakan kebutuhan pencarian informasi contoh semakin tinggi. Kebutuhan pemenuhan tugas kuliah yang semakin banyak dan sering menjadi sebab bagi contoh untuk mencari alternatif bahan bacaan yang mudah dan cepat untuk didapat seperti ebook. Hal ini terlihat dari jenis ebook yang paling banyak dibaca contoh adalah laporan dan buku ilmiah. Disamping itu, dari tujuan membaca ebook paling banyak dinyatakan oleh contoh untuk mencari bahan referensi dan tugas kuliah.
Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara usia dan lama studi contoh dengan sikap contoh terhadap ebook. Artinya, semakin tinggi usia contoh dan semakin lanjut studi yang ditempuh oleh contoh maka sikap contoh terhadap ebook akan semakin positif. Sumarwan (2004) menjelaskan bahwa konsumen dengan pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif terhadap informasi. Selain itu, tingkat pendidikan seseorang akan memengaruhi nilai-nilai yang dianut, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsinya terhadap suatu masalah. Hal ini pun membuktikan semakin lanjut studi di IPB maka contoh semakin membutuhkan informasi dengan cepat dan mudah. Hasil ini membuktikan pula bahwa semakin lanjut pendidikan yang ditempuh di IPB maka pembelajarannya semakin padat.
Selain hasil tersebut, terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara IPK dengan sikap terhadap ebook. Artinya, semakin tinggi IPK contoh maka sikap terhadap ebook menjadi semakin negatif. IPK merupakan salah satu indikator
pengukuran pengetahuan atau kemampuan kognitif seseorang. Mahasiswa dengan IPK lebih tinggi diduga lebih banyak membaca dibandingkan dengan mahasiswa