• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI ....................................................................... 14-42

2.2 Attachment Styles

2.2.1 Definisi attachment styles

Bowlby (1982) mendefinisikan attachment sebagai suatu teori mengenai kecenderungan psikologis untuk membentuk hubungan yang dekat dengan orang lain, serta merasa nyaman jika orang tersebut hadir dan juga merasa cemas jika orang tersebut tidak ada. Attachment yang sehat membawa cinta, keamanan, dan kebahagiaan; attachment yang tidak sehat membawa kecemasan, duka cita dan depresi (Bowlby, 1982).

Bartholomew dan Griffin (dalam Baron & Byrne, 2005) mendefinisikan attachment sebagai suatu hubungan dekat atau perilaku lekat antara diri seseorang

dengan orang lain, yang diasumsikan bahwa perilaku interpersonal seseorang akan terlihat dari evaluasi dirinya yang negatif atau positif, dan sejauh mana orang tersebut mempersepsikan orang lain sebagai seseorang yang dapat dipercaya, dapat diharapkan, dan dapat diandalkan (positif) atau lawannya yaitu, mempersepsikan bahwa orang lain tidak dapat dipercaya, tidak dapat diharapkan dan tidak dapat diandalkan (negatif).

Menurut Mayseless dan Scharf (2007), teori attachment menggambarkan suatu pengalaman dalam hubungan dekat, yaitu kemampuan untuk membentuk hubungan dekat dengan orang lain. Selama perjalanan waktu, hubungan dekat tersebut akan berpengaruh pada pembentukan attachment styles, model mental, atau harapan seseorang terhadap orang lain dalam hal ketersediaan, kepercayaan, dan responsif seseorang di masa remaja dan dewasa (Cole & Leets, 1999).

Menurut Kamus Lengkap Psikologi, Attachment biasa disebut penglengketan, perkaitan, relasi, ikatan, tersangkut satu sama lain, hubungan, atau pelekatan. Definisi lain mengatakan bahwa Attachment merupakan suatu daya tarik atau ketergantungan emosional antara dua orang. Selain itu, attachment dikatakan sebagai kaitan stimulus-respons atau kaitan perangsang-reaksi (Chaplin, 1981).

Teori attachment merupakan suatu teori interpersonal alternatif yang mengeksplorasi bagaimana orang-orang membentuk hubungan dekat dan berinteraksi dengan orang lain. Secara khusus, penerapan teori attachment oleh

Bowlby mengarah ke fase remaja dan dewasa, dan telah menghasilkan berbagai informasi mengenai perkembangan dan pemeliharaan hubungan dekat dengan orang lain (Cole & Leets, 1999).

McEllhaney et al. (dalam Lerner & Steinberg, 2009) menjelaskan bahwa teori attachment memiliki gambaran spesifik mengenai perbedaan seseorang dalam perkembangan otonominya; independen, mandiri yang difasilitasi oleh hubungan kelekatan yang secure. Hal tersebut terjadi ketika pengasuh mendukung secara emosional dan mendorong otonom, membuat kapasitas anak berkembang yaitu memiliki keberanian yang penuh, dapat menguasai situasi dan tugas yang baru, dan mampu meminta pertolongan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, peneliti mengacu pada definisi yang dikemukakan oleh Bartholomew dan Griffin (dalam Baron & Byrne, 2005), yang mendefinisikan attachment merupakan suatu hubungan dekat atau perilaku lekat antara diri seseorang dengan orang lain, yang diasumsikan bahwa perilaku interpersonal seseorang akan terlihat dari evaluasi dirinya yang negatif atau positif, dan sejauh mana orang tersebut mempersepsikan orang lain sebagai seseorang yang dapat dipercaya, dapat diharapkan, dan dapat diandalkan (positif) atau lawannya yaitu, mempersepsikan bahwa orang lain tidak dapat dipercaya, tidak dapat diharapkan dan tidak dapat diandalkan (negatif) (Bartholomew & Griffin, 1994; Baron & Byrne, 2005).

2.2.2 Dimensi attachment (attachment styles)

Attachment styles adalah konsep yang berasal dari teori attachment oleh John

dengan orang lain (Levy, Ellison, Scott & Bernecker, 2011). Bartholomew & Griffin (dalam Baron & Byrne, 2003) membagi attachment styles menjadi empat dimensi, yaitu :

1. Secure

Memiliki self-esteem yang tinggi dan positif terhadap orang lain, sehingga ia mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam hubungan. Dibandingkan dengan dimensi attachment styles yang lain, seseorang yang secure lebih tidak mudah marah, lebih tidak mengatribusikan keinginan

bermusuhan dengan orang lain dan mengharapkan hasil positif dan konstruktif dari konflik. Dimensi secure paling mampu membentuk hubungan yang berlangsung lama, dengan komitmen, dan memuaskan (Baron & Byrne, 2003).

2. Fearful

Memiliki self esteem yang rendah dan pandangan negatif terhadap orang lain. Dengan meminimalkan kedekatan interpersonal dan menghindari hubungan akrab, seseorang berharap dapat melindungi diri mereka dari rasa sakit karena ditolak. Seseorang dengan attachment styles fearful menggambarkan orang lain secara negatif, memendam perasaan tidak bersahabat dan marah tanpa menyadarinya (Baron & Byrne, 2003).

3. Preoccupied

Memiliki pandangan yang negatif mengenai dirinya dan harapan positif bahwa orang lain akan mencintai dan menerimanya. Seseorang tersebut mencari kedekatan dalam hubungan (terkadang kedekatan yang berlebihan),

tetapi mereka juga mengalami kecemasan dan rasa malu karena merasa “tidak pantas” menerima cinta dari orang lain. Tekanan mengenai kemungkinan ditolak terjadi secara ekstrem. Kebutuhan untuk dicintai dan diakui ditambah adanya gambaran negatif tentang dirinya mendorong terjadinya suatu depresi setiap kali hubungan menjadi buruk (Baron & Byrne, 2003).

4. Dismissing

Memiliki gambaran diri yang sangat positif (terkadang tidak realistis) dan gambaran diri dari seseorang ini berbeda jauh dari gambaran orang lain tentang mereka. Seseorang dengan attachment styles dismissing juga menolak melihat dirinya sebagai sosok yang berharga, independen dan sangat layak untuk mendapatkan hubungan yang dekat; orang lain mungkin lebih melihat mereka secara negatif, tidak ramah, dan terbatas keterampilan sosialnya. Masalah utamanya adalah mereka mengharapkan yang terburuk dari orang lain, sehingga mereka mungkin saja merasa takut terhadap kedekatan yang jujur. Baik seseorang preoccupied dan dismissing menghindari interaksi langsung berhadapan dan lebih memilih kontak impersonal seperti catatan atau e-mail (Baron & Byrne, 2003).

Dapat disimpulkan bahwa empat dimensi tersebut memiliki aspek yang berbeda, secure mempunyai evaluasi diri persepsi mengenai orang lain yang positif, fearful mempunyai evaluasi diri dan persepsi mengenai orang lain yang negatif, preoccupied mempunyai evaluasi diri yang negatif dan persepsi mengenai

orang lain yang positif, dan dismissing mempunyai kombinasi evaluasi diri yang positif dan persepsi mengenai orang lain yang negatif.

2.2.3 Pengukuran attachment styles

Peneliti mengadaptasi alat ukur attachment styles yaitu Attachment Styles Questionnaire (ASQ) dari Van-Oudenhoven, Hofstra dan Bakker (dalam Polek,

2008). Alat ukur tersebut didasari dari model attachment styles Bartholomew dan Griffin, yang terdiri dari empat dimensi yaitu dimensi secure, dimensi fearful, dimensi preoccupied, dan dimensi dismissing. Jumlah keseluruhan item yang digunakan yaitu 22 item, dengan menggunakan item jenis favorable dan unfavorable. Item-item dalam skala ini diukur dengan empat poin skala Likert.

Dokumen terkait