• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pra audit

Dalam dokumen SKRIPSI ANDI INDAH FITRIYANI (Halaman 67-92)

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Pra audit

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar audit yang ditetapkan institud akuntan public Indonesia. Standar tersebut mengharuskan merencanakan

55 dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan bebas dari salah saji. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung, jumlah-jumlah dan pegungkapan dalam laporan audit lingkungan ini. Kami yakin bahwa laporan independent lain tersebut memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat.

1. Memimpin Perubahan Lingkungan Berkelanjutan

Sebagai salah satu perusahaan terbesar di industry property Indonesia yang mengembangkan operasi bisnis dengan skala internasional, PT Ciputra Development Tbk mempunyai kemampuan untuk memimpin pertumbuhan berkelanjutan melalui proyek-proyeknya yang ramah lingkungan dan menggunakan konsep triple bottom line dalam semua unit usaha.

Sebagai komitmen serius terhadap keberlanjutan, PT. Ciputra Development Tbk telah mengadakan perbandingan keberlanjutan luas diseluruh unit usahanya. Bagi perusahaan, upaya ini adalah landasan untuk mengash strategi untuk mengembangkan target yang wajar dalam mengurangi jejak ekologi kita di tahun-tahun mendatang bersama system manajemen lingkungan yang diimplementasikan.

Tabel 1

PT. Ciputra Development, Tbk Fokus Tujuan

56 Manajemen Memastikan system untuk memandu kebijakan dan

praktik standar dapat membantu meminimalkan dampak lingkungan dari kegiatan perusahaan yang tepat dan menampilkan kepemimpinan dalam isu lingkungan.

Management To ensure appropriate system to guide our policies and standar practices in minimizing environmental impacts of the companys activities and display leadership in environmental issues.

Energi Mengoptimalkan efesiensi penggunaan energy melalui inovasi yang diciptakan oleh pihak dalam maupun pihak diluar perusahaan.

Air membantu mengelolah kualitas air dan mengatasi masalah banjir,menggunakn kembali dan mendaur ulang air, serta mengurangi konsumsi air proyek-proyek perusahaan.

Limbah Mengurangi limbahh dan memaksimalkan aktivitas daur ulang dalam proyek-proyek perusahaan dan sekitar.

Ekosistem Mempromosikan pelestarian lingkungan dan memperkecil dampak dari kegiatan perusahaan dan komunitas sekitar

57 pada lingkungan.

Komunitas Mendorong kesadaran komunitas atas dampak aktivitas mereka pada lingkungan melalui pengetahuan dan kepemimpinan.

2. Perkembangan keberlanjutan terkemuka

Perusahaan telah berkomitmen untuk mencapai keberlanjutan lingkungan melalui berbagai cara. Sejumlah proyek kami telah menerapkan rencana pengelolaan lingkungan pada berbagai skala tergantung pada ukuran proyek, dalam upaya untuk mengatasi masalah lingkungan dan meningkatkan kualitas gaya hidup penghuni proyek-proyek. Untuk mendorong gagasan dan rencana inovatif yang mendukung keberlanjutan, perusahaan mengadakan innovation award program dan quality improvement program (QIP) secara internal. Para pemegang dari penghargaan tahun 2009-2010 adalah

58 TABEL 2 ANNUAL REPORT 2010

PT. Ciputra Development,

Proyek Fokus Award

Citra Garden city, jakarta Pengelolaan air inovation award 2010 gold

Citra land, Surabaya Ciputra mall, jakarta inovation award 2010 silver

ciputra mall, Jakarta ekosistem inovation award 2010 silver

Citra land, Surabaya Pengelolaan limbah QIP 2010 Gold

ciputra mall, semarang

Manajemen operasional

QIP 2010 Copper

ciputra mall, Jakarta pengelolaan air QIP 2010 silver

Citra land, Surabaya efisiensi matahari QIP 2009 Bronze

59 Citra Raya, tangerang efisiensi energi QIP 2009 Bronze

Citra Garden city, jakarta efisiensi energi QIP 2009 Bronze

ciputra mall, Jakarta efisiensi energi QIP 2009 Bronze

Citra Raya, tangerang efisiensi energi QIP 2009 Copper

Sumber: ANNUAL REPORT 2010 PT. Ciputra Development.

3. Keterlibatan dalam keberlanjutan lingkungan

a.sponsor untuk inisiatif hijau

PT. Ciputra development telah menjadi sponsor dan pendukung komunitas Indonesia hijau dengan kegiatan termasuk kelompok kerja TAG yang bertujuan untuk mengembangkan alat penilaian untuk bangunan yang ada.

1. Citra land Surabaya GREEN OFFICE AWARD 2010

Citra land Surabaya telah dianugerahi penghargaan green office untuk kategori perusahaan yang diselenggarakan untuk pertama

60 kalinya oleh pemerintah kota Surabaya (pemkot Surabaya), unilever dan harian radar Surabaya. Penghargaan ini diserahkan oleh walikota Surabaya, bapak bambang DH, untuk mengakui kontribusi unit citra land pada pengelolaan sampah yang mencakup system penilaian sampah dan pengomposan.

2. Pendidikan

Sebagai program pendidikan kewirausahaan perusahaan, Dr ir ciputra dan timnya telah menyeruhkan perlunya enterprenir hijau untuk Indonesia.

a. Keterlibatan dalam kegiatan mempromosikan keberlanjutan

Citra raya tengerang telah memprakarsai acara kesadaran lingkungan dig luster perumahan terbarunya yang bernama go green family day yang melibatkan siswa skolah dasar local dan orang tua mereka. Beberapa kegiatan yang dilakukan meliputi penanaman seratus pohon, berbagi pengetahuan tentang kompos dan daur ulang.

Supaya komprehensif, prosedur audit harus mencakup ruang lingkup audit, frekuensi dan metodologi, dan tanggung jawab dan persyaratan untuk melaporkan dan melaksanakan audit.

Program audit juga diperlukan untuk memudahkan tercapainya tujuan audit itu sendiri, yaitu menilai efektivitas suatu sistem di dalam depertemen. Program berisi frekuensi audit dalam satu tahun, matrik

61 keterkaitan departemen-klausa-prosedur, rincian jadual audit, dan auditor yang ditunjuk.

Deviasi dari rencana harus segera dikenali, dianalisa dan diperbaiki untuk mengembalikan penerapan ke rencana semula atau modifikasinya. Tanpa audit internal yang regular maka suatu deviasi terhadap sistem mungkin tidak terdeteksi dan diketahui ketika masalah telah menjadi besar dan sangat sulit untuk diperbaiki. Keluhan lingkungan dari masyarakat yang sudah dicatat tetapi tidak ditangani dengan baik dalam kurun waktu yang lama akan terakumulasi dan berakhir dengan konflik yang tidak terkendali.

Kita dapat belajar dari beberapa perusahaan di Indonesia yang harus menghentikan operasinya akibat keluhan-keluhan yang tidak tertangani dengan baik tetapi mungkin tidak disadari oleh manajemen puncak.Audit internal juga memungkinkan penilaian pencapaian isi dari kebijakan lingkungan, misalnya kepatuhan terhadap peraturan lingkungan, peningkatan berkelanjutan dan tindakan pencegahan pencemaran dan kebijakan-kebijakan lain sebagai perwujudan dari komitmen manajemen puncak. Auditor akan memeriksa hasil pemantauan lingkungan dalam satu (atau setengah) tahun terakhir, kelengkapan pelaporan kepada pemerintah, kondisi dan label tempat penyimpanan limbah B3, untuk memastikan semua ketentuan peraturan telah dijalankan. Terhadap pengendalian pencemaran auditor akan memverifikasi proses pengurangan volume limbah, daur ulang logam-logam scrap kepada pemulung dan program penggantian cadmium dari salah satu bahan baku. Jika sudah dipelihara dengan baik audit internal, audit

62 internal dapat membuka kemungkinan-kemungkinan untuk peningkatan bagi sistem manajemen lingkungan. Dari potensi dampak yang besar oleh ceceran bahan baku, auditor dapat menyarankan cara pemuatan (loading) bahan tersebut secara tertutup ke hopper dan menggiatkan inspeksi/pembersihan dari perioda mingguan ke harian.

Audit Sistem Manajemen Lingkungan merupakan bahan bagi manajemen untuk melakukan ACT (Tindakan) setelah tahap CHECK (Pemeriksaan) diselesaikan oleh internal audit. Manajemen puncak akan memiliki gambaran menyeluruh terhadap kinerja sistem, manfaat yang telah diperoleh, masalah-masalah yang ditemui dan kemudian mengambil keputusan yang akurat terhadap keberlanjutan sistem itu sendiri. Oleh karena itu, perusahaan harus menyajikan hasil-hasil audit dalam suatu format yang ringkas, padat dan informatif sehingga memudahkan manajemen dalam menganalisa.

Hal ini dapat dilakukan dengan membuat suatu tabel yang berisi semua temuan, tindakan perbaikan dan proses verifikasinya. Program audit organisasi, termasuk jadwal, harus didasarkan pada pentingnya aktivitas terhadap lingkungan dan hasil audit sebelumnya. Selain jadual audit yang regular, Rencana audit harus mampu mengidentifikasi area/departemen/klausa yang masih lemah atau perlu pengkajian khusus sehingga audit internal akan dilaksanakan dengan frekuensi yang lebih sering untuk mengidentifikasi sumber-sumber kelemahan dan memperbaiki secepat mungkin. Tambahan audit semacam demikian dapat diperoleh dari laporan audit internal sebelumnya atau audit eksternal. Perubahan

63 peraturan lingkungan yang berimplikasi pada satu departemen dapat digunakan sebagai alas an untuk melakukan audit tambahan.Supaya komprehensif, prosedur audit harus mencakup ruang lingkup audit, frekuensi dan metodologi, dan tanggung jawab dan persyaratan untuk melaporkan dan melaksanakan audit. Paragraf klausa ini cukup jelas menyebutkan langkah-langkah untuk menjalankan audit internal, perusahaan menentukan ruang lingkup audit dalam artian departemen, prosedur dan klausa yang harus diaudit, menentukan frekuensi audit seperti satu atau dua kali audit internal dalam satu tahun termasuk audit tambahan jika diperlukan. Metodologi audit adalah tata cara audit dari sejak pembuatan daftar periksa, pertemuan pembukaan, pelaksanaan audit, pertemuan penutup, dan pembuatan laporan.

C. Permasalahan

Auditor tidak memahami masalah teknis dan peraturan lingkungan. Sebagian besar auditor internal di perusahaan merupakan auditor Sistem Manajemen Mutu. Hal ini tentu membantu perusahaan untuk memiliki tim auditor yang kompeten terhadap pemahaman sistem manajemen tetapi pada umumnya para auditor tersebut kurang menguasai bidang teknis lingkungan, khususnya mengenai peraturan-peraturan lingkungan. Salah satu faktornya adalah bahwa masalah lingkungan bukanlah masalah yang menjadi tanggung jawab setiap orang (setidaknya sebelum menerapkan ISO 14001) sehingga pengetahuan mengenai isu lingkungan merupakan pekerjaan rumah yang harus ditambahkan. Perusahaan dapat melakukan pelatihan khusus mengenai isu-isu teknis lingkungan seperti

64 peraturan lingkunga, pemantauan lingkungan dan pengoperasian unit pengolahan limbah seperti IPAL, APPU dan lain-lain.

Jadwal atau program tidak didasarkan pada daftar aspek penting lingkungan. Sistem Manajamen Lingkungan dibangun berdasarkan pendekatan proses, masukan dari suatu proses menghasilkan keluaran berupa dampak lingkungan sehingga besar atau kecil setiap departemen/ seksi memiliki daftar aspek lingkungan (bisa penting atau tidak penting). Sehinnga tentu saja, setiap departemen seharusnya menjadi obyek audit untuk klausa 4.3.1 tersebut dan/atau klausa-klausa lain yang menyatu dengan (inheren) dengan sifat kegiatannya, misalnya klausa 4.4.6, 4.4.7 dan 4.3.4. Perusahaan dalam membuat rencana audit cenderung untuk menugaskan auditor menurut prosedur-prosedur yang berlaku di suatu departemen/seksi padahal tidak semua kegiatn dituangkan dalam prosedur tertulis. Hal ini berakibat pada kurang menyentuh tanggung jawab departemen tersebut. Temuan terfokus pada dokumentasi.

Walaupun Sistem Manajemen Lingkungan adalah suatu sistem terdokumentasi tetapi esensi dari sistem adalah penerapan pengendalian pencemaran yang efektif dilapangan baik dari sisi alat, orang, dan tata cara. auditor karena memiliki pengalaman di Sistem Manajemen Mutu sering terlalu fokus pada kelengkapan dokumen. Auditor yang berpengalaman akan percaya pada kenyataan bahwa apa yang tertulis, belum tentu sama dengan apa yang sudah dijalankan.

65 Melatih auditor internal. Auditor Sistem Manajemen Mutu tidak otomatis menjadi auditor Sistem Manajemen Lingkungan, mereka memerlukan tambahan pengetahuan mengenai pemahaman standarISO14001,teknik audit dan isu-isu lingkungan terkait. Membuat prosedur audit.Audit membutuhkan suatu standar kerja untuk menjamin bahwa hasil-hasil audit tidak terlalu berbeda antara satu auditor dengan lainnya.

Membuat program audit dan jadual Program menggambarkan ruang lingkup audit seperti departemen, klausa Standar, prosedur yang harus diperiksa; tim auditor dan auditee pada area yang diaudit, waktu. Membuat daftar periksa sebagai alat bantu para auditor, khususnya jika hal tersebut dilakukan di tahap awal pembentukan system karena tim belum cukup kompeten.

Dengan berkembangnya waktu, daftar periksa bisa dihilangkan dari prosedur audit. Melaksanakan audit. Sesuai dengan metodologi yang telah ditetapkan tim audit melakukan pertemuan pembukaan (dapat secara informal), melaksanakan wawancara, pemeriksaan dokumen dan catatan-catatan lingkungan, mengamati kondisi lapangan dan membuat kesimpulan dalam pertemuan penutup.Membuat laporan audit. Seluruh hasil audit dikumpulkan, dievaluasi dan ditetapkan Ketidaksesuaian Besar, Kecil dan Observasi, dan disampaikan kepada auditee untuk dibuatkan Rencana Tindakan Perbaikan dan Pencegahannya. Memantau audit. Rencana Tindakan Perbaikan dan Pencegahan harus diverifikasi keefektifannya sesuai dengan waktu dan bentuk perbaikan yang disampaikan dalam laporan audit.

66 Auditor internal harus mendapatkan bukti perbaikan sesuai dengan masalah yang ditemui ketika audit dan bukti perbaikannya. Jika perbaikan berupa pembangunan sarana fisik maka auditor harus melihat tersedianya sarana tersebut atau jika belum selesai auditor harus mendapatkan program yang menyakinkan dan tidak terbatas pada dokumen. Misalnya, alat-alat, kontrak dengan subkontraktor pembangun sarana tersebut atau land clearing terhadap lokasi pembangunan. Jika hal-hal tersebut belum dapat diterima maka auditor internal dapat mengeluarkan laporan temuan lanjutan dan belum boleh menutup temuan tersebut.

Melaporkan dalam tinjauan manajemen. Tujuan adalah memberikan masukan kepada manajemen puncak akan kondisi penerapan sistem dan mendapatkan arahan mengenai tindak lanjut dan komitmen baru terhadap masalah-masalah yang belum berhasil diselesaikan.

DOKUMENTASI

Tabel 3

Daftar isian Audit Manajemen Lingkungan PT. Ciputra Development. KLASIFIKASI

1...Sangat baik – melebihi pedoman dan langkah penatalaksanaan terbaik yang berlaku

2...Baik – sesuai pedoman dan langkah penatalaksanaan terbaik yang berlaku

67 4...Tidak memuaskan – memerlukan tindakan perbaikan segera

5...Buruk - memerlukan tindakan segera. Penutupan terhadap kegiatan yang ada harus dilakukan

Perusahaan: ...

Tanggal...

Propinsi: ...

Pengamat...

Lokasi: ...

Sumber: Laporan No. 17- November 2000 tentang audit lingkungan

D.Kegiatan lapangan

Tabel 4

Metode Evaluasi Audit Manajemen Lingkungan PT. Ciputra development.

Metode

Evaluasi

Tujuan Contoh

Meninjau Untuk memverifikasi latar belakang auditor.

Analisis rekaman pendidikan,

68

Rekaman pelatihan, pekerjaan dan

pengalaman audit

Umpan balik positif dan negative

Untuk memberikan informasi

tentang kinerja auditor

Survei, kuesioner, acuan personel, pengakuan (testimonial), keluhan, evaluasi

kinerja,“peer-review.

Wawancara Untuk mengevaluasi

kepribadiandan ketrampilan komunikasi,untuk memverifikasi informasi

dan ujipengetahuan dan untuk mencari informasi

tambahan.

Wawancara langsung atau

melalui telepon

Pengamatan Untuk mengevaluasi

kepribadian

dan kemampuan untuk

“Role-playing,” penyaksian

audit, kinerja selama magang

69 kepribadian dan pengetahuan serta ketrampilan dan penerapannya ujian Psikotes Tinjauan pasca Audit Untuk memberikan informasi bila pengamatan

langsung tidak

memungkinkan atau tidak tepat.

Tinjauan laporan audit dan

diskusi dengan klien audit,

auditi, rekanan dan dengan

auditor

Sumber: Laporan No. 17- November 2000 tentang audit lingkungan

Pedoman Lingkungan, satu bagian dalam pedoman menjelaskan kebijakan dan strategi perusahaan dalam menjalankan audit internal untuk memenuhi persyaratan standar dan memelihara system itu sendiri.Prosedur Audit SML. Menjelaskan tujuan, ruang lingkup, tim audit, program/ jadual audit, metodologi audit, laporan audit, proses verifikasi dan kaitan audit internal dengan tinjauan manajemen. Rencana dan jadual audit. Tabel yang berisi departemen dan klausa yang harus diadit berlaku dalam tahun berjalan atau seterusnya jika tidak ada perubahan. Sedangkan jadual audit menggambarkan rincian area, tim auditor,

70 auditee, tanggal dan jam yang berlaku untuk satu sesi audit, misalnya audit pertama tahun berjalan. Daftar Periksa audit. Pertanyaan atau pokok-pokok yang harus dicakup oleh auditor ketika melakukan audit.

Daftar periksa dapat berupa pertanyaan-pertanyaan baku atau dibuat oleh masing-masing auditor dengan membaca terlebih dulu dokumen-dokumen auditee. Daftar Periksa tidak boleh digunakan sebagai kuesioner tetapi hanya alat pengingat dari kemungkinan area/klausa/prosedur yang terlewatkan oleh auditor. Laporan Ketidaksesuaian. Biasanya berupa format baku berisi ketidaksesuaian (ditandatangani auditor dan auditee), tindakan perbaikan dan pencegahan (ditandatangani auditee), verfikasi tindakan perbaikan (ditandatangani auditor ketiak menutup temuan tersebut).Tindakan Perbaikan dan Pencegahan dan Rekapitulasinya. Tabel yang menggambarkan semua ketidaksesuaian dalam sesi audit saat itu, tindakan perbaikan, waktu verifikasi, dan status verifikasinya. Jika sudah memenuhi syarat, maka temuan tersebut ditulis sebagai Selesai.

JENIS-JENIS AUDIT LINGKUNGAN:

1.Audit Manajemen Lingkungan

2.Audit Penaatan Lingkungan

3.Audit Fasilitas Teknik

4.Audit Amdal

71 6.Audit Pemasaran Lingkungan

7.Audit Hemat Energi

8.Audit Minimisasi Limbah

9.Audit Lingkungan Komprehensif

Menentukan apakah sistem manajemen lingkungan Sesuai dengan rancangan yang dibuat termasuk persyaratan Standar Internasional ini dan Telah diterapkan dan dipelihara dengan baik dan Menyediakan informasi terhadap hasil-hasil audit kepada manajemen.

Standar kinerja profesinya untuk menunjang kinerja yang berkualitas sesuai dengan yang diharapkan. Akan tetapi, berdasarkan hasil penelitian, masih ditemukan hal-hal yang memerlukan perhatian lebih untuk ditingkatkan kualitas pelaksanaannya, terutama ketika audit internal melaksanakan penugasan dan mengkomunikasikan hasil penugasannya. Kualitas audit internal untuk melaksanakan identifikasi informasi yang memadai, handal dan relevan yang menunjang analisis dan evaluasi dari suatu penugasan tentunya tidak terlepas dari ketersediaan informasi yang dimiliki auditee. Keterbatasan audit internal untuk mengidentifikasi informasi tersebut tentunya terdapat pada frekuensi seberapa lama auditor fokus pada suatu masalah tertentu, fungsi pengelolaan terletak pada tangan manajemen dan audit internal yang melakukan pemeriksaan sesekali terkadang melewatkan detil kecil yang bisa saja mempengaruhi analisanya. Audit

72 internal yang hanya datang sesekali seringkali menyulitkan supervisi atas kelemahan pengelolaan yang dilakukan unit bisnis atau auditee.

Audit internal merupakan elemen yang penting bagi keberlangsungan sistem yang efektif karena audit yang baik akan menyempurnakan siklus P-D-C-A dan memberikan momentum terhadap perbaikan berkelanjutan. Setelah implementasi kebijakan lingkungan, prosedur-prosedur lingkungan, pemantauan, komunikasi dan lain sebagainya, harus ada satu waktu untuk memerika kinerja sistem secara komprehensif yang menyangkut seluruh Klausa, seluruh departemen dan karyawan yang berada didalam ruang lingkup sistem manajemen.

Berbeda dengan pemeriksaan oleh Klausa Pemantauan dan Permintaan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan (TPP) yang bersifat parsial pada klausa-klausa dan/ atau departemen-departemen tertentu, pemeriksaan lewat internal audit bersifat sistematis dan mencakup sistem secara menyeluruh termasuk elemen audit itu sendiri. PTPP akan menemukan ketidaksesuaian dari hasil pemantauan dan pengukuran suatu dampak penting dengan dicatat, dianalisa, diperbaiki secara efektif,dan dilaporkan ke tinjauan manajemen .Internal audit akan melihat apakah ketidaksesuaian terjadi berulangkali dalam satu tahun, diberbagai departemen, disebabkan oleh masalah yang sama, terkait dengan pelanggaran prosedur dan hal-hal lain yang sifatnya sistematis.

Perbedaannya jelas bahwa audit internal mencari bukti yang lebih banyak dan terpola. Fenomena lain adalah audit (baik internal and eksternal) sering memberikan kesan negatif bagi para karyawan bahkan jika hal itu dilakukan oleh

73 para kolega mereka. Ketika mendengar kata ‘audit’, bagian yang diaudit merasa akan diuji, diselidiki, dan dicari kesalahan-kesalahannya.

Akibatnya adalah mereka akan berusaha sekuat mungkin terhindar dari temuan-temuan auditor baik dengan menyembunyikan informasi, menghambat proses audit dan melawan secara frontal. Jika hal tersebut terjadi maka internal audit telah kehilangan manfaat dan justru menjadi sumber kelemahan dari sistem manajemen itu sendiri. Seperti halnya di Klausa Pemeriksaan: PTPP, perusahaan harus mampu menciptakan atmosfir bahwa internal audit adalah untuk kepentingan bersama dan tidak ada pribadi-pribadi yang disalahkan.

Setiap ketidak sesuaian atau temuan auditor masalah bersama atau sistemFungsi lain yang sering terlupakan adalah audit internal menumbuhkan keterlibatan orang dan menciptakan mekanisma komunikasi antar departemen. Tanpa disadari, kita menganggap biasa konflik klasik antara bagian Produksi yang menghasilkan limbah sangat besar dengan bagian lingkungan yang harus pontang-panting memproses produk tersebut atau antara produksi dengan maintenance mengenai jadual perbaikan preventif suatu alat.

Konflik terjadi karena setiap departemen hanya melihat dari sisi kepentingannya semata dan tidak melihat bahwa departemen lain juga punya batasan dari manajemenpuncak dengan segala keterbatasannya. Audit internal akan memberikan wawasan baru kepada auditor dari departemen lain mengenai kesulitan iternal departemen dan komplikasi yang diakibatkan oleh departemen auditor. Paling sedikit hal ini tentu akan menumbuhkan kepedulian akan perlunya

74 semua departemen bekerja dengan target yang sama dan saling memberikan toleransi terhadap departemen-departemen lain.

Organisasi harus membuat dan memelihara suatu program dan prosedur audit sistem manajemen lingkungan yang dilakukan secara periodik, bertujuan supaya suatu audit membutuhkan perencanaan yang baik, orang yang kompeten dan tata cara yang seragam sehingga sangat penting bagi organisasi untuk membuat program dan prosedur mengenai pelaksanaan audit. Prosedur ini menjadi panduan bagi para internal auditor untuk mengurangi variasi-variasi dalam metodologi audit, sehingga produk kerja tim tersebut akan cenderung untuk standar dan tidak terlalu banyak berbeda dari satu auditor ke auditor lainnya.

Program audit juga diperlukan untuk memudahkan tercapainya tujuan audit itu sendiri, yaitu menilai efektivitas suatu sistem di dalam depertemen. Program berisi frekuensi audit dalam satu tahun, matrik keterkaitan departemen-klausa-prosedur, rincian jadual audit,dan auditor yang ditunjuk.

Dari gambaran di atas nampak jelas bahwa audit internal berusaha menemukan kondisi senyatanya penerapan dan pemeliharan sistem dibandingkan dengan Perencanaannya dan paling sedikit persyaratan standar.

Deviasi dari rencana harus segera dikenali, dianalisa dan diperbaiki untuk mengembalikan penerapan ke rencana semula atau modifikasinya. Tanpa audit internal yang regular maka suatu deviasi terhadap sistem mungkin tidak terdeteksi dan diketahui ketika masalah telah menjadi besar dan sangat sulit untuk diperbaiki. Keluhan lingkungan dari masyarakat yang sudah dicatat tetapi tidak

75 ditangani dengan baik dalam kurun waktu yang lama akan terakumulasi dan berakhir dengan konflik yang tidak terkendali. Kita dapat belajar dari beberapa perusahaan di Indonesia yang harus menghentikan operasinya akibat keluhan-keluhan yang tidak tertangani dengan baik tetapi mungkin tidak disadari oleh manajemen puncak.

Audit internal juga memungkinkan penilaian pencapaian isi dari kebijakan lingkungan, misalnya kepatuhan terhadap peraturan lingkungan, peningkatan berkelanjutan dan tindakan pencegahan pencemaran dan kebijakan-kebijakan lain sebagai perwujudan dari komitmen manajemen puncak.

Auditor akan memeriksa hasil pemantauan lingkungan dalam satu (atau

Dalam dokumen SKRIPSI ANDI INDAH FITRIYANI (Halaman 67-92)

Dokumen terkait