• Tidak ada hasil yang ditemukan

Audit dengan Tujuan Tertentu

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT JENDERAL (Halaman 21-26)

Audit Dengan Tujuan Tertentu (ADTT) mencakup audit yang tidak termasuk dalam Audit Kinerja, meliputi antara lain Audit Perencanaan dan Manfaat, Audit Pelayanan Publik, Audit Investigasi, Audit Khusus, Audit terhadap masalah yang menjadi fokus perhatian Kementerian Perhubungan. Adapun pelaksanaan Audit Dengan Tujuan Tertentu pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan PNBP di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

b. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Perawatan Kapal Latih dan/atau Simulator (Belanja Barang) TA 2014-2015;

c. Pelaksanaan Pengadaan Barang Jasa Bandara;

d. Pemanfaatan Dermaga Pelabuhan;

e. Perencanaan dan Manfaat Pemberian Subsidi Perintis Angkutan Jalan dan Realisasi Operasional Bus Pemadu Moda;

f. Verifikasi Kekurangan Pembayaran kepada Pembangunan Stasiun KA Tahun 2014 pada Balai Perkeretaapian;

g. Perencanaan dan Manfaat Pemberian Subsidi Perintis Angkutan Penyeberangan;

h. Pembayaran Sisa Pekerjaan TA 2014 pada kegiatan Pengembangan Prasarana Perkeretaapian;

i. Penatausahaan Persediaan dan Penyesuaian Satker Inaktif, serta Penatausahaan Aset Tak Berwujud;

j. KDP Satker Inaktif yang masih tercatat dalam neraca serta dalam proses penelusuran dokumen sumber pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Udara, dan Perkeretaapian;

k. Pengoperasian Kapal Perintis TA 2014 dan 2015;

l. Pemeriksaan Barang Persediaan;

m. Alokasi Belanja Barang di Lingkungan BPSDM Perhubungan;

n. Pengecekan Lapangan dan Perhitungan Ulang atas TL Audit BPK-RI Tahun 2014 di Jawa Timur;

o. Kegiatan verifikasi sisa pekerjaan lanjutan dan perhitungan ulang denda keterlambatan pembangunan Faspel Laut TA 2014;

p. Kesiapan penyerahan pengelolaan aset kenavigasian pasca penetapan LPPNPI;

q. Penyediaan fasilitas umum dan pelayanan di UPT Bandar Udara;

r. Pembangunan Faspel Laut pada KSOP;

s. Verifikasi Pekerjaan Lewat Tahun Anggarab pada Bandar Udara;

t. Pemberian rekomendasi terhadap perusahaan yang ditetapkan dalam Daftar Hitam;

u. Klarifikasi terhadap pengaduan;

v. Verifikasi atas kelengkapan dokumen pelaksanaan dan realisasi fisik penyelesaian pekerjaan lanjutan pembangunan gedung pada Otoritas Bandar Udara;

w. Perbandingan nilai harga satuan pekerjaan dan spesifikasi teknis pada Satker Perkeretaapian;

x. Pengelolaan dan pemanfaatan anggaran belanja unit kerja di Lingkungan BPSDM Perhubungan;

21

pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

z. Evaluasi dan klarifikasi penerbangan;

aa. Prosedur pelaksanaan verifikasi dan persyaratan fasilitas pelayanan penumpang KA dengan skema pembiayaan PSO.

Selain ADTT diatas, juga diprogramkan Audit Khusus, yakni audit yang dilakukan atas lingkup audit yang bersifat khusus terhadap indikasi penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang unit kerja atau pegawai, yang pelaksanaannya dilakukan berdasarkan pengaduan masyarakat, pengembangan dari temuan audit, permintaan tertulis dari unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan. Pelaksanaan Audit Khusus bersifat pre memory (PM).

Realisasi pelaksanaan Audit Khusus tahun 2015 adalah sebagai berikut :

NO NAMA AUDIT KHUSUS WAKTU

PELAKSANAAN 1 Dugaan pungutan liar pada perijinan salvage, perijinan kapal dan

perijinan TERSUS Nopember

2 Pengaduan masalah penelantaran anak Desember

3 Pengaduan atas pembangunan bandar udara baru April

4 Dugaan persekongkolan tender dan monopoli terhadap pelaksanaan

pengadaan kendaraan PKP-PK April-Mei

5 Laporan atas proyek fiktif pembangunan fasilitas pelabuhan laut April 6 Robohnya pembangunan hanggar pada Bandar Udara Maret 7 Investigasi terkait dengan proses pemberian persetujuan terbang Januari

8 Pengaduan atas Sekolah Tinggi Perhubungan Januari

9 Dugaan rekayasa dan kecurangan proses lelang kegiatan procurement of track material and turn out phase II pada kegiatan pengembangan dan peningkatan prasarana perkeretaapian

Maret 10 Pengaduan masyarakat atas indikasi permintaan penggantian

perjalanan dinas sosialisasi April

11 Pekerjaan lanjutan pembangunan gedung kantor Otoritas Bandar

Udara Mei

12 Pekerjaan Teluk Tapang TA 2012 s.d. 2013 Mei

13 Dugaan tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme yang dilakukan

oleh oknum pejabat di lingkungan Ditjen Perkeretaapian Nopember

6.3. Reviu

Reviu merupakan kegiatan penelaahan terhadap kebenaran suatu dokumen dalam rangka memberikan kenyakinan terbatas bahwa dokumen tersebut telah sesuai dengan kaidah atau peraturan yang telah ditetapkan. Reviu yang telah dilakukan Inspektorat Jenderal pada tahun 2015 meliputi :

22

6.3.1. Reviu Laporan Keuangan

Reviu dilaksanakan dalam rangka memberikan keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hasil reviu dituangkan dalam “Pernyataan Telah Direviu” (Statement of Reviu) yang digunakan sebagai dasar pembuatan “Pernyataan Tanggung Jawab“ (Statement of Responsibility) oleh Menteri Perhubungan yang berisi pernyataan bahwa pengelolaan anggaran telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai SAP.

Kegiatan reviu Laporan Keuangan (LK) yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :

a. Pendampingan penyusunan LK Tahunan TA 2014;

b. Reviu LK Tahunan TA.2014;

c. Reviu LK Triwulan I 2015 pada Provinsi Aceh, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Riau, Sumatera Selatan, dan Kepulauan Riau;

d. Reviu LK Semester I TA. 2015;

e. Reviu Triwulan III TA. 2015 di Propinsi Maluku Utara, Papua Barat, Kalimantan Selatan, Papua Barat, Kalimantan Barat, dan Kepulauan Riau;

f. Reviu LK Tahunan Sementara Tahun 2015 Tingkat UAKPA/B dan UAKPA/B-W pada Propinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.

6.3.2. Reviu Laporan Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun 2014

Reviu Laporan Kinerja Tahun 2014 Kementerian Perhubungan merupakan penugasan yang diamanahkan kepada Inspektorat Jenderal berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Reviu dilaksanakan pada bulan Maret 2015 guna menguji keandalan dan akurasi data/informasi yang disajikan dalam Laporan Kinerja, penelaahan penyelenggaraan SAKIP secara ringkas untuk menilai keselarasan antara perencanaan strategis Kementerian Perhubungan dengan Unit Kerja Eselon I dan II, penyusunan Kertas Kerja Reviu dan Surat Pernyataan Telah Direviu yang ditandatangani oleh Inspektur Jenderal.

6.3.3. Reviu Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

Melalui reviu RKA, Inspektorat Jenderal memberikan keyakinan terbatas (limited assurance) bahwa RKA di lingkungan Kementerian Perhubungan telah disusun berdasarkan Pagu Anggaran Kementerian Perhubungan dan/atau Alokasi Anggaran yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, Rencana Kerja (Renja) Kementerian Perhubungan, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) hasil kesepakatan pemerintah dengan DPR dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN, standar biaya, dan kebijakan pemerintah lainnya serta memenuhi kaidah perencanaan penganggaran. Reviu RKA dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal pada saat penyusunan Pagu Anggaran dan Alokasi Anggaran, yaitu bulan Juli s.d. Oktober 2015.

23

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 257/PMK.02/2014 Tentang Tata Cara Revisi Anggaran TA. 2015 Inspektorat Jenderal melakukan reviu atas usul revisi anggaran yang mengakibatkan perubahan pagu, dan atas tunggakan per DIPA per Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan melalui verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran dokumen yang dipersyaratkan serta kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran.

Reviu revisi anggaran yang telah dilakukan Inspektorat Jenderal pada tahun 2015 antara lain meliputi :

a. Revisi DIPA Penggabungan Satuan Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

b. Revisi Anggaran Balai Teknik Perkeretaapian;

c. Revisi Usulan Penghapusan Catatan Halaman IV DIPA;

d. Revisi Penghematan dan Pemanfaatan Anggaran Perjalanan Dinas/Meeting Konsinyering serta Alokasi Anggaran;

e. Revisi perubahan anggaran belanja modal dan belanja pegawai;

f. Revisi Anggaran Kegiatan Tahun 2015;

g. Revisi DIPA;

h. Revisi Anggaran PNBP;

i. Revisi/Realokasi Anggaran dalam rangka percepatan anggaran;

j. Revisi Usulan Pembukaan Blokir DIPA;

k. Revisi anggaran kenaikan tunjangan kinerja;

l. Revisi Anggaran BLU.

6.4. Evaluasi

Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.

Evaluasi yang dilaksanakan pada tahun 2015 terdiri atas :

6.4.1. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Penyelenggaraan SPIP baik di tingkat instansi maupun tingkat aktivitas, secara menyeluruh dapat dibagi dalam 3 (tiga) tahapan besar yaitu : Persiapan (penyusunan peraturan/kebijakan penyelenggaran SPIP, pembentukan Satgas, sosialisasi bagi seluruh pegawai, Diklat bagi Satgas, dan pemetaan); Pelaksanaan (pembangunan infrastruktur, internalisasi dan pengembangan berkelanjutan); dan Pelaporan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 78 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perhubungan, Inspektorat Jenderal melakukan pengawas intern dalam penyelenggaran SPIP di lingkungan Kementerian Perhubungan. Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Perhubungan telah tahap pelaksanaan namun belum semua unit kerja

24

melakukan pemetaan terhadap pelaksanaan SPIP di unit kerja masing-masing. Dalam rangka evaluasi SPIP, pada Tahun 2015, Inspektorat Jenderal telah melakukan :

a. Pembahasan kuesioner dan langkah kerja dalam pelaksanaan SPIP di lingkungan Kementerian Perhubungan;

b. Pemantauan/evaluasi penyelenggaraan SPIP Tahun 2015 pada Entitas Eselon I Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Laut, dan Udara, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, serta Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan;

c. Uji petik penyelenggaraan SPIP Tahun 2015 pada Politeknik Pelayaran Surabaya, Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah, Balai LLASDP Bali, ATKP Surabaya, dan Otoritas Bandar Udara Wilayah I Medan.

6.4.2. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Evalusi LAKIP dilakukan terhadap 3 (tiga) komponen manajemen kinerja yaitu Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja dan Pelaporan Kinerja, serta berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Pada bulan Mei 2015, evaluasi dilaksanakan terhadap LAKIP tahun 2014 Unit Kerja Eselon I di Lingkungan Kementerian Perhubungan yang hasilnya dilaporkan kepada Menteri Perhubungan, sebagaimana tabel berikut:

NO KEGIATAN PELAKSANA

1. Evaluasi LAKIP 2014 Inspektorat Jenderal dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Inspektorat I 2. Evaluasi LAKIP 2014 Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Inspektorat II 3. Evaluasi LAKIP 2014 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Inspektorat III 4. Evaluasi LAKIP 2014 Badan Penelitian dan Pengembangan serta Badan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Perhubungan Inspektorat IV

5. Evaluasi LAKIP 2014 Sekretariat Jenderal dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Inspektorat V

Berdasarkan kriteria diatas, diperoleh Hasil Evaluasi LAKIP masing-masing unit kerja eselon I di lingkungan Kementerian Perhubungan sebagai berikut :

No UNIT KERJA

25

Pendampingan merupakan serangkaian kegiatan membandingkan rencana pelaksanaan kegiatan dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari pendampingan adalah membantu unit kerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan agar dapat mewujudkan sasaran dan tujuan unit kerjanya secara efektif dan efesien. Pendampingan yang akan dilaksanakan Tahun 2015, antara lain adalah sebagai berikut:

6.5.1. Pendampingan Pagu Kebutuhan

Untuk menjalankan fungsi pengawasan secara maksimal dan peran Inspektorat Jenderal sebagai Quality Assurance, pengawasan tidak hanya dilakukan untuk menilai hasil pelaksanaan tetapi juga dilakukan mulai proses Perencanaan. Kegiatan pendampingan Inspektorat Jenderal dilakukan pada pembahasan Pagu Kebutuhan yang merupakan kegiatan internal yang dikoordinir oleh Biro Perencanaan yang diselenggarakan pada bulan Pebruari – Maret 2015 di 3 (tiga) lokasi, yakni Makassar, Medan, dan Bogor. Kegiatan Pendampingan ini dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang diusulkan sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan, tidak bermasalah, dan telah dibahas di tingkat daerah melalui koordinasi antara UPT/Satker dengan Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait.

6.5.2. Pendampingan Kegiatan Lainnya

Pendampingan yang dilakukan Inspektorat Jenderal pada tahun 2015 adalah pendampingan kegiatan pengadaan Bus BRT Euro II Engine Model 2 Pintu sebanyak 1000 unit (APBN-P 2015), pekerjaan pada Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Sumatera Bagian Utara Tahun 2015, pembangunan jalan KA Layang antara Medan-Bandar Khalipah Lintas Medan Araskabi-Kualanamu Tahap I, pelaksanaan pekerjaan pengerukan alur pelayaran pelabuhan Benoa, kegiatan TA 2015 pada Balai LLAJSDP Bali, proses pemilihan penyedia barang/jasa pekerjaan, pembangunan faspel laut, pembangunan VTS, rehabilitas dermaga dan trestle, pembangunan bandara, pembangunan akademi perkeretaapian Madiun tahap V dan BPPTD Kalimantan Tahap II, dan normalisasi/pengembalian fungsi prasarana perkeretaapian.

6.6. Konsultasi

Konsultasi adalah memberikan suatu petunjuk, pertimbangan, pendapat atau nasehat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan, guna mendapat rekomendasi atau alternatif pemecahan masalah dari Inspektorat Jenderal.

Konsultasi yang telah dilakukan antara lain konsultasi pembangunan gedung terminal TA 2015, ATCS Kota Palembang, dan konsultasi pengaduan lelang.

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT JENDERAL (Halaman 21-26)

Dokumen terkait