LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT
JENDERAL
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
untutan masyarakat atas terwujudnya good governance telah mendorong adanya konsekuensi logis perlunya berbagai upaya dan kerja keras dari semua jajaran penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya secara profesional termasuk didalamnya jajaran Kementerian Perhubungan. Inspektorat Jenderal sebagai instansi yang melakukan pengawasan internal Pemerintahan memiliki peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan good governance di lingkungan Kementerian Perhubungan.
Penyusunan Laporan Tahunan dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menyampaikan kinerja Inspektorat Jenderal yang telah dicapai secara transparan dan optimal melalui pemanfaatan sumber daya Inspektorat Jenderal secara efektif dan efisien. Laporan diharapkan akan menjadi wahana informasi yang dapat memahami secara utuh mengenai Inspektorat Jenderal dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pada tahun 2015 melalui penyajian kondisi dan perkembangan masing-masing unsur Inspektorat Jenderal yang terdiri dari sub unit kerja Inspektorat I, II, III, IV dan V serta Sekretariat Inspektorat Jenderal yang merupakan satu kesatuan yang utuh.
Hasil Pengawasan dan pekembangan tindak lanjutnya disajikan dalam Laporan Tahunan serta analisis dan evaluasi atas pelaksanaan Tugas dan Fungsi dimaksudkan agar diperoleh informasi mengenai kendala dan keberhasilan yang telah dicapai serta saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan kinerja dan hasil yang akan dicapai pada tahun yang akan datang.
1.2. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Kedudukan, Tugas dan Fungsi Inspektorat Jenderal adalah sebagai berikut :
Kedudukan :
a. Inspektorat Jenderal adalah unsur pengawasan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Perhubungan;
b. Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal.
Tugas :
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perhubungan.
T
2
Fungsi :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perhubungan;
b. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perhubungan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Perhubungan;
d. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Perhubungan;
e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Perhubungan.
Susunan organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan terdiri dari:
1. Sekretariat Inspektorat Jenderal a. Bagian Perencanaan
b. Bagian Kepegawaian, Hukum dan Tata Usaha c. Bagian Keuangan dan Perlengkapan
d. Bagian Analisa dan Tindak Lanjut Laporan Hasil Audit 2. Inspektorat I
a. Subbagian Tata Usaha
b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor 3. Inspektorat II
a. Subbagian Tata Usaha
b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor 4. Inspektorat III
a. Subbagian Tata Usaha
b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor 5. Inspektorat IV
a. Subbagian Tata Usaha
b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor 6. Inspektorat V.
a. Subbagian Tata Usaha
b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor
3
Sekretariat Inspektorat Jenderal mempunyai tugas :
a. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran pengawasan, pengelolaan data, evaluasi kegiatan pengawasan serta pengelolaan sistem teknologi dan informasi di lingkungan Inspektorat Jenderal;
b. Penyiapan pengelolaan kepegawaian, penataan organisasi, penelaahan hukum dan peraturan perundang-undangan, pengelolaan urusan persuratan dan kearsipan, hubungan masyarakat, pengelolaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Inspektorat Jenderal;
BAGIAN PERENCANAAN
BAGIAN KEPEGAWAIAN,
HUKUM & TU
BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
BAGIAN ANALISA DAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL AUDIT
INSPEKTORAT JENDERAL
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL
SUBBAGIAN PROGRAM DAN
ANGGARAN
SUBBAGIAN DATA DAN
EVALUASI
SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN &
ORGANISASI
SUBBAGIAN HUKUM DAN TU
SUBBAGIAN PEMBIAYAAN DAN
PERJALANAN
SUBBAGIAN PERLENGKAPAN &
UMUM
SUBBAGIAN ANALISA DAN TINDAK LANJUT
LHA I
SUBBAGIAN ANALISA DAN TINDAK LANJUT
LHA II
INSPEKTORAT IV
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUBBAGIAN TATA USAHA INSPEKTORAT II
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUBBAGIAN TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUBBAGIAN TATA USAHA
INSPEKTORAT V INSPEKTORAT III
SUBBAGIAN TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL INSPEKTORAT I
SUBBAGIAN TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
4
c. Penyiapan penatausahaan pembiayaan dan penggajian, penyusunan laporan pelaksanaan anggaran dan perjalanan dinas, pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), serta urusan perlengkapan di lingkungan Inspektorat Jenderal;
d. Penyiapan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian hasil audit serta pemantauan tindak lanjut hasil audit di lingkungan Kementerian Perhubungan;
e. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran pengawasan, pengelolaan data, evaluasi kegiatan pengawasan serta pengelolaan sistem teknologi dan informasi di lingkungan Inspektorat Jenderal.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan penyusunan rencana, program dan anggaran pelaksanaan pengawasan, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan melalui kegiatan pembinaan dan koordinasi; dan
b. Penyiapan bahan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data, penyiapan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengawasan, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi serta penyiapan bahan pengelolaan sistem teknologi dan informasi di lingkungan Inspektorat Jenderal.
Bagian Kepegawaian, Hukum dan Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengolaan kepegawaian, penataan organisasi, penelaahan hukum dan peraturan perundang- undangan, pengelolaan urusan persuratan dan kearsipan, hubungan masyarakat, serta pengelolaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Inspektorat Jenderal
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Kepegawaian, Hukum dan Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan pengelolaan urusan kepegawaian, penyusunan dan penataan organisasi, serta pelaksanaan Reformasi Birokrasi lingkungan Inspektorat Jenderal; dan
b. Penyiapan bahan penelaahan hukum dan peraturan perundang-undangan, penyiapan bahan pengelolaan urusan persuratan dan kearsipan, serta penyiapan bahan hubungan antar lembaga dan kehumasan.
Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penatausahaan pembiayaan dan penggajian, penyusunan laporan pelaksanaan anggaran dan perjalanan dinas, pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), urusan perlengkapan, serta kerumahtanggan di lingkungan Inspektorat Jenderal.
Dalam menjalankan tugasnya, Bagian Keuangan dan Perlengkapan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan penatausahaan pembiayaan dan penggajian, penyusunan laporan pelaksanaan anggaran, serta pengelolaan perjalanan dinas di lingkungan Inspektorat Jenderal; dan
5
perlengkapan, kerumahtanggan, dan keprotokolan di lingkungan Inspektorat Jenderal.
Bagian Analisa dan Tindak Lanjut Laporan Hasil Audit mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian hasil audit serta pemantauan tindak lanjut hasil audit di lingkungan Kementerian Perhubungan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Analisa dan Tindak Lanjut Laporan Hasil Audit menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian hasil audit serta pemantauan tindak lanjut hasil audit di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, dan Sekretariat Jenderal;
b. Penyiapan bahan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian hasil audit serta pemantauan tindak lanjut hasil audit di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Inspektorat Jenderal;dan
c. Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan terhadap tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI), dan laporan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di lingkungan Kementerian Perhubungan.
Inspektorat I, II, III, IV dan V mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan pengawasan di bidang pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme, penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang dan penanggulangan hambatan kelancaran pembangunan, serta pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi baik pemerintahan maupun pembangunan.
Dalam melaksanakan tugasnya Inspektorat I, II, III, IV dan V menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan perumusan rencana dan program kerja pengawasan;
b. Pelaksanaan pemeriksaan, penilaian dan pengujian terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi;
c. Pelaksanaan perumusan kebijakan serta pelaksanaan pengawasan di bidang pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme dan penanggulangan hambatan kelancaran pembangunan
d. Pelaksanaan pengusutan kebenaran laporan atas pengaduan tentang penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang
e. Pelaksanaan perumusan laporan hasil pengawasan
f. Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan;
g. Pelaksanaan tugas pengawasan lain atas petunjuk Menteri Perhubungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6
Lingkup pengawasan Inspektorat I, II, III, IV dan V adalah sebagaimana Tabel berikut:
UNIT KERJA RUANG LINGKUP
Inspektorat I Kantor Pusat dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Badan Pengembangan SDM Perhubungan, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan;
Inspektorat II Kantor Pusat dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Inspektorat III Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang berada di Propinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Inspektorat IV Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Kenavigasian, Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang berada di Propinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat Inspektorat V Kantor Pusat dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara.
1.3. Arah Kebijakan dan Strategi
Arah Kebijakan Inspektorat Jenderal tahun 2015-2019 adalah “Pelaksanaan Pengawasan Intern yang berintegritas, professional dan amanah”. Kebijakan ini memiliki arti bahwa Inspektorat Jenderal harus bertindak secara professional, menjaga integritas dam mengemban amanah dalam menjamin kualitas (Quality Assurance) dalam pelaksanaan mendukung mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government) dan pemerintahan yang bersih (Clean Govenrnace) di lingkungan Kementerian Perhubungan.
Untuk melaksanakan kebijakan tersebut, strategi yang akan ditempuh Inspektorat Jenderal adalah sebagai berikut :
a. Mengoptimalkan peran Inspektorat Jenderal sebagai consultant dan quality assurance Pengawasan khususnya audit diarahkan pada skala prioritas, yaitu audit kinerja berbasis resiko, serta audit tematik (audit dengan tujuan tertentu). Selain itu dilaksanakan Reviu, Evaluasi, Pemantauan, Pengawasan Lainnya. Dengan itu, Inspektorat Jenderal memberikan keyakinan terbatas (Quality Assurance) kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan.
Untuk menjalankan fungsi sebagai Consultant, pada website Inspektorat Jenderal terdapat email yang khusus dipergunakan untuk konsultasi internal antara Unit Kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dengan Inspektorat Jenderal sebagai APIP. Selain
7
Kerja dan Anggaran di lingkungan Kementerian Perhubungan agar terciptanya kualitas perencanaan yang baik.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk strategi adalah sebagai berikut : - Pelaksanaan Audit Kinerja;
- Mengoptimalkan pelaksanaan Audit Tematik/Audit dengan Tujuan Tertentu sesuai dengan isu yang berkembang;
- Pendampingan kegiatan strategis di lingkungan Kementerian perhubungan;
- Pendampingan pada tahap perencanaan;
- Koordinasi dengan apparat pengawas lainnya;
- Reviu Laporan Keuangan, Reviu Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Reviu implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) serta Reviu lainnya sesuai arahan pimpinan;
- Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) serta evaluasi lainnya sesuai arahan pimpinan;
- Pemantauan Tindak Lajut hasil audit;
- Pemantauan kegiatan strategis di lingkungan Kementerian Perhubungan;
- Pembinaan pengawasan;
- Serta kegiatan pengawasan lainnya.
b. Meningkatkan kualitas hasil pengawasan, kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
- Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 serta setiap tahun akan dilakukan evaluasi penerapan ISO 9001:2008 ;
- Penyusunan Kebijakan Pengawasan dan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT);
- Peningkatan Akuntabilitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP), salah satunya melalui metode Internal Audit Capability Model (IACM);
- Pemanfaatan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK);
- Peningkatan sarana dan prasarana pengawasan.
c. Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM Pengawasan, kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
- Pelaksanaan Pendidikan Teknis dan Pendidikan Fungsional;
- Sertifikasi keahlian/profesi.
8
Irjen; 1 Sesitjen; 1
Setitjen; 86
IR I; 37 IR II; 33
IR III; 36 IR IV; 33
IR V; 32
BAB I I SUMBER DAYA MANUSIA
alam rangka mewujudkan pelaksanaan pengawasan yang berintegritas, professional, dan amanah, diperlukan pengelolaan sumber daya manusia pengawasan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, jumlah pegawai Inspektorat Jenderal adalah sebanyak 259 orang yang tersebar pada unit- unit kerja yang ada di lingkungan Inspektorat Jenderal. Sebagian besar pegawai berada pada unit kerja Sekretariat Inspektorat Jenderal yaitu sebanyak 86 pegawai (33,20%), distribusi pegawai Inspektorat berdasarkan bagian adalah :
Keterangan : Posisi 31-12-2015
Penjelasan secara lebih lengkap mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) Inspektorat Jenderal adalah :
2.1. Total Pegawai
2.1.1. Berdasarkan Jabatan
Sebagai aparat pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perhubungan sebagian besar pegawai Inspektorat Jenderal seharusnya adalah Pejabat Fungsional Auditor yang bertugas untuk melaksanakan pengawasan pada seluruh unit kerja Inspektorat Jenderal. Pada tahun 2015 ini terdapat 3 (tiga) orang Pejabat Fungsional Auditor yang mutasi ke Unit Kerja yang lain, dan 5 (lima) orang pensiun. Oleh karena itu sebagian besar pegawai Inspektorat Jenderal adalah Pejabat Fungsional Umum. Distribusi pegawai Inspektorat Jenderal berdasarkan jabatan adalah :
D
9
Struktural 9%
Fungsional Auditor
44%
Fungsional Umum
45%
Fungsional Lainnya
2%
BERDASARKAN JABATAN
Pejabat Fungsional Auditor (PFA)
58%
Non PFA Bersertifikasi
JFA 42%
Pegawai yang Bersertifikasi JFA
0%
12%
63%
25%
Berdasarkan Golongan
Gol I Gol II
1%
1%
11%
7% 54%
26%
0%
80%
Berdasarkan Pendidikan
SD SLTP SLTA/DI DIII
Akan tetapi, Inspektorat Jenderal pada tahun 2015 telah berupaya untuk menambah jumlah Pejabat Fungsional Auditor dengan melakukan Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA). Sampai dengan 31 Desember 2015, pegawai Inspektorat Jenderal yang telah memiliki sertifikasi JFA berjumlah 194 orang, dengan persentase sebagai berikut :
2.1.2. Berdasarkan Golongan dan Pendidikan
Berdasarkan golongan sebagian besar pegawai Inspektorat Jenderal adalah golongan III sebanyak 162 pegawai (62,55%) sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan pegawai dengan ijazah S-1/D-IV adalah yang terbanyak dengan jumlah 140 pegawai (54,05%).
Untuk tingkat pendidikan terendah, masih terdapat pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki ijazah Sekolah Dasar sebanyak 1 pegawai (0,39%) dan ijazah SLTP sebanyak 2 pegawai (0,77%).
10
Perempuan 27,03%
Laki-Laki 72,97%
Berdasarkan Jenis Kelamin
Pelaksana; 10
Pelaksana Lanjutan; 2 Penyelia; 1
Pertama; 38
Muda ; 19 Madya; 43
2.1.3. Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin dari total 259 pegawai Inspektorat Jenderal, 189 pegawai Laki laki (72,97%) dan 70 pegawai perempuan (27,03%).
2.2. Fungsional Auditor
Berdasarkan jabatan, Auditor terbagi menjadi Auditor Utama, Madya, Muda, Pertama, Penyelia, Pelaksana Lanjutan, dan Pelaksana. Sebagian besar auditor Inspektorat Jenderal adalah Auditor Madya dengan jumlah 43 orang (38,05%). Rincian komposisi Auditor adalah sebagai berikut :
11
Pegawai 33%
Barang 59%
Modal 8%
Anggaran per Jenis Belanja
- 20.000.000.000 40.000.000.000 60.000.000.000 80.000.000.000 100.000.000.000 120.000.000.000
Pegawai Barang Modal Total
Pagu 33.522.034 59.119.582 7.670.083. 100.311.69 Realisasi 27.898.128. 58.575.703. 7.665.518.2 94.139.350.
Anggaran TA 2015
BAB I I I A NGGARAN
ada Tahun Anggaran 2015, alokasi anggaran Inspektorat Jenderal sebesar Rp. 100.311.699.000,-. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 25,99%
jika dibandingkan dengan alokasi anggaran Tahun 2014 yang berjumlah sebesar Rp. Rp.79.618.815.000,-. Penjelasan secara lengkap mengenai anggaran Inspektorat Jenderal Tahun 2015 adalah sebagai berikut:
3.1. Jenis Belanja
Inspektorat Jenderal pada tahun 2015 mengalokasikan belanja pegawai sebanyak Rp. 100.311.699.000,-; belanja barang sebanyak Rp. 59.119.582.000,- dan belanja modal sebanyak Rp. 7.670.083.000,- dengan total anggaran Rp. 100.311.699.000,-
3.2. Realisasi Anggaran per 31 Desember 2015 3.2.1 Realisasi DIPA Itjen Tahun 2015
P
12
2011 2012 2013 2014 2015
Pagu Anggaran 67.721.194.00 69.099.045.00 85.751.703.00 79.618.815.00 100.311.699.0 Realisasi 54.228.342.00 59.121.536.00 61.561.750.34 65.577.565.04 94.139.350.2
Persentase 80,08 85,56 71,79 82,36 93,85
0 20.000.000.000 40.000.000.000 60.000.000.000 80.000.000.000 100.000.000.000 120.000.000.000
ANGGARAN ITJEN
- 10.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 40.000.000.000 50.000.000.000 60.000.000.000 70.000.000.000
IR I IR II IR III IR IV IR V SETITJEN
Pagu 10.111.443 8.062.605. 6.426.595. 6.968.699. 7.043.633. 61.698.724 Realisasi 10.108.077 7.950.911. 6.259.407. 6.960.756. 7.034.587. 55.825.609
Realisasi Per Unit Kerja
Realisasi Anggaran Itjen per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp.94.139.350.297,- (93,85%) dari total anggaran sebesar Rp.100.311.699.000,-. Walaupun realisasi anggaran tidak mencapai 100% namun persentase realisasinya meningkat dari tahun sebelumnya, grafik perkembangan anggaran Inspektorat Jenderal dari tahun 2011 adalah sebagai berikut:
3.2.2 Realisasi Anggaran masing-masing Inspektorat dan Sekretariat Inspektorat Jenderal
13
BAB IV SARANA DAN PRASARANA
ntuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu hal yang penting. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan tahun 2015 adalah sebagai berikut :
NO JENIS BARANG SAT
2014 2015 PERUBAHAN
JML NILAI JML NILAI JML NILAI
1 KENDARAAN DINAS BERMOTOR PERORANGAN Unit 8
2.475.542.500 7
2.266.542.500 -1 (209.000.000)
2 KENDARAAN BERMOTOR PENUMPANG Unit 17
3.577.304.900 18
3.971.384.900 1 394.080.000
3 KENDARAAN BERMOTOR BERODA DUA Unit 15
264.795.500 15
264.795.500 0 -
4 KENDARAAN TAK BERMOTOR ANGKUTAN BARANG Unit 26
10.405.800 32 73.965.000 6 63.559.200
5 PERKAKAS STANDARD (STANDARD TOOLS) Buah 1
17.600.000 1
17.600.000 0 -
6 ALAT UKUR LAINNYA 25 251.212.500 25 251.212.500 0 -
7 ALAT PENYIMPAN HASIL PERCOBAAN PERTANIAN Buah 0
- 1
43.000.000 1 43.000.000
8 MESIN KETIK Buah 33
103.579.000 21
79.713.000 -12
(23.866.000)
9 MESIN HITUNG/MESIN JUMLAH Buah 0
- 1
2.695.000 1 2.695.000
10 ALAT REPRODUKSI (PENGGANDAAN) Buah 7
501.636.600 7
501.636.600 0 -
11 ALAT PENYIMPAN PERLENGKAPAN KANTOR 324
1.372.604.280 310
1.381.978.280 -14 9.374.000
12 ALAT KANTOR LAINNYA Buah 125
1.226.810.650 129
1.398.623.650 4 171.813.000
13 MEUBELAIR Buah 1399
3.093.181.170 1038
2.702.589.670 361 (390.591.500)
14 ALAT PEMBERSIH 2
7.834.000 2
7.834.000 0 -
15 ALAT PENDINGIN Buah 38
172.494.700 32
129.223.700 -6
(43.271.000)
16 ALAT RUMAH TANGGA LAINNYA ( HOME USE) Buah 141
783.088.915 148
790.418.190 7 7.329.275
17 PERALATAN STUDIO AUDIO Buah 19
45.969.880 23
114.169.880 4 68.200.000
18 PERALATAN STUDIO VIDEO DAN FILM Buah 40
185.625.000 27
140.360.000 -13
(45.265.000)
19 PERALATAN CETAK Buah 1
13.606.000 1
13.606.000 0 -
20 PERALATAN STUDIO PEMETAAN/PERALATAN UKUR TANAH Buah 25
14.162.500 25
14.162.500 0 -
21 ALAT KOMUNIKASI TELEPHONE Buah 109
76.562.500 105
73.550.500 -4
(3.012.000)
22 ALAT KOMUNIKASI SOSIAL Buah 2
7.150.000 2
7.150.000 0 -
23 ALAT KOMUNIKASI KHUSUS 5
12.650.000 5
12.650.000 0 -
24 ALAT LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN BATUAN Buah 10
209.584.500 10
209.584.500 0 -
25 ALAT LABORATORIUM LOGAM, MESIN DAN LISTRIK Buah 4
594.746.200 4
594.746.200 0 -
26 ALAT LABORATORIUM UMUM Buah 1
1.100.000 1
1.100.000 0 -
27 ALAT LABORATORIUM METROLOGIE Buah 25 8.250.000 25 8.250.000 0 -
U
14
28 ALAT LABORATORIUM PERTANIAN Buah 25
8.323.200 75
195.323.200 50 187.000.000
29 ALAT DALMAS/ALAT DAKHURA Buah 6
75.075.000 36
402.705.000 30 327.630.000
30 ALAT WANTEROR (PERLAWANAN TEROR) Buah 0
- 5
20.900.000 5 20.900.000
31 INSTRUMEN ANALISIS LAB FORENSIK Buah 5
57.750.000 5
57.750.000 0 -
32 KOMPUTER JARINGAN Buah 12
59.692.230 12
59.692.230 0 -
33 PERSONAL KOMPUTER Buah 316
4.873.538.461 240
3.730.790.211 -76 (1.142.748.250)
34 PERALATAN MAINFRAME Buah 3
82.500.000 3
82.500.000 0 -
35 PERALATAN MINI KOMPUTER Buah 2
21.938.100 2
21.938.100 0 -
36 PERALATAN PERSONAL KOMPUTER Buah 228
1.124.762.956 264
1.174.583.156 36 49.820.200
37 PERALATAN JARINGAN Unit 49
1.137.277.500 49
1.137.277.500 0 -
38 PERALATAN KOMPUTER LAINNYA Unit 22
225.031.774 22
225.031.774 0 -
39 INSTALASI LAIN Unit 1
17.490.000 1
17.490.000 0 -
40 ASET TETAP LAINNYA DALAM RENOVASI 1 3.293.582.000 1
4.450.000.000 0 1.156.418.000
41 BUKU Buah 2644
522.416.385 2644
522.416.385 0 -
42 ASET TETAP YANG TIDAK DIGUNAKAN
962
790.088.000 238
1.867.953.550 -724 1.077.865.550
TOTAL
6.678
27.316.962.701
5.612 29.038.893.176
15
BAB V
TARGET DAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015
nspektorat Jenderal telah menetapkan 1 (satu) Sasaran Strategis yang akan dicapai dalam tahun 2015. Sasaran Strategis tersebut selanjutnya akan diukur dengan 6 (enam) Indikator Kinerja. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan, secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 6 (enam) Indikator Kinerja semuanya dapat memenuhi target yang ditetapkan.
Rincian capaian Sasaran Strategis masing-masing Indikator Kinerja sebagai berikut :
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015
Kinerja
% Meningkatnya Kinerja
Pengawasan dalam rangka mewujudakan Clean Governance
Persentase Kebocoran
Keuangan Negara 1 % 0,12 % 188 %
Persentase Temuan Terkait 3E
(Efektif, Efiien, Ekonomis) 98 % 66,50 % 132,14 % Persentase Temuan Terhadap
Sistem Pengendalian Intern 99 % 61,02 % 138,36 %
Persentase Temuan
Ketidakpatuhan terhadap Peraturan
99 % 57,77 % 141,64 %
Persentase Rekomendasi Hasil
Audit yang ditindaklanjuti 25 % 33,86 % 135,44 % Jumlah Pegawai Inspektorat
Jenderal yang memeiliki Sertifikat JFA
125 Orang 194 Orang 155,20 %
Secara umum terjadi jumlah penurunan terhadap jumlah temuan, hal ini membuktikan keberhasilan peran Inspektorat Jenderal sebagai Quality Assurance. Beberapa capaian terkait dengan pencapaian indikator kinerja adalah sebagai berikut :
1. Persentase Kebocoran Keuangan Negara pada tahun 2014 berjumlah 0,172%
sedangkan pada tahun 2015 berjumlah 0,120%, sehingga terjadi penurunan jumlah Kebocoran Keuangan Negara sebesar 0,52% dari tahun sebelumnya;
2. Persentase Temuan Terkait 3E (Efektif, Efisien, Ekonomis) pada tahun 2014 berjumlah 600 temuan dan pada tahun 2015 berjumlah 399 temuan, sehingga terjadi penurunan jumlah temuan terkait temuan 3E (Efektif, Efisien, Ekonomis) sebesar 33,50 % dari tahun sebelumnya;
I
16
3. Persentase Temuan Terhadap Sistem Pengendalian Intern pada tahun 2014 berjumlah 1.425 temuan, sedangkan pada tahun 2015 berjumlah 886 temuan , sehingga terjadi penurunan jumlah temuan sebesar 37,82 % dari tahun sebelumnya;
4. Persentase Temuan Ketidakpatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan pada tahun 2014 berjumlah 1.267 temuan sedangkan pada tahun 2015 berjumlah 732 temuan, sehingga jumlah temuan mengalami penurunan sebesar 42,23 % dari tahun sebelumnya.
5. Persentase Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti pada tahun 2014 berjumlah 25,70 % sedangkan pada tahun 2015 berjumlah 33,86 % sehingga terjadi peningkatan persentase penyelesaian tindak lanjut sebesar 8,16%;
6. Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki Sertifikat JFA pada tahun 2014 sebanyak 115 menjadi 194 orang atau mengalami peningkatan sebesar 68,70 % dari tahun sebelumnya.
17
0 20 40 60 80 100 120
IR I IR II IR III IR IV IR V
Program 59 102 92 82 83
Realisasi 48 99 92 79 81
Program dan Realisasi Audit
BAB VI
PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
alam rangka mencapai target kinerja tahun 2015 Inspektorat Jenderal telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang direncanakan yaitu sejumlah 6 (enam) kegiatan yang terbagi menjadi 16 (enam belas) sub kegiatan. Berikut adalah hasil pencapaian kinerja, permasalahan dan upaya mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan program kerja Inspektorat Jenderal :
6.1. Audit Kinerja dan Pengadaan Barang/Jasa
Audit Kinerja merupakan audit atas Pengelolaan Keuangan Negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi Pemerintah yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi, dan efektifitas.
Sedangkan Audit Pengadaan Barang dan Jasa merupakan audit untuk memperoleh keyakinan bahwa pengadaan barang dan jasa telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pada tahun 2015 Inspektorat Jenderal memprogramkan Audit Kinerja dan Audit Pengadaan Barang/Jasa terhadap 418 Auditi (66,14%) dari total 632 Auditi di lingkungan Kementerian Perhubungan. Dalam realisasinya teraudit sebanyak 399 Auditi (95,45%).
Rincian realisasi pelaksanaan audit adalah sebagai berikut:
D
18
Keterangan :
IR I (Inspektorat I) dengan lingkup pengawasan : Kantor Pusat Itjen, Ditjen Perhubungan Darat, dan UPT Direktorat Jenderal/Badan di Provinsi NAD, Sumut, DKI Jaya, DIY, NTB, Kalsel, dan Sulut.
IR II (Inspektorat II) dengan lingkup pengawasan : Kantor Pusat Ditjen Perhubungan Laut, Mahkamah Pelayaran, dan UPT Direktorat Jenderal/Badan di Provinsi Jatim, Bali, Kalbar, Sulteng, dan Papua.
IR III (Inspektorat III) dengan lingkup pengawasan : Kantor Pusat Ditjen Perhubungan Udara, UPT Direktorat Jenderal/Badan di Provinsi Jambi, Bengkulu, Lampung, Babel, Jabar, Kalteng, Sulsel, dan Maluku.
IR IV (Inspektorat IV) denganlingkup pengawasan : Kantor Pusat Badan Litbang, PSDM Perhubungan, dan UPT Direktorat Jenderal/Badan di Provinsi Sumsel, Jateng, Kaltim, NTT, Sultra dan Malut.
IR V (Inspektorat V) dengan lingkup pengawasan : Sekretariat Jenderal, Ditjen Perkeretaapian, dan Direktorat Jenderal/Badan di Provinsi Sumbar, Riau, Kepri, Banten, Gorontalo, Sulbar, dan Papua Barat.
Perjalanan menuju lokasi audit ditempuh dengan berbagai cara, dengan medan yang cukup beragam.
19
malam hari, ataupun dengan resiko tergelincir, terjatuh ke lautan, dan menaiki mercusuar
20
6.2. Audit dengan Tujuan Tertentu
Audit Dengan Tujuan Tertentu (ADTT) mencakup audit yang tidak termasuk dalam Audit Kinerja, meliputi antara lain Audit Perencanaan dan Manfaat, Audit Pelayanan Publik, Audit Investigasi, Audit Khusus, Audit terhadap masalah yang menjadi fokus perhatian Kementerian Perhubungan. Adapun pelaksanaan Audit Dengan Tujuan Tertentu pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :
a. Pengelolaan PNBP di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
b. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Perawatan Kapal Latih dan/atau Simulator (Belanja Barang) TA 2014-2015;
c. Pelaksanaan Pengadaan Barang Jasa Bandara;
d. Pemanfaatan Dermaga Pelabuhan;
e. Perencanaan dan Manfaat Pemberian Subsidi Perintis Angkutan Jalan dan Realisasi Operasional Bus Pemadu Moda;
f. Verifikasi Kekurangan Pembayaran kepada Pembangunan Stasiun KA Tahun 2014 pada Balai Perkeretaapian;
g. Perencanaan dan Manfaat Pemberian Subsidi Perintis Angkutan Penyeberangan;
h. Pembayaran Sisa Pekerjaan TA 2014 pada kegiatan Pengembangan Prasarana Perkeretaapian;
i. Penatausahaan Persediaan dan Penyesuaian Satker Inaktif, serta Penatausahaan Aset Tak Berwujud;
j. KDP Satker Inaktif yang masih tercatat dalam neraca serta dalam proses penelusuran dokumen sumber pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Udara, dan Perkeretaapian;
k. Pengoperasian Kapal Perintis TA 2014 dan 2015;
l. Pemeriksaan Barang Persediaan;
m. Alokasi Belanja Barang di Lingkungan BPSDM Perhubungan;
n. Pengecekan Lapangan dan Perhitungan Ulang atas TL Audit BPK-RI Tahun 2014 di Jawa Timur;
o. Kegiatan verifikasi sisa pekerjaan lanjutan dan perhitungan ulang denda keterlambatan pembangunan Faspel Laut TA 2014;
p. Kesiapan penyerahan pengelolaan aset kenavigasian pasca penetapan LPPNPI;
q. Penyediaan fasilitas umum dan pelayanan di UPT Bandar Udara;
r. Pembangunan Faspel Laut pada KSOP;
s. Verifikasi Pekerjaan Lewat Tahun Anggarab pada Bandar Udara;
t. Pemberian rekomendasi terhadap perusahaan yang ditetapkan dalam Daftar Hitam;
u. Klarifikasi terhadap pengaduan;
v. Verifikasi atas kelengkapan dokumen pelaksanaan dan realisasi fisik penyelesaian pekerjaan lanjutan pembangunan gedung pada Otoritas Bandar Udara;
w. Perbandingan nilai harga satuan pekerjaan dan spesifikasi teknis pada Satker Perkeretaapian;
x. Pengelolaan dan pemanfaatan anggaran belanja unit kerja di Lingkungan BPSDM Perhubungan;
21
pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
z. Evaluasi dan klarifikasi penerbangan;
aa. Prosedur pelaksanaan verifikasi dan persyaratan fasilitas pelayanan penumpang KA dengan skema pembiayaan PSO.
Selain ADTT diatas, juga diprogramkan Audit Khusus, yakni audit yang dilakukan atas lingkup audit yang bersifat khusus terhadap indikasi penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang unit kerja atau pegawai, yang pelaksanaannya dilakukan berdasarkan pengaduan masyarakat, pengembangan dari temuan audit, permintaan tertulis dari unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan. Pelaksanaan Audit Khusus bersifat pre memory (PM).
Realisasi pelaksanaan Audit Khusus tahun 2015 adalah sebagai berikut :
NO NAMA AUDIT KHUSUS WAKTU
PELAKSANAAN 1 Dugaan pungutan liar pada perijinan salvage, perijinan kapal dan
perijinan TERSUS Nopember
2 Pengaduan masalah penelantaran anak Desember
3 Pengaduan atas pembangunan bandar udara baru April
4 Dugaan persekongkolan tender dan monopoli terhadap pelaksanaan
pengadaan kendaraan PKP-PK April-Mei
5 Laporan atas proyek fiktif pembangunan fasilitas pelabuhan laut April 6 Robohnya pembangunan hanggar pada Bandar Udara Maret 7 Investigasi terkait dengan proses pemberian persetujuan terbang Januari
8 Pengaduan atas Sekolah Tinggi Perhubungan Januari
9 Dugaan rekayasa dan kecurangan proses lelang kegiatan procurement of track material and turn out phase II pada kegiatan pengembangan dan peningkatan prasarana perkeretaapian
Maret 10 Pengaduan masyarakat atas indikasi permintaan penggantian
perjalanan dinas sosialisasi April
11 Pekerjaan lanjutan pembangunan gedung kantor Otoritas Bandar
Udara Mei
12 Pekerjaan Teluk Tapang TA 2012 s.d. 2013 Mei
13 Dugaan tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme yang dilakukan
oleh oknum pejabat di lingkungan Ditjen Perkeretaapian Nopember
6.3. Reviu
Reviu merupakan kegiatan penelaahan terhadap kebenaran suatu dokumen dalam rangka memberikan kenyakinan terbatas bahwa dokumen tersebut telah sesuai dengan kaidah atau peraturan yang telah ditetapkan. Reviu yang telah dilakukan Inspektorat Jenderal pada tahun 2015 meliputi :
22
6.3.1. Reviu Laporan Keuangan
Reviu dilaksanakan dalam rangka memberikan keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hasil reviu dituangkan dalam “Pernyataan Telah Direviu” (Statement of Reviu) yang digunakan sebagai dasar pembuatan “Pernyataan Tanggung Jawab“ (Statement of Responsibility) oleh Menteri Perhubungan yang berisi pernyataan bahwa pengelolaan anggaran telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai SAP.
Kegiatan reviu Laporan Keuangan (LK) yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :
a. Pendampingan penyusunan LK Tahunan TA 2014;
b. Reviu LK Tahunan TA.2014;
c. Reviu LK Triwulan I 2015 pada Provinsi Aceh, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Riau, Sumatera Selatan, dan Kepulauan Riau;
d. Reviu LK Semester I TA. 2015;
e. Reviu Triwulan III TA. 2015 di Propinsi Maluku Utara, Papua Barat, Kalimantan Selatan, Papua Barat, Kalimantan Barat, dan Kepulauan Riau;
f. Reviu LK Tahunan Sementara Tahun 2015 Tingkat UAKPA/B dan UAKPA/B-W pada Propinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.
6.3.2. Reviu Laporan Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun 2014
Reviu Laporan Kinerja Tahun 2014 Kementerian Perhubungan merupakan penugasan yang diamanahkan kepada Inspektorat Jenderal berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Reviu dilaksanakan pada bulan Maret 2015 guna menguji keandalan dan akurasi data/informasi yang disajikan dalam Laporan Kinerja, penelaahan penyelenggaraan SAKIP secara ringkas untuk menilai keselarasan antara perencanaan strategis Kementerian Perhubungan dengan Unit Kerja Eselon I dan II, penyusunan Kertas Kerja Reviu dan Surat Pernyataan Telah Direviu yang ditandatangani oleh Inspektur Jenderal.
6.3.3. Reviu Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Melalui reviu RKA, Inspektorat Jenderal memberikan keyakinan terbatas (limited assurance) bahwa RKA di lingkungan Kementerian Perhubungan telah disusun berdasarkan Pagu Anggaran Kementerian Perhubungan dan/atau Alokasi Anggaran yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, Rencana Kerja (Renja) Kementerian Perhubungan, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) hasil kesepakatan pemerintah dengan DPR dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN, standar biaya, dan kebijakan pemerintah lainnya serta memenuhi kaidah perencanaan penganggaran. Reviu RKA dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal pada saat penyusunan Pagu Anggaran dan Alokasi Anggaran, yaitu bulan Juli s.d. Oktober 2015.
23
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 257/PMK.02/2014 Tentang Tata Cara Revisi Anggaran TA. 2015 Inspektorat Jenderal melakukan reviu atas usul revisi anggaran yang mengakibatkan perubahan pagu, dan atas tunggakan per DIPA per Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan melalui verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran dokumen yang dipersyaratkan serta kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran.
Reviu revisi anggaran yang telah dilakukan Inspektorat Jenderal pada tahun 2015 antara lain meliputi :
a. Revisi DIPA Penggabungan Satuan Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;
b. Revisi Anggaran Balai Teknik Perkeretaapian;
c. Revisi Usulan Penghapusan Catatan Halaman IV DIPA;
d. Revisi Penghematan dan Pemanfaatan Anggaran Perjalanan Dinas/Meeting Konsinyering serta Alokasi Anggaran;
e. Revisi perubahan anggaran belanja modal dan belanja pegawai;
f. Revisi Anggaran Kegiatan Tahun 2015;
g. Revisi DIPA;
h. Revisi Anggaran PNBP;
i. Revisi/Realokasi Anggaran dalam rangka percepatan anggaran;
j. Revisi Usulan Pembukaan Blokir DIPA;
k. Revisi anggaran kenaikan tunjangan kinerja;
l. Revisi Anggaran BLU.
6.4. Evaluasi
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
Evaluasi yang dilaksanakan pada tahun 2015 terdiri atas :
6.4.1. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Penyelenggaraan SPIP baik di tingkat instansi maupun tingkat aktivitas, secara menyeluruh dapat dibagi dalam 3 (tiga) tahapan besar yaitu : Persiapan (penyusunan peraturan/kebijakan penyelenggaran SPIP, pembentukan Satgas, sosialisasi bagi seluruh pegawai, Diklat bagi Satgas, dan pemetaan); Pelaksanaan (pembangunan infrastruktur, internalisasi dan pengembangan berkelanjutan); dan Pelaporan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 78 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perhubungan, Inspektorat Jenderal melakukan pengawas intern dalam penyelenggaran SPIP di lingkungan Kementerian Perhubungan. Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Perhubungan telah tahap pelaksanaan namun belum semua unit kerja
24
melakukan pemetaan terhadap pelaksanaan SPIP di unit kerja masing-masing. Dalam rangka evaluasi SPIP, pada Tahun 2015, Inspektorat Jenderal telah melakukan :
a. Pembahasan kuesioner dan langkah kerja dalam pelaksanaan SPIP di lingkungan Kementerian Perhubungan;
b. Pemantauan/evaluasi penyelenggaraan SPIP Tahun 2015 pada Entitas Eselon I Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Laut, dan Udara, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, serta Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan;
c. Uji petik penyelenggaraan SPIP Tahun 2015 pada Politeknik Pelayaran Surabaya, Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah, Balai LLASDP Bali, ATKP Surabaya, dan Otoritas Bandar Udara Wilayah I Medan.
6.4.2. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Evalusi LAKIP dilakukan terhadap 3 (tiga) komponen manajemen kinerja yaitu Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja dan Pelaporan Kinerja, serta berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Pada bulan Mei 2015, evaluasi dilaksanakan terhadap LAKIP tahun 2014 Unit Kerja Eselon I di Lingkungan Kementerian Perhubungan yang hasilnya dilaporkan kepada Menteri Perhubungan, sebagaimana tabel berikut:
NO KEGIATAN PELAKSANA
1. Evaluasi LAKIP 2014 Inspektorat Jenderal dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Inspektorat I 2. Evaluasi LAKIP 2014 Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Inspektorat II 3. Evaluasi LAKIP 2014 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Inspektorat III 4. Evaluasi LAKIP 2014 Badan Penelitian dan Pengembangan serta Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan Inspektorat IV
5. Evaluasi LAKIP 2014 Sekretariat Jenderal dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Inspektorat V
Berdasarkan kriteria diatas, diperoleh Hasil Evaluasi LAKIP masing-masing unit kerja eselon I di lingkungan Kementerian Perhubungan sebagai berikut :
No UNIT KERJA
NILAI KINERJA PER KOMPONEN
Jumlah Perencanaan
Kinerja (35%)
Pengukuran Kinerja (20%)
Pelaporan Kinerja
(15%)
Evaluasi (10%)
Capaian (20%)
1. Ditjen Perhubungan Udara 34,69 19,63 14,16 10,00 15,00 93,47
2. Sekretariat Jenderal 33,80 19,63 12,89 9,50 17,40 93,22
3. BPSDM Perhubungan 33,41 19,25 13,34 7,67 16,80 90,46
4. Ditjen Perhubungan Laut 33,00 18,18 13,88 7,83 15,88 88,77
5. Inspektorat Jenderal 32,47 18,16 13,07 8,75 16,20 88,65
6. Ditjen Perkeretaapian 32,94 20,00 13,34 6,92 13,62 86,81
7. Badan Litbang Perhubungan 31,63 17,03 14,75 9,25 13,75 86,40
8. Ditjen Perhubungan Darat 30,18 17,22 11,54 9,13 17,70 85,76
Rata-rata Nilai 89,19
25
Pendampingan merupakan serangkaian kegiatan membandingkan rencana pelaksanaan kegiatan dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari pendampingan adalah membantu unit kerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan agar dapat mewujudkan sasaran dan tujuan unit kerjanya secara efektif dan efesien. Pendampingan yang akan dilaksanakan Tahun 2015, antara lain adalah sebagai berikut:
6.5.1. Pendampingan Pagu Kebutuhan
Untuk menjalankan fungsi pengawasan secara maksimal dan peran Inspektorat Jenderal sebagai Quality Assurance, pengawasan tidak hanya dilakukan untuk menilai hasil pelaksanaan tetapi juga dilakukan mulai proses Perencanaan. Kegiatan pendampingan Inspektorat Jenderal dilakukan pada pembahasan Pagu Kebutuhan yang merupakan kegiatan internal yang dikoordinir oleh Biro Perencanaan yang diselenggarakan pada bulan Pebruari – Maret 2015 di 3 (tiga) lokasi, yakni Makassar, Medan, dan Bogor. Kegiatan Pendampingan ini dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang diusulkan sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan, tidak bermasalah, dan telah dibahas di tingkat daerah melalui koordinasi antara UPT/Satker dengan Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait.
6.5.2. Pendampingan Kegiatan Lainnya
Pendampingan yang dilakukan Inspektorat Jenderal pada tahun 2015 adalah pendampingan kegiatan pengadaan Bus BRT Euro II Engine Model 2 Pintu sebanyak 1000 unit (APBN-P 2015), pekerjaan pada Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Sumatera Bagian Utara Tahun 2015, pembangunan jalan KA Layang antara Medan-Bandar Khalipah Lintas Medan Araskabi-Kualanamu Tahap I, pelaksanaan pekerjaan pengerukan alur pelayaran pelabuhan Benoa, kegiatan TA 2015 pada Balai LLAJSDP Bali, proses pemilihan penyedia barang/jasa pekerjaan, pembangunan faspel laut, pembangunan VTS, rehabilitas dermaga dan trestle, pembangunan bandara, pembangunan akademi perkeretaapian Madiun tahap V dan BPPTD Kalimantan Tahap II, dan normalisasi/pengembalian fungsi prasarana perkeretaapian.
6.6. Konsultasi
Konsultasi adalah memberikan suatu petunjuk, pertimbangan, pendapat atau nasehat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan, guna mendapat rekomendasi atau alternatif pemecahan masalah dari Inspektorat Jenderal.
Konsultasi yang telah dilakukan antara lain konsultasi pembangunan gedung terminal TA 2015, ATCS Kota Palembang, dan konsultasi pengaduan lelang.
6.7. Pemantauan Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan pelaksanaan rekomendasi dalam LHA.
Jenis kegiatan pemantauan hasil audit yang dilaksanakan pada tahun 2015 meliputi :
26
6.7.1. Pemantauan Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Jenderal Berdasarkan data hasil Tindak Lanjut Temuan Hasil Audit Inspektorat Jenderal posisi s.d 31 Desember 2015, jumlah temuan hasil audit Inspektorat Jenderal sebanyak 2.017 temuan. Jumlah yang berhasil ditindaklanjuti secara tuntas sebanyak 160 temuan, jumlah temuan yang masih dalam proses sebanyak 523 temuan dan jumlah temuan yang belum ditindaklanjuti sebanyak 1.317 temuan.
Persentase rekomendasi hasil audit yang ditindaklanjuti tahun 2015 sebesar 33,86%, sedangkan untuk persentase hasil audit Inspektorat Jenderal secara keseluruhan dari tahun 2003 s.d. 2015 mencapai 95,76%, dengan rincian sebagai berikut :
NO UNIT KERJA JUMLAH
TEMUAN
HASIL PEMANTAUAN REKOMENDASI HASIL AUDIT YANG DITINDAKLANJUTI TUNTAS PROSES BELUM
DI-TL
TIDAK DAPAT DI-
TL
1. SEKRETARIAT JENDERAL 560 446 68 46 -
2. DITJEN PERHUBUNGAN
DARAT 5.211 4.570 362 277 2
3. DITJEN PERHUBUNGAN LAUT 21.556 16.968 3.816 786 -
4. DITJEN PERHUBUNGAN
UDARA 10.877 9.254 1.237 386 -
5. DITJEN PERKERETAAPIAN 1.272 1.058 103 110 1
6. BPSDM PERHUBUNGAN 1.964 1.643 172 149 -
7. BADAN LITBANG 270 212 34 24 -
TOTAL 41.710 34.151 5.792 1.778 3
PERSENTASE 81,88% 13,89% 4,26% 0,01%
Keterangan :
TL : Tindak Lanjut Tuntas dan Proses BTL : Belum di tindaklanjut
6.7.2. Koordinasi Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan BPK-RI di Lingkungan Kementerian Perhubungan
Audit terhadap auditi di Lingkungan Kementerian Perhubungan tidak hanya dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan, namun dilakukan juga oleh Aparat Pengawasan Fungsional diluar Kementerian Perhubungan, seperti BPK-RI. Pemantauan terhadap hasil pemeriksaan BPK-RI di Lingkungan Kementerian Perhubungan dilakukan melalui koordinasi dengan BPK-RI.
27
Hasil pemeriksaan BPK-RI posisi s.d 31 Desember 2015 di lingkungan Kementerian Perhubungan terdapat 628 rekomendasi, telah ditindaklanjuti dan dinyatakan selesai sebanyak 506 rekomendasi, sedangkan 120 rekomendasi telah ditindaklanjuti namun belum dinyatakan selesai, serta 0 rekomendasi belum ditindaklanjuti dan 2 rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti.
6.8. Pengawasan Lainnya dan Kegiatan Lainnya
6.8.1. Rapat Dinas Tahun 2015
Setiap awal tahun anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan menyelenggarakan kegiatan Rapat Dinas dalam rangka penetapan Kebijakan Pengawasan dan Program Kerja Pengawasan Tahunan, serta Materi Pembahasan Komisi terkait dengan penyempurnaan beberapa peraturan intern sebagai dasar pelaksanaan kegiatan pengawasan serta dalam rangka meningkatkan kinerja Inspektorat Jenderal selama tahun 2015. Rapat Dinas Inspektorat Jenderal tahun 2015 diselenggarakan pada pada tanggal 04 s.d 06 Pebruari 2015 dengan agenda kegiatan pemaparan program kerja masing-masing Unit Kerja Eselon II (Sekretariat Inspektorat Jenderal, Inspektorat I, II, III, IV, dan V) di lingkungan Inspektorat Jenderal, penetapan kebijakan pengawasan tahun 2015 dan materi pembahasan komisi. Materi komisi meliputi :
a. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2015;
b. Pedoman Pelaksanaan Reviu Revisi Anggaran Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
c. Penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 2011 tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Pengawasan di Lingkungan Kementerian Perhubungan.
Selain paparan tersebut di atas, kegiatan Rapat Dinas tahun 2015 Inspektorat Jenderal dilaksanakan melalui paparan dari beberapa narasumber sebagai pembekalan dan tambahan wawasan bagi seluruh pegawai Inspektorat Jenderal. Pembekalan materi dari narasumber meliputi :