• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II VISI MISI DAN TUJUAN BPKP

G. R ISIKO S TRATEGIS

Kurun waktu lima tahun ke depan, banyak ketidakpastian yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang diinginkan dalam Renstra BPKP. Oleh karena itu, identifikasi risiko strategis yang mungkin terjadi diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya risiko tersebut sehingga dapat mempersiapkan diri dalam mengelola risiko tersebut. Risiko strategis yang mungkin terjadi adalah:

1) Pengawasan lintas sektoral tidak diperlukan jika sistem pemantauan dan evaluasi atas kinerja program dan kegiatan dari masing-masing kementerian, lembaga dan pemerintah daerah telah difasilitasi oleh suatu sistem teknologi informasi yang terpadu sehingga dapat termonitor oleh kementerian penanggung jawab program atau kementerian koordinator yang membawahinya.

2) Kompetensi pegawai BPKP tidak memadai, terutama dalam mengevaluasi dan mengkaji permasalahan strategis dan bersifat makro ekonomi.

3) BPKP kehilangan kepercayaan jika pelaksanaan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan tidak memberikan dampak yang optimal bagi stakeholder utama para stakeholder lainnya.

4) Penataan aparat pengawasan intern tidak sejalan dengan peningkatan peran APIP.

THIS PAGE IS INTENTIONALLY BLANK

BAB III ARAH KEBIJAKAN STRATEGI KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BPKP

Dalam RPJMN 2015–2019, program dan kegiatan pengawasan BPKP berkaitan erat dengan agenda pembangunan bidang hukum dan aparatur. Hal tersebut merupakan agenda prioritas pembangunan nasional lima tahun ke depan dalam rangka membangun tata kelola pemerintahan sebagai salah satu perwujudan dari Sembilan Agenda Prioritas (NAWA CITA), yaitu agenda kedua yang berbunyi “membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya”. Arah kebijakan dan strategi untuk program tersebut menjadi acuan dalam merumuskan arah pembangunan pengawasan intern. Namun kebijakan dan strategi pengawasan BPKP untuk mengawal pencapaian Sasaran Pokok Pembangunan menyangkut seluruhnya yaitu Sembilan Agenda Prioritas dan Enam Sasaran Pokok Pembangunan.

A. KEBIJAKAN NASIONAL PENGAWASAN INTERN

Terkait dengan program dan kegiatan pengawasan BPKP, sasaran pembangunan tata kelola pemerintahan dan pembangunan bidang aparatur negara dalam RPJMN 2015–2019 adalah meningkatnya kualitas tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya. Sasaran tersebut diarahkan untuk mencapai (1) pemerintah yang bersih dan akuntabel, (2) pemerintahan yang transparan, efektif dan efisien dan (3) pelayanan publik yang berkualitas.

Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan akuntabel, akan dicapai dengan arah kebijakan 1) peningkatan integritas birokrasi; 2) peningkatan independensi, profesionalisme dan sinergi pengawasan; 3) peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah dan 4) peningkatan kualitas pengadaan barang/jasa pemerintah. Penerapan pengawasan yang independen, profesional dan sinergis dilaksanakan dengan strategi antara lain i) penguatan pengawasan internal: independensi, integritas, profesionalisme, dan transparansi tindak lanjut hasil pengawasan; ii) peningkatan sinergitas antar APIP dan antara APIP dengan pengawas eksternal; dan iii) pemantapan penerapan sistem pengendalian intern pemerintah.

Terwujudnya pemerintahan yang transparan, efektif, dan efisien, dapat dicapai dengan arah kebijakan 1) mewujudkan kelembagaan pemerintah yang efektif, efisien, dan sinergis; 2) mewujudkan bisnis proses pemerintahan yang sederhana, transparan, partisipatif berbasis e-government; 3) menerapkan manajemen ASN yang transparan, kompetitif, dan berbasis merit; 4) menerapkan sistem manajemen kinerja pembangunan nasional yang efektif; 5) mewujudkan pengelolaan kebijakan yang transparan, partisipatif, efektif dan efisien; 6)

mewujudkan kepemimpinan birokrasi yang visioner, berkomitmen tinggi, dan transformatif;

7) meningkatkan efisiensi penyelenggaraan birokrasi; dan 8) memantapkan kualitas pengelolaan reformasi birokrasi KLPK. Penerapan sistem manajemen kinerja pembangunan nasional yang transparan, efektif, efisien, dan akuntabel dilakukan dengan strategi antara lain i) Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pembangunan yang efektif, sinergis, dan terintegrasi dengan sistem perencanaan dan penganggaran; dan ii) transparansi dalam manajemen kinerja pembangunan nasional.

Sedangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, akan dicapai dengan arah kebijakan 1) penguatan kelembagaan pelayanan publik dan 2) penguatan kapasitas pengendalian kinerja pelayanan publik.

Adapun strategi yang ditempuh oleh pemerintah untuk mencapai sasaran terwujudnya pemerintah yang bersih dan akuntabel antara lain: pencegahan tindakan korupsi melalui Sistem Integritas Nasional (SIN) dan menutup peluang terjadinya korupsi dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan; harmonisasi berbagai kebijakan yang mengatur mengenai pengawasan; pembentukan Undang-Undang Sistem Pengawasan Intern Pemerintah;

peningkatan kapasitas pengawasan melalui peningkatan independensi APIP; peningkatan jumlah, kompetensi, dan integritas auditor intern. Strategi lainnya adalah peningkatan sinergitas antara pengawasan intern dengan pengawasan ekstern; peningkatan transparansi dalam pengawasan dan pengelolaan tindak lanjut hasil pengawasan; penyusunan rencana pengawasan intern nasional terpadu dan terfokus pada pengawalan prioritas pembangunan;

serta penerapan SPIP khusus pada pengadaan besar dan pelaksanaan probity audit.

Sedangkan untuk mendorong terwujudnya pemerintahan yang transparan, efektif, dan efisien dilakukan strategi antara lain: harmonisasi dan penguatan kebijakan yang mengatur tentang sistem manajemen kinerja pembangunan nasional; pengendalian belanja pegawai dan belanja operasional kantor; penetapan kebijakan pengawasan nasional untuk menjamin tercapainya sasaran pembangunan nasional; meningkatkan kapasitas pemerintah nasional untuk lebih menjalankan fungsi pembinaan dan pengawasan bagi daerah otonom secara lebih maksimal;

dan peningkatan kelembagaan APIP untuk mendukung implementasi SPIP.

Selanjutnya guna mewujudkan sasaran meningkatnya kualitas pelayanan publik, strategi yang dilakukan antara lain adalah: memastikan kepatuhan terhadap Undang-Undang Pelayanan Publik; peningkatan manajemen pelayanan dan percepatan information computer technology (e-government); penguatan fungsi Inspektorat dalam monitoring dan evaluasi kinerja pelayanan publik di KLPK; penguatan sistem pengaduan masyarakat yang efektif dan terintegrasi secara nasional; dan penerapan reward and punishment terhadap kinerja pelayanan publik.

1. Kebijakan Nasional Pengawasan Intern

Arah pembangunan nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan periode 2015–2019 telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019. Semua unsur negara berpartisipasi secara terbuka menyikapi kebijakan dan program pemerintah dalam RPJMN tersebut. Di satu sisi, partisipasi tersebut wajib dikelola secara baik oleh pemerintah dalam suatu tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya sebagaimana tertuang dalam Sembilan Agenda Pemerintah (Nawacita).

Di sisi lain, fungsi APIP belum optimal dalam menghadirkan tata kelola bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya ini membawa suatu kegamangan bagi pemerintah, khususnya bagi pimpinan KLPK dengan minim latar belakang birokratis. Untuk tujuan ini strategi dan kebijakan nasional Pengawasan Intern Pemerintah diarahkan untuk mengawal Pencapaian Sasaran Pokok Pembangunan Nasional dari Sembilan Agenda Pembangunan dalam RPJMN berbasiskan pada magnitut dan kepemilikan risiko penyelenggaraan RPJMN. Risiko dimaksud adalah risiko yang menghambat pencapaian tujuan pembangunan nasional.

Dengan kebijakan ini maka, pengawasan nasional pemerintah diarahkan untuk melakukan pengawasan keuangan negara, keuangan daerah dan pembangunan nasional sebagai secara komprehensif, sinergis dan integratif. BPKP bersama APIP terkait mengawal pencapaian sasaran pembangunan lintas sektor dalam RPJMN, APIP mengawal pencapaian pencapain sasaran pembangunan terkait khusus KLPKnya dan BPKP meningkatkan Kapabilitas pengawasan intern APIP. Bersama-sama dengan pembinaan SPIP maka kebijakan nasional pengawasan intern adalah sebagaimana tersaji pada Peraga 3.1.

Jika kebijakan nasional pengawasan intern dioperasionalkan terhadap Strategi Pembangunan Nasional dalam RPJMN maka fokus pengawasan yang menjadi tanggung jawab APIP Nasional adalah sebagai mana tersaji pada Tabel 3.1. Fokus BPKP adalah pada program pembangunan yang bersifat lintas bidang dan fokus APIP KLPK adalah pada program pembangunan yang hanya menyangkut KLPK. Namun BPKP mempunyai tanggung jawab untuk membuat APIP berdaya atau mempunyai kapasitas dan kapabilitas untuk melakukan pengawasan intern terhadap program pembangunan tersebut.

Peraga 3.1 Kebijakan Nasional Pengawasan Intern

• APIP mengawal Pencapaian Sasaran Pokok Pembangunan Nasional dari Sembilan Agenda Pembangunan dalam RPJMN

• BPKP bersama APIP terkait mengawal pencapaian sasaran pembangunan lintas sektor dalam RPJMN

• APIP mengawal pencapaian sasaran pembangunan terkait KLPK

• BPKP mendorong peningkatan kualitas sistem pengendalian intern dan kapabilitas pengawasan intern

Eksekutif Tidak Gamang,

APIP Optimal

• Tatakelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi

Kondisi Yang Perlu

Tujuan Arah yang diambil Untuk Mencapai Tujuan

Tabel 3.1. Arah Kebijakan Nasional Pengawasan Intern

1. Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran

Pokok Pembangunan Pendidikan BPKP APIP

terkait Wajib 2. Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran

Program Kesehatan BPKP APIP

terkait Wajib 3. Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran

Pokok Program Pembangunan Perumahan BPKP APIP

terkait Wajib 4. Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran

Pokok Program Pembangunan Mental/Karakter

Pokok Program Kedaulatan Pangan BPKP APIP

terkait Prioritas

Pokok Program Pembangunan Kemaritiman BPKP APIP

terkait Prioritas

Program dan Sasaran Kegiatan K/L APIP K/L - 2 Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran

Program dan Sasaran Kegiatan Pemda APIP Pemda - 3 Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran

Program dan Sasaran Kegiatan Korporasi SPI Korporasi _

2. Hasil Pengawasan Untuk Perencanaan Pembangunan

Mengikuti model sederhana manajamen dalam planning, organizing, actuating dan controlling, hasil pengawasan menjadi salah satu instrumen atau mekanisme manajemen RPJMN 2015–2019, khususnya dalam pelaksanaan tahunan APBN. Hasil Pengawasan yang jelas berupa produk assurance BPKP terhadap capaian target kinerja KLPK, atau produk assurance APIP terhadap capaian kinerja unit kolegialnya, menjadi acuan konsultatif dalam Perencanaan dan Penganggaran Kinerja. Dalam posisi tertentu, BPKP

atau APIP, sesuai lingkup kajiannya, sudah harus sedia dengan rekomendasi alternatif tentang pengarahan alokasi anggaran berdasarkan output consultingnya.

Untuk dapat efektif, alokasi anggaran dilakukan berdasarkan capaian kinerja dan penyerapan anggaran. Efektivitas alokasi ini diharapkan menutupi adanya fakta bahwa Negara mengalami kekurangan anggaran sementara fakta lain menunjukkan bahwa Silpa Pemda cukup signifikan. Mekanisme alokasi ini sudah saatnya dioptimalkan dalam perencanaan kinerja dan penganggaran. Mekanisme ini adalah bentuk lain dari akuntabilitas dari Menteri/Pimpinan lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota yang terbukti melakukan penyimpangan kebijakan yang telah ditetapkan dalam undang-undang tentang APBN/Peraturan Daerah tentang APBD. Penjelasan tentang ayat ini secara gamblang menyebutkan bahwa kebijakan “tercermin pada manfaat/hasil yang harus dicapai dengan pelaksanaan fungsi dan program kementerian negara/lembaga/pemerintahan daerah yang bersangkutan”.

Strategi memasukkan hasil pengawasan dalam mekanisme perencanaan dan penganggaran kinerja ini juga konsisten dengan peraturan pemerintah lainnya. Pertama, Pasal 9 PP Nomor 20 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja Pemerintah. Laporan evaluasi tentang kinerja program menjadi pertimbangan untuk analisis anggaran tahun berikutnya.

Kedua, untuk memenuhi Pasal 7 PP Nomor 21 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang menuntut bahwa “dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja diperlukan … evaluasi kinerja dari setiap program dan jenis kegiatan”, menteri atau pimpinan lembaga melakukan wajib melakukan evaluasi.

Evaluasi ini adalah penilaian atas relevansi dan efektivitas, serta konsistensi program dan atau kegiatan terhadap tujuan kebijakan termasuk pencapaian Sasaran Program Pembangunan.

Komunikasi tentang peran pengawasan dalam perencanaan pembangunan harus dilakukan secara efektif. Pola dan efektivitas kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan dijadikan sebagai ajang dan acuan untuk menghadirkan aspek pengawasan secara seimbang dengan aspek perencanaan pembangunan. Dengan demikian, dalam rangkaian dan serial Musrenbang, outlook ekonomi yang dipandang secara makro ke depan oleh Kementerian Keuangan harus ditandingkan dengan realitas nyata assurance pengawasan terhadap hasil pembangunan. Produk assurance dari pengawasan adalah missing link yang selama ini dinanti kehadirannya dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional untuk kesejahteraan masyarakat.

B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BPKP

Memerhatikan peran BPKP dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, BPKP diberi amanat besar dalam melakukan pengawasan intern dan dalam pembinaan SPIP termasuk pembinaan APIP. Amanat ini dieksplisitkan dan diperbaharui lagi dalam Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014.

Peran BPKP yang mengemuka adalah kewajiban melakukan sinergi dan koordinasi dengan APIP lain.

Rumusan arah kebijakan dan strategi pengawasan BPKP terkait antara satu dengan lainnya.

Kebijakan BPKP merupakan penjabaran urusan pengawasan intern nasional sesuai dengan visi dan misi pembangunan nasional yang berisi satu atau beberapa upaya untuk mencapai sasaran strategis penyelenggaraan dan pembangunan pengawasan intern dengan indikator kinerja yang terukur1. Untuk mencapai sasaran strategis yang dirumuskan sebelumnya, dibuatlah strategi2 BPKP sebagai langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi BPKP.

Arah kebijakan dan strategi pengawasan BPKP menjadi salah satu pendukung terwujudnya sasaran pembangunan nasional yaitu, pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Hakekat pengawasan intern berperan penting dalam meningkatkan tata kelola, memperbaiki pengelolaan risiko dan menguatkan sistem pengendalian intern. Dengan demikian, pembangunan tata kelola pemerintahan dan aparatur tidak dapat lepas dari pengawasan intern yang akan diperankan oleh BPKP dalam lingkup nasional.

1. Arah Kebijakan Pengawasan BPKP

Untuk mengefektifkan penggunaan sumber daya pengawasan BPKP, dibutuhkan penetapan arah pokok (kebijakan) pengawasan BPKP yang menjadi pedoman bagi BPKP untuk merencanakan dan mengarahkan kegiatan pengawasan intern (Peraga 3.2)

1Adopsi dari Peraturan Menteri PPN Nomor 5 Tahun 2014

2Adopsi dari Peraturan Menteri PPN Nomor 5 Tahun 2014

Peraga 3.2 Arah Kebijakan Pengawasan BPKP

• Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pengawasan sinergis bersama APIP KLPK dan pengawasan terintegrasi dengan sistem perencanaan dan penganggaran untuk mengawal pencapaian Sasaran Program bersifat program lintas bidang RPJMN

• Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern dan Sinergitas APIP

Governance Memadai

• Penguatan profesionalisme, integritas, objectivitas, netralitas, independensi dan responsibilitas

Dengan mengacu pada kerangka kebijakan dan strategi di atas, pengawasan pembangunan dan pembangunan pengawasan yang dilakukan oleh BPKP diarahkan untuk mencapai sasaran terwujudnya kualitas tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya. Secara rinci kebijakan pengawasan BPKP juga diarahkan untuk mencapai terwujudnya penguatan kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah, penguatan pengawasan terhadap kinerja pembangunan nasional, kebijakan dalam penerapan pengawasan intern yang independen, profesional dan sinergis, serta kebijakan penerapan sistem manajemen kinerja pembangunan nasional yang efisien dan efektif.

Arah kebijakan pengawasan BPKP secara rinci sebagai berikut:

a. Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pengawasan sinergis bersama-sama dengan APIP kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi serta pengawasan terintegrasi dengan sistem perencanaan dan penganggaran untuk mengawal pencapaian sasaran program pembangunan yang bersifat lintas bidang di RPJMN 2015–2019;

b. Peningkatan ruang fiskal negara melalui pengawasan untuk meningkatkan penerimaan negara/daerah; pengawasan untuk efisiensi pengeluaran negara/daerah;

pengawasan terhadap optimalisasi pemanfaatan aset negara/daerah; pengawasan pembiayaan keuangan negara/daerah; dan pengawasan alokasi keuangan daerah (dana transfer);

c. Pengamanan keuangan negara/daerah yang efektif melalui debottlenecking dan clearing house; pengawasan represif untuk preventif serta pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi;

d. Peningkatan tata kelola atau governance yang memadai melalui pemantapan penerapan sistem pengendalian intern KLPK serta peningkatan kapabilitas pengawasan intern dan sinergitas APIP; dan

e. Penguatan kapasitas internal melalui penguatan profesionalitas, integritas, obyektivitas, netralitas, independensi, dan responsibilitas penguatan fungsi pengawasan internal BPKP; inovasi pengawasan intern dan SPIP; enterprise-architecture-bussiness architecture based ITC; serta peningkatan sarana prasarana.

2. Strategi Pengawasan BPKP

Strategi pengawasan BPKP terdiri dari strategi eksekutif maupun strategi operasional.

Strategi eksekutif diharapkan menjadi acuan terutama bagi pimpinan BPKP di pusat maupun daerah untuk membangun kemitraan dan jejaring pengawasan dan perencanaan pembangunan nasional. Keseluruhan strategi BPKP 2015 terlihat pada Peraga 3.3 di halaman berikut.

Strategi operasional mengindikasikan kegiatan dan langkah-langkah dalam program teknis pengawasan BPKP, Program 06 yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Karena hanya terdapat satu program teknis di BPKP, untuk pembagian intern tugas pengawasan, Program 06 ini dipecah sesuai dengan kedeputian

Strategi pengawasan BPKP dalam kurun waktu 2015–2019 adalah memfokuskan peningkatan kualitas hasil pengawasan terhadap isu-isu strategis melalui penguatan SPIP, penguatan kapasitas APIP dan penguatan kapasitas sumber daya manusia BPKP. Sebagai program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, secara lebih spesifik strategi tersebut tertuang dalam tiga butir strategi (fokus dan sinergis) sebagaimana terlihat pada Peraga 3.1.

a) Pemokusan pengawasan intern pada isu strategis atau program pembangunan nasional bersifat lintas bidang dalam RPJMN 2015–2019;

b) Pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi;

c) Penguatan penerapan SPI/governance program pemerintah pada kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan korporasi;

d) Peningkatan kapasitas pengawasan intern yang mendukung sinergi pengawasan terhadap program pemerintah.

Guna mendukung tiga butir strategi tersebut terdapat strategi internal (supporting), yaitu:

a) Peningkatan kompetensi SDM BPKP dan ketaatan terhadap standar serta SOP berbasis risiko;

Peraga 3.3 Strategi Pengawasan BPKP

• Pembangunan Kemitraan dan Jejaring Pengawasan dan Perencanaan

Pembangunan Nasional

Strategi Eksekutif

• Pemfokusan pengawasan intern pada isu strategis atau program pembangunan nasional bersifat lintas – RPJMN

• Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

• Peningkatan Kapasitas Pengawasan Intern yang mendukung Sinergi Pengawasan Program Pemerintah

• Penguatan penerapan SPI/Governance Program Pemerintah (Wajib, Prioritas & Pendukung) dan SPI KLPK

Strategi Operasional

• Peningkatan Kompetensi SDM BPKP dan Ketaatan Terhadap Standar dan SOP Berbasis Risiko

• Peningkatan Kapasitas Information and Communication Technology (ICT) berbasis BPKP’s Enterprise Arhitecture dan Pengawasan’s Bussiness Architecture

• Peningkatan Sarana Prasarana

Penguatan Kapasitas

Internal

b) Peningkatan kapasitas information and communication technology (ICT) berbasis BPKP’s Enterprise Architecture dan Bussiness Architecture untuk setiap sasaran strategis pengawasan; dan

c) Peningkatan sarana dan prasarana.

Sebagai tindak lanjut dari strategi di atas, maka langkah-langkah yang akan dilakukan dalam program dan kegiatan BPKP selalu bertumpu pada tujuh substrategi tersebut dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. Secara substantif langkah-langkah pencapaian visi misi sampai dengan optimalisasi sumber daya BPKP dapat dideskripsikan dalam Peraga 3.4 di halaman berikut.

3. Program BPKP

Program BPKP merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi BPKP yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi BPKP dan berisikan kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan indikator kinerja yang terukur3. Kegiatan-kegiatan ini sekaligus penjabaran tugas dan fungsi BPKP untuk mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya. Program BPKP tersebut terdiri dari:

1. Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah (Program 06);

2. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya (Program 01).

Program 01 bersifat generik antar K/L yaitu, Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP. Program ini ditujukan untuk memastikan terciptanya kondisi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas teknis pengawasan oleh kedeputian teknis. Baik program teknis pengawasan (Program 06) maupun program dukungan (Program 01) akan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan oleh unit kerja atau satuan kerja di lingkungan BPKP.

4. Subprogram BPKP

Program Teknis BPKP adalah tunggal yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Program tunggal ini konsisten dengan eselonisasi tunggal di BPKP.

Dalam rangka lebih menyelaraskan seluruh aktivitas sesuai dengan bidang pengawasan masing-masing unit kedeputian, program-program indikatif dibagikan ke subprogram Pengawasan BPKP. Dari Program Pengawasan BPKP hasil restrukturisasi program dan kegiatan, yaitu Program Pengawasan Intern atas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP dirumuskan 15 subprogram dengan uraian sebagai berikut:

Peraga 3.4. Keterkaitan Strategi dengan Misi dan Visi BPKP

1. Subprogram Pengawasan Akuntabilitas Pelaporan Keuangan

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitan baik assurance maupun consulting yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah daerah dalam mewujudkan opini atas Laporan Keuangan.

2. Subprogram Pengawasan Kebendaharaan Umum Negara

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitan baik assurance dan consulting yang berkaitan dengan peran Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dan peran KLPK dalam pengelolaan keuangan yang bersifat strategis, antara lain: Penerimaan Negara/Daerah, alokasi anggaran, pengelolaan aset dan kekayaan negara/daerah, pengelolaan hutang, pengelolaan subsidi dan pengelolaan korporasi.

3. Subprogram Pengawasan Korporasi (BUMN/D/BLU/D/BUL)

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitan baik assurance dan consulting untuk mendorong implementasi yang harmonis antara governance, risk, dan control di lingkup korporasi khususnya pada BUMN, BUMD, dan BLUD serta badan usaha lainnya.

4. Subprogram Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitan baik assurance dan consulting yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah dengan fokus pada efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan.

5. Subprogram Pengawasan Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan, serta Fokus Pembangunan Nasional Lainnya.

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitan baik assurance dan consulting yang berkaitan dengan pembangunan yang strategis yang memberikan aksesibilitas bagi masyarakat atas beberapa kebutuhan pelayanan dasar dan pengawasan strategis lainnya yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dan perekonomian rakyat.

6. Subprogram Pengawasan Keinvestigasian & Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan.

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitan yang bersifat represif guna mendukung peran aparat penegak hukum. Selain itu, subprogram ini juga diarahkan pada penyelesaian berbagai hambatan kelancaran pembangunan.

7. Subprogram Pembinaan SPIP Program Prioritas Nasional (Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan serta Fokus Pembangunan Nasional Lainnya)

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitan baik assurance maupun consulting dalam membina terwujudnya efektivitas SPIP pada program lintas.

8. Subprogram Pembinaan SPIP K/L

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitan baik assurance maupun consulting dalam membina terwujudnya efektivitas SPIP pada K/L.

9. Subprogram Pencegahan Korupsi pada K/L

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pencegahan korupsi pada K/L baik preemptive, preventif maupun edukatif guna meminimalkan terjadinya fraud pada

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pencegahan korupsi pada K/L baik preemptive, preventif maupun edukatif guna meminimalkan terjadinya fraud pada