• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBELAJARAN SK

DAN KREATIF

10. Auditorium/Aula.

Formasi auditorium atau aula merupakan tawaran alternatif dalam menyusun ruang kelas. Meskipun bentuk auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif, namun hal ini dapat dicoba untuk dilakukan guru guna mengurangi kebosanan peserta didik yang terbiasa dalam penataan ruang secara konvensional (tradisional). Jika sebuah kelas tempat duduk mudah dipindah-pindah, maka guru dapat membuat bentuk pembelajaran ala auditorium untuk dapat membuat hubungan lebih erat dan memudahkan peserta didik melihat guru.

Demikian beberapa alternatif setting kelas terkait formasi meja dan kursi serta ruang belajar yang dapat dipilih guru dalam mengelola pelaksanaan pembelajaran di kelas. Formasi yang digambarkan di depan bukan merupakan bentuk yang paten dalam arti tidak dapat dirubah, tetapi bersifat fleksibel dan sangat mungkin dilakukan modifikasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Disamping formasi kursi dan meja, setting kelas juga terkait dengan penempatan pajangan hasil karya, portofolio peserta didik, pojok baca, tugas sarapan pagi, dan sejenisnya yang merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya menciptakan suasana yang mengesankan dan mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam praktik pembelajaran dan pengelolaan kelas (classroom management) di Indonesia, sejak tahun 2006, beberapa lembaga pendidikan telah menerapkan inovasi baru yakni model pembelajaran moving class. Menurut Aisyah (2007), moving class adalah suatu model pembelajaran dimana siswa berpindah dari kelas yang satu ke kelas lain pada setiap

21 kali pergantian pelajaran, sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang harus ditempuh pada hari tersebut. Sedangkan Preslysia (2007) mengartikan moving classsebagai sistem belajar mengajar bercirikan siswa yang mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya. (Lihat:http://isrona.wordpress.com/2007/movingclassdisekolahberstandarglobal/).

Menegaskan pengertian tersebut, Sunarto, seorang praktisi pendidikan yang telah mengelola model ini selama kurang lebih dua tahun mengatakan bahwa moving class adalah pola perpindahan kelas (rombongan belajar) dari ruangan mapel satu ke ruangan mapel lainnya atau ke suatu lingkungan belajar yang dilaksanakan pada setiap pergantian pelajaran dengan posisi guru berada pada ruangan mapel atau lingkungan belajar yang menjadi tanggung jawabnya (Sunarto, 2007:6). Moving class bertujuan untuk menciptakan susana pembelajaran yang dinamis dan kondusif bagi peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Lebih dari itu, dalam kerangka penerapan strategi pembelajaran aktif dengan segala variasinya, guru juga sangat dianjurkan melaksanakan proses pembelajaran di luar kelas atau lingkungan tertentu seperti out door atau outbond dalam konteks masih relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. [].

5. MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF BERBASIS PAKEMI/CTL

Di sini ada empat model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai inovasi penyelenggaraan pembelajaran SKI, yaitu: belajar aktif, belajar mandiri, belajar kooperatif-kolaboratif, dan generatif learning.

a. Belajar Aktif

1. Langkah-langkah:

a) Refleksi: secara berkala siswa diminta merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

b) Pertanyaan siswa: setiap pokok bahasan atau pertemuan siswa ditugasi untuk menuliskan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami atau hal-hal yang perlu dibahas bersama guru dan siswa lain.

c) Rangkuman: guru membiasakan siswa untuk membuat rangkuman terhadap hasil diskusi kelompok yang dilakukan di kelas sebagai tugas mandiri.

d) Pemetaan kognitif: kegiatan ini sebagai alat membuat siswa aktif berpikir tentang konsep, hubungan antar konsep dan skemanya.

2. Pengelolaan kelas: klasikal, kelompok, berpasangan, perorangan. 3. Sumber belajar bervariasi.

4. Peran siswa aktif dan guru perlu mengetahui karakteristik atau perbedaan individu sehingga setiap siswa dapat mencapai ketuntasan belajar dan pengembangan diri yang optimal.

22 5. Umpan balik dilakukan baik pada siswa maupun guru.

6. Penilaian dilakukan dengan cara beragam b. BelajarMandiri

a) Strateginya ada dua cara, yaitu guru membekali siswa dengan strategi kognitif dan membimbing siswa melalui kontrak kegiatan.

b) Pengelolaan kelas bisa secara individu atau kelompok dengan kegiatan studi kasus, kajian pustaka, proyek penelitian, dan seminar.

c) Sumber belajar bervariasi.

d) Peran siswa aktif dan guru adalah motivator dan fasilitator. e) Umpan balik dilakukan baik pada siswa maupun guru. f) Penilaian dilakukan dengan cara beragam.

c. Belajar Kooperatif dan Kolaboratif

Belajar kooperatif adalah belajar dengan cara bekerja sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sedangkan belajar kolaboratif kerja bersama dengan orang lain dalam proyek bersama, kerja bersama sebagai aliansi strategis. Model ini sangat menghargai perbedaan intelektual. Adapun ciri-ciri model ini antara lain:

1) Belajar dalam satu kelompok dan memiliki ketergantungan dalam proses belajar dan penyelesaian tugas kelompok mengharuskan semua anggota kelompok bekerja sama.

2) Masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang disepakati. Siswa harus bela-jar dan memiliki keterampilan komunikasi interpersonal.

3) Bentuknya ada tiga, yaitu Student Team Achievement Division (STAD), Jigsaw, dan Team Games Tournament (TGT).

STAD terdiri atas 4 langkah: a). Sajian guru

b). Diskusi kelompok

c). Tes atau kuis atau silang tanya antar kelompok d). Penguatan guru

Jigsaw terdiri atas 5 langkah:

a). Mengkaji bahan secara individu atau kelompok hiterogen b). Diskusi kelompok ahli (homogen)

c). Diskusi kelompok hiterogen d). Tes/kuis secara individual e). Penguatan guru

23 TGT terdiri atas 4 langkah:

a). Identifikasi masalah b). Diskusi kelompok c). Presentasi kelompok d). Penguatan guru d. Generatif Learning

Pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan sendiri makna dari informasi yang diperolehnya. Model ini memiliki empat komponen: proses motivasi, proses belajar, proses penciptaan pengetahuan, proses generasi dengan jenjang coding (membuat judul/subjudul), organization (membuat garis besar, rangkuman, diagram), conceptualization (memparafrase, memberikan penjelasan, mengidentifikasi informasi penting), integration (memberikan con- toh, menghubungkan dengan pengetahuan/pengalaman sebelumnya, membuat analogi, membuat sintesis), translation (membuat evaluasi, pertanyaan, analisis unsur, membuat kesimpulan.

6. STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF

Strategi pembelajaran adalah pokok-pokok kegiatan guru dan murid dalam proses belajar mengajar untuk menciptakan tujuan yang ditetapkan dalam proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran yang dipilih dan akan dilakukan dalam pembelajaran di kelas biasanya dibuat secara tertulis dalam bentuk program pembelajaran yang disebut rencana pembelajaran (RP).

Dalam RP tergambar secara jelas tentang strategi guru dalam membelajarkan kompetensi tertentu. Pendekatan, metode, teknik pembelajaran, dan fasilitas yang dipilih dijabarkan secara rinci dalam bentuk skenario kegiatan belajar-mengajar. Demikian pula evaluasi dan upaya tindak lanjutnya. Adapun strategi yang dapat digunakan sebagai alternatif pelaksanaan pembelajaran SKI, antara lain: Learning Starts With A Question, Everyone Is A Teacher Here, The Power Of Two, Information Search, Snowballing, Active Debate, Card Sort, Giving question and getting answer, Tim Quiz, debat yang efektif, Examples non examples, Problem based instruction, Course Review Horray, Imajinasi, Turnamen belajar, Writing here and now, Point Counter Point, Reading Guide, Index Card, Role Play, Debat Berantai, Listening Team, dan Gallery Walk.

a. Learning Starts With A Question

24 2. Minta mereka untuk mempelajari bahan tersebut bersama dengan seorang teman

(berpasangan).

3. Siswa menentukan bagian (hal-hal) yang belum di mengerti dan di beri garis bawah atau menulis pertanyaan di sampingnya.

4. Setelah sekian waktu berselang, kumpulkan semua pertanyaan itu, dan anda memulai pelajaran dngan menjawab atau menjelaskan hal-hal yang mereka tanyakan.

b. Everyone Is A Teacher Here

1. Bagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari, atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan dalam kelas.

2. Kumpulkan kertas-kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada masing-masing peserta didik dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.

3. Mintalah mereka membaca dan memahami pertanyaan di kertas masing-masing, sambil memikirkan jawabannya.

4. Undang sukarelawan (volunter) untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk angkat tangan bagi yang siap membaca--tanpa langsung menunjuknya). 5. Mintalah dia memberikan respons (jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau

permasalahan tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabannya.

6. Berikan apresiasi (pujian/tidak menyepelekan) terhadap setiap jawaban/tanggapan siswa agar termotivasi dan tidak takut salah.

7. Kembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia. 8. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

c. The Power of Two

1. membutuhkan satu atau dua pertanyaan yang membutuhkan perenungan dan (reflection) dan pemikiran (thinking ).

2. Minta mereka menjawab pertanyaan tersebut secara perorangan.

3. Setelah semua menyelesaikan jawabannya, kelompokkan mereka dua-dua (berpasangan)

4. Masing-masing pasangan di minta saling menjelaskan jawaban masing-masing, kemudian menyusun jawaban baru yang di sepakati bersama.

5. Setelah masing-masing pasangan menulis jawaban mereka, perintahkan mereka membandingkan jawaban tersebut dengan yang lain.

25 1. bagikan resource material (bacaan, text book, handouts, dokumen).

2. Susunlah sejumlah pertanyaan yang jawabannya bisa di cari pada resource material tersebut.

3. Untuk menumbuhkan persaingan, bagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil. 4. Setelah selesai, bahas jawaban yang benar secara bersama dalam sebuah diskusi

kelas. Kembangkan jawaban tersebut untuk memperluas cakupan belajar. e. Snowballing

1. Adakan grouping (pengelompokan) masing-masing terdiri dari dua atau tiga siswa. 2. Kemudian ajukan sebuah pertanyaan atau permasalahan untuk dibahas dan

dicarikan jawaban atau pemecahannya.

3. Setelah sekian menit, masing-masing grup tadi digabung, sehingga jumlah anggota grup berubah dari dua menjadi empat, atau dari tiga menjadi enam.

4. Pada grup yang baru ini mereka diminta melakukan sharing pendapat dan merumuskan jawaban baru yang disepakati bersama.

f. Giving Question & Getting Answers 1. Bagikan dua potongan kertas

2. Minta siswa untuk melengkapi pernyataan: 3. Kertas 1: Saya masih punya pertanyaan 4. Kertas 2: Bisa menjawab tentang

5. Buat kelompok-kelompok kecil minta masing-masing kelompok untuk memilih pertanyaan dan jawaban yang paling penting.

6. Minta masing-masing kelompok untuk melaporkan pertanyaan yang dipilih. Cari sekiranya ada peserta/siswa yang dapat menjawab. Jika tidak ada, guru harus menjawab.

7. Minta masing-masing kelompok untuk jawaban yang telah dipilih, kemudian minta anggota kelompoknya menjelaskan jawaban kelompok kepada kelompok lain

g.Tim Quiz

1. Pilih topik yang dapat disampaikan dalam tiga segmen. 2. Bagi siswa menjadi tiga kelompok (Tim) A, B, C.

3. Jelaskan format sessi yang akan disampaikan dan mulai penyampaian materi. Batasi sampai 10 menit.

4. Mintalah Tim A untuk membuat quiz jawaban ringkas, Quiz disiapkan sekitar 5 menit, Tim B & C menggunakan waktu untuk mereview catatan-catatan mereka. 5. Tim A memberi pertanyaan ke Tim B. jika Tim B tidak dapat menjawan quiz,

pertanyaan pindah ke Tim C.

26 7. Ketika Quiz berakhir, lanjutkan penyampaian materi segmen ke dua dan tunjuk

tim B sebagai pemandu Quiz.

8. Setelah tim B selesai dengan quiznya, lanjutkan penyajian segmen ketiga dan tunjuk Tim C sebagai pemandu quiz.

h. Card Sort (Memilah dan Memilih Kartu)

1. Bagikan kertas yang berisi informasi atau contoh atau langkah-langkah dalam satu kategori tertentu atau lebih

2. Minta siswa untuk mencari lawan yang memiliki kertas dengan kategori yang sama

3. Setelah siswa menemukan kawan-kawan dalam satu kategori, minta mereka menjelaskan kategori tersebut ke seluruh kelas

4. Setelah semua kategori, beri penjelasan tentang hal-hal yang masih dianggap perlu

i. Debat yang Effective

1. Kembangkan suatu kasus yang kontroversial dalam suatu topik pembelajaran 2. Bagi kelas menjadi dua group: “Pro” dan “Kontra”

3. Minta setiap group untuk menunjuk wakil mereka: dua atau tiga orang

4. Awali ‘debate’ ini dengan meminta masing-masing juru bicara untuk mengemukakan pandangannya secara bergantian.

5. Setelah itu, juru bicara ini akan kembali ke group mereka untuk mengatur strategi untuk membuat bantahan pada group lainnya.

6. Bilamana dirasa cukup, maka hentikan debat ini dengan tetap menyisakan follow up dari kasus yang diperdebatkan.

j. Examples non examples

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Menyajikan materi sebagai pengantar

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7. Kesimpulan/rangkuman k. Problem Based Instruction (PBI)

1. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)

27 2. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.

3. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

l. Course Reviev Horay

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi 3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab

4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salan diisi tanda silang (x)

6. Siswa yang sudah mendapat tanda  vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya

7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh 8. Penutup

m. Imajinasi

Melalui imajinasi visual, siswa dapat menciptakan gagasan mereka sendiri. Imajinasi cukup efektif sebagai suplemen kreatif dalam belajar bersama. Cara ini juga bisa berfungsi sebagai papan loncat menuju proyek atau tugas independen yang pada awalnya mungkin tampak membuat siswa kewalahan.

Prosedur:

1. Perkenalkan topik yang akan dibahas. Jelaskan kepada siswa bahwa mata pelajaran ini menuntut kreativitas dan bahwa penggunaan imajinasi visual dapat membantu upaya mereka.

2. Perintahkan siswa untuk menutup mata, perkenalkan latihan relaksasi yang akan membersihkan pikiran-pikiran yang ada sekarang dari benak siswa. Gunakan musik latar, lampu temaram dan pernafasan untuk bisa mencapai hasilnya. 3. Lakukan pemanasan untuk membuka mata batin mereka. Perintahkan siswa

dengan mata mereka tertutup, untuk berupaya menggambarkan apa yang terlihat dan apa yang terdengar, misalnya ruang tidur mereka, lampu lalu lintas sewaktu

28 berubah warna dan rintik hujan.

4. Ketika siswa merasa rileks dan terpanaskan (setelah latihan pemanasan), berikanlah sebuah imajinasi untuk mereka bentuk. Saran-sarannya meliputi: a) Pengalaman masa depan

b) Suasana yang asing

c) Persoalan untuk dipecahkan

d) Sebuah proyek yang menanti untuk dikerjakan.

Sebagai contoh, seorang guru membantu siswa menyiapkan sebuah wawancara kerja. Siswa diberi pertanyaan berikut ini :

 Apa yang kamu kenakan?  Jam berapakah sekarang?  Seperti apa sih kantor itu?

 Kursi seperti apakah yang kamu duduki itu?  Di manakah posisi duduk si pewawancara?  Seperti apakah si pewawancara itu?

 Apa yang kamu rasakan?

 Apa yang ditanyakan pewawancara kepada kamu?  Bagaimana kamu menjawabnya?

5. Sewaktu menggambarkan imajinya, berikan selang waktu hening secara reguler agar siswa dapat membangun imajinasi visual mereka sendiri. Buatlah pertanyaan yang mendorong penggunaan semua indera, semisal :

 seperti apakah wajahnya?

 Siapa yang kamu lihat? Apa yang mereka lakukan?  Apa yang kamu rasakan?

Akhiri pengarahan imajinasi, dan instruksikan siswa untuk mengingat imajinasi mereka. Akhiri latihan itu dengan perlahan.

6. Perintahkan siswa untuk membentuk kelompok kelompok kecil dan berbagi pengalaman imajinasi mereka. Perintahkan mereka untuk menjelaskan imajinasi mereka satu sama lain dengan menggunakan sebanyak mungkin penginderaan. Atau perintahkan mereka untuk menuliskan apa yang mereka imajinasikan. VARIASI

 Setelah siswa mengingat kembali bagaimana mereka akan bertindak dalam situasi tertentu, perintahkan mereka untuk merencanakan bagaimana mereka akan benar-benar bertindak berdasarkan apa yang mereka pikirkan.

 Lakukan latihan imajinasi dimana siswa mengalami kegagalan. Selanjutnya perintahkan mereka untuk membayangkan atau mengimajinasikan sebuah keberhasilan.

29 n. Turnamen belajar

Teknik ini merupakan versi sederhana. dari "turnamen permainan tim" yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya. Teknik ini menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa juga untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep dan keterampilan.

Prosedur:

1. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan 2 hingga 8 siswa. Pastikan tim memiliki jumlah yang sama. (Jika ini tidak bisa dilakukan, guru / instruktur harus mereratakan skor dari tiap tim)

2. Berikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama.

3. Buatlah beberapa pertanyaan yang menguji pernahaman dan/atau pengingatan akan materi pelajaran. Gunakan format yang memudahkan penilaian sendiri, misalnya pilihan ganda, mengisi titik-titik, benar/salah atau definisi istilah. Dalam pelajaran agama (fikih) , misalnya siswa diberi sejumlah istilah seperti yang berikut ini untuk dipelajari:

 Wajib : mendapat pahala apabila dikerjakan dan berdosa bila ditinggalkan.  Sunnah : mendapat pahala jika dikerjakan, dan tidak berdosa jika

ditinggalkan.

 - Husnudhan : berbaik sangka kepada siapapun.

4. Berikan sebagian pertanyaan kepada siswa. Sebutlah ini sebagai "ronde satu" dari turnamen belajar. Tiap siswa harus menjawab pertanyaan secara perorangan. 5. Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawabannya dan perintahkan siswa untuk

menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab dengan benar. Selanjutnya perintahkan mereka untuk menyatukan skor mereka dengan tiap angota tim ereka untuk mendapat skor tim. Umumkanskor dari tiap tim.

6. Perintahkan mereka untuk belajar lagi di ronde kedua dalam turnamen. Kemudian ajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari "ronde kedua". Perintahkan tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan menambahkan ke skor mereka di ronde pertama.

7. Guru bisa membuat ronde sebanyak yang guru mau, namun pastikan untuk memberi kmmpatan tim untuk menjalani sesi belajar antar masing-masing ronde. Waktu turnamen belajar bisa bervariasi. Bisa singkat selama dua puluh menit atau bahkan beberapa jam)

VARIASI

 Beri penalti kepada siswa yang memberi jawaban salah dengan memberi skor mereka minus 2 atau minus 3. Jika mereka tidak yakin dengan jawabannya, lembar jawaban kosong bisa dianggap 0 (nol).

30  Jadikan pemeragaan sejumlah keterampilan sebagai dasar turnamen.

o. Writing here and Now (Menulis Pengalaman secara Langsung)

Menulis dapat membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami. Langkah-langkah penerapan strategi ini adalah:

1) Guru memilih jenis pengalaman yang diinginkan untuk ditulis oleh peserta didik. Ia bisa berupa peristiwa masa lampau atau yang akan datang. Guru menginformasikan kepada peserta didik tentang pengalaman yang telah dipilih untuk tujuan penulisan reflektif. Guru memberitahu mereka bahwa cara yang berharga untuk merefleksikan pengalaman adalah mengenangkan atau mengalaminya untuk pertama kali di sini dan saat sekarang. Dengan demikian tindakan itu menjadikan pengaruh lebih jelas dan lebih dramatik dari pada menulis tentang sesuatu di "sana dan kemudian" atau di masa depan yang jauh.

2) Guru memerintahkan peserta didik untuk menulis, saat sekarang, tentang pengalaman yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai awal pengalaman dan menulis apa yang sedang mereka dan lainnya lakukan dan rasakan. Guru menyuruh peserta didik untuk menulis sebanyak mungkin yang mereka inginkan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dan perasaan-perasaan yang dihasilkannya.

3) Guru memberikan waktu yang cukup untuk menulis. Peserta didik seharusnya tidak merasa terburu-buru. Ketika mereka selesai, guru mengajak mereka untuk membacakan tentang refleksinya.

4) Guru mendiskusikan hasil pengalaman peserta didik tersebut bersama-sama. 5) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

p. Point Counterpoint (Beradu pandangan sesuai perspektif) Langkah-langkah Penerapan:

1) Pilih satu topik yang mempunyai dua perspektif (pandangan) atau lebih

2) Bagi kelas menjadi beberapa kelompok sesuai dengan perspektif (pandangan yang ada)

3) Pastikan bahwa masing-masing kelompok duduk pada tempat yang terpisah

4) Mintalah masing-masing kelompok untuk menyiapkan argumen sesuai dengan perspektif kelompoknya

5) Pertemukan kembali masing-masing kelompok dan beri kesempatan salah satu kelompok tertentu untuk memulai berdebat dengan menyampaikan argumen yang disepakati dalam kelompok

6) Undang anggota kelompok lain untuk menyampaikan pandangan yang berbeda. Demikian seterusnya

31 Tujuan penerapan strategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang aktual di masyarakat sesuai dengan posisi yang diperankan.

q. Reading Guide (Bacaan terbimbing) Langkah-langkah Penerapan:

1) Tentukan bacaan yang akan dipelajari.

2) Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh peserta atau kisi-kisi dan boleh juga bagan atau skema yang dapat diisi oleh mereka dari bahan bacaan yang telah dipilih tadi.

3) Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya kepada peserta.

4) Tugas peserta adalah mempelajari bahan bacaan tersebut dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Batasi aktivitas ini sehingga tidak memakan waktu yang berlebihan.

5) Bahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawaban kepada peserta. 6) Pada akhir pembelajaran, berilah ulasan atau penjelasan secukupnya.

7) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

Tujuan penerapan strategi ini adalah membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus dalam memahami suatu materi pokok.

r. Index Card (Mencari jodoh kartu Tanya jawab) Langkah-langkah Penerapan:

1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan kertas tersebut dibagi menjadi dua kelompok