• Tidak ada hasil yang ditemukan

Auguste Comte

Dalam dokumen TEORI SOSIOLOGI KLASIK dan modern (Halaman 45-48)

LAHIRNYA SOSIOLOGI SEBAGAI SUATU ILMU PENGETAHUAN

B. Auguste Comte

1. Riwayat Hidup

Auguste Comte lahir di Perancis pada tahun 1798. Comte adalah anak keluarga monarki Katolik yang terdidik dalam lingkungan psikologi dan kedokteran pada Polytechnique. Kemudian, Comte mengajar filsafat positivistic dan mendirikan masyarakat positivis. Dalam tradisi filsafat pencerahan, beliau berpengalaman pada katalis politik Perancis sebagaimana pasca penolakan revolusi, permulaan revolusi industri, dan konflik yang meningkat antara ilmu dan agama.

Buku-buku karyanya antara lain:

1. A Course of Positive Philosophy (1830-1862) 2. A General view of Positivism (1848)

3. Subjective Synthetis (1856)

Comte sangat dikenal sebagai seorang yang telah memberikan nama Sosiologi. Sosiologi baru disebut sebagai ilmu pada abad 19. Dan usaha untuk membangunnya sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri barulah pada jaman Auguste Compte. Dalam konteks kemasyarakatan Comte, dapat dipahami bahwa tujuan utama sosiologi nya adalah mengeliminasi konstruksi masyarakat modern secara revolusioner (seperti menghentikan disorganisasi

moral). Comte tertarik dengan organisasi masyarakat dalam konteks humanisme positivistik filsafatnya.

2. Sumbangan Pemikiran Terhadap Sosiologi

Sejak melakukan fondasi terhadap masyarakat, gagasan sosiologinya menekan pada tuntunan moral. Comte berupaya mengembangkan “fisika sosial” yang akan melahirkan hukum-hukum sosial dan reorganisasi sosial, sesuai dengan sistem nilai yang dikemukakan oleh Comte yang banyak bernilai dan sebagai hal yang sangat natural.

Dalam hal ini, dikatakan Comte bahwa tugas sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan positif adalah mengkaji dan memahami sistem ini secara menyeluruh untuk memberikan sumbangan bagi pemecahan ilmiah terhadap masalah-masalah sosial.

3. Metodologi Auguste Comte

Menurut Comte, alam semesta diatur oleh hukum-hukum alam yang tak terlihat (invisible natural) sejalan dengan evolusi dan perkembangan alam pikiran atau nilai-nilai sosial yang dominan. Comte menyatakan bahwa proses evolusi ini terjadi melalui tiga tahapan utama yang disebut dengan hukum tentang perkembangan intelegensi manusia (the law of the three stages), yaitu: tahapan theologies atau fiktif, tahapan metafisis atau abstrak, dan tahapan scientifik atau positivistik sebagai proses peradaban dan pengaruh faktor-faktor tertentu, seperti kebosanan, harapan hidup, sifat-sifat populasi, dan lain sebagainya. Dengan adanya ketiga tahapan tersebut, dapat mengubah tatanan naluri yang rendah menuju tatanan yang lebih tinggi yang mengarah pada penekanan yang bersifat intelektual menuju tahapanpositif, yaitu tahapan yang paling ilmiah dan keutuhan moralitas. Dalam setiap tahap perkembangan intelegensi manusia terdapat pula bagian-bagian yang merupakan sub-ordinat.

Tahap tingkatan pemikiran yang bersifat theological atau fictitious dapat dibagi dalam tiga sub ordinat yaitu: fetishism, polytheism, dan monotheism. Fetishism adalah tingkatan pemikiran yang menganggap bahwa semua gejala yang terjadi dan bergerak dibawah pengaruh kekuatan supernatural atau kekuatan gaib. Oleh para ahli agama sebagai perkembangan agama pada tingkat animisme. Proses evolusi manusia berkembang ke tahap Polytheism yaitu tingkatan pemikiran bahwa segala sesuatu yang ada di alam dikendalikan oleh dewa-dewa. Perkembangan selanjutnya ke tingkat pemikiran yang Monotheism yang menganggap hanya ada satu Tuhan yang mengendalikan alam ini.

Tingkat pemikiran manusia kedua adalah the methaphysical or abstract stage yaitu tingkat pemikiran yang menganggap bahwa alam semesta ini segala sesuatunya diatur oleh hukum-hukum alam. Tahap ini adalah tahap transisi manusia untuk sampai ke tahap ketiga dari tingkatan pemikiran manusia yaitu the positive or scientific stage, yaitu suatu tingkatan pemikiran yang menganggap semua gejala alam dengan segala isinya hanya dapat diterangkan serta dipahami melalui kenyataan-kenyataan obyektif/positif. Arti cara berfikir positif adalah suatu cara berfikir bahwa untuk memahami semua gejala alam haruslah melalui pengamatan/observasi terhadap gejala itu sendiri tanpa melihat kekuatan- kekuatan yang abstrak di luar kenyataan itu.

Metode positif ini, mengembangkan penggunaan observasi (penelitian), percobaan (eksperiment), serta perbandingan untuk memahami keseluruhan statistika dan dinamika sosial. Metode-metode tersebut memberikan gambaran terhadap hukum-hukum sosial melalui eksperimentasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagaimana halnya evolusi masyarakat secara umum. Dengan ini, Comte menyebutkan sebagai metodologi yang mengarah pada pengembangan yang lebih luas terhadap model teorinya yang didasarkan organik dan natural, yaitu pada asumsi- asumsi organik dan natural.

Auguste Comte membagi masyarakat atas dua bagian utama yaitu model masyarakat statis (sosial statics)yang menggambarkan struktur sosial kelembagaan masyarakat dan prinsip perubahan sosial yang meliputi sifat- sifat sosial (agama seni, keluarga, kekayaan, dan organisasi sosial), dan sifat kemanusian (naluri emosi, perilaku, dan inteligensi). Dan model masyarakat dinamis (sosial dynamics) yang menggambarkan struktur sosial kelembagaan masyarakat dan prinsip perubahan sosial yang terdiri atas hukum-hukum perubahan sosial, dan faktor yang berhubungan dengan tingkat kebosanan masyarakat, usia harapan hidup, perkembangan penduduk, dan tingkat perkembangan intelektual. Comte memandang bagian-bagian ini sebagai suatu kesatuan yang berkembang melalui tiga macam tahapan perkembangan intelektual menuju positivisme. Tipologi Comte ini lebih menggambarkan unsur-unsur pokok dan beberapa proses dalam sistem sosial sehingga dapat mengantisipasi pekerjaan selanjutnya oleh golongan struktur fungsional, bahkan konflik para ahli teori sosiologi.

Dari uraian di atas, kita dapat melihat bahwa pandangan-pandangan Comte itu tidak sederhana dan karya-karyanya yang menggambarkan dasar-dasar, baik bagi sosiologi maupun teori sosiologi, dan mengandung unsur-unsur yang signifikan yang masih relevan dengan masalah-masalah sosiologi yang ada dalam masyarakat modern saat ini. Dengan mengonseptualisasikan masyarakat seperti yang dilakukan Comte, dimana Comte telah meletakan dasar pengembangan sebuah ilmu tentang kemayarakatan. Meskipun sebenarnya Compte tidak pernah menyebut nama sosiologi, sebab semua ajaran sosial tentang apa yang kita sebut dengan sosiologi pada dewasa ini, oleh Compte disebut dengan ‘sosial physics’. Namun, sejarah telah menyebut bahwa Auguste Compte adalah pendiri sosiologi.

Dalam dokumen TEORI SOSIOLOGI KLASIK dan modern (Halaman 45-48)

Dokumen terkait