• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Landasan Teori

3. Ayat Al-Qur’an yang Berhubungan dengan Komponen Ekosistem Biologi

Prastowo dalam Sholihah (2018) mengungkapkan bahwa modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik belajar mandiri tanpa atau dengan bimbingan seorang guru. Pemilihan modul sebagai sumber belajar mandiri bagi peserta didik diperkuat dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa modul sangat membantu peserta didik belajar mandiri, diperlukan sebagai panduan belajar, dan dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. Penyusunan modul sebagai sumber belajar mandiri tidak hanya pada aspek kognitif tetapi juga pada aspek keagamaan sesuai dengan tujuan pendidikan madrasah yang menghendaki peserta didik mempunyai kemampuan dalam bidang pengetahuan dan bidang keagamaan, sehingga modul yang disusun diintegrasikan dengan ayat Al Qur‟an. Pengintegrasian juga berupaya untuk memenuhi tujuan sistem pendidikan nasional yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

31 sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Menurut Dermana dalam jurnal Dewi (2017) menyatakan bahwa menghadirkan aspek spiritual keagamaan melalui penanaman nilai-nilai agama tidak akan mengurangi bobot ilmiah dari sains, bahkan akan memastikan tercapainya pemahaman yang lebih komprehensif terhadap hakikat sains itu sendiri. Menghadirkan aspek spiritual yang berbasis Islam-Sains ini salah satunya dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan dari aspek tersebut, yang nantinya diharapkan dapat menjadi alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lebih optimal dan bervariasi.

Teori ilmiah apapun sesungguhnya tidak dapat meniadakan Tuhan. Beberapa penafsiran ateistik atas teori ilmiah merupakan bentuk dari "Saintisme", yaitu keyakinan bahwa hanya sains lah satu-satunya cara untuk mengetahui. Saintisme memandang bahwa hanya alam (material) satu-satunya realitas yang ada, dan segala hal yang tidak dapat dijangkau sains adalah ilusi. Penafsiran demikian keliru karena melampaui hal-hal yang dapat dijelaskan sains. Sebaliknya teori ilmiah tidak dapat begitu saja menghasilkan simpulan-simpulan keagamaan, karena kebenaran ilmiah adalah relatif dan bersandar pada asumsi-asumsi dasar serta bergantung pada teori yang ada. Agama (wahyu) merupakan petunjuk bagi umat manusia, kebenarannya bersifat mutlak. Keyakinan keagamaan

32 dengan sendirinya tidak membutuhkan dukungan dari ataupun perlu mendukung teori ilmiah apapun (Syam, 2017).

Fakta biologi telah disebut dalam al-Quran yang diturunkan lebih 1400 tahun dahulu yang dibuktikan tepat oleh para saintis hari ini. Memandangkan definisi biologi yang luas mencakupi manusia, haiwan dan tumbuhan yang boleh dipecahkan kepada banyak cabang ilmu yang lebih khusus seperti embriologi, botani, zoologi dan sebagainya, maka artikel ini akan memfokuskan kepada biologi molekul yang mencakupi genetik dan sel selain biologi umum yang tidak termasuk dalam mana- mana cabang ilmu yang disebutkan (Jasmi, 2013).

Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling manusia yang diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah ayat-ayat dalam bentuk segala ciptaan Allah berupa alam semesta dan semua yang ada di dalamnya. Ayat-ayat ini meliputi segala macam ciptaan Allah, baik itu yang kecil (mikrokosmos) ataupun yang besar (makrokosmos). Bahkan diri kita baik secara fisik maupun psikis juga merupakan ayat kauniyah. Oleh karena alam ini hanya mampu dilaksanakan oleh Allah dengan segala sistem dan peraturannya yang unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan Penciptanya. Allah berfirman dalam Al Qur‟an Surat Fushshilat ayat 53:

ُهًََّأ ْنُهَل َيٍََّبَتٌَ ٰىَّتَح ْنِهِسُفًَْأ ًِف َو ِقاَف َْا ًِف اٌَِتاٌَآ ْنِهٌ ِسٌَُس

دٍِهَش ٍءًَْش ِّلُك ٰىَلَع ُهًََّأ َكِّب َسِب ِفْكٌَ ْنَل َوَأ ۗ ُّكَحْلا

Artinya: “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri

33 mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”

Begitu juga kerapian, kekokohan dan keindahan yang bagi orang berakal pasti akan merasa kagum. Semuanya menunjukkan keluasan ilmu dan keluasan hikmah Allah SWT. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan, “apabila kamu memperhatikan seruan Allah SWT untuk bertafakkur, hal itu akan mengantarkan pada ilmu tentang Allah, tentang sifat Esa, Agung dan kesempurnaan Allah SWT, seperti qudrat, ilmu, hikmah, rahmat, ihsan, keadilan, ridho, murka, pahala dan siksa-Nya “. Begitulah caranya memperkenalkan diri kepada hamba - hambaNya dan mengajak mereka untuk merenungi ayat-ayat-Nya.

Berdasarkan perspektif etika lingkungan (etics of environment), komponen paling penting hubungan antara manusia dan lingkungan adalah pengawan manusia. Tujuan agama adalah melindungi, menjaga serta merawat agama, kehidupan, akal budi dan akal pikir, anak cucu serta sifat juga merawat persamaan serta kebebasan. Melindungi, menjaga dan merawat lingkungan adalah tujuan utama dari hubungan dimaksud. Jika situasi lingkungan semakin terus memburuk maka pada akhirnya kehidupan tidak akan ada lagi tentu saja agama pun tidak akan ada lagi. Manusia sebagai faktor dominan dalam perubahan lingkungan baik dan buruknya dan segala sesuatu yang terjadi dalam lingkungan dan alam. Alquran menjelaskan kerusakan lingkungan baik di darat maupun di laut pelakunya adalah manusia karena eksploitasi yang dilakukan

34 manusia tidak sebatas memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan hidup dan tidak mempertimbangkan kelangsungan lingkungan dan keseimbangan alam tetapi lebih didasarkan pada faktor ekonomi, kekuasaan dan pemenuhan nafsu yang tidak bertepi (Harapah, 2015).

Oleh karena itu, Al-Qur‟an sangat banyak menuliskan perintah untuk merenungi ayat - ayat kauniyah dan bukti - bukti kekuasaan Allah SWT. Mengajak setiap orang guna berfikir dan memperhatikan setiap keadaan, karena sangat bermanfaat bagi hamba. Manfaat dan nikmat dari ayat - ayat kauniyah telah memberikan petunjuk tentang keluasan rahmat Allah, kemahamurahan dan kebaikan-Nya, diantaranya:

a. Merasakan agungnya Allah dan kelemahan diri sendiri. Pengagungan pada Sang Khaliq akan membentuk kecintaan, rasa takut untuk mendurhakai Allah SWT dan senantiasa hanya berharap kepada Allah. Sedangkan menyadari kelemahan diri bisa membuat manusia menjadi inabah, bertawakkal kepada-Nya, mengembalikan urusan kepada Allah SWT dan senantiasa menghindarkan diri dari sifat congkak dan sombong.

b. Setiap makhluk yang ada di permukaan bumi menjadi sumber inspirasi untuk manusia agar bisa mendapatkan maslahat duniawi dan ukhrawi. Bukankah karena terinspirasi dari burung dan capung hingga terciptanya pesawat dan helikopter? Manusia juga mendapatkan ilmu dan pelajaran dari tawakalnya seekor burung dan mujahadahnya semut

35 serta masih banyak lagi. Setiap makhluk diciptakan berpotensi untuk menjadi sumber inspirasi.

c. Menjadikan manusia lebih bersyukur karena tidak mungkin diciptakan makhluk di dunia ini oleh Allah melainkan faedah atau bermanfaat bagi manusia. Sebagai salah satu contoh, sekiranya manusia diwajibkan membayarkan biaya pajak untuk penerangan matahari, berapa biaya harus dikeluarkan oleh manusia? Sekiranya manusia diharuskan membayar setiap kandungan oksigen yang dihirup setiap detiknya, maka sudah dapat dipastikan tidak akan ada orang kaya di dunia ini. Tapi karena kecintaan Allah pada makhluk ciptaanNya maka itu diberikan cuma – cuma pada makhluknya. Kenyataan ini pun akan melahirkan rasa syukur dan pengakuan bagi setiap hamba yang berakal. “Wahai Rabb kami, tidak lah Engkau menciptakan ini sia-sia, Maha Suci Engkau maka jauhkanlah kami dari siksa neraka” (QS. Ali - Imran :191)

ًِف َىو ُسَّكَفَتٌَ َو ْنِهِبىٌُُج ٰىَلَع َو اًدىُعُل َو اًهاٍَِل َ َّاللَّ َىو ُسُكْرٌَ َيٌِرَّلا

اٌَِمَف َكًَاَحْبُس ًلًِطاَب اَر َٰه َتْمَلَخ اَه اٌََّب َز ِض ْزَ ْلْا َو ِتا َواَوَّسلا ِكْلَخ

ِزاٌَّلا َباَرَع

Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

36 Contoh ayat yang menjelaskan terkait dengan ruang lingkup biologi diantaranya:

a. Surat Yunus ayat 101

ُتاٌَ َْا ًٌِْغُت اَه َو ۚ ِض ْزَ ْلْا َو ِتا َواَوَّسلا ًِف اَذاَه او ُسُظًْا ِلُل

َلَ ٍم ْىَل ْيَع ُزُرٌُّلا َو

َىىٌُِه ْؤٌُ

Artinya: Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".

Penjelasan dalam ayat ini yaitu bahwa Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta umatnya untuk melihat dan memperhatikan apa yang ada di langit dan di bumi secara detail. Perintah ini bermaksud supaya manusia senantiasa menggunakan akalnya untuk berpikir dan mempelajari, meneliti serta mengelola sumber daya dan kekayaan alam lainnya yang telah diciptakan Allah. Maka dari itu, manusia diperintahkan untuk senantiasa belajar dan menguasai berbagai pengetahuan dan teknologi yang ada.

b. Surah Ar Rahman ayat 33

Artinya: “Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.” Penjelasan dalam ayat ini yaitu bahwa tidak mungkin bagi seseorang bisa menembus langit kecuali memperoleh kekuatan yang cukup. Ayat terdahulu memberi peringatan yang sama. Akan tetapi,

37 setelah mencapai kemajuan dan perkembangan pada bidang IPTEK dan juga setelah menyiapkan diri untuk menjelajahi planet - planet menjadi hal wajib bagi kita sekarang sebagai hamba untuk lebih memaknai yang dikandung ayat ini. Sesungguhnya Al-Quran itu kitab seluruh zaman dan akan selalu sesuai dengan perubahan setiap zaman. Tidak terdapat keraguan lagi didalamnya, dalam pengetahuan Allah lah bahwa suatu waktu manusia akan memperoleh tingkat ilmu yang tinggi dan membuat kemajuan yang pesat pada bidang ilmu pengetahuan. Pada zaman ini sudah tepat waktunya mengingatkan manusia bahwa kitab suci ini diturunkan oleh Allah SWT. Ungkapan Tuhan bahwa manusia tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuasaan pun perlu mendapatkan penafsiran kembali. Dulunya mereka menafsirkan hal tersebut sebagai hal mustahil yang tidak mungkin sama sekali dilakukan. Akan tetapi sekarang ungkapan ini harus diartikan sebagai petunjuk dan pendorong untuk lebih berusaha. Begitupun kenyataan bahwa wilayah langit dan bumi tidak hanya ditentukan dengan mencapai bulan ataupun planet mars. Lingkunganya ternyata lebih luas lagi. Sebelum kita mengutip ayat - ayat yang memiliki arti sama serta yang menerangkan bagaimana penjelajah angkasa luar akan menghadapi bahaya penghancuran dalam upayanya mengembara ke luar angkasa.

c. Surat An - Nazi‟at ayat 30

38 Penjelasan dalam ayat ini yaitu bahwa Allah telah menciptakan bumi dalam bentuk tidak bundar sama sekali (bulat telur). Fakta inipun dibenarkan oleh ilmu pengetahuan yang membuktikannya pula, bahwa bumi benar-benar memiliki bentuk demikian. Sesungguhnya gambaran manusia tentang bentuk bumi telah mengalami kemajuan. Awalnya orang yakin bahwa bumi terbentuk terhampar rata tanpa batas, kemudian menyadari bahwa bumi itu bulat. Setelah perkembangan peradaban dan pengetahuan manusia di bidang matematika dan astronomi kian pesat, manusia telah sanggup untuk mengukur dan menghitung garis tengah bumi sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa bumi ini tidak bulat sama sekali, akan tetapi berbentuk elips. Hal ini kemudian memberikan bukti kembali bahwa kitab suci itu benar-benar diturunkan oleh Allah SWT yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui segalanya.

d. Surat Al Baqarah ayat 164

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”

Penjelasan dalam ayat ini yaitu bahwa mendorong kita untuk berfikir dan merenungi tentang banyaknya ciptaan Allah. Berdasarkan perkembangan IPTEK kita dapat berpikir, merenung dan meneliti hal-hal yang ada di alam ini. Hal ini dapat dijadikan sebagai sarana dalam

39 meningkatkan kualitas iman dan membuktikan kebenaran ciptaan Allah. Dalam ayat ini terdapat 6 hal yang dapat dijadikan bahan perenungan yaitu sebagai berikut:

1) Kejadian langit dan bumi

Dalam penciptaan langit dan bumi, dapat dilihat dalam pengaturan sistem kerja yang sangat teliti. Lafadz khalq pada ayat ini diterjemahkan dengan penciptaan, dapat berarti pengukuran yang teliti atau pengaturan. Hal ini yang dimaksudkan adalah benda-benda angkasa, seperti bulan, matahari dan jutaan bintang. Semua itu beredar dengan teratur yang sekaligus menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah di langit.

2) Pergantian siang dan malam

Perputaran bumi mengelilingi matahari dapat menjadikan adanya hisab atau hitungan dalam menentukan (tahun, bulan, hari, jam, menit, detik dan pergantian musim). Perputaran bumi pada porosnya mengakibatkan terjadinya siang dan malam.

3) Turunnya air hujan

Adanya hujan tumbuh-tumbuhan dapat hidup dengan subur yang membawa manfaat bagi kepentingan hidup manusia, dengan pengetahuannya manusia dapat mempelajari proses terjadinya hujan dan bahkan sudah bisa membuat hujan buatan. Air hujan sangat bermanfaat bagi kelangsungan makhluk hidup yaitu binatang, tumbuh-tumbuhan dan manusia.

40 4) Kapal yang berlayar di lautan

Semuanya telah diatur oleh yang Maha Tahu yaitu Allah. Kapal yang berlayar di lautan membawa barang yang bermanfaat bagi manusia. Hal ini menjadi pertanda adanya sarana transportasi, baik yang digunakan masa kini dengan kecanggihan alat maupun masa dahulu yang hanya mengandalkan angin dengan segala masalahnya.

5) Perkisaran angin dan pergeseran awan

Adanya ilmu pengetahuan yang dipelajari manusia dan usahanya untuk meneliti akhirnya dapat diketahui keadaan angin atau keadaan cuaca di suatu tempat. Angin terkadang membawa rahmat, azab atau kabar gembira berupa turunnya hujan. Hal ini menjadi suatu bukti adanya keteraturan alam dan tentunya ada yang mengatur yaitu Allah SWT.

6) Adanya berbagai jenis binatang

Pemikiran tentang kehebatan sang sutradara yaitu Allah dalam menciptakan makhluknya dibuktikan dengan adanya berbagai jenis binatang di alam ini dengan fungsi dan manfaat yang berbeda-beda. Selain ayat diatas yang menjelaskan beberapa ruang lingkup biologi, dibawah ini beberapa ayat yang menjelaskan rinci terkait dengan materi ini diantaranya:

1. Ayat tentang penciptaan manusia (ilmu reproduksi) a. Q.S Al-Fath ayat 11

41 Artinya: Dan Allah menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari air mani, Kemudian dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.

Penjelasan dalam ayat ini yaitu bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia itu dari tanah dan keturunannya diciptakan dari air mani atau sel sperma dan ovum yang bertemu untuk membentuk zigot kemudian menjadi embrio dan akhirnya menjadi janin dan lahirlah manusia-manusia baru yang akan menjadi khalifah di bumi ini. Hal ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang senantiasa di pelajari oleh manusia.

b. Q.S Al-Mu‟minun ayat 67-68

Artinya: Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia Hanya berkata kepadanya: "Jadilah", Maka jadilah ia.

Penjelasan dalam ayat ini yaitu bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari air mani menjadikannya janin kemudian berkembang menjadi dewasa. Terdapat suatu saat dimana manusia akan mati. Semua itu sangat mudah bagi Allah SWT untuk melakukan yang demikian.

42 c. Q.S Al-Mu‟minun ayat 12-14

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Penjelasan dalam ayat ini yaitu bahwa menjelaskan tentang proses embrional secara lengkap. Bahkan Dr. Keith Moore, seorang ahli embriologi terkenal dunia yang mana karyanya dipelajari banyak orang di berbagai belahan dunia merasa takjub akan ayat-ayat tentang penciptaan manusia dan tentang perkembangan janin yang terdapat di Al-Quran, karena semua yang dinyatakan Al-Quran benar dan terbukti tepat yang sebelum para ilmuan menemukan ilmu ini telah ada dijelaskan Allah dalam kitab-Nya.

2. Ayat tentang penciptaan makhluk hidup (tumbuhan) a. QS. Yasin ayat 33

Artinya: Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan dari padanya biji-bijian, Maka daripadanya mereka makan.

Penjelasan dalam ayat ini yaitu bahwa Allah SWT telah menghidupkan bumi yang dulunya mati dengan berbagai kehidupan di dalamnya yang mengisi bumi. Sebagai contoh dalam hal memperoleh bahan makanan, Allah SWT telah menciptakan kehidupan dan

43 makhluk hidup di dalamnya sebagai rahmat dan anugerah bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka.

b. QS. Az-Zumar ayat 21

Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi Kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, Kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.

Penjelasan dalam ayat ini yaitu bahwa rahmat dan anugerah yang besar bagi manusia yang memiliki akal untuk melihatnya sebagai bentuk keadilan dan kasih sayang Allah kepada umatNya. Allah SWT telah menurunkan air dari langit dan menjadikannya sumber-sumber air di bumi dan ditumbuhkan berbagai jenis tanaman-tanaman yang bermacam-macam.

3. Ayat tentang hewan a. QS. An-Nahl ayat 8

Artinya: dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.

b. QS. An-Naml ayat 18

Artinya: Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari".

44 Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia".

d. QS. Al Fathir ayat 28

Artinya: Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang-binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Penjelasan dalam ayat ini yaitu bahwa diantara para manusia dan binatang-binatang yang bermacam-macam yang telah diciptakan Allah, yang patuh hanyalah „ulama‟ atau orang-orang yang benar-benar mengetahui dan mengagungkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah. ayat-ayat di atas merupakan ayat-ayat yang menyebutkan beberapa jenis hewan dalam dunia manusia yang jauh sebelum manusia lahir dan adanya ilmu Sains yang menjelaskan telah ditetapkan oleh Allah SWT.

4. Ayat tentang sumber makanan dari tumbuhan (Produsen) a. QS. Yasin ayat 34-35

Artinya: Dan kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan kami pancarkan padanya beberapa mata air, Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?

Penjelasan dalam ayat ini yaitu bahwa sudah seharusnya manusia harus bersyukur atas nikmat Allah yang sangat besar kepada umat manusia di bumi. Allah telah ciptakan beberapa mata air yang

45 subur yang di dalamnya terdapat berbagai tumbuhan dan buah-buahan yang dapat dikonsumsi manusia untuk bertahan hidup di bumi.

46 B. Kerangka Pikir

Kerangka berpikir memberikan gambaran mengenai korelasi setiap tahapan dalam penelitian, kerangka berpikir penelitian ini sebagai berikut:

Permasalahan yang ditemukan di Sekolah:

1. Belum adanya modul yang berlandaskan Al-Qur’an untuk meningkatkan sikap peduli lingkungan

2. Peserta didik merasa jarang mendapatkan media pembelajaran yang bervariasi, Peserta didik membutuhkan media pembelajaran yang sesuai dengan nuansa sekolah.

3. Adanya ketidakseimbangan antara sikap, keterampilan dan pengetahuan untuk membangun softskill dan hardskill

Mengembangkan Modul Pembelajaran Biologi Berlandaskan

Al-Qur’an pada Sub Materi Komponen Ekosistem di SMA

Muhammadiyah 6 Makassar Media telah

dikembangkan Uji validasi oleh

para pakar LAYAK

Media Siap digunakan TIDAK LAYAK Diperbaiki sesuai

saran vallidator

Gambar 2.1 Alur Pikir

Define Design Develop

Dokumen terkait