• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

III. B. Definisi Operasional Variabel

Loneliness adalah suatu bentuk perasaan tidak menyenangkan sebagai akibat dari kekurangan ataupun ketidakpuasan yang dirasakan individu terhadap hubungan sosial yang sedang dijalaninya karena tidak memiliki ikatan hubungan kedekatan emosional yang intim dengan seseorang.

Dalam penelitian ini loneliness diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan empat aspek perasaan lonely yang dikemukakan oleh Rubenstein dan Shaver (dalam Brehm, 2002). Keempat aspek tersebut adalah: a. Desperation

Desperation merupakan suatu keadaan dimana individu merasakan keputusasaan dan ketidakberdayaan dalam dirinya yang dapat menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan nekat. Desperation ini ditandai dengan munculnya perasaan putus asa, tidak berdaya, takut atau khawatir, tidak memiliki harapan, ditinggalkan atau dibuang, dan diejek.

b. Impatient Boredom

Impatient boredom adalah suatu keadaan dimana individu merasakan kebosanan yang tidak tertahankan pada dirinya sebagai akibat yang muncul dari kejenuhan terhadap dirinya sendiri. Impatient Boredom ini ditandai dengan munculnya perasaan tidak sabaran, menjemukan atau bosan, ingin berada ditempat lain, gelisah atau tidak tenang, marah, dan tidak mampu berkonsentrasi.

c. Self-deprecation

Self-deprecation adalah suatu keadaan dimana individu menyalahkan, mencela, ataupun mengutuk dirinya sendiri terhadap peristiwa atau kejadian yang dialaminya. Self-deprecation ditandai dengan munculnya perasaan bahwa dirinya tidak menarik, rendah diri, bodoh, malu, dan tidak nyaman. d. Depression

Depression adalah suatu keadaan dimana individu merasakan kesedihan yang mendalam dan terus menerus ataupun dalam kondisi tertekan sehingga bila tidak diatasi dapat mengarahkannya pada tindakan bunuh diri. Depression ini ditandai dengan munculnya perasaan sedih, tertekan atau hilang semangat, kosong atau hampa, terkucil, menyesali diri, murung, diasingkan, dan ingin bersama dengan seseorang yang khusus.

Tingkat loneliness yang dialami individu dilihat dari besarnya skor yang diperoleh pada Skala Loneliness. Semakin tinggi nilai skor total yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat loneliness yang dirasakan individu. Sebaliknya, semakin rendah nilai skor total yang diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat loneliness yang dirasakan oleh individu.

Adapun penggolongan subjek dilakukan kedalam 3 kategori (Azwar, 2005) yaitu: kelompok yang memiliki tingkat loneliness tinggi (perasaan lonely indvidu semakin kuat), tingkat loneliness sedang (perasaan lonely individu tidak begitu kuat maupun lemah), dan tingkat loneliness rendah (perasaan lonely individu semakin lemah) dengan rumusan sebagai berikut :

Tabel 1

Pengkategorisasian Loneliness

X  M + 1 SD Tinggi

M + 1 SD < X  M – 1 SD Sedang

M – 1 SD < X Rendah

III.B.2. Locus of Control

Locus of control adalah suatu bentuk keyakinan individu mengenai sumber pengendali perilakunya (kemampuan untuk membangun interaksi dengan orang lain). Locus of control terbagi dua, baik secara internal (karena perilakunya sendiri), maupun secara eksternal (karena adanya faktor lain diluar dirinya). Locus of control ini berhubungan dengan hasil yang diperoleh individu berupa penguatan yang akan diterimanya, yaitu keberhasilan atau kegagalan dalam menjalin hubungan yang intim dengan seseorang.

Dalam penelitian ini locus of control diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan aspek-aspek locus of control yang dikemukakan oleh Rotter yaitu:

a. Aspek locus of control internal: 1. Usaha

Keyakinan individu bahwa peristiwa atau kejadian yang dialami dalam hidupnya ditentukan oleh usaha-usaha yang dilakukan oleh individu tersebut (Rotter dalam Phares, 1992).

2. Kemampuan

Keyakinan individu bahwa peristiwa atau kejadian dalam hidupnya ditentukan oleh kemampuan dari dirinya sendiri (Rotter dalam Schultz & Schultz, 1994).

b. Aspek locus of control eksternal: 1. Nasib

Keyakinan individu bahwa peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam hidupnya sudah ditakdirkan dan tidak dapat dirubah kembali (Rotter dalam Vaughan & Hogg, 2002).

2. Kesempatan

Keyakinan individu bahwa faktor keberuntungan ataupun peluang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dari peristiwa yang terjadi dalam hidupnya (Rotter dalam Phares, 1992).

3. Pengaruh orang lain

Keyakinan individu bahwa peristiwa atau kejadian yang dialaminya disebabkan oleh adanya pengaruh orang lain yang memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dari mereka (Rotter dalam Phares, 1992).

Kecenderungan arah pusat kendali individu dilihat jumlah skor yang diperoleh pada Skala Locus of Control (baik Skala Locus of Control Internal maupun Skala Locus of Control Eksternal). Semakin tinggi nilai skor total yang diperoleh, maka semakin eksternal individu tersebut. Sebaliknya, semakin rendah nilai skor total yang diperoleh, maka semakin internal individu tersebut.

Berkaitan dengantujuan diberikannya Skala Locus of Control, yaitu untuk menggolongkan individu ke dalam 2 kelompok (yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal) maka pembagian kelompok akan didasarkan median yaitu nilai tengah dari skor yang diperoleh subjek yang tersusun dan telah diurutkan dari nilai skor terendah sampai dengan nilai skor yang tertinggi (Corcoran & Fisher, 1987). Dalam penelitian ini untuk menggolongkan individu akan didasarkan pada median empirik karena pengelompokan tersebut hanya dikenakan pada sampel penelitian ini saja. Nilai terendah dan nilai tertinggi nantinya disusun dan diurutkan berdasarkan hasil skor yang diperoleh individu.

Setelah definisi operasional dari variabel penelitian diatas, berikut ini adalah definisi operasional dari variabel kontrol.

a. Gender

Borys dan Perlman (dalam Dane, Deaux, & Wrightman, 1993) menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan tetap menunjukkan frekuensi yang sama saat mengalami loneliness. Meskipun demikian, perempuan lebih mudah menunjukkan ekspresi lonely daripada laki, dimana sebagian besar laki-laki yang mengalami loneliness menyangkal bahwa dirinya sedang merasa lonely. Didalam penelitian ini, gender didefinisikan sebagai jenis kelamin subjek penelitian dan didata dalam skala

b. Usia

Usia dewasa dini (19-39 tahun) adalah tahapan usia dimana individu paling sering merasakan perasaan lonely (Papalia, Olds, dan Feldman, 2004). Oleh karena itu, penelitian ini hanya akan melibatkan individu yang berada pada

pada masa dewasa dini. Usia dewasa dini nantinya akan dikelompokkan menjadi 3 kelas berdasarkan cara statistik dengan panjang kelas 7 yaitu 19-25 tahun, 26-32 tahun, dan 33-39 tahun.

c. Status Perkawinan

Status perkawinan adalah keadaan individu yang sudah menikah atau belum menikah. Individu yang belum menikah berkaitan dengan kondisi seseorang yang sedang melajang dimana individu yang melajang cenderung mengalami loneliness lebih tinggi dibandingkan dengan yang sudah menikah (Page & Cole; Perlman & Peplau; Stack dalam Brehm et al, 2002). Di dalam penelitian ini, status perkawinan akan dikontrol dengan memilih individu yang belum pernah menikah dan belum memiliki pasangan (pacar).

d. Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi berhubungan dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh individu. Individu dengan pendapatan rendah cenderung mengalami loneliness lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang memiliki pendapatan tinggi (Weiss dalam Brehm et al, 2002). Status sosial ekonomi ini akan dilibatkan dalam penelitian dengan mendata status pekerjaan dan pendapatan subjek. Untuk pendapatan subjek akan dibagi menjadi 3 yaitu subjek dengan pendapatan tinggi (Rp 3.000.001,00 – Rp > 4.000.000,00), pendapatan sedang (Rp 1.000.001,00 – Rp 3.000.000,00), dan pendapatan rendah (Rp < 500.000, -Rp 1.000.000,00).

d. Pendidikan

Survey yang dilakukan oleh Page dan Cole’s (Brehm, 2002) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang memiliki korelasi terbalik dengan loneliness. Pada penelitian ini, pendidikan akan dilibatkan dalam penelitian dengan mendata tingkat pendidikan mulai dari tingkat pendidikan yang paling rendah (Sekolah Dasar) sampai dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Pacsa Sarjana).

III.C. Subjek Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampling

Dokumen terkait