• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 METODE PENELITIAN

B Karakteristik Keluarga

Petani : 1. Usia Suami 2. Jumlah tanggungan keluarga 3. Lama pendidikan Suami 4. Pendapatan perkapita 5. Pekerjaan sampingan kepala keluarga 6. Pekerjaan ibu 7. Luas rumah- pekarangan 8. Status kepemilikan rumah 9. Lokasi desa C Persepsi Keluarga terhadap Tekanan Ekonomi A - Status Kemiskinan X Strategi Koping Ekonomi A

Tingkat keparahan kerugian akibat banjir

B

Bantuan peperintah yang pernah diterima

Kesejahteraan (SQL)

16

Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah dan dipersempit lagi di Kecamatan Adimulyo. Pemilihan Kecamatan Adimulyo dengan pertimbangan bahwa kecamatan ini adalah kecamatan yang paling parah dilanda banjir (BNPD 2014). Kecamatan Adimulyo terdiri dari 23 desa/kelurahan dan hampir seluruhnya adalah daerah rawan banjir selanjutnya pemilihan 2 desa/kelurahan dipilih secara purposif, yaitu satu desa yang terletak di dekat ibukota kecamatan dan satu desa yang terletak di daerah yang jauh dari ibukota kecamatan. Pemilihan letak desa dengan asumsi bahwa keluarga petani yang bertempat tinggal di desa yang letaknya dekat dengan ibukota kecamatan lebih sejahtera dibanding keluarga petani yang tinggal di desa yang jauh dari ibukota kecamatan. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan pengambilan contoh dilakukan di dua desa lokasi penelitian ditentukan berdasarkan daerah yang memiliki jumlah penduduk yang berprofesi sebagai buruh tani di daerah rawan banjir

Teknik Pengambilan Contoh

Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang bekerja sebagai buruh tani di daerah rawan banjir Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga buruh tani yang mengalami bencana banjir pada bulan Desember 2013. Teknik pengambilan contoh dengan Multi Stage

dengan cara mengumpulkan populasi keluarga buruh tani di dua lokasi Desa Kemujan dan Desa Tegalsari. Selanjutnya populasi di dua desa tersebut dipilih dengan cara simple random sampling dan jumlah contoh yang diambil sebanyak 100 keluarga (Gambar 3). Responden dari penelitian ini adalah suami dan atau isri beserta anggota keluarga lain yang dianggap mengetahui kondisi keluarga yang terkait dengan topik penelitian. Data primer yang dikumpulkan mencakup 110 keluarga contoh, namun setelah dilakukan screening ditetapkan menjadi 100 keluarga. Purposif Purposif Purposif Purposif Random

Gambar 2 Alur penentuan lokasi dan contoh Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Kebumen Kecamatan Adimulyo

Desa Tegalsari (jauh dengan pusat pemerintahan/kantor

kecamatan) N=110 keluarga Desa Kemujan (dekat

dengan pusat pemerintahan/kantor

kecamatan) N=93 keluarga

17 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh menggunakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan tatap muka dan wawancara langsung dengan responden penelitian dan menggunakan pedoman wawancara terstruktur kuesioner. Data primer yang didapat terdiri dari :

1. Faktor internal keluarga yaitu karakteristik sosial ekonomi keluarga yang terdiri dari: umur, jumlah tanggungan keluarga, lama pendidikan suami- isteri, pekerjaan sampingan suami, pekerjaan ibu, pendapatan perkapita- pendapatan keluarga, luas pekarangan, dan status kepemilikan rumah. 2. Faktor eksternal keluarga yaitu program pemerintah untuk pengentasan

kemiskinan dan kerugian yang ditimbulkan akibat banjir.

3. Tekanan ekonomi yang dirasakan/persepsi tekanan ekonomi akibat kesulitan ekonomi seperti kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan keluarga setelah mengalami banjir.

4. Status kemiskinan keluarga diukur menggunakan indikator BKKBN, serta lokasi desa atau lokasi tempat tinggal keluarga petani.

5. Strategi koping aspek ekonomi yang terdiri dari penghematan pengeluaran dan penambahan pendapatan, serta strategi koping ekonomi lainnya. 6. Kesejahteraan keluarga petani diukur menggunakan indikator SQL

(Subjective Quality of Life).

Sementara itu data sekunder diperlukan untuk memperkaya dan menunjang analisis data primer. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, yaitu Kantor Badan Pusat Statistik, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Kantor Kecamatan, dan Kantor Desa di lokasi penelitian. Adapun data sekunder yang dikumpulkan mencakup data keadaan umum daerah penelitian yang meliputi kondisi geografis, administratif, kependudukan, sosial budaya, prasarana dan sarana.

Pengolahan dan Analisis Data

Instrumen yang telah disusun, diuji reliabilitas dan validitasnya. Uji validitas digunakan untuk menguji apakah instrumen dapat memperoleh data yang sesungguhnya. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji apakah hasil yang diperoleh instrumen memiliki nilai yang konsisten di setiap penggunaan instrumen. Data yang telah dikumpulkan, diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry, cleaning dan analyzing. Selanjutnya data dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun pengukuran variabelnya yang digunakan adalah:

1. Kerugian yang ditimbulkan akibat banjir diukur dengan menilai dari 8 butir pertanyaan yang menyangkut seberapa besar tingkat keparahan kerugian yang dialami. Setiap butir pertanyaan disediakan 4 jawaban yaitu : (skor 0) Tidak mengalami, (skor 1) Tidak parah, (skor 2) Parah, (skor 3) Sangat parah. Hasil skor total tersebut dikelompokkan menjadi 3 kategori dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

18

skor tertinggi – skor terendah Interval kelas =

jumlah kelas yang diinginkan Maka akan didapat kategori menjadi :

a. tingkat keparahan kerugian rendah dengan skor = <8 b. tingkat keparahan kerugian sedang dengan skor =8-16 c. tingkat keparahan kerugian tinggi dengan skor = >16

2. Persepsi tekanan ekonomi diukur berdasarkan rasa khawatir dan sedih karena kerugian yang dialami ketika banjir, kesulitan ekonomi, peningkatan pemenuhan dan pengeluaran kebutuhan. Instrumen yang digunakan memiliki nilai Cronbach’s alpha 0,897 terdiri dari 42 butir pertanyaan yang menyangkut persepsi keluarga terhadap tekanan ekonomi yang dialami akibat adanya kerugian yang ditimbulkan karena banjir dan kesulitan keuangan. Setiap butir pertanyaan disediakan 4 jawaban yaitu : (skor 0) Tidak pernah, (skor 1) Kadang- kadang, (skor 2) Sering (skor 3) Selalu. Selanjutnya jawaban responden diberikan skor dan diindeks menggunakan rumus sebagai berikut :

Skor yang dicapai - skor terendah

Indeks = X 100

Skor tertinggi – skor terendah Maka akan didapat kategori menjadi :

a. persepsi tekanan ekonomi rendah dengan indeks < 33,3 b. persepsi tekanan ekonomi sedang dengan indeks 33,3-66,6 c. persepsi tekanan ekonomi tinggi dengan indeks >66,6

3. Status kemiskinan keluarga buruh tani dianalisis secara deskriptif berdasarkan indikator keluarga sejahtera menurut BKKBN, keluarga dikelompokkan menjadi:

I. Keluarga pra sejahtera, jika tidak memenuhi kriteria keluarga sejahtera I (pra KS)

II. Keluarga sejahtera I (KS I) jika memenuhi enam kriteria KS I III. Keluarga sejahtera II (KS II) jika memenuhi kriteria KS I plus

delapan kriteria KS II

IV. Keluarga sejahtera III (KS III) jika memenuhi 14 kriteria KS II plus lima kriteria KS III

V. Keluarga sejahtera III plus (KS III plus) jika memenuhi 19 kriteria KS III plus dua kriteria.

Dengan pengelompokan tersebut, keluarga dikatakan miskin jika termasuk dalam keluarga pra KS dan KS I. Keluarga pra KS dan KS I merupakan keluarga miskin ditinjau dari segi ekonomi maupun sosial (pendidikan, keagamaan, kesehatan). Indikator yang dirumuskan oleh BKKBN adalah sebagai berikut :

1. Tahapan Pra Sejahtera;

Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu indikator tahapan Keluarga Sejahtera I.

19 2. Tahapan Keluarga Sejahtera I;

Adalah keluarga yang baru dapat memenuhi indikator-indikator berikut:

(1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih;

(2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian;

(3) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai, dinding yang baik;

(4) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan;

(5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi;

(6) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah. 3. Tahapan Keluarga Sejahtera II

Adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I (indikator 1 s/d 6) dan indikator berikut; (7) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah

sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing; (8) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga

makan daging/ikan/ telur;

(9) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang pakaian baru dalam setahun;

(10) Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah;

(11) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat, sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-masing;

(12) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan;

(13) Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin;

(14) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat kontrasepsi.

4. Tahapan Keluarga Sejahtera III ;

Adalah keluarga yangsudah memenuhi indikator Tahapan keluarga Sejahtera I dan Indikator Keluarga Sejahtera II (Indikator 1 s/d 14) dan indikator berikut;

(15) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama; (16) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang

atau barang;

(17) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi;

(18) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal;

(19) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/radio/tv.

20

Adalah keluarga yang memenuhi indikator Tahapan keluarga Sejahtera I, Indikator Keluarga Sejahtera II dan Indikator Keluarga Sejahtera III (Indikator 1 s/d 19) dan indikator berikut;

(20) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial;

(21) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/ institusi masyarakat.

5. Strategi koping ekonomi yang dijalankan oleh keluarga buruh tani di daerah rawan banjir ketika terjadi penurunan pendapatan terdiri dari tiga kegiatan yaitu strategi menambah pendapatan dan strategi mengurangi pengeluaran, serta strategi koping ekonomi lainnya (hutang, mengambil tabungan, menjual atau menggadaikan barang-barang). Data strategi koping diberi skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0 untuk jawaban tidak. Strategi koping menambah pendapatan, mengurangi pengeluaran, dan strategi koping lainnya secara keseluruhan dikelompokkan menjadi tiga yaitu sedikit, sedang dan banyak. Selanjutnya diukur juga intensitas atau seberapa sering strategi koping dilakukan yang diukur melalui cara menjawab pertanyaan dengan instrumen yang digunakan untuk mengukur intensitas melakukan strategi koping memiliki nilai Cronbach’s alpha

0,985 yang terdiri dari 42 butir pertanyaan. Setiap butir pertanyaan disediakan 4 jawaban yaitu : (skor 0) Tidak pernah, (skor 1) Kadang- kadang, (skor 2) Sering, (skor 3) Selalu.

Maka akan didapat kategori tingkat intensitas melakukan strategi koping, sebagai berikut :

a. tingkat intensitas melakukan strategi koping rendah/jarang, indeks <33,3 b. tingkat intensitas melakukan strategi koping sedang/sering, indeks 33,3-

66,6

c. tingkat intensitas melakukan strategi koping tinggi/sangat sering, indeks > 66,6 .

6. Sedangkan untuk pertanyaan mengenai kesejahteraan keluarga memiliki nilai Cronbach’s alpha 0,830 terdiri dari 30 butir pertanyaan yang menyangkut seberapa besar tingkat kepuasan dalam keluarga.

Setiap butir pertanyaan disediakan 3 jawaban yaitu : (skor 0) Tidak puas, (skor 1) Cukup puas, (skor 2) Puas. Indeks yang diperoleh dikategorikan ke dalam dua kategori yakni apabila indeks > 70 dikelompokan sejahtera dan indeks <70 persen dikelompokkan tidak sejahtera.

7. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik keluarga buruh tani di daerah rawan banjir. Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan kondisi masing-masing peubah yang mempengaruhi tekanan ekonomi, strategi koping, dan kesejahteraan keluarga buruh tani. Tujuan utamanya adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti secara objektif.

8. Perbedaan antara karakteristik keluarga, persepsi tekanan ekonomi, strategi koping keluarga, dan kesejahteraan keluarga menurut indikator

Subjective Quality of Life (SQL) yang bertempat tinggal di desa yang letaknya dekat dan jauh dari kantor kecamatan atau pusat pemerintahan diuji dengan menggunakan uji-t dua sampel independen. Sedangkan

21 perbedaan status kemiskinan keluarga menurut indikator BKKBN menggunakan analisis Mann-Whitney U.

9. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis faktor- faktor yang berpengaruh terhadap persepsi tekanan ekonomi, strategi koping, dan kesejahteraan keluarga (indikator Subjective Quality of Life/SQL). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Persepsi keluarga terhadap tekanan ekonomi:

Y1= α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4 + β5X5+ β6X6 + β7X7 + Y1D1 + Y2D2 + Y3D3 + Y4D4 + Y5D5 + ε

Keterangan:

Y1= Persepsi terhadap tekanan ekonomi (indeks)

α = Konstanta

β= Koefisien regresi

X1 = Usia suami (tahun)

X2 = Jumlah tanggungan keluarga (jiwa)

X3 = Lama pendidikan suami (tahun)

X4 = Luas rumah-pekarangan (ubin)

X5 = Pendapatan perkapita (Rp/bulan)

X6= Tingkat keparahan kerugian banjir (skor)

X7= Bantuan pemerintah yang pernah diterima (jenis)

D1=Pekerjaan sampingan kepala keluarga (0=tidak memiliki, 1=memiliki)

D2= Pekerjaan ibu (0=tidak memiliki, 1=memiliki)

D3= Status kepemilikan rumah (0=tidak memiliki, 1=memiliki)

D4= Lokasi desa (0=jauh dari ibukota kecamatan, 1= dekat dari ibukota kecamatan)

D5= Status kemiskinan keluarga (0=miskin, 1= tidak miskin) ε = Error

b. Strategi koping ekonomi :

Y2= α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4 + β5X5+ β6X6 + β7X7 + Y1D1 + Y2D2 +

Y3D3 + Y4D4 + Y5D5 + ε

Keterangan :

Y2= Banyaknya (kegiatan) dan intensitas strategi koping (indeks)

α = Konstanta

β= Koefisien regresi

X1 = Usia suami (tahun)

X2 = Jumlah tanggungan keluarga (jiwa)

X3 = Lama pendidikan suami (tahun)

22

X5 = Pendapatan perkapita (Rp/bulan)

X6= Tingkat keparahan kerugian banjir (skor)

X7= Persepsi tekanan ekonomi (indeks)

D1= Pekerjaan sampingan kepala keluarga (0=tidak memiliki, 1=memiliki)

D2= Pekerjaan ibu (0=tidak memiliki, 1=memiliki)

D3= Status kepemilikan rumah (0=tidak memiliki, 1=memiliki)

D4= Lokasi desa (0=jauh dari ibukota kecamatan, 1= dekat dari ibukota kecamatan)

D5= Status kemiskinan keluarga (0=miskin, 1= tidak miskin) ε = Error

b. Kesejahteraan keluarga (SQL):

Y3 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + Y1D1 +

Y2D2 + Y3D3 + Y4D4 + Y5D5 + ε

Keterangan :

Y3= Kesejahteraan keluarga (indeks)

α = Konstanta β= Koefisien regresi

X1 = Usia suami (tahun)

X2 = Jumlah tanggungan keluarga (jiwa)

X3 = Lama pendidikan suami (tahun)

X4 = Luas rumah-pekarangan (ubin)

X5 = Pendapatan perkapita (Rp/bulan)

X6= Persepsi tekanan ekonomi (indeks)

X7= Banyaknya strategi koping yang dilakukan (kegiatan)

X8= Intensitas melakukan strategi koping (indeks)

D1=Pekerjaan sampingan kepala keluarga (0=tidak memiliki, 1=memiliki)

D2= Pekerjaan ibu (0=tidak memiliki, 1=memiliki)

D3= Status kepemilikan rumah (0=tidak memiliki, 1=memiliki)

D4= Lokasi desa (0=jauh dari ibukota kecamatan, 1= dekat dari ibukota kecamatan)

D5= Status kemiskinan keluarga (0=miskin, 1= tidak miskin) ε = Error

Variabel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan atas kerangka pemikiran penelitian (Tabel 1).

23 Tabel 1 Variabel penelitian dan pengukurannya

No Variabel Ukuran Keterangan

1. Karakteristik Keluarga - Usia suami - Jumlah tanggungan keluarga ‐ Pendidikan suami-isteri - Pekerjaan sampingan kepala keluarga dan pekerjaan ibu - Aset keluarga

- Luas rumah-pekarangan -Pendapatan perkapita- pendapatan keluarga , pengeluaran per kapita -Status kepemilikan rumah

- (tahun) - (jiwa) - (Lama pendidikan=tahun) /Jenjang pendidikan 0=Tidak Sekolah;1=SD;2=SLTP ;3=SLTA;4=Akademi;5 =Sarjana; 6=Pascasarjana - (jenis pekerjaan), (0=tidak memiliki, 1=memiliki) - (jenis) - (ubin) - (Rp/bulan) -(0=tidak memiliki, 1=memiliki) 2. Bantuan pemerintah yang

pernah diterima keluarga

- [1] Raskin - [2] Jamkesmas/BPJS - [3] Program rumah murah - [4] Bantuan Langsung Tunai (BLT) - [5] Sembako murah (bantuan terkait bencana banjir)

- Bantuan yang pernah diterima

(skor, ya=1, tidak =0)

3. Kerugian yang ditimbulkan akibat banjir - [1] Kerusakan rumah - [2]Kehilangan pekerjaan - [3] Luka-lukafisik - [4]Mengalami cacat tetap - [5]Terganggunya kesehatan non fisik/trauma batin - [6] Kehilangan harta benda - [7]Kehilangan anggota keluarga - [8]Mengalami gagal panen

- Seberapa besar tingkat keparahan kerugian yang dialami (skor).

- Terdiri dari 8 pertanyaan : a.tingkat keparahan

kerugian rendah skor <8 b.tingkat keparahan

kerugian sedang skor 8- 16

c.tingkat keparahan kerugian tinggi skor 16- 24

24

Lanjutan Tabel 1 Variabel penelitian dan pengukurannya

No Variabel Ukuran Keterangan

4. Persepsi Tekanan Ekonomi

- adanya rasa khawatir, frustasi, dan kesulitan keuangan serta rasa ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

- Persepsi tekanan ekonomi yang dialami akibat adanya kerugian yang ditimbulkan karena banjir (indeks) - Terdiri dari 42

pertanyaan: a. persepsi tekanan

ekonomi rendah indeks <33,3

b. persepsi tekanan ekonomi sedang indeks 33,3-66,6 c. persepsi tekanan ekonomi tinggi indeks >66,6 5. Status Kemiskinan Keluarga

- Indikator BKKBN - (skor dari 21 butir pertanyaan) 6. Strategi koping

Aspek ekonomi yang dilakukan

Strategi koping keluarga:

a. Strategi mengurangi pengeluaran

b. Menambah income /pendapatan

c. Strategi koping ekonomi lainnya - [1] Sedikit (≤14 kegiatan); [2] sedang (15-30 kegiatan); [3] banyak (31-42 kegiatan) a. [1] Sedikit (≤8 kegiatan); [2] sedang (9-16 kegiatan); [3] banyak (17-24 kegiatan) b. [1] Sedikit (≤4 kegiatan); [2] sedang (5-9 kegiatan); [3] banyak (10-14 kegiatan) c. [1] Sedikit (≤1 kegiatan); [2] sedang ( 2 kegiatan); [3] banyak (3-4 kegiatan) - Terdiri dari 42 pertanyaan: a. tingkat intensitas melakukan strategi koping rendah, indeks <33,3 b. tingkat intensitas melakukan strategi koping sedang,indeks 33,3-66,6 c. tingkat intensitas melakukan strategi koping tinggi, indeks >66,6 7. Kesejahteraan Keluarga Subjective Quality of Life

(SQL)

- Terdiri dari 30 pertanyaan (indeks) Tidak sejahtera indeks ≤ 70, Sejahtera indeks >70

25 Definisi Operasional

1. Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau keseluruhan bangunan yang memiliki hubungan darah atau hubungan akibat perkawinan.

2. Petani adalah dalam penelitian ini orang yang bermata pencaharian utamanya sebagai buruh tani.

3. Keluarga petani adalah dalam penelitian ini keluarga juga sekaligus merupakan rumah tangga dimana kepala keluarganya memiliki alokasi waktu dan sumber penghasilan utamanya sebagai buruh tani.

4. Kerugian akibat banjir adalah suatu keadaan kesulitan keluarga dimana disebabkan suatu keluarga mengalami gangguan, kehilangan, dan kerusakan baik secara fisik, ekonomi maupun psikologis (dinyatakan dalam skor)

5. Bantuan pemerintah adalah banyaknya bantuan yang pernah diterima keluarga petani (dinyatakan dalam jenis).

6. Persepsi tekanan ekonomi adalah adanya rasa khawatir, frustasi, dan kesulitan keuangan serta rasa ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang dialami keluarganya akibat adanya kerugian yang ditimbulkan karena banjir (dinyatakan dalam indeks)

7. Status kemiskinan keluarga adalah kondisi ekonomi keluarga diukur dengan indikator kemiskinan yang dirumuskan oleh BKKBN (keluarga miskin-tidak miskin).

8. Strategi koping ekonomi adalah upaya mengatasi masalah melalui usaha- usaha dalam bidang ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, yang meliputi strategi penghematan dan strategi penambahan pendapatan, serta strategi koping ekonomi lainnya (dinyatakan dalam kegiatan dan indeks). 9. Banyaknya strategi koping adalah banyaknya kegiatan upaya mengatasi

masalah melalui usaha-usaha dalam bidang ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, yang meliputi strategi penghematan dan strategi penambahan pendapatan, serta strategi koping ekonomi lainnya (dinyatakan dalam kegiatan).

10. Intensitas strategi koping adalah sering atau tidaknya melakukan kegiatan upaya mengatasi masalah melalui usaha-usaha dalam bidang ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, yang meliputi strategi penghematan dan strategi penambahan pendapatan, serta strategi koping ekonomi lainnya (dinyatakan dalam indeks).

11. Kesejahteraan keluarga adalah kesejahteraan subjektif keluarga yang diukur berdasarkan indikator Subjective Quality of Life /SQL (dinyatakan dalam indeks).

Dokumen terkait