• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seseorang yang akan berbicara di depan publik sangat wajar bila diliputi kecemasan.

Hal itu sudah manusiawi. Rasa takut dan cemas tidak untuk dihindari, tetapi untuk dihadapi.

Dengan menghadapi rasa takut dan cemas, Anda akan belajar bagaimana cara mengendalikannya. Kecemasan merupakan suatu energi saraf yang dibangkitkan oleh perasaan (Mears, 2008: 125). Rasa cemas dapat dapat menghancurkan semangat seseorang,

atau sebaliknya, dapat membangkitkan semangat seseorang.

Cara utama untuk mengatasi rasa cemas adalah dengan mengontrol emosi. Jika Anda akan berbicara di depan publik dan Anda diliputi rasa cemas, Anda harus memastikan dapat mengontrol emosi Anda dengan baik. Ibaratnya seorang sopir harus belajar untuk mengendalikan gigi-gigi persneling mobilnya sebelum dia melakukan perjalanan secara aman, kemudian akan timbul rasa percaya diri ketika dia mendapati tangannya secara otomatis dan luwes dapat memindahkan gigi persneling dengan baik. Jika sudah seperti itu, kecemasan pun akan hilang. Demikian juga dengan seseorang yang akan berbicara di depan publik, kecemasan akan hilang jika sudah terbiasa mengontrol diri sendiri sebelum tampil.

Cemas dapat membuat seseorang menjadi gugup dan demam panggung. Gugup dan demam panggung adalah hal yang normal dialami setiap pembicara di depan umum, bahkan pembicara terbaik pun pernah mengalami gugup atau demam panggung pada saat mereka pertama kali berbicara di depan umum. Rasa gugup dan demam panggung hanya bisa diatasi dengan proses latihan. Anda hanya memerlukan latihan yang terus-menerus dalam mengontrol diri Anda sendiri agar dapat menjadi pembicara yang sukses.

2.2.1 Tarik Napas Dalam-Dalam Sebelum Tampil (the Magic of Oxygen)

Biasanya karena merasa cemas, Anda akan merasakan ketegangan fisik. Lalu, Anda akan lupa untuk bernapas. Jika sampai terjadi hal demikian, dapat berakibat Anda tergagap-gagap. Orang yang merasa cemas, tubuhnya terasa seperti membeku dan penampilannya terlihat kaku. Akibatnya, Anda akan lupa apa yang harus disampaikan, salah bicara, terbata-bata, bahkan dapat juga tubuh Anda gemetar terutama kaki dan tangan. Oleh karena itu, jangan biarkan rasa cemas menghantui Anda.

Sebelum tampil, sebaiknya Anda mengontrol napas dengan baik. Cara mudahnya adalah menarik napas dalam-dalam kemudian keluarkan secara perlahan-lahan pula dengan tersenyum. Bernapaslah dengan panjang dan tenang. Tarik napas Anda, lalu keluarkan pelan-pelan. Lakukan berkali-kali sampai Anda menemukan diri Anda merasa lebih baik daripada sebelumnya. Tanpa disadari, Anda akan merasakan rileks.

2.2.2 Combat Your Hidden Enemies

Salah satu faktor penyebab rasa cemas adalah pikiran negatif tentang diri sendiri.

Perasaan cemas sangat erat kaitannya dengan rasa percaya diri yang kurang atau minder.

Kalau perasaan minder terus dipelihara, yang terjadi malah akan membuat Anda semakin

lemah. Ketika seseorang yang akan berbicara merasa cemas, berbagai prasangka buruk akan muncul dalam pikiran. Misalnya, jangan-jangan audiensnya datang untuk mempermalukan penampilan saya, jangan-jangan audiensnya terlalu kritis sehingga akan menanyakan hal yang sulit kepada saya dan saya tidak bisa menjawab, jangan-jangan nanti suara saya akan hilang, jangan-jangan penampilan saya buruk, dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Mears (2008: 127) bahwa sejauh yang menjadi urusan pembicara, ada enam alasan utama untuk rasa takut, yaitu rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui, rasa takut jika disalahtafsirkan, rasa takut terhadap audiens, rasa takut tidak bisa didengarkan suaranya, rasa takut terhadap diri sendiri, dan rasa takut terhadap reaksi fisik atas pidato atau materi yang disampaikan. Pikiran-pikiran semacam itu akan menumbangkan kepercayaan diri. Minder sesaat tentu saja boleh asal tidak terus-menerus. Oleh karena itu, jika Anda akan berbicara di depan publik, buanglah pikiran-pikiran negatif tentang diri Anda. Berpikirlah bahwa Anda akan tampil berbicara di depan umum untuk tujuan baik sehingga energi positif dan optimis akan muncul dalam pikiran Anda.

2.2.3 Buat Persiapan Matang

Untuk menjadi pembicara sukses tidaklah mudah. Anda harus mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penampilan Anda, baik itu persiapan fisik maupun nonfisik.

Persiapan fisik meliputi melatih pernapasan yang benar dan latihan menyampaikan materi.

Anda harus mengetes suara sebelum tampil supaya dapat membangkitkan rasa percaya diri.

Selain itu, persiapan nonfisik yang harus dilakukan adalah materi yang akan disampaikan ke-pada audiens. Orang yang pandai berbicara jika tidak ada persiapan matang tentang materi yang akan disampaikan maka tidak akan berjalan baik. Sebaliknya, seseorang yang tidak ter-lalu pandai berbicara akan tertutupi oleh persiapan materi yang matang.

Persiapan yang baik merupakan kunci rasa percaya diri, lalu rasa percaya diri merupakan kunci untuk bisa lebih rileks. Menurut Fred Pryor Organization, persiapan yang baik akan mengurangi ketegangan fisik sampai dengan 75% dan akan meningkatkan kemun-gkinan terhindar dari kesalahan sampai dengan 95% (Hayaza’, 2011: 33). Oleh karena itu, se-belum tampil berbicara di depan umum, banyak hal yang harus diperhatikan, terutama adalah kesiapan diri sendiri. Jika Anda gagal pada tahap persiapan yang seharusnya Anda lakukan, berarti sama saja dengan Anda bersiap-siap untuk gagal (Hayaza’, 2011: 33).

2.2.4 Jangan Terbebani oleh Penampilan, Fokuslah pada Komunikasi

Biasanya seseorang yang akan berbicara di depan publik menomorsatukan masalah

penampilan fisik. Misalnya, Anda harus memakai baju seperti apa supaya cocok dengan acara yang akan digelar. Seringkali Anda tidak mempersiapkan cara berbicara dan cara menyampaikan materi. Sebelum tampil di depan umum, pastikan Anda mencari tahu konteks acaranya seperti apa sehingga Anda dapat mempersiapkan penampilan Anda. Persiapkan pakaian dengan warna yang paling cocok dengan Anda dan berpakaianlah yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dan disesuaikan pula dengan audiens yang akan mendengarkan (Hamdani, 2012: 66). Sesudah itu, luangkan waktu Anda sebanyak mungkin untuk memikirkan cara menyampaikan materi dengan baik di hadapan audiens Anda. Anda dapat berlatih berbicara, mengecek suara, dan sebagainya. Jika Anda memiliki banyak waktu untuk mengecek beberapa hal tersebut, dapat membantu Anda untuk mengurangi kecemasan. Yang paling penting adalah ketika proses berbicara Anda tidak akan terbebani oleh penampilan Anda: jangan saya salah kostum, jangan baju saya warnanya norak, jangan-jangan saya ditertawakan karena sepatu saya sudah usang, dan sebagainya. Berbagai pikiran negatif seperti ini seharusnya dihilangkan. Muncullah dengan penampilan terbaik Anda sehingga Anda akan meningkatkan kepercayaan diri Anda yang pada akhirnya Anda dapat fokus pada komunikasi.

2.2.5 Jangan Bebani Pikiran Anda dengan Berusaha Menghafal Teks Pidato

Anda pasti sudah pernah mendengarkan pidato atau sejenisnya yang sangat membosankan? Salah satu hal yang membuat pidato itu membosankan adalah pembicaranya menghafalkan teks. Seorang pembicara yang menghafalkan teks akan terlihat kaku dan tidak bisa berimprovisasi, bahkan yang lebih parahnya, jika pembicara tersebut gugup atau grogi, semua yang sudah dihafalkan akan hilang seketika. Apakah Anda ingin mengalami hal seperti itu? Jika tidak ingin, ubahlah kebiasaan Anda untuk tidak menghafalkan teks pidato. Anda akan menjadi terbebani ketika berusaha menghafal teks pidato. Jika Anda hanya mengandalkan hafalan, komunikasi Anda akan kaku, cepat lupa, dan audiens Anda akan bosan. Untuk itu, Anda menghafal poin-poin penting yang akan disampaikan saja. Anda hanya perlu mempersiapkan poin-poin yang akan disampaikan, kemudian mencari dan membaca bahan-bahan yang berkaitan dengan hal itu, lalu berlatih sendiri menyampaikan materi itu sembari mengecek suara dan penampilan Anda. Metode ini sangat menolong Anda untuk mengurangi rasa cemas dibandingkan dengan Anda menghafal teks.

2.2.6 Gunakan Alat Bantu/Peraga untuk Mengalihkan Kecemasan

Alat bantu/peraga dapat mengalihkan kecemasan Anda. Ketika Anda berbicara di depan

publik untuk menyampaikan materi, Anda dapat memanfaatkan alat bantu seperti komputer untuk menayangkan powerpoint. Saat ini powerpoint adalah alat bantu visual yang sangat umum digunakan oleh pembicara dalam presentasinya. Powerpoint dapat menolong Anda ketika Anda lupa apa yang akan disampaikan kepada audiens. Hal ini erat kaitannya dengan menghafal teks. Dengan menggunakan bantuan powerpoint, Anda tidak perlu menghafal teks.

Anda dapat menggunakan powerpoint untuk menuliskan poin-poin penting yang akan Anda sampaikan.

Selain itu, Anda dapat juga membawa alat peraga yang berkaitan langsung dengan materi yang Anda sampaikan. Misalnya, Anda sedang presentasi tentang perbedaan motif batik Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan. Anda dapat membawa contoh kain batik yang berasal dari ketiga daerah tersebut untuk ditunjukkan kepada audiens supaya audiens Anda percaya dengan apa yang Anda katakan. Contoh lainnya adalah ketika Anda menjelaskan bagian-bagian Candi Borobudur, Anda dapat membawa miniatur Candi Borobudur untuk ditunjukkan kepada audiens Anda. Membawa alat peraga seperti ini juga dapat menolong Anda untuk mengurangi kecemasan dan mencairkan kekakuan suasana karena audiens Anda akan tertarik dengan alat peraga yang akan bawa. Sekali lagi, Anda akan selamat dari maut kecemasan dan kekhawatiran tentang suasana pada saat Anda berbicara hanya dengan membawa alat peraga yang mendukung.

Dokumen terkait