• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 1 KETERAMPILAN WICARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 1 KETERAMPILAN WICARA"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS GADJAH MAD A FAKULTAS ILMU BUDAYA

JURUSAN SASTRA INDONESIA

Jln. Humaniora 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Buku 2: RKPM

(Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 1

KETERAMPILAN WICARA

Semester Ganjil/3SKS/BDI 1209 oleh

Drs. Heru Marwata, M.Hum.

Didanai dengan dana BOPTN P3­UGM Tahun Anggaran 2012

Desember 2012

(2)

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM)

Pertemuan ke

Tujuan Ajar/

Keluaran/

Indikator

Topik (pokok, subpokok

bahasan, alokasi waktu)

Media Ajar

Metode Evaluasi

dan Penilaian

Metode

Ajar Aktivitas Mahasiswa

Aktivitas Dosen/

Nama Pengajar

Sum ber Ajar

Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas

1 Mahasiswa memahami pengertian, arti penting, dan manfaat

keterampilan wicara

1. Pengertian keter- ampilan wicara 2. Arti penting keter-

ampilan wicara 3. Manfaat keter-

ampilan wicara Waktu: 1x pertemuan

@100 menit

Kuis:

Tanya jawab:

mahasiswa yang aktif akan mendapatkan tambahan poin

Mahasiswa berkelom- pok dan diskusi

1. 2—3

mahasiswa dimin-ta menjadi contoh ber- bicara di kelas (dire- kam)

2. Mahas-

iswa berdiskusi dan memberikan ko- mentar dengan kelom-poknya,

3. Mahas-

iswa mendisku-sikan dan menyusun draf materi untuk di-sam- paikan di kelas

4. Tanya

jawab

Dosen mem-berikan penga-yaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD

Pustak a 1, 2, 3, 4

(3)
(4)

BAB I

PENGERTIAN, ARTI PENTING, DAN MANFAAT KETERAMPILAN WICARA

PENDAHULUAN

Deskripsi singkat

Bab ini berisi pengertian dan manfaat keterampilan wicara. Materi pengertian dan manfaat keterampilan wicara merupakan pengantar untuk mempelajari keterampilan wicara lebih lanjut.

Manfaat

Pengertian dan manfaat keterampilan wicara perlu disampaikan kepada mahasiswa untuk menumbuhkan sikap sadar diri bahwa kemampuan berbicara sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Relevansi

Pengertian dan manfaat keterampilan wicara erat kaitannya bab selanjutnya, yaitu kiat sukses tampil berwicara di depan umum, di antaranya kompetensi yang harus dimiliki seorang pembicara untuk dapat berbicara di depan umum, cara mengatasi kecemasan, tips sukses berbicara di depan umum, dan hal-hal yang harus dihindari ketika berbicara di depan umum.

Learning Outcomes

Konsep pengertian dan manfaat keterampilan wicara diharapkan dapat menjadi bekal mahasiswa untuk berpikir bahwa keterampilan wicara perlu dimiliki mengingat setiap aktivitas memerlukan keterampilan wicara. Mahasiswa yang memahami pentingnya memiliki keterampilan wicara akan dapat meyakinkan diri untuk berlatih dan mengaplikasikan keterampilan wicara pada setiap kesempatan yang ada. Dengan kata lain, setelah mendapatkan pengertian dan manfaat keterampilan wicara, mahasiswa berani aktif dalam diskusi perkuliahan, organisasi kampus, maupun dalam kehidupan sehari-hari.

PENYAJIAN

Berbicara merupakan aktivitas normal yang dilakukan dan diperlukan oleh setiap orang.

Setiap saat kita perlu berbicara, misalnya dengan anggota keluarga, teman atau dosen, kolega atau teman kerja, ketika bertemu dengan teman di jalan, dan sebagainya. Hal ini karena

(5)

dengan berbicara, kita dapat menyampaikan ide atau gagasan, pemikiran, pendapat, maupun perasaan yang sedang kita rasakan.

1.1 Apa yang Dimaksud dengan Keterampilan Wicara?

Siapa pun dapat berbicara, dapat menyampaikan pendapat, kapan pun dan di mana pun berada. Namun, apabila kita amati, tidak setiap orang dapat berbicara dengan baik. Baik dalam hal ini adalah menyangkut penyampaian ide atau gagasan. Tidak semua orang dalam berbicara memiliki kemampuan yang baik untuk menyampaikan isi pesannya kepada orang lain sehingga dapat dimengerti sesuai dengan keinginannya. Tidak semua orang memiliki kemampuan yang baik dalam menyelaraskan atau menyesuaikan dengan detail yang tepat antara hal yang ada dalam pikiran atau perasaannya dengan hal yang diucapkannya sehingga orang lain yang mendengarkannya dapat memiliki pengertian dan pemahaman yang tepat sama dengan keinginan pembicara. Kadangkala seseorang memiliki ide atau gagasan yang sangat menarik dan bagus, tetapi karena tidak dapat menyampaikan dengan baik di hadapan orang lain, tidak akan dinilai menarik. Sebaliknya, orang yang dapat menyampaikan idenya dengan baik dan meyakinkan, siapa pun yang mendengarkan setuju dengan ide yang seder- hana dan sepele.

Berbicara di depan publik memerlukan keahlian. Contoh mudah adalah seorang presid- en yang sedang berbicara di hadapan rakyatnya, seorang dosen yang sedang mengajar mahas- iswanya, atau seorang motivator memberikan kata-kata motivasi di hadapan orang banyak.

Menyampaikan gagasan atau ide di hadapan orang banyak sering kita sebut sebagai berbicara di depan publik (public speaking). Lalu, bagaimana dengan seorang anak kecil yang mem- baca puisi ketika pentas seni? Bagaimana pula dengan ibu-ibu yang mengobrol dalam acara arisan? Apakah kedua aktivitas tersebut juga termasuk public speaking? Public speaking se- cara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu teknik mengomunikasikan pesan atau pendapat di depan banyak orang agar orang lain memahami informasi yang disampaikan atau bahkan mengubah pandangan atau pendapat yang disampaikan dalam dialog secara berkesinam- bungan dan memiliki alur yang jelas (Astuti, 2011: 8-9). Dengan demikian, seorang anak ke- cil yang membacakan puisi ketika pentas seni, ibu-ibu yang mengobrol dalam acara arisan, bahkan seorang mahasiswa yang bertanya tugas kepada dosennya bukan termasuk public speaking.

Public speaking adalah proses berbicara kepada sekelompok orang secara sengaja serta ditujukan untuk menginformasikan, memengaruhi, atau menghibur pendengar (Yanuarita, 2012: 9). Keterampilan berbicara juga dapat disebut sebagai keterampilan yang dimiliki

(6)

seseorang dalam hal menyampaikan pesan melalui bahasa lisan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu meyakinkan, memberi instruksi, memberi informasi, memberi rangsangan, dan menghibur, termasuk menyampaikan materi perkuliahan, ajakan untuk hidup sehat, ajakan untuk tertib berlalu lintas, dan sebagainya. Istilah public speaking muncul dan dikembangkan oleh bangsa Yunani kuno (Yanuarita, 2012: 9). Bahkan, public speaking dapat juga disebut sebagai seni, khususnya di lingkungan yang kompetitif di Amerika Utara (Yanuarita, 2012:

9). Keterampilan berbicara di depan publik menjadi kebiasaan hingga sekarang.

Public speaking bagi sebagian orang merupakan hal yang berat, bahkan dapat menjadi sebuah hal yang selalu ingin dihindari. Bahkan, orang yang kesehariannya cerewet luar biasa, tetapi ketika diminta untuk berbicara di depan umum tidak mampu (Hamdani, 2012: 9). Be- berapa orang bahkan beranggapan bahwa orang yang dapat berbicara di depan publik hanya- lah orang yang berbakat. Para pembicara terkenal, seperti pembawa acara di televisi, penyiar radio, atau kyai yang ceramah dianggap sudah pandai berbicara sejak kecil. Namun, faktanya lain. Seseorang yang menjadi pembicara besar merupakan hasil latihan dan pembiasaan.

Dengan kata lain, public speaking bukan masalah bakat. Berbicara saja tidaklah cukup. Ber- bicara merupakan suatu keterampilan. Untuk dapat memiliki keterampilan dalam berbicara, diperlukan latihan yang berulang-ulang dan dengan intensitas yang tinggi. Kunci public speaking adalah latihan (Yanuarita, 2012: 10).

Keterampilan berbicara yang baik dan benar ketika dibutuhkan tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi membutuhkan latihan dan pembiasaan. Pernahkah Anda melihat seseorang yang berbicara di depan orang banyak dengan penampilan yang memukau? Kata-kata menga- lir lancar, bahasa tubuh begitu sempurna, dan tampil begitu percaya diri? Percayalah, itu bukan hasil latihan semalam, melainkan hasil latihan yang cukup lama.

1.2 Mengapa Perlu Keterampilan Wicara?

Keterampilan berwicara di depan umum secara efektif adalah kebutuhan bagi orang- orang yang ingin sukses. Siapa pun itu, misalnya politisi, pejabat pemerintah, manajer perusahaan, pegawai atau karyawan, profesional, dokter, teknisi, ilmuwan, pengusaha, mahasiswa, guru, alim ulama, sales, receptionist, dan sebagainya dituntut untuk dapat berbicara. Seorang ahli yang tidak mampu menyampaikan keahliannya dalam berbicara pun akan membuat keahlian itu terpendam tanpa ada manfaat bagi khalayak umum. Dengan kata lain, keterampilan berwicara menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh seseorang untuk dapat menyampaikan ide, pendapat, gagasan, dan sebagainya kepada orang lain, baik dalam forum resmi maupun tidak resmi.

(7)

Kemampuan berbicara secara langsung maupun tidak langsung akan membawa dampak bagi pekerjaan atau diri pribadi seseorang. Orang yang terampil berbicara di hadapan orang banyak pada umumnya mendapat respek dan penghargaan orang banyak. Sebaliknya, orang yang tidak terampil berbicara di hadapan orang banyak, sekalipun yang bersangkutan hartawan dan berpangkat akan kurang mendapat penghargaan yang setimpal dengan kedudukannya.

1.3 Apakah Manfaat Keterampilan Wicara?

Seperti yang sudah diuraikan di atas, setiap manusia perlu berbicara. Hal ini karena manusia tidak bisa hidup sendiri, tetapi harus berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Seseorang yang terampil berwicara dapat berkomunikasi dengan baik kepada teman, orang tua, kolega, atasan, dan sebagainya. Orang yang terampil berwicara dapat menyampaikan pesan dengan baik kepada pendengarnya sehingga pesan tersebut akan dipahami dan dimengerti persis sama dengan pemikiran pembicara. Lebih dari itu, seseorang yang memiliki keterampilan wicara yang baik akan dapat berkomunikasi dengan baik dan akan disegani oleh orang lain. Keuntungan lain dari memiliki keterampilan berwicara yang baik adalah agar dapat meraih kesuksesan. Orang dengan keterampilan berbicara yang baik akan dekat dengan kesuksesan. Selain itu, salah satu keuntungan menguasai keterampilan wicara adalah kita menjadi lebih mudah bergaul dan menempatkan diri.

Setiap orang dapat berbicara, tetapi tidak setiap orang dapat berbicara dengan baik di depan orang banyak. Untuk dapat berbicara dengan baik di depan orang banyak diperlukan sebuah keterampilan, yakni keterampilan wicara. Keterampilan wicara sangat diperlukan agar Anda dapat mengomunikasikan ide, pendapat, argumen, atau informasi tertentu dengan baik.

Orang yang dapat berbicara dengan baik akan mudah mendapat teman, disegani orang banyak, dan akan memiliki jalan luas untuk menuju kesuksesan.

Aktivitas

a. 2—3 mahasiswa diminta menjadi contoh berbicara di kelas (direkam).

b. Mahasiswa berdiskusi dan memberikan komentar dengan kelompoknya.

c. Dosen memberikan pengayaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD.

d. Mahasiswa mendiskusikan dan menyusun draft materi untuk disampaikan di kelas.

e. Tanya jawab.

(8)

Tugas dan/atau latihan

Mahasiswa diberi tugas mengamati orang yang berbicara di depan umum, misalnya presiden, politikus, atau orator.

Rangkuman

Keterampilan berbicara adalah aktivitas berbicara di depan orang banyak dengan tujuan menyampaikan informasi, memengaruhi, memperingatkan, atau mengajak untuk melakukan sesuatu hal, meyakinkan, memberi instruksi, memberi informasi, memberi rangsangan, dan menghibur. Keterampilan berbicara bukan masalah bakat, tetapi merupakan hasil latihan yang berulang-ulang. Seseorang yang memiliki keterampilan wicara yang baik akan dapat berkomunikasi dengan baik, dapat menyampaikan ide dan informasi dengan terstruktur, dan akan disegani oleh orang lain.

PENUTUP a. Penilaian

1) Perkuliahan dikatakan berhasil jika mahasiswa dapat menyampaikan ide/pendapat secara verbal.

2) Aspek-aspek yang dinilai adalah keberanian, cara menyampaikan ide, dan durasi berbicara.

3) Rentang nilai adalah 549—1.000.

b. Tindak lanjut

Mahasiswa yang belum lancar berbicara di depan umum dicatat, diberi komentar, dan diberi saran agar selanjutnya dapat tampil sesuai yang diharapkan.

(9)
(10)

Evaluasi yang direncanakan

Pembelajaran perkuliahan ini dikatakan berhasil apabila mahasiswa dapat

Butir kemampuan Indikator keberhasilan

Butir penilaian Poin maks.

Menyampaikan gagasan secara verbal

penyajian menarik

100 penyajian sistematis

penyajian jelas dan meyakinkan

(11)

UNIVERSITAS GADJAH MAD A FAKULTAS ILMU BUDAYA

JURUSAN SASTRA INDONESIA

Jln. Humaniora 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Buku 2: RKPM

(Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 2—4

KETERAMPILAN WICARA

Semester Ganjil/3SKS/BDI 1209 oleh

Drs. Heru Marwata, M.Hum.

Didanai dengan dana BOPTN P3­UGM Tahun Anggaran 2012

Desember 2012

(12)

Pertemuan ke

Tujuan Ajar/

Keluaran/

Indikator

Topik (pokok, subpokok

bahasan, alokasi waktu)

Media Ajar

Metode Evaluasi

dan Penilaian

Metode

Ajar Aktivitas Mahasiswa

Aktivitas Dosen/

Nama Pengajar

Sumber Ajar

Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas

2 Mahasiswa mengetahui dan

memahami kompetensi yang harus dimiliki seorang pembicara

Kompetensi yang harus dimiliki

pembicara:

1.Mental yang kuat

2.Keberanian 3.Rasa percaya

diri

4.Wawasan luas

5.Suara/vokal jelas

6.Sikap ramah dan teng- gang rasa Waktu: 1x pertemuan

@100 menit

Kuis:

Tanya jawab:

mahasiswa yang aktif akan

mendapatka n tambahan poin

Mahasis wa berkelom -pok dan diskusi

1. 2—3 mahas- iswa dimin-ta menjadi contoh ber-bicara di kelas (dire-kam) 2. Mahasiswa ber-

diskusi dan memberikan ko- mentar dengan kelom-poknya, 3. Mahasiswa

mendisku-sikan dan menyusun draf materi un- tuk di-sampaik- an di kelas 4. Tanya jawab

Dosen mem- berikan penga- yaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD

Pustaka 1, 2, 3, 4

(13)

3 Mahasiswa dapat memahami dan

mempraktik kan cara mengatasi kecemasan saat tampil berbicara di depan

umum

Cara mengatasi kecemasan:

1.Menarik na- pas dalam- dalam se- belum tampil 2.Combat your

hidden en- emies 3.Menghil-

angkan pikir- an negatif tentang diri sendiri 4.Membuat

persiapan matang 5.Memfok-

uskan diri 6.Menggun- akan alat bantu untuk menga-lihkan kecemasan Waktu: 1x pertemuan

@100 menit

Kuis:

Tanya jawab:

mahasiswa yang aktif akan

mendapatka n tambahan poin

Mahasis wa berkelom -pok dan diskusi

1. 2—3 mahas- iswa dimin-ta menjadi contoh ber-bicara di kelas (dire-kam) 2. Mahasiswa ber-

diskusi dan memberikan ko- mentar dengan kelom-poknya, 3. Mahasiswa

mendisku-sikan dan menyusun draf materi un- tuk di-sampaik- an di kelas 4. Tanya jawab

Dosen mem- berikan penga- yaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD

Pustaka 1, 2, 3, 4

(14)

4 Mahasiswa dapat memahami dan

mempraktik kan kiat sukses tampil

berbicara di depan

umum

Kiat sukses berbicara di depan umum a. Tips sukses

tampil di de- pan umum b. Hal-hal yang

harus dihin- dari saat berbicara di depan umum

Waktu: 1x pertemuan

@100 menit

Kuis:

Tanya jawab:

mahasiswa yang aktif akan

mendapatka n tambahan poin

Mahasis wa berkelom -pok dan diskusi

Tatap muka di kelas:

1. Mahasiswa ber- diskusi dengan kelompoknya, 2. Wakil kelompok

ber-bicara di kelas (dire-kam) 3. Tanya jawab

dan sa-ling men- gomentari sam- bil menyaksikan tayangan (reka- man).

Dosen

memandu dan mengawasi jalannya diskusi lalu memberi masukan dan saran di akhir perkuliahan.

Pustaka 1, 2, 3, 4

(15)

BAB II

KIAT SUKSES TERAMPIL BERWICARA DI DEPAN UMUM

PENDAHULUAN

Deskripsi singkat

Pada bab ini dijelaskan kiat sukses terampil berwicara di depan umum. Kiat sukses tersebut meliputi kompetensi yang harus dimiliki pembicara, cara mengatasi kecemasan, tips sukses berbicara di depan umum, dan hal-hal yang harus dihindari ketika berbicara di depan umum. Kompetensi yang harus dimiliki pembicara dijelaskan secara rinci, demikian juga dengan cara mengatasi kecemasan.

Manfaat

Bab ini dapat memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang kiat sukses terampil berwicara di depan umum, di antaranya kompetensi yang harus dimiliki pembicara, cara mengatasi kecemasan, tips sukses berbicara di depan umum, dan hal-hal yang harus dihindari ketika berbicara di depan umum.

Relevansi

Materi pada bab ini berkaitan dengan materi bab sebelumnya. Keterkaitan bab ini dengan bab sebelumnya adalah pemahaman tentang pengertian dan manfaat keterampilan wicara akan mengantarkan untuk dapat belajar tentang kiat sukses untuk dapat tampil berbicara di depan umum. Bab ini juga memiliki keterkaitan dengan bab selanjutnya karena bab selanjutnya berisi persiapan-persiapan yang harus dilakukan untuk tampil berbicara di depan umum.

Learning Outcomes

Mahasiswa diharapkan mampu mempelajari kiat sukses tampil berbicara di depan umum sehingga nantinya dalam kehidupan sehari-hari dapat menerapkannya. Mahasiswa harus dapat praktik berbicara di depan umum dengan penuh yakin, mantap, berani, dan percaya diri, baik dalam perkuliahan, forum organisasi kemahasiswaan, maupun kegiatan lainnya.

PENYAJIAN

Suatu hari ketika Anda akan ujian, agar mendapatkan nilai yang maksimal maka Anda perlu belajar, belajar, dan belajar. Demikian juga dengan keterampilan wicara. Seperti yang

(16)

sudah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa berbicara adalah sebuah keterampilan, maka yang perlu Anda lakukan adalah latihan, latihan, dan latihan. Sebanyak apa pun buku yang Anda baca tentang public speaking, sebanyak apa pun public speaker yang Anda idolakan, tidak akan ada artinya bagi Anda kalau tidak pernah berlatih dan tidak pernah memperhatikan kiat-kiat sukses terampil berwicara di depan umum. Oleh karena itu, agar sukses berbicara di depan umum diperlukan kiat-kiat yang harus diperhatikan dan dilatih.

2.1 Kompetensi Apa Saja yang Harus Dimiliki Seorang Pembicara?

Seorang petinju harus memiliki kompetensi tertentu agar menjadi petinju yang baik, seorang wartawan juga harus memiliki kompetensi dalam mencari berita, seorang guru harus memiliki kompetensi yang berkaitan dengan profesinya, dan sebagainya. Begitu juga dengan seorang pembicara. Seorang pembicara juga harus memiliki kompetensi-kompetensi yang menyangkut aktivitasnya dalam berbicara di depan publik. Jangan salah, jika Anda lihat penyiar berita di televisi, penyiar radio, wartawan yang mewawancarai tokoh-tokoh negara, misalnya, modal mereka bukanlah tampang yang cantik atau tampan, melainkan memiliki kompetensi seperti mental yang kuat, rasa percaya diri, berwawasan luas, berani, sopan, dan sebagainya. Jika ada yang beranggapan bahwa salah satu kompetensi untuk dapat menjadi pembicara sukses adalah faktor tampan atau cantik, janganlah Anda percaya begitu saja.

Cantik atau tampan hanya faktor pelengkap dan dapat dibentuk dari kebiasaan berdandan dan berpenampilan.

2.1.1 Mental yang Kuat

Seseorang yang akan melakukan sebuah aktivitas hendaknya harus mempersiapkan mental dahulu. Demikian juga dengan public speaking. Kendala umum yang dihadapi seseor- ang dalam public speaking, antara lain, grogi, berdebar-debar, jantung berdetak sangat cepat, keringat dingin, kaki dan tangan gemetaran, kaku, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam public speaking hal utama yang perlu dimiliki adalah mengendalikan emosi. Bahkan, pakar komunikasi menyatakan bahwa persiapan mental jauh lebih penting daripada persiapan ma- teri atau bahan pembicaraan (Yanuarita, 2012: 13).

Reaksi fisik yang dirasakan seseorang ketika akan berbicara di depan umum memang wajar. Sebenarnya, seorang pembicara andal dan berpengalaman pun akan merasakan jantung berdetak sangat cepat, hanya bedanya adalah orang tersebut dapat mengontrol dirinya dengan baik karena sudah terbiasa.

(17)

Pada persiapan awal, Anda harus memastikan bahwa fisik Anda bugar. Fisik yang bugar akan sangat berpengaruh terhadap penampilan Anda (Tulung, 2007: 102). Istirahat yang cukup, makan yang cukup, dan melakukan gerakan yang dapat mengurangi ketegangan fisik, seperti senam ringan (stretching) sangat diperlukan. Apabila Anda kurang cukup istirahat, maka ketika tampil di depan umum tidak fresh. Keadaan Anda yang kurang fresh akan ber- pengaruh terhadap penampilan dan semangat Anda. Jika Anda tidak fresh, orang yang Anda ajak bicara juga tidak akan merespons dengan baik. Makan secukupnya juga penting untuk menjaga kondisi fisik Anda ketika tampil di depan orang banyak. Selain itu, biasakan melak- ukan stretching sebelum tampil berbicara di depan publik. Banyak orang yang berkata bahwa dengan melakukan stretching, kita dapat menurunkan ketegangan mental sebelum tampil di depan orang banyak. Jika sudah menjadi kebiasaan, secara otomatis Anda dapat mengontrol emosi dan detak jantung Anda ketika menjadi public speaker.

2.1.2 Keberanian

Apakah Anda merasa takut untuk berbicara di depan umum? Apakah Anda pernah melemparkan tanggung jawab berbicara di depan umum kepada teman Anda hanya karena Anda takut? Jangan khawatir karena Anda bukan satu-satunya orang yang takut berbicara di depan umum. Berbicara di depan umum merupakan hal yang menakutkan jika belum terbi- asa. Rasa takut itu wajar. Setiap orang pasti pernah merasa takut ketika harus berbicara di hadapan orang banyak. Selain takut, rupanya rasa malu juga kadang-kadang dimiliki oleh banyak orang. Banyak orang merasa malu untuk tampil di depan umum. Sifat malu ada yang sehat dan ada yang tidak sehat. Malu jika Anda mendapatkan nilai paling jelek di kelas adalah malu yang sehat, sedangkan malu yang tidak sehat adalah malu yang tidak pada tempatnya, misalnya malu berbicara kepada orang lain (Tulung, 2007: 10).

Rasa takut dan malu merupakan faktor psikologis. Artinya, hanya Anda sendiri yang tahu alasannya dan tahu cara mengatasinya. Jika Anda merasa malu untuk berbicara di depan publik, Anda harus melakukan suatu cara untuk mengatasinya. Hal kecil yang dapat Anda lakukan adalah berusahalah bersikap ramah kepada siapa pun yang Anda temui. Anda dapat memulainya dengan cara tersenyum dan menyapa. Lama-kelamaan Anda akan terbiasa melakukan hal ini dan rasa malu Anda akan menghilang pelan-pelan.

Untuk dapat berbicara di depan orang banyak memang diperlukan keberanian. Anda harus dapat mengalahkan rasa takut Anda supaya bisa tampil di depan umum. Cara mengatasi ketakutan setiap orang tentunya berbeda-beda. Ada yang karena terpaksa harus maju presentasi karena temannya yang seharusnya presentasi kebetulan sedang sakit, maka ia men-

(18)

jadi berani berbicara di depan umum. Ada juga orang yang menjadi berani berbicara di depan umum karena sebuah kewajiban, misalnya seorang mahasiswa harus melakukan presentasi individu demi mendapatkan nilai dan lulus mata kuliah tertentu. Banyak sekali faktor yang membuat Anda tiba-tiba mendapatkan rasa berani untuk tampil di depan umum. Oleh karena itu, Anda harus mencari alasan yang dapat mendorong Anda untuk berani tampil di depan umum. Hanya Anda sendiri yang dapat mengatasi rasa takut dalam diri Anda.

Contoh mudah, Anda dapat memulai dengan melakukan hal-hal kecil yang berkaitan dengan public speaking. Misalnya, jika kelompok Anda mendapatkan giliran presentasi, am- billah bagian dalam presentasi itu. Anda dapat berkompromi dengan teman sekelompok Anda untuk membagi materi yang akan dipresentasikan. Jika Anda belum berani tampil sendiri, tampil bersama teman-teman Anda dapat dijadikan latihan untuk mengatasi rasa takut Anda.

Bayangkan bahwa ada informasi penting yang harus Anda sampaikan di depan orang banyak sehingga Anda akan terpacu untuk berani.

Selanjutnya, setelah Anda merasa yakin dapat berbicara di depan umum seorang diri, lakukanlah. Mulailah dari hal-hal kecil juga. Misalnya, menyampaikan pengumuman di de- pan forum atau bertanya ketika sedang mengikuti seminar. Jika hal ini sudah menjadi kebias- aan, lama-lama Anda akan berani untuk tampil di depan umum seperti presentasi, berpidato, dan sebagainya.

2.1.3 Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri juga merupakan hal penting yang harus dimiliki seseorang dalam segala hal, termasuk berbicara di depan umum. Sama halnya dengan persiapan mental yang harus mampu mengontrol emosi dan keberanian, rasa percaya diri juga perlu dilatih. Seorang pembicara harus mempunyai rasa percaya diri supaya dapat menghadapi situasi dengan baik.

Rasa percaya diri tampak pada pandangan Anda yang ramah terhadap orang yang Anda ajak bicara, adanya kontak mata dengan audiens, dan pandangan Anda dapat menyapu keselur- uhan audiens (Yanuarita, 2012: 17).

Biasanya hal yang menyebabkan seseorang tidak percaya diri adalah fisik. Seseorang akan merasa tidak percaya diri karena secara fisik merasa memiliki kekurangan, misalnya kurang tinggi, tidak cantik/tampan, terlalu gemuk, terlalu kurus, dan lain-lain (Tulung, 2007:

14). Kekurangan fisik ini pada akhirnya menimbulkan rasa tidak percaya diri. Jika Anda be- rada pada kondisi ini, tentu sampai kapan pun Anda tidak akan berani berbicara di depan pub- lik. Cara utama membangun rasa percaya diri adalah mengenali diri sendiri dan berfokus pada kelebihan yang dimiliki diri sendiri. Anda tentu tahu apa kelebihan dan kekurangan

(19)

Anda. Sangat wajar setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, kelebihan dan kekurangan itu dapat diatasi dengan cara tertentu. Anda dapat menunjukkan sisi kelebihan Anda untuk mendapatkan rasa percaya diri ketika berbicara di depan publik. Selebihnya, Anda dapat berlatih untuk mengubah kekurangan Anda, misalnya jika Anda merasa tidak dapat berpenampilan baik, Anda dapat berkonsultasi kepada teman Anda tentang bagaimana penampilan Anda saat harus berbicara di depan publik. Anda dapat menganggap teman Anda adalah calon audiens Anda sehingga Anda dapat meminta pendapatnya tentang bagaimana se- baiknya penampilan Anda.

Tidak menutup kemungkinan, misalnya Anda akan berbicara di depan umum, pada awalnya Anda merasa yakin dan siap, tetapi ketika waktunya semakin dekat, Anda tiba-tiba menjadi grogi dan tidak percaya diri karena melihat audiensnya banyak sekali. Anda bukan orang pertama yang mengalami seperti ini. Hal ini wajar dialami siapa pun ketika pertama kali mendapati jumlah audiensnya di luar dugaan. Anda hanya perlu berlatih mengontrol emosi Anda, tetap fokus dengan materi yang akan disampaikan, dan Anda dapat berusaha membangun rasa percaya diri Anda dengan menganggap audiens adalah teman Anda. Dengan berlatih seperti itu, lama-lama Anda akan menjadi terbiasa dengan situasi apa pun dan tetap percaya diri.

2.1.4 Wawasan Luas

Kompetensi lain yang perlu dimiliki seseorang yang menjadi pembicara yang baik ada- lah berwawasan luas. Seseorang yang menjadi pembicara tidak harus lulus dengan predikat cumlaude atau pintar secara akademis. Kadang-kadang orang yang pintar secara akademis be- lum tentu dapat menjadi pembicara yang baik. Seorang pembicara yang baik harus memiliki wawasan luas, terutama tentang pengetahuan umum yang berkaitan dengan sosial-budaya, politik, ekonomi, teknologi, dan sebagainya (Tulung, 2007: 47). Selain itu, seorang pembi- cara juga harus memiliki pengetahuan yang update atau terbaru yang sedang terjadi di masyarakat dan harus mengikuti perkembangan informasi tersebut agar tidak ketinggalan in- formasi. Salah satu cara untuk mendapatkan banyak wawasan adalah membaca.

Perkembangan teknologi saat ini sudah pesat. Jika Anda termasuk orang sibuk, Anda dapat memanfaatkan gadget Anda untuk mencari dan membaca informasi apa saja yang mu- takhir. Kebiasaan mencari dan membaca berbagai informasi yang aktual dapat menambah pengetahuan Anda. Jika Anda mengetahui banyak hal, akan menjadi penambah rasa percaya diri Anda. Anda akan percaya diri berbicara di depan publik jika memiliki pengetahuan yang luas.

(20)

2.1.5 Suara/Vokal yang Jelas

Modal utama seorang pembicara adalah suara. Suara dapat dikatakan sebagai aset ber- harga bagi seorang pembicara (Tulung, 2007: 55) dan dalam berkomunikasi secara lisan (Yanuarita, 2012: 16). Tidak jarang orang berpikir bahwa orang dapat menjadi pembicara yang baik karena suaranya bagus. Jadi, orang yang menganggap suaranya tidak bagus akan merasa tidak pantas untuk berbicara di depan publik. Modal suara sama dengan modal berani dan percaya diri. Artinya, kualitas suara dapat dilatih. Yang perlu diperhatikan seseorang ketika akan berbicara di depan publik adalah mengamati bagaimana suara pembicara terkenal atau pembicara sukses. Jika diamati, ketika seseorang sedang menyiarkan berita atau in- formasi yang sifatnya serius, suara yang keluar juga akan terlihat serius. Sebaliknya, jika ada pembawa acara di televisi yang sedang membawakan acara musik, tentunya suaranya akan terlihat santai dan ringan.

Jika diamati, suara merupakan refleksi diri seseorang. Seseorang yang sedang marah, gelisah, khawatir, sedih, atau senang dapat diamati dari suaranya. Itulah alasannya seseorang yang akan berbicara di depan publik harus melakukan latihan terlebih dahulu. Latihan dapat dilakukan di rumah beberapa hari sebelum tampil. Anda dapat memanfaatkan perangkat teknologi yang Anda miliki, seperti ponsel, laptop, atau perekam suara untuk merekam suara Anda. Setelah itu, Anda dapat mencermati suara Anda dan dapat mengetahui letak kejang- galan dalam latihan menyampaikan materi. Jika Anda sudah tahu letak kelemahannya, Anda dapat berlatih lagi sampai mendapatkan hasil yang maksimal.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, suara adalah modal utama dalam berkomunikasi lisan. Suara setiap orang tentu berbeda-beda. Ada yang suaranya tinggi/cempreng, ada yang suaranya terlalu berat/nge-bas, sengau, serak/parau, atau kental dengan logat daerah. Hal ini juga berkaitan dengan intonasi dan penekanan suara. Tidak menjadi masalah suara Anda ter- masuk dalam kategori yang mana, tetapi yang perlu diperhatikan adalah intonasi dan penekanan ketika Anda menyampaikan materi. Suara yang cempreng atau terlalu berat akan menjadi tidak masalah jika Anda dapat membedakan kapan harus berbicara pelan, kapan harus berbicara dengan intonasi naik, dan kapan harus memberi tekanan pada suara Anda ketika menyampaikan materi di depan publik. Menjadi pembicara atau public speaker tidak sama dengan menjadi penyanyi karena menjadi pembicara lebih mudah daripada menjadi penyanyi. Oleh karena itu, jika ingin menjadi pembicara yang sukses, Anda harus percaya diri dengan suara yang Anda miliki. Selebihnya, tinggal bagaimana Anda dapat memelihara suara Anda. Hal utama yang biasanya dilakukan oleh seorang pembicara untuk memelihara suaran-

(21)

ya adalah menghindari makan makanan berminyak, makanan terlalu pedas, serta menghindari merokok dan minum minuman beralkohol. Jika dapat memelihara suara dengan baik, Anda dapat meraih keuntungan juga, yaitu rasa percaya diri Anda akan meningkat.

2.1.6 Sikap Ramah dan Tenggang Rasa

Sikap merupakan faktor penentu untuk melengkapi kompetensi yang lain (Tulung, 2007: 88). Mengapa sikap menjadi faktor penting dalam berbicara di depan publik? Sikap dapat dicerminkan melalui perilaku. Salah satunya adalah ramah. Seorang pembicara atau public speaker haruslah memiliki sikap yang ramah, rendah hati, sabar, tidak mudah menyerah, disiplin waktu, mudah diajak kerja sama, menghargai orang lain, dan mau mendengarkan orang lain (Tulung, 2007: 91). Seseorang yang memiliki rasa percaya diri tinggi, suara yang bagus, dan wawasan luas, tetapi tidak memiliki sikap baik akan kebablasan menjadi menyombongkan diri. Selain itu, seorang pembicara yang tidak mau diajak bekerja sama dengan orang lain maka tidak akan sukses. Mengapa? Hal ini karena dalam sebuah acara, misalnya seminar, presentasi, atau acara pernikahan, diperlukan kerja sama antarban- yak orang, baik dari segi pengaturan waktu, teknis pelaksanaan, dan lain-lain. Jika seorang pembicara tidak memiliki sikap kooperatif terhadap orang lain, acara tidak akan berjalan dengan baik dan bahkan akan menjadi kacau, lebih-lebih jika pembicara tersebut termasuk orang yang tidak mau mendengarkan kata-kata orang lain.

Pendek kata, dalam segala kegiatan dan aktivitas, termasuk aktivitas berbicara, sikap memegang peranan penting. Jika Anda ingin menjadi public speaker yang baik kiranya diper- lukan sikap yang baik pula. Sikap yang baik akan menambah rasa percaya diri dan keberani- an Anda ketika berbicara di depan publik. Seorang pembicara yang memiliki sikap baik dapat dilihat dari cara berbicaranya. Orang yang memiliki sikap ramah dan tenggang rasa maka akan ramah pula kepada para audiensnya. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki sikap ramah dan tidak tenggang rasa akan tampak pada cara bicaranya yang tidak ramah terhadap audi- ensnya.

2.2 Bagaimana Cara Mengatasi Kecemasan?

Seseorang yang akan berbicara di depan publik sangat wajar bila diliputi kecemasan.

Hal itu sudah manusiawi. Rasa takut dan cemas tidak untuk dihindari, tetapi untuk dihadapi.

Dengan menghadapi rasa takut dan cemas, Anda akan belajar bagaimana cara mengendalikannya. Kecemasan merupakan suatu energi saraf yang dibangkitkan oleh perasaan (Mears, 2008: 125). Rasa cemas dapat dapat menghancurkan semangat seseorang,

(22)

atau sebaliknya, dapat membangkitkan semangat seseorang.

Cara utama untuk mengatasi rasa cemas adalah dengan mengontrol emosi. Jika Anda akan berbicara di depan publik dan Anda diliputi rasa cemas, Anda harus memastikan dapat mengontrol emosi Anda dengan baik. Ibaratnya seorang sopir harus belajar untuk mengendalikan gigi-gigi persneling mobilnya sebelum dia melakukan perjalanan secara aman, kemudian akan timbul rasa percaya diri ketika dia mendapati tangannya secara otomatis dan luwes dapat memindahkan gigi persneling dengan baik. Jika sudah seperti itu, kecemasan pun akan hilang. Demikian juga dengan seseorang yang akan berbicara di depan publik, kecemasan akan hilang jika sudah terbiasa mengontrol diri sendiri sebelum tampil.

Cemas dapat membuat seseorang menjadi gugup dan demam panggung. Gugup dan demam panggung adalah hal yang normal dialami setiap pembicara di depan umum, bahkan pembicara terbaik pun pernah mengalami gugup atau demam panggung pada saat mereka pertama kali berbicara di depan umum. Rasa gugup dan demam panggung hanya bisa diatasi dengan proses latihan. Anda hanya memerlukan latihan yang terus-menerus dalam mengontrol diri Anda sendiri agar dapat menjadi pembicara yang sukses.

2.2.1 Tarik Napas Dalam-Dalam Sebelum Tampil (the Magic of Oxygen)

Biasanya karena merasa cemas, Anda akan merasakan ketegangan fisik. Lalu, Anda akan lupa untuk bernapas. Jika sampai terjadi hal demikian, dapat berakibat Anda tergagap- gagap. Orang yang merasa cemas, tubuhnya terasa seperti membeku dan penampilannya terlihat kaku. Akibatnya, Anda akan lupa apa yang harus disampaikan, salah bicara, terbata- bata, bahkan dapat juga tubuh Anda gemetar terutama kaki dan tangan. Oleh karena itu, jangan biarkan rasa cemas menghantui Anda.

Sebelum tampil, sebaiknya Anda mengontrol napas dengan baik. Cara mudahnya adalah menarik napas dalam-dalam kemudian keluarkan secara perlahan-lahan pula dengan tersenyum. Bernapaslah dengan panjang dan tenang. Tarik napas Anda, lalu keluarkan pelan- pelan. Lakukan berkali-kali sampai Anda menemukan diri Anda merasa lebih baik daripada sebelumnya. Tanpa disadari, Anda akan merasakan rileks.

2.2.2 Combat Your Hidden Enemies

Salah satu faktor penyebab rasa cemas adalah pikiran negatif tentang diri sendiri.

Perasaan cemas sangat erat kaitannya dengan rasa percaya diri yang kurang atau minder.

Kalau perasaan minder terus dipelihara, yang terjadi malah akan membuat Anda semakin

(23)

lemah. Ketika seseorang yang akan berbicara merasa cemas, berbagai prasangka buruk akan muncul dalam pikiran. Misalnya, jangan-jangan audiensnya datang untuk mempermalukan penampilan saya, jangan-jangan audiensnya terlalu kritis sehingga akan menanyakan hal yang sulit kepada saya dan saya tidak bisa menjawab, jangan-jangan nanti suara saya akan hilang, jangan-jangan penampilan saya buruk, dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Mears (2008: 127) bahwa sejauh yang menjadi urusan pembicara, ada enam alasan utama untuk rasa takut, yaitu rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui, rasa takut jika disalahtafsirkan, rasa takut terhadap audiens, rasa takut tidak bisa didengarkan suaranya, rasa takut terhadap diri sendiri, dan rasa takut terhadap reaksi fisik atas pidato atau materi yang disampaikan. Pikiran-pikiran semacam itu akan menumbangkan kepercayaan diri. Minder sesaat tentu saja boleh asal tidak terus-menerus. Oleh karena itu, jika Anda akan berbicara di depan publik, buanglah pikiran-pikiran negatif tentang diri Anda. Berpikirlah bahwa Anda akan tampil berbicara di depan umum untuk tujuan baik sehingga energi positif dan optimis akan muncul dalam pikiran Anda.

2.2.3 Buat Persiapan Matang

Untuk menjadi pembicara sukses tidaklah mudah. Anda harus mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penampilan Anda, baik itu persiapan fisik maupun nonfisik.

Persiapan fisik meliputi melatih pernapasan yang benar dan latihan menyampaikan materi.

Anda harus mengetes suara sebelum tampil supaya dapat membangkitkan rasa percaya diri.

Selain itu, persiapan nonfisik yang harus dilakukan adalah materi yang akan disampaikan ke- pada audiens. Orang yang pandai berbicara jika tidak ada persiapan matang tentang materi yang akan disampaikan maka tidak akan berjalan baik. Sebaliknya, seseorang yang tidak ter- lalu pandai berbicara akan tertutupi oleh persiapan materi yang matang.

Persiapan yang baik merupakan kunci rasa percaya diri, lalu rasa percaya diri merupakan kunci untuk bisa lebih rileks. Menurut Fred Pryor Organization, persiapan yang baik akan mengurangi ketegangan fisik sampai dengan 75% dan akan meningkatkan kemun- gkinan terhindar dari kesalahan sampai dengan 95% (Hayaza’, 2011: 33). Oleh karena itu, se- belum tampil berbicara di depan umum, banyak hal yang harus diperhatikan, terutama adalah kesiapan diri sendiri. Jika Anda gagal pada tahap persiapan yang seharusnya Anda lakukan, berarti sama saja dengan Anda bersiap-siap untuk gagal (Hayaza’, 2011: 33).

2.2.4 Jangan Terbebani oleh Penampilan, Fokuslah pada Komunikasi

Biasanya seseorang yang akan berbicara di depan publik menomorsatukan masalah

(24)

penampilan fisik. Misalnya, Anda harus memakai baju seperti apa supaya cocok dengan acara yang akan digelar. Seringkali Anda tidak mempersiapkan cara berbicara dan cara menyampaikan materi. Sebelum tampil di depan umum, pastikan Anda mencari tahu konteks acaranya seperti apa sehingga Anda dapat mempersiapkan penampilan Anda. Persiapkan pakaian dengan warna yang paling cocok dengan Anda dan berpakaianlah yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dan disesuaikan pula dengan audiens yang akan mendengarkan (Hamdani, 2012: 66). Sesudah itu, luangkan waktu Anda sebanyak mungkin untuk memikirkan cara menyampaikan materi dengan baik di hadapan audiens Anda. Anda dapat berlatih berbicara, mengecek suara, dan sebagainya. Jika Anda memiliki banyak waktu untuk mengecek beberapa hal tersebut, dapat membantu Anda untuk mengurangi kecemasan. Yang paling penting adalah ketika proses berbicara Anda tidak akan terbebani oleh penampilan Anda: jangan-jangan saya salah kostum, jangan-jangan baju saya warnanya norak, jangan- jangan saya ditertawakan karena sepatu saya sudah usang, dan sebagainya. Berbagai pikiran negatif seperti ini seharusnya dihilangkan. Muncullah dengan penampilan terbaik Anda sehingga Anda akan meningkatkan kepercayaan diri Anda yang pada akhirnya Anda dapat fokus pada komunikasi.

2.2.5 Jangan Bebani Pikiran Anda dengan Berusaha Menghafal Teks Pidato

Anda pasti sudah pernah mendengarkan pidato atau sejenisnya yang sangat membosankan? Salah satu hal yang membuat pidato itu membosankan adalah pembicaranya menghafalkan teks. Seorang pembicara yang menghafalkan teks akan terlihat kaku dan tidak bisa berimprovisasi, bahkan yang lebih parahnya, jika pembicara tersebut gugup atau grogi, semua yang sudah dihafalkan akan hilang seketika. Apakah Anda ingin mengalami hal seperti itu? Jika tidak ingin, ubahlah kebiasaan Anda untuk tidak menghafalkan teks pidato. Anda akan menjadi terbebani ketika berusaha menghafal teks pidato. Jika Anda hanya mengandalkan hafalan, komunikasi Anda akan kaku, cepat lupa, dan audiens Anda akan bosan. Untuk itu, Anda menghafal poin-poin penting yang akan disampaikan saja. Anda hanya perlu mempersiapkan poin-poin yang akan disampaikan, kemudian mencari dan membaca bahan-bahan yang berkaitan dengan hal itu, lalu berlatih sendiri menyampaikan materi itu sembari mengecek suara dan penampilan Anda. Metode ini sangat menolong Anda untuk mengurangi rasa cemas dibandingkan dengan Anda menghafal teks.

2.2.6 Gunakan Alat Bantu/Peraga untuk Mengalihkan Kecemasan

Alat bantu/peraga dapat mengalihkan kecemasan Anda. Ketika Anda berbicara di depan

(25)

publik untuk menyampaikan materi, Anda dapat memanfaatkan alat bantu seperti komputer untuk menayangkan powerpoint. Saat ini powerpoint adalah alat bantu visual yang sangat umum digunakan oleh pembicara dalam presentasinya. Powerpoint dapat menolong Anda ketika Anda lupa apa yang akan disampaikan kepada audiens. Hal ini erat kaitannya dengan menghafal teks. Dengan menggunakan bantuan powerpoint, Anda tidak perlu menghafal teks.

Anda dapat menggunakan powerpoint untuk menuliskan poin-poin penting yang akan Anda sampaikan.

Selain itu, Anda dapat juga membawa alat peraga yang berkaitan langsung dengan materi yang Anda sampaikan. Misalnya, Anda sedang presentasi tentang perbedaan motif batik Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan. Anda dapat membawa contoh kain batik yang berasal dari ketiga daerah tersebut untuk ditunjukkan kepada audiens supaya audiens Anda percaya dengan apa yang Anda katakan. Contoh lainnya adalah ketika Anda menjelaskan bagian-bagian Candi Borobudur, Anda dapat membawa miniatur Candi Borobudur untuk ditunjukkan kepada audiens Anda. Membawa alat peraga seperti ini juga dapat menolong Anda untuk mengurangi kecemasan dan mencairkan kekakuan suasana karena audiens Anda akan tertarik dengan alat peraga yang akan bawa. Sekali lagi, Anda akan selamat dari maut kecemasan dan kekhawatiran tentang suasana pada saat Anda berbicara hanya dengan membawa alat peraga yang mendukung.

2.3 Apa Saja Tips Sukses Berbicara di Depan Umum?

Untuk dapat sukses berbicara di depan umum, ada beberapa tips yang dapat Anda gunakan. Setidak-tidaknya Anda harus melakukan persiapan, memulai berbicara, dan membuat penutupan yang berkesan. Pada tahap persiapan, berani dan percaya diri untuk tampil di depan umum merupakan tips utama. Sebagai seorang pembicara, sebaiknya Anda jangan terlalu merendahkan diri, tetapi jangan terlalu menonjolkan diri pula. Selain itu, sebaiknya Anda bersikap rileks saja dan berusaha dapat mengontrol rasa grogi Anda. Istirahat yang cukup dapat membantu Anda untuk merasa fresh saat Anda tampil dan tentu saja dapat membuat Anda merasa lebih percaya diri.

Pada persiapan teknis, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk membangun kesuksesan berbicara di depan publik. Contohnya, mengenakan pakaian yang tepat, mempelajari audiens dan latar belakang tingkat pengetahuannya, mengecek dan/atau mencoba piranti yang akan digunakan, dan mempersiapkan materi yang akan disampaikan.

Ketika mulai berbicara, pastikan Anda tampil dengan meyakinkan, baik dari segi vokal, materi, maupun sikap. Sebisa mungkin Anda harus tampil segar dan ceria saat berbicara di

(26)

muka umum. Yang pertama, tidak menumpuk agenda. Maksudnya, jika Anda mempunyai kesibukan, Anda harus bisa memprioritaskan salah satu agar tidak kecapaian. Yang kedua, buatlah diri Anda senyaman mungkin sebelum tampil di muka umum. Yang ketiga adalah menjaga suasana hati agar terlihat profesional. Pastikan juga Anda melakukan interaksi dan kontak mata dengan audiens.

Adapun tips memaparkan isi materi, antara lain, berfokuslah pada pesan penting yang akan Anda sampaikan, gunakanlah kalimat sederhana supaya audiens Anda memahami, pakailah bahasa yang dapat dimengerti oleh audiens Anda, dan janganlah menyampaikan materi seperti berkhotbah. Selanjutnya, pada tahap penutupan, buatlah kesimpulan atas semua materi yang sudah Anda sampaikan dan gunakan kata-kata penutup yang manis dan unik supaya tidak membosankan dan audiens akan tersentuh dengan kata-kata Anda.

2.4 Hal-Hal Apa Saja yang Harus Dihindari Ketika Berbicara di Depan Umum?

Ketika berbicara di depan publik ada hal-hal yang perlu dihindari. Dalam menyampaikan materi, usahakan untuk tidak bersikap ragu-ragu supaya audiens Anda percaya dengan apa yang Anda katakan. Ingatlah untuk tidak memakai ungkapan lemah.

Jangan pernah memberikan informasi kepada audiens Anda yang belum jelas sumbernya.

Berbicara terburu-buru juga harus dihindari karena kemampuan audiens untuk menangkap pembicaraan Anda tidak sama. Setiap audiens perlu waktu untuk memahami apa yang Anda sampaikan. Hal yang paling tidak disenangi audiens terhadap pembicara adalah berbicara di depan umum dengan membaca teks terus-menerus dan berusaha menghafalkan teks. Oleh karena itu, membaca dan menghafalkan teks juga harus Anda hindari ketika berbicara di depan umum.

Durasi berbicara yang terlalu lama akan membuat audiens bosan sehingga usahakan Anda jangan berbicara terlalu lama. Berbicara yang terlalu lama juga tidak efektif. Audiens yang sudah bosan tentunya tidak dapat berkonsentrasi mendengarkan Anda. Ketika Anda belum terbiasa berbicara di depan publik, biasanya masih grogi dan belum bisa mengontrol rasa gugup. Apalagi ketika materi yang akan disampaikan ada kekurangan atau ada kesalahan teknis pada piranti yang akan digunakan. Jika demikian yang terjadi, biasanya seorang pembicara akan merasa gelisah. Pembicara yang grogi atau gelisah biasanya akan melakukan gerakan-gerakan tidak penting, seperti memencet-mencet hidung, mengusap-usap keringat, membetulkan baju, dan yang paling terlihat adalah mimik muka. Jika Anda sudah sering tampil di depan umum mungkin sudah dapat mengendalikan rasa gugup, gelisah, grogi, dan sebagainya dengan baik. Walaupun demikian, kapan pun dan di mana pun Anda menjadi

(27)

pembicara, usahakan untuk tidak menunjukkan rasa gelisah Anda di depan audiens. Hal ini akan memengaruhi penilaian audiens terhadap penampilan Anda.

Gerakan membungkukkan badan dan menunduk juga sebaiknya dihindari ketika berbicara di depan audiens Anda, apalagi menyilangkan kaki dan tangan Anda. Menyilangkan kaki dan tangan mengisyaratkan Anda adalah orang yang tertutup dan audiens Anda tidak akan suka dengan Anda. Selanjutnya, satu hal lain yang juga perlu dihindari seorang pembicara adalah menggunakan istilah asing yang sulit. Audiens Anda belum tentu latar belakang pendidikannya sama dengan Anda, belum tentu wawasannya sama dengan Anda, dan sebagainya. Oleh karena itu, penggunaan kata-kata dari bahasa asing yang sulit sebaiknya dihindari supaya tidak membingungkan audiens Anda.

Hal yang harus dihindari ketika berbicara di depan publik, antara lain, berbicara yang bertele-tele, membicarakan hal-hal yang mengandung SARA (suku, agama, ras, dan adat) dan menyinggung pihak-pihak tertentu, dan menggunakan intonasi yang datar saat berbicara di depan umum. Jika Anda melakukan kesalahan ketika berbicara, minta maaflah kepada audiens jika diperlukan, tetapi meminta maaf terlalu sering juga tidak baik. Jadi, ketika Anda menjadi pembicara, sebaiknya hindarilah beberapa hal yang harus dihindari seperti yang sudah disebutkan di atas. Seorang pembicara yang baik tentu dapat menjaga konsentrasinya ketika tampil berbicara di depan publik untuk memfokuskan diri supaya tidak melakukan hal- hal yang seharusnya dihindari.

Setiap orang yang akan tampil berbicara di depan publik harus mempunyai kompetensi.

Kompetensi tersebut berupa mental yang kuat, keberanian, rasa percaya diri, wawasan yang luas, dapat berbicara dengan suara yang jelas, dan memiliki sikap ramah dan tenggang rasa.

Masing-masing kompetensi berkaitan satu sama lain. Orang yang memiliki wawasan luas akan merasa percaya diri untuk tampil berbicara di depan publik dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki wawasan luas. Orang yang memiliki mental kuat dan berani juga akan percaya diri untuk berbicara di depan orang banyak. Dengan memiliki rasa percaya diri dan keberanian, Anda dengan sendirinya dapat mengatasi kecemasan yang melanda pada saat akan tampil berbicara di depan publik. Demikian juga jika Anda memperhatikan tips-tips sukses berbicara di depan publik dan dapat menghindari hal-hal yang memang harus dihindari ketika berbicara di depan publik dapat menjadi pelengkap bekal Anda untuk sukses berbicara di depan orang banyak.

Aktivitas

(28)

a. 2—3 mahasiswa diminta menjadi contoh berbicara di kelas (direkam).

b. Mahasiswa berdiskusi dan memberikan komentar dengan kelompoknya.

c. Dosen memberikan pengayaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD.

d. Mahasiswa mendiskusikan dan menyusun draft materi untuk disampaikan di kelas.

e. Tanya jawab.

Rangkuman

Persiapan mental dan keberanian merupakan modal utama untuk tampil di depan publik. Cara utama membangun rasa percaya diri adalah mengenali diri sendiri dan berfokus pada kelebihan yang dimiliki diri sendiri dengan tidak lupa untuk mengatasi kelemahan Anda. Wawasan/pengetahuan juga merupakan modal penting bagi pembicara yang ingin sukses tampil di depan umum. Dengan wawasan yang luas, Anda dapat tampil di depan umum dengan rasa percaya diri. Suara setiap orang tidak sama, tetapi Anda tidak perlu minder karena suara Anda tidak bagus. Pembicara sukses kadangkala bukan karena suaranya yang bagus, tetapi orang yang tahu bagaimana cara memanfaatkan suaranya untuk berbicara di depan umum. Aktivitas berbicara memerlukan sikap yang baik. Sikap tersebut dapat berwujud ramah, sopan, dan murah senyum. Sikap yang baik dapat menambah rasa percaya diri dan keberanian Anda untuk berbicara di depan publik.

PENUTUP a. Penilaian

1) Perkuliahan dikatakan berhasil jika mahasiswa dapat menyampaikan ide/pendapat secara verbal.

2) Aspek-aspek yang dinilai adalah keberanian, cara menyampaikan ide, dan durasi berbicara.

3) Rentang nilai adalah 549—1.000.

b. Tindak lanjut

Mahasiswa yang belum lancar berbicara di depan umum dicatat, diberi komentar, dan diberi saran agar selanjutnya dapat tampil sesuai yang diharapkan.

.

(29)

Evaluasi yang direncanakan

Pembelajaran perkuliahan ini dikatakan berhasil apabila mahasiswa dapat

Butir kemampuan Indikator keberhasilan

Butir penilaian Poin maks.

Menyampaikan gagasan secara verbal

penyajian menarik

100 penyajian sistematis

penyajian jelas dan meyakinkan

(30)

UNIVERSITAS GADJAH MAD A FAKULTAS ILMU BUDAYA

JURUSAN SASTRA INDONESIA

Jln. Humaniora 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Buku 2: RKPM

(Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5

KETERAMPILAN WICARA

Semester Ganjil/3SKS/BDI 1209 oleh

Drs. Heru Marwata, M.Hum.

Didanai dengan dana BOPTN P3­UGM Tahun Anggaran 2012

Desember 2012

(31)

Pertemuan ke

Tujuan Ajar/

Keluaran/

Indikator

Topik (pokok, subpokok

bahasan, alokasi waktu)

Media Ajar

Metode Evaluasi

dan Penilaian

Metode

Ajar Aktivitas Mahasiswa

Aktivitas Dosen/

Nama Pengajar

Sumber Ajar

Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas

5 Mahasiswa dapat memahami persiapan yang harus dilakukan sebelum tampil berbicara di depan umum

Persiapan:

1. Memastikan sifat acara

2. Memastikan audiens

3. Memperlu-

as wawasan

4. Menetap-

kan media yang akan digunakan

5. Membuat

rancangan materi

6. Menen-

tukan teknik penyampaian in- formasi

7. Memper-

hatikan pengaturan waktu

8. Melakukan latihan semaksimal mungkin

Waktu: 1x pertemuan

@100 menit

Kuis:

Tanya jawab:

mahasiswa yang aktif akan mendapatkan tambahan poin

Mahasiswa berkelom- pok dan diskusi

Tatap muka di kelas:

1. Mahas-

iswa berdiskusi dengan kelom- poknya,

2.Wakil kelompok ber- bicara di kelas (dire- kam)

3. Tanya jawab dan sa- ling mengomentari sambil menyaksikan tayangan (rekaman).

Dosen memandu dan mengawasi jalannya diskusi lalu memberi masukan dan saran di akhir perkuliahan.

Pustaka 1, 2, 3, 4

(32)
(33)

BAB III

BEBERAPA PERSIAPAN YANG HARUS DILAKUKAN

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat

Bab ini berisi beberapa persiapan yang harus dilakukan seseorang yang akan berbicara di depan publik. Persiapan tersebut meliputi segi fisik dan juga latihan.

Manfaat

Melakukan persiapan sebelum tampil berbicara di depan umum sangat penting, misalnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah mengetahui persiapan apa saja yang harus dilakukan, mahasiswa dapat membuat persiapan-persiapan sebelum tampil di depan umum demi kesuksesan penampilannya.

Relevansi

Bab ini memiliki relevansi dengan bab sebelumnya dan selanjutnya karena pada bab selanjutnya berisi penjelasan tentang strategi tampil berbicara di depan publik.

Learning Outcomes

Setelah memahami persiapan sebelum tampil, mahasiswa diharapkan dapat mempraktikkan persiapan-persiapan yang seharusnya dilakukan, misalnya mempersiapkan materi, media yang digunakan, memastikan sifat acara, dan sebagainya. Selanjutnya, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan langkah ini pada setiap kesempatan berbicara, terutama ketika harus presentasi di kelas.

PENYAJIAN

Segala sesuatu yang kita lakukan akan mendatangkan hasil jika kita persiapkan.

Demikian juga dengan berbicara di depan publik. Orang yang sukses berbicara di depan publik tentunya melakukan berbagai persiapan terkait penampilannya. Kesuksesan berawal dari persiapan. Cobalah untuk melakukan persiapan sebelum tampil di depan publik.

Persiapan dapat dimulai dari memastikan sifat acara, memastikan audiens yang akan datang, menyusun materi yang akan disampaikan, hingga pakaian yang akan Anda kenakan.

(34)

3.1 Pastikan Sifat Acara Anda

Ketika akan berbicara di depan umum, hal paling utama yang harus diperhatikan adalah sifat acaranya. Acara dapat bersifat resmi atau tidak resmi. Pastikan Anda mencari tahu atau mencari informasi sifat acara Anda. Anda dapat berkomunikasi dengan panitia penyelenggara jika diperlukan. Jika acara Anda adalah presentasi tentang ekonomi, budaya, politik, dan sebagainya, dapat dikatakan termasuk dalam acara resmi atau formal. Sebaliknya, jika acara Anda adalah hiburan seperti musik, pentas seni, atau perayaan tertentu, berarti acara Anda termasuk tidak resmi atau informal. Memastikan sifat acara sangat penting. Hal ini untuk meminimalisasi kesalahan dalam hal susunan acara, bahasa yang digunakan, pengaturan waktu, dan sebagainya. Jika Anda akan mengisi acara seminar, membawakan acara pentas seni, memberi sambutan atas nama panitia penyelenggara, sebelumnya Anda harus berkomunikasi dengan seksi acara yang bertanggung jawab terhadap acara tersebut.

Komunikasi dengan sesama petugas dalam acara yang bersangkutan sangat penting untuk menyinkronkan antara rencana atau permintaan panitia dengan materi yang akan Anda sampaikan. Pendek kata, di mana pun dan kapan pun Anda akan menjadi pembicara di depan publik, Anda perlu memastikan sifat acaranya supaya dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan.

3.2 Pastikan Audiens Anda

Salah satu hal yang melintas di pikiran pembicara sebelum tampil biasanya adalah audiens. Audiens merupakan lawan bicara Anda. Mereka dapat menilai Anda baik jika Anda dapat memberikan yang terbaik dari diri Anda. Oleh karena itu, meneliti audiens Anda dapat membantu mengarahkan penampilan Anda. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam rangka memastikan audiens, di antaranya, berapa banyak orang yang hadir, mengapa mereka hadir pada acara tersebut, bagaimana tingkat pendidikan/pengetahuan yang mereka miliki, apa harapan mereka atas topik pembicaraan/hal yang akan Anda sampaikan, berapa usia mereka, dan sebagainya (Hamdani, 2012: 34-35). Selain itu, hal yang perlu Anda perhatikan juga dari audiens Anda adalah bagaimana afiliasi politik, afiliasi keagamaan, pekerjaan dan pendapatan, keanggotaan dalam klub/organisasi, serta latar belakang geografis dan kultural.

Jika Anda diminta menjadi pembicara dalam acara tertentu, pastikan Anda mendapatkan informasi yang detail tentang peserta/tamu yang hadir. Yang juga perlu ditanyakan adalah keadaan khusus yang mungkin berhubungan dengan tema atau materi presentasi yang akan Anda sampaikan (Hayaza’, 2011: 13). Selain itu, pastikan Anda juga mencari tahu tipe audiens Anda, apakah mereka pejabat, pengusaha, pekerja, atau orang asing. Perhatikan juga

(35)

apakah audiens Anda campuran antara pelajar, pengusaha, karyawan, pejabat, dan sebagainya. Memahami inti yang akan disampaikan juga penting, terutama menghubungkannya dengan isu atau masalah yang sedang hangat pada saat itu.

Jika Anda sudah mengetahui audiensnya seperti apa, selanjutnya Anda dapat memikirkan materi, bahasa yang digunakan, teknik penyampaian, dan sebagainya. Dengan pemilihan kata-kata yang sesuai konteks audiens dan situasi yang tepat, para audiens akan merasa dekat dan familier dengan pembicaraan Anda sehingga mereka akan lebih mudah membayangkan dan memahami apa yang Anda sampaikan (Rianantang, 2011: 17). Hal ini tentunya akan mengurangi kecemasan Anda sebelum tampil dan juga akan memberikan hal positif pada diri Anda untuk berusaha lebih rileks saat berbicara di depan umum.

3.3 Perluas Wawasan Pengetahuan

Memperluas wawasan sangat penting. Sebagai seorang pembicara yang berbicara di depan publik perlu memiliki pengetahuan luas, terutama mengenai topik yang disampaikan.

Hayaza’ (2011: 15) mengibaratkan pengetahuan sebagai bahan bakar bagi presentasi yang akan Anda lakukan. Presentasi yang Anda sampaikan adalah kendaraannya. Jika Anda kurang memiliki pengetahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan topik pembicaraan Anda, presentasi Anda menjadi kurang lengkap. Jika diibaratkan dengan kendaraan, kendaraan tersebut akan mogok di tengah jalan. Anda tentu tidak ingin hal seperti ini terjadi, bukan? Oleh karena itu, persiapkan diri Anda dengan berbagai pengetahuan dari berbagai sumber tentang hal-hal yang berkaitan dengan topik pembicaraan Anda.

Perdalam materi yang akan Anda sampaikan. Anda dapat membuat pertanyaan- pertanyaan tentang topik yang akan Anda sampaikan berdasarkan prinsip 5W + 1H (Astuti, 2011: 71). Pertama, what, apa topik yang akan disampaikan dan apa permasalahan yang akan disampaikan. Kedua, why, Anda harus mencari alasan atau latar belakang pemilihan topik tersebut dan mengapa permasalahan tersebut muncul. Ketiga, who, Anda harus mencari tahu siapa saja yang terlibat dalam topik atau permasalahan tersebut. Keempat, when, kapan topik tersebut mulai muncul atau sering dibicarakan orang. Kelima, where, Anda juga harus mencari tahu di mana munculnya permasalahan tersebut. Keenam, how, bagaimana perkembangan topik tersebut hingga Anda berbicara di depan publik. Setidak-tidaknya Anda harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan topik yang akan Anda bicarakan dengan teknik menggali sebanyak mungkin informasi dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan seperti di atas.

Anggap saja audiens Anda lebih pintar daripada Anda sehingga Anda akan terpicu

(36)

untuk mencari tahu, membaca, dan belajar banyak hal tentang topik yang akan Anda sampaikan. Jangan pernah sekalipun menganggap audiens tidak tahu apa-apa tentang topik yang akan disampaikan karena bisa jadi sebetulnya audiens justru tahu banyak tentang topik tersebut. Biasanya orang-orang yang mempunyai pikiran seperti itu, akan menyepelekan presentasinya. Jika demikian yang terjadi, impian untuk mewujudkan presentasi menjadi lancar dan mendapatkan apresiasi yang menarik dari audiens kemungkinannya kecil. Oleh karena itu, biasakan diri Anda untuk mempersiapkan dan mempelajari topik yang akan Anda sampaikan sebelum tampil.

3.4 Tetapkan Alat Peraga/Media yang akan Digunakan

Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk berusaha tampil sebaik-baiknya di depan publik. Cara tersebut salah satunya adalah alat peraga/media yang akan digunakan untuk membantu kelancaran dalam berbicara di depan publik. Dalam menyampaikan materi di depan umum, Anda dapat menggunakan alat bantu seperti catatan kecil yang berisi poin-poin yang disampaikan. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan fasilitas powerpoint. Untuk menambah rasa percaya diri, sebaiknya Anda persiapkan dengan baik powerpoint-nya.

Sebelum tampil, Anda sebaiknya mengecek satu kali lagi tentang piranti yang akan Anda gunakan. Misalnya, mikrofon, file powerpoint yang berisi materi yang akan Anda sampaikan, piranti lain seperti LCD, laptop, komputer, dan sebagainya untuk mengantisipasi hal-hal buruk seperti file tidak dapat dibuka, LCD tidak bisa menyala, dan sebagainya.

Ada beberapa pembicara yang mungkin karena tidak sempat mengecek file powerpoint yang berisi materi presentasi/seminar atau tidak mengecek media yang digunakan, tiba-tiba pada saat akan memulai presentasi, tidak dapat digunakan. Jika hal ini yang terjadi, bisa jadi akan mengurangi rasa percaya diri. Jika hanya mengandalkan file saja dan tanpa membawa alat bantu lainnya misalnya coret-coretan yang berisi pokok-pokok materi, Anda bisa saja tiba-tiba dilanda kecemasan. Bagaimana saya bisa menyampaikan materi sementara saya tidak hafal dengan materinya? Bagaimana audiens bisa mengerti apa yang akan saya sampaikan jika file powerpoint tidak dapat dibuka? Berbagai pertanyaan muncul yang mengakibatkan rasa percaya diri menurun lalu akan timbul kecemasan. Tentunya tidak ada satu orang pun yang menginginkan hal ini terjadi, bukan? Oleh karena itu, meskipun tampaknya sederhana, jika Anda dapat memastikan alat peraga/media yang akan Anda gunakan untuk presentasi dapat berfungsi dengan baik, akan menjadi salah satu penentu kesuksesan presentasi Anda (Hayaza’, 2011: 20).

(37)

3.5 Buatlah Outline/Rancangan Materi

Dalam rangka mempersiapkan materi yang akan Anda sampaikan ketika berbicara di depan publik, biasakan Anda membuat outline/rancangan materinya terlebih dahulu. Out- line/rancangan materi merupakan upaya untuk menyusun gagasan secara sistematis. Peny- usunan outline/rancangan materi sangat diperlukan untuk membantu Anda dalam mengorgan- isasikan gagasan supaya berurutan dan terarah sesuai topik. Berbicara di depan publik dapat dianalogikan sebagai sebuah novel atau cerita sehingga harus memiliki alur, misalnya tahap pembuka, tahap inti, dan tahap penutup (Astuti, 2011: 73).

Pembuatan outline/rancangan materi presentasi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum tampil, kapan pun dan di mana pun Anda akan tampil. Dengan menyusun outline/rancangan materi, Anda dapat menyampaikan materi secara bertahap tanpa melompat- lompat dari satu ide ke ide yang lain yang akan membuat audiens Anda tidak paham. Manfaat outline/rancangan materi, di antaranya, dapat membantu Anda untuk menyusun materi secara teratur dan mencegah keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul presentasi, membantu Anda untuk menciptakan suasana yang berbeda-beda sesuai dengan variasi yang diinginkan, dan sebagai acuan untuk mencari bahan-bahan atau sumber yang diperlukan dalam mendukung materi presentasi Anda.

3.6 Tentukan Teknik Penyampaian Informasi

Berbicara di depan publik merupakan bagian dari komunikasi dengan menggunakan kata-kata dalam bahasa tertentu. Kesuksesan berbicara di depan publik tidak hanya ditentukan dari penggunaan kata, tetapi penggunaan aspek lain yang mendukung. Aspek lain itu dapat berupa penggunaan nada dan suara, penggunaan ekspresi muka, bahasa tubuh, gerakan tubuh, pemilihan kata yang disesuaikan dengan audiens dan topik pembicaraan, serta ekspresi dan intonasi yang tepat (Hamdani, 2012: 38). Salah satu persiapan yang harus Anda lakukan sebelum tampil adalah menentukan teknik penyampaian informasi. Teknik tersebut dapat berupa lisan saja atau disertai tayangan seperti powerpoint atau dengan media lainnya.

Materi yang Anda sampaikan melalui tayangan sebaiknya lebih banyak berbentuk grafik, skema, gambar, foto, atau ilustrasi tentang apa yang Anda jelaskan karena audiens akan lebih tertarik dan lebih mudah untuk memahami isi presentasi Anda. Dengan demikian, harapannya adalah presentasi Anda akan sukses karena salah satu penilaian kesuksesan presentasi Anda adalah pemahaman audiens akan materi yang Anda sampaikan.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah pada Bank Mandiri Tbk, Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap

Menurut Max Weber dimana perilaku yang dilakukan oleh individu diarahkan kepada tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan dipilih diantara sejumlah cara

Dari penelitian ini didapatkan diameter poros yang digunakan untuk mekanisme pembebanan pada load adjuster dengan beban maksimal 5 kg adalah 12 mm.. Pegas yang digunakan

Namun apabila ada anggota jemaat (anggota sidi) yang belum dapat memberikan dukungan, dengan memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai nilai-nilai Alkitab atau

Faktor-faktor dominan yang menyebabkan Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria tidak efektif adalah dari

Strategi pembinaan untuk mendorong pertumbuhan koperasi berbadan hukum adalah melalui pendampingan terhadap LKM (lembaga Keuangan Mikro) untuk segera diwujudkan dalam bentuk

Permasalahan yang terjadi adalah perusahaan ini berencana untuk mengganti peralatan yang digunakan tersebut, karena dinilai kinerja alat-alat tersebut sudah menurun, namun

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prospek, arti penting dan teknik budidaya tanaman perkebunan baik penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama