• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Ir. Isa Budi Hartomo,MT NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Ir. Isa Budi Hartomo,MT NIP"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ( Permen PAN-RB ) Nomor. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah digunakan sebagai pedoman bagi Instansi pemerintah dalam menyusun Perjanjian Kinerja dan Tata cara Reviu atas Laporan Kinerja.

LAKIP dapat dimanfaatkan untuk bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang, penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang, serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.

LAKIP Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul tahun 2015 ini merupakan cerminan prestasi serta evaluasi terhadap berbagai program kerja pada tahun 2015, sebagai perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan ataupun kegagalan dari pelaksanaan Program / kegiatan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Mengingat keterbatasan dalam penyusunan LAKIP Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, sehingga mungkin masih terdapat kesalahan dalam penyusunan maupun perhitungan, untuk itu kami mohon kritik dan saran untuk perbaikan.

Demikian yang dapat disampaikan. terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan LAKIP Tahun 2015 ini. Mudah-mudahan dengan LAKIP ini menjadikan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul adalah instansi yang transparan dan berakuntabilitas dimasa yang akan datang.

Semoga bermanfaat

Bantul, Januari 2016 An. Kepala Dinas

(2)

Daftar Isi

Halaman Judul ... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 2

1.3 Kedudukan dan Tugas Pokok ... 2

1.4 Sumber Daya Manusia ... 9

1.5 Isu-isu Strategis ... 12

1.6 Sistematika Penyajian LAKIP ... 13

BAB II RENCANA STRATEJIK ... 14

2.1 Rencana Strategis ... 14

2.1.1 Visi dan Misi ... 15

2.1.2 Tujuan ... 16

2.1.3 Sasaran ... 16

2.1.4 Strategi, Kebijakan, Program, dan Indikator Kinerja ... 19

2.2 Rencana Kinerja ... 22

2.3 Penetapan Kinerja ... 23

2.3.1 Rencana Anggaran Tahun 2015 ... 29

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 32

3.1 Capaian Kinerja Organisasi ... 33

3.2 Evaluasi dan Analisis Kinerja ... 37

BAB IV PENUTUP... 54 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang empatik, bersih maka diperlukan suatu sistem akuntabilitas kinerja yang tepat, jelas dan terpercaya agar penyelengaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara efektif, efisien, bersih, bertanggungjawab serta bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Oleh karena itu Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul sebagai perpanjangan dari Pemerintah Kabupaten Bantul diharuskan dapat membuat suatu Rencana Stategi (Strategic Plan) serta laporan pertanggungjawaban kinerja (Performance Accountability Report) yang dapat mencerminkan transparansi dan akuntabilitas organisasi. Hal ini dapat diwujudkan apabila Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi mempunyai Rencana Strategis lima tahunan dan Rencana Kinerja Tahunan dan selalu diadakan review terhadap sasaran, indikator kinerja yang menjadi tanggungjawab Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul ke depan.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP), adalah salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan manifestasi dari semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun anggaran. Kesemuanya harus terangkum dalam Lakip sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah dicanangkan pada awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan dalam menyusun langkah berikutnya. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul.

Proses penyusunan LAKIP dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran bagi setiap instansi untuk mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen

(4)

antara target dan realisasi kinerja tahun ini, membandingkan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir, dan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan.

1.2. Maksud dan Tujuan

Laporan Kinerja (Performance Report) tahun 2015, merupakan suatu uraian lebih lanjut secara periodik dari rencana strategi yang memberikan gambaran tentang program dan kegiatan yang dikerjakan oleh SKPD dalam satu tahun anggaran. Rencana Strategi yang merupakan rencana umum lima tahunan yang diuraikan dalam suatu program pada rencana tahunan bertujuan agar kegiatan dapat lebih terfokus dan merupakan satu dokumen teknis operasional dan merupakan jabaran teknis dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2010–2015 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategis kebijakan rencana program 5 (lima) tahun ke depan.

Dengan adanya rencana kinerja yang tersusun dengan baik diharapkan kinerja organisasi dapat semakin baik dan lebih terfokus. Rencana kinerja ini antara lain berisikan ringkasan dari rencana stratejik dan uraian lebih lanjut dari setiap sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik dan strategi pencapaiannya.

1.3. Kedudukan dan Tugas Pokok

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi yang dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga daerah dan tugas pembantuan dibidang Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. Hal ini tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul dan Tupoksi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.

A. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Bupati Bantul Nomor 67 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tatakerja Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

(5)

Bantul sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Bantul Nomor 18A Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 67 tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tatakerja Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul. Untuk melaksanakan tugas tersebut Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul mempunyai fungsi:

a. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang Perindustrian, perdagangan, koperasi dan penanaman modal;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan penanaman modal;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan penanaman modal;

d. Melaksanakan kesekretariatan Dinas; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Fungsi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul harus lebih diutamakan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat secara optimal/prima dan masyarakat akan puas terhadap kinerja instansi pemerintah apabila tidak ada complain/rasa tidak puas terhadap pelayanan yang telah dilakukan dan masyarakat merasakan pentingnya keberadaan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul dalam pemerataan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan. Dalam melaksanakan fungsi SKPD sebagaimana tersebut di atas maka diperlukan kerja keras, disiplin, enovasi kreatif, konsisten, pengetahuan luas, berjiwa seni, komitmen terhadap tugas serta konsisten melayani, sesuai dengan sumpah dan janji PNS.

B. Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul dan Tupoksi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.

Struktur organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, terdiri dari :

(6)

1. Sub Bagian Umum 2. Sub Bagian Program; dan 3. Sub Bagian Keuangan dan Aset; c. Bidang Perindustrian terdiri atas :

1. Seksi Sarana dan Usaha Industri; dan 2. Seksi Pengembangan Produksi Industri; d. Bidang Perdagangan, terdiri atas :

1. Seksi Sarana dan Usaha Perdagangan; dan

2. Seksi Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Nederi e. Bidang Koperasi, terdiri atas :

1. Seksi Pemberdayaan Koperasi dan UKM; dan 2. Seksi Fasilitas Pembiayaan dan Simpan Pinjam f. Bidang Penanaman Modal, terdiri atas :

1. Seksi Promosi dan Kerjasama Investasi 2. Seksi Sarana dan Pengendalian Investasi g. Unit Pelayanan Teknis;

(7)

STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PERINDAGKOP KABUPATEN BANTUL

Ka Dinas

Kelompok Jabatan Fungsional

Sekretariat

Sub. Bag Keu dan Aset Sub. Bag

Program Sub. Bag

Umum

Bidang Koperasi Bidang Penanaman Bidang Perdagangan

Bidang Perindustian

Sie. SUI Sie. PPI Sie.

Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Sie. Usaha Perdagangan Sie. Fasilitas Pembiayaan & SP Sie. Pemberdayaan

Kop & UKM

Sie. Promosi &

Kebijakan Investasi

Sie. Sarana & Pengendalian

Investasi

(8)

Uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon di bawah Kepala Dinas, sebagai berikut :

b. Sekretariat, mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kegiatan; b. Menyiapkan bahan kerja;

c. Merumuskan kebijakan teknis dalam menentukan sasaran kegiatan sekretariat; d. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan dokumen perencanaan dan anggaran

dari masing–masing unit kerja;

e. Mengkoordinasikan bidang–bidang dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas dinas;

f. Menyelenggarakan urusan umum, urusan hukum, administrasi kepegawaian, perencanaan, administrasi keuangan, sarana dan prasarana, humas dan protokol, kearsipan, tata naskah dinas, organisasi dan tatalaksana, kepustakaan, surat– menyurat, serta monitoring, evaluasi dan pelaporan;

g. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

h. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya dan; j. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas.

c. Bidang Perindustrian, mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kegiatan; b. Menyiapkan bahan kerja;

c. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi penyusunan rencana dan program pembangunan industri;

d. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kegiatan industri;

e. Melaksanakan bimbingan teknis program sektoral di bidang perindustrian; f. Melaksanakan evaluasi kebijakan teknis bimbingan dan pengembangan;

g. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dan organisasi serta asosiasi dunia usaha;

(9)

i. Melaksanakan kebijakan teknis pencegahan pencemaran di bidang perindustrian; j. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau

tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

k. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya dan; m. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas.

d. Bidang Perdagangan, mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kegiatan; b. Menyiapkan bahan kerja;

c. Menyusun petunjuk teknis pembinaan penyiapan pedoman kegiatan usaha serta pengelolaan data di bidang perdagangan;

d. Melaksanakan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan di bidang perdagangan serta pelaksanaan pameran/promosi hasil UKM;

e. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan di bidang perdagangan;

f. Melaksanakan analisis iklim usaha dan peningkatan kerjasama dengan dunis usaha;

g. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis; h. Menyelenggarakan rekomendasi perijinan di bidang perdagangan;

i. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

j. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan l. Mengevaluasi dan meyusun laporan pelaksanaan tugas.

e. Bidang koperasi mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kegiatan; b. Menyiapkan bahan kerja;

(10)

d. Melaksanakan pemberdayaan koperasi, usaha kecil dan menengah;

e. Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan pengesahan dan pengumuman akta pendirian koperasi;

f. Melaksanakan fasilitasi pembiayaan dan simpan pinjam;

g. Melaksanakan pelatihan dan penyuluhan bidang koperasi, pengusaha kecil dan menengah;

h. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang koperasi dan UKM;

i. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

j. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan l. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas.

f. Bidang Penanaman Modal mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kegiatan;

b. Menyiapkan bahan kerja;

c. Melaksanakan koordinasi perencanaan penanaman modal secara terpadu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d. Menyusun dan mengelola data penanaman modal;

e. Melaksanakan kegiatan pengkajian dan penelitian potensi daerah serta promosi dunia usaha;

f. Menyiapkan petunjuk teknis bahan perizinan di bidang penanaman modal; g. Melayani rekomendasi perijinan penanaman modal;

h. Menyiapkan bahan kerjasama dengan pihak ketiga;

i. Menyediakan informasi dan promosi potensi, peluang inventasi dan mitra usaha; j. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penanaman modal; k. Menyelenggaraan pendidikan dan pelatihan penanaman modal;

l. Menginventarisasi, mengindentifikasi, dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

(11)

m. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan o. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas.

g. UPT

Rincian tugas Unit Pelaksana Teknis akan diatur dalam Peraturan Bupati. h. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana dan program kegiatan sesuai bidang tugasnya; b. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data sesuai bidangnya; c. Melaksanakan kegiatatan–kegiatan sesuai bidangnya;

d. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

e. Menyusun laporan pelaksanakan tugas kepada atasan.

1.4. Sumber Daya Manusia ( SDM )

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi yang telah dibebankan kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, dibutuhkan SDM yang tangguh, profesional, berwawasan luas, dan andal, komitmen pada tugas, sehingga dapat memberikan kontribusi yang maksimal untuk pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi yang didukung oleh 67 personil (Data sampai Desember 2015).

A. Keadaan Pegawai

Per 31 Desember 2015 jumlah PNS di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul adalah sebanyak 67 orang dengan perimbangan sebanyak 20 (29,85%) wanita dan 47 (70,15%) laki-laki. Bila dirunut dari jenjang pendidikan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul pendidikan SLTA merupakan jenjang pendidkan yang terbesar dengan jumlah karyawan sebanyak 29 orang (42,28%)

(12)

keragaman jenjang pendidikan pendidikan dan jumlah laki-laki perempuan dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 1.1

Keragaman Gender dan Jenjang Pendidikan

Keragaman gender Jenjang Pendidikan

Tabel 1.1 Keadan Pegawai

Jml peg

Jenis

Kelamin Pangkat/Golongan Tingkat pendidikan

Ket

Laki-laki

Wanita

I II III IV SD SLTP SLTA Sarmud S1 S2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

(13)

B. Keadaan Menurut Usia

Tabel 1.2 Keadaan Menurut Usia

NO INSTANSI USIA JMH KET <25-35 36-45 46-50 51-55 56-60 1 Dinas Perindagkop 11 22 11 19 4 67 Grafik 1.2 Keadaan Menurut Usia

Dengan dukungan SDM sebagaimana tersebut diatas, berdasarkan Analisa Beban Kerja maka Dinas Perindustrian Pedagangan dan Koperasi kekurangan pegawai sebanyak 58 orang, sehingga diharapkan total pegawai sebanyak 125 orang, dikarenakan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi mengampu tiga (3)

(14)

sarana dan prasarana penunjang Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi cukup memadai, kedepan secara bertahap akan dilaksanakan perkantoran modern, supaya lebih optimal dalam menjalankan tugas pokok fungsinya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara prima.

Pemerintahan yang baik akan terwujud apabila mulai dari atasan sampai dengan bawahan menganut pola tata kelola pemerintahan yang baik. Pejabat struktural dituntut untuk memberikan contoh pemerintahan yang transparan, akuntabel, kredibilitas yang dapat dipertanggungjawabkan, professional dalam pekerjaan, yang kemudian menjadi pola dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari.

1.5. Isu Strategis

Isu –isu strategis yang dihadapi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi antara lain :

1. Standarisasi produk IKM dan produk Export (Daya saing industri), 2. Pengelola Kawasan Industri Piyungan,

3. Pemberian hibah mesin peralatan produksi (Regulasi),

4. Belum berfungsinya Terminal pelabuhan Darat/Inlandport yang ada di kecamatan Sedayu,

5. Revitalisasi PSG,

6. Kesiapan UKM menghadapi pasar bebas ASEAN (MEA),

7. Banyak LKM yang belum berbadan hukum sesuai dengan UU Nomor 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro yang mewajibkan berbadan hukum, 8. Rendahnya jumlah UKM yang meningkat dari level mikro ke usaha kecil dam

usaha kecil ke menengah,

9. Perizinan Tanah Kas Desa di Desa Srimulyo sebagai lokasi Kawasan Industri Piyungan dari 100 hektar yang direncanakan baru terealisasi sekitar 56 hektar, dan penelola Kawasan Industri Piyungan,

10. Belum ditetapkannya Kawasan Sedayu dan Pajangan sebagai Kawasan Industri, 11. Belum optimalnya pelayanan perizinan dan non perizinan penanaman modal, 12. Pelimpahan wewenang terkait Metrologi Legal,

(15)

13. Optimalisasi dan Kontrak kerja Pengelola Sistim Resi Gudang (SRG) dan Kontrak kerja Pengelola

14. Promosi potensi innvestasi yang ada di Kabupaten Bantul 15. Percepatan pemberian Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK),

1.6. Sistematika Penyajian LAKIP

Sistematika penyajian LAKIP Disperindagkop Bantul Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Menjelaskan secara umum organisasi, dengan menekankan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

Bab II : Perencanaan Kinerja

Menguraikan ringkasan / ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan Bab III : Akuntabilitas Kinerja

Berisi penjelasan singkat tentang Capaian IKU tahun 2015, juga Evaluasi dan Analisis Capaian IKU 2015 yang diuraikan per sasaran dan IKU. Selain itu, bab ini juga berisikan Capaian Kinerja Lainnya dan Kinerja Keuangan Disperindagkop Bantul.

Bab IV : Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah dimasa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

(16)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. RENCANA STRATEGIS

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah memberi kesempatan dan kewenangan yang pada daerah untuk mengatur dan menyelenggarakan urusan pemerintahan dan urusan kepentingan masyarakat menurut prakarsa dan kreatifitas sendiri. Hal ini dilakukan pemerintah daerah berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai kewenangan yang dimiliki dan mengacu pada peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Untuk mewujudkan hal–hal sebagaimana tersebut di atas, maka diperlukan rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan dengan jenjang perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah maupun perencanaan tahunan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan dengan berpedoman pada Perda Nomor 05 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Perda Kabupaten Bantul Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bantul Tahun 2011 sampai 2015 yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya secara lebih spesifik dan terukur dengan disertai sasaran yang akan dicapai.

Rencana Strategis Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul adalah dokumen perencanaan pembangunan yang selama rentang waktu 5 (lima) tahun kedepan akan dijadikan pedoman dan acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. Hal ini memiliki konsekuensi bahwa program dan kegiatan yang termuat dalam Rencana Strategis (RENSTRA) bersifat secara lebih spesifik dan terukur dengan disertai sasaran yang akan dicapai dan indikatif untuk dapat dilaksanakan.

(17)

2.1.1. VISI DAN MISI

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang berkaitan dengan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Visi harus berkaitan erat kemana instansi ini mau dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten, tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. Berkaitan dengan hal tersebut maka visi Dinas Perindagkop, Kabupaten Bantul adalah:

“TERWUJUDNYA USAHA KECIL MENENGAH DAN KOPERASI YANG KUAT, SEJAHTERA BERKEADILAN SERTA PENINGKATAN PEMBERDAYAAN INVESTASI YANG TERARAH SEBAGAI PENDUKUNG PEREKONOMIAN DAERAH”

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagaimana penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi diharapkan seluruh pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul mengetahuinya sehingga apa yang menjadi peran, tugas, tanggungjawab dinas dapat ditunaikan secara maksimal. Misi Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi ada dua yaitu:

1. Mewujudkan peningkatan daya saing dengan meningkatkan produksi dan nilai tambah, serta pemanfaatan hasil potensi daerah yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan demi terwujudnya kesejahteraan KUKM.

2. Mewujudkan peningkatan pertumbuhan investasi daerah yang terarah melalui pengembangan sistem pendukung usaha bagi KUKM serta peningkatan nilai investasi dan investor.

3. Mewujudkan peningkatan perdagangan dalam rangka menggerakkan perekonomian daerah, dan perlindungan konsumen.

Misi pertama merupakan keinginan Dinas Perindagkop Kab. Bantul untuk mewujudkan potensi usaha kecil menengah yang tangguh dengan usaha yang ramah lingkungan.

Sedangkan misi yang kedua untuk mewujudkan peningkatan investasi dengan melakukan kemantapan untuk mewujudkan kesejahteraan UMKM.

(18)

2.1.2. TUJUAN

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu pada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu analisis strategik. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kualitatif, akan tetapi harus menunjukan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka tujuan Disperindagkop antara lain:

1. Meningkatkan daya saing pada era globalisasi dengan meningkatkan produksi, nilai tambah serta pemanfaatan hasil potensi daerah melalui, pemberdayaan, peningkatan kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi dengan mengacu pada pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

2. peningkatan pertumbuhan investasi daerah yang terarah melalui pengembangan sistem pendukung usaha bagi KUKM serta peningkatan nilai investasi dan investor. 3. Peningkatan sistem distribusi dan lembaga usaha perdagangan yang baik

4. Peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa demi terwujudnya perlindungan konsumen serta pengamanan perdagangan.

2.1.3. SASARAN

Sasaran adalah hasil yang ingin dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran. Indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun yang bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing–masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetepkan dalam Renstra dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul antara lain :

1. Peningkatan produksi, dan nilai tambah melalui pemberdayaan, peningkatkan kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi serta mewujudkan peningkatan pemanfaatan hasil potensi daerah dan teknologi yang tepat serta berwawasan lingkungan.

(19)

2. Meningkatkan dan mengembangkan sistem pendukung usaha bagi KUKM serta pertumbuhan investasi daerah.

3. Peningkatan sistem distribusi dan lembaga usaha perdagangan yang baik. 4. Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan.

(20)

Rencana Strategis

No Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Per Tahun

2011 2012 2013 2015 2015

1 Meningkatkan daya saing pada era globalisasi dengan meningkatkan produksi, nilai tambah serta pemanfaatan hasil potensi daerah melalui pemberdayaan,

peningkatan kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi dengan mengacu pada pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

Peningkatan produksi, dan nilai tambah melalui pemberdayaan, peningkatkan kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi serta mewujudkan peningkatan pemanfaatan hasil potensi daerah dan teknologi yang tepat serta berwawasan lingkungan.

Peningkatan nilai produksi Persen 1 1 1 1 1

2 Peningkatan pertumbuhan investasi daerah yang terarah melalui pengembangan sIstem pendukung usaha bagi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) serta

peningkatan nilai investasi dan investor

Meningkatkan dan mengembangkan sistem pendukung usaha bagi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) serta pertumbuhan investasi daerah

Persentase pertumbuhan

Koperasi ber Badan hukum Persen 2 2 2 2 100 Jumlah KUKM yang

mendapatkan permodalan unit usaha 100 100 100 100 100 Pertumbuhan investasi riil

daerah

(PMA/PMDN/KUKM)

Persen 5 5 5 5 5

Jumlah Wirausaha Baru Orang 200 200 200 200 200 3 Peningkatan sistem distribusi dan

lembaga usaha perdagangan yang baik

Peningkatan sistem distribusi dan lembaga usaha

perdagangan yang baik

Peningkatan nilai ekspor Persen 6 6 6 6 6 Persentase peningkatan

omset perdagangan Persen 6 6 6 6 6

4 Peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa demi terwujudnya perlindungan konsumen serta pengamanan perdagangan

Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan

Persentase penurunan

(21)

2.1.4. STRATEGI, KEBIJAKAN, PROGRAM DAN INDIKATOR KINERJA

Definisi strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan dalam kebijkan–kebijakan dan program–program. Kebijakan adalah ketentuan–ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Bantul, untuk dijadikan pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, serta visi dan misi Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Bantul, yaitu :

2.1.4.1. Strategi

1. Meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat; 2. Meningkatkan pertumbuhan investasi;

3. Meningkatkan pemberdayaan dan fasilitas bagi UMKM;

4. Mengembangkan sistem distribusi dan lembaga usaha perdagangan serta kemitraan dengan PSG;

5. Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan; 6. Peningkatan produksi, produktifitas dan nilai tambah;

7. Meningkatkan pemberdayaan dan pemanfaatan potensi industri serta teknologi yang berwawasan lingkungan.

2.1.4.2. Kebijakan

1. Optimalisasi pemanfaatan fasilitas/aset daerah;

2. Revitalisasi koperasi dan peningkatan kemitraan pelaku ekonomi; 3. Pemberdayaan UMKM;

4. Peningkatan promosi, pemasaran dan kerja sama lembaga usaha perdagangan serta kemitraan dengan Pasar Seni Gabusan (PSG);

5. Sosialisasi Undang–Undang perlindungan konsumen, penyelesaian sengketa perdagangan dan pengawasan peredaran barang dan jasa;

6. Pengembangan usaha agrobisnis dan peningkatan produksi, produktifitas dan nilai tambah;

(22)

8. Peningkatan promosi dan kerjasama investasi.

Untuk mengetahui korelasi antara visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1.

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Renstra Disperindagkop Bantul

VISI : TERWUJUDNYA USAHA KECIL MENENGAH DAN KOPERASI YANG KUAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, SERTA PERTUMBUHAN INVESTASI YANG TERARAH SEBAGAI PENDUKUNG PEREKONOMIAN DAERAH.

Misi Tujuan Sasaran

1) Mewujudkan

peningkatan daya saing dengan meningkatkan produksi dan nilai

tambah, serta pemanfaatan hasil potensi daerah yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan demi terwujudnya kesejahteraan KUKM

1. Meningkatkan daya saing pada era globalisasi dengan meningkatkan produksi, nilai tambah serta pemanfaatan hasil potensi daerah melalui, pemberdayaan,

peningkatan kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi dengan mengacu pada pembangunan yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

a. Peningkatan produksi, dan nilai tambah melalui pemberdayaan,

peningkatkan kapasitas IPTEK, SDM, sistem

produksi serta mewujudkan peningkatan

pemanfaatan hasil potensi daerah dan teknologi yang tepat serta berwawasan lingkungan.

2. Mewujudkan peningkatan

pertumbuhan investasi daerah yang terarah melalui pengembangan sistem pendukung usaha bagi KUKM serta peningkatan nilai investasi dan investor.

2) peningkatan pertumbuhan investasi daerah yang

terarah melalui pengembangan sistem

pendukung usaha bagi KUKM serta peningkatan nilai investasi dan investor.

a. Meningkatkan dan mengembangkan sistem pendukung usaha bagi

KUKM serta pertumbuhan investasi daerah. 3. Mewujudkan peningkatan perdagangan dalam rangka menggerakkan perekonomian daerah, dan perlindungan konsumen. 3) Peningkatan sistem distribusi dan lembaga usaha perdagangan yang baik

a. Peningkatan sistem distribusi dan lembaga usaha perdagangan yang baik.

(23)

peredaran barang dan jasa demi terwujudnya perlindungan konsumen serta pengamanan perdagangan. perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan.

2.1.4.3. Program dan Kegiatan

Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program dan kegiatan prioritas.

Program yang disusun oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul merupakan program prioritas RPJMD yang sesuai dengan tugas dan fungsi yang telah dibebankan pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul yang selanjutnya dijabarkan ke dalam beberapa kegiatan untuk masing – masing program tersebut. Pemilihan kegiatan untuk masing – masing program ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah.

Tabel 2.2

Indikator Kinerja Utama

No Sasaran Indikator Kinerja Keterangan

1 Peningkatan produksi, dan nilai tambah melalui pemberdayaan,

peningkatkan kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi serta mewujudkan peningkatan pemanfaatan hasil potensi daerah dan teknologi yang tepat serta berwawasan lingkungan.

b. Presentase peningkatan nilai produksi

Presentase dari Selisih kapasitas produksi tahun ini dengan kapasitas produksi tahun lalu di bagi kapasitas produksi tahun lalu (sumber data : Bidang Perindustrian)

2 Meningkatkan sistem pendukung usaha bagi KUKM serta pertumbuhan investasi daerah

a. Presentase peningkatan Koperasi ber - Badan Hukum

Presentase dari Selisih Koperasi ber - Badan Hukum tahun ini dengan Koperasi ber - Badan Hukum tahun lalu di bagi Koperasi ber - Badan Hukum tahun lalu (sumber data :

Disperindagkop Kab.Bantul) a. Pertumbuhan investasi

Daerah

(KUKM/PMA/PMDN)

Presentase dari Selisih investasi Daerah tahun ini dengan investasi Daerah tahun lalu di bagi investasi Daerah tahun lalu (sumber data :

Disperindagkop Kab.Bantul) 3 Peningkatan sistem

distribusi dan lembaga

a. Presentase pertumbuhan nilai

Presentase dari Selisih Nilai Ekspor tahun ini dengan Nilai Ekspor tahun

(24)

4 Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan

b. Presentase peningkatan omset

Presentase dari Selisih Omset tahun ini dengan omset tahun lalu dibagi omset tahun lalu (sumber: bid. Perdagangan) a. Presentase penurunan

penemuan barang tidak layak edar

Presentase dari Selisih penemuan barang tidak layak edar tahun ini dengan penemuan barang tidak layak edar tahun lalu dibagi penemuan barang tidak layak edar tahun lalu (sumber: bid. Perdagangan) 2.2. Rencana Kinerja 2015

Rencana Kinerja Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.3

Rencana Kinerja Tahun 2015

No Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan

Target Per Tahun

1 Meningkatkan daya saing pada era globalisasi dengan meningkatkan produksi, nilai tambah serta pemanfaatan hasil potensi daerah melalui pemberdayaan, peningkatan kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi dengan mengacu pada pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

Peningkatan produksi, dan nilai tambah melalui pemberdayaan, peningkatkan kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi serta mewujudkan peningkatan pemanfaatan hasil potensi daerah dan teknologi yang tepat serta berwawasan lingkungan Peningkatan nilai produksi persen 1 2 Peningkatan pertumbuhan investasi daerah yang terarah melalui pengembangan

sistempendukung usaha bagi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

(KUKM) serta peningkatan nilai investasi dan investor

Meningkatkan sistem pendukung usaha bagi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) serta pertumbuhan investasi daerah

Persentase

pertumbuhan Koperasi ber Badan hukum

persen 2

Jumlah KUKM yang mendapatkan permodalan

unit usaha

(25)

3. PERJANJIAN KINERJA/ PENETAPAN KINERJA

Dokumen Penetapan Kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama, beserta target kinerja dan anggaran. Dokumen ini bermanfaat untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian kinerja, laporan capaian realisasi kinerja, dan menilai keberhasilan organisasi.

Formulir Penetapan Kinerja SKPD Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Pertumbuhan investasi riil daerah (PMA/PMDN/KUKM) persen 5 Jumlah Wirausaha Baru Orang 100 3 Peningkatan sistem

distribusi dan lembaga usaha perdagangan yang baik Peningkatan sistem distribusi dan lembaga usaha perdagangan Peningkatan nilai ekspor persen 6 Persentase peningkatan omset perdagangan persen 6 4 Peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa demi terwujudnya perlindungan konsumen serta pengamanan perdagangan Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Persentase penurunan barang tidak layak edar

(26)

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN BANTUL

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Drs. Sulistiyanto, M.Pd

Jabatan : Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Kab. Bantul Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

Nama : Hj. Surya Widati. Jabatan : Bupati Bantul.

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Pihak Pertama pada tahun 2015 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilandan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggungjawab pihak pertama.

Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Pihak Kedua Hj. Surya Widati Bantul, Pihak Pertama Drs. Sulistiyanto, M.Pd NIP.19600430 198803 1 004

(27)

PENETAPAN KINERJA DISPERINDAGKOP BANTUL TAHUN 2015

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Satuan Target Program Anggaran Kegiatan Anggaran

1 Peningkatan produksi, dan nilai tambah melalui pemberdayaan, peningkatkan kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi serta mewujudkan peningkatan pemanfaatan hasil potensi daerah dan teknologi yang tepat serta berwawasan lingkungan

Peningkatan nilai produksi

persen 1 Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi

96.925.000 Pengembangan Kapasitas Pranata Pengukuran, Standarisasi, Pengujian dan Kualitas

30.850.000 Penyelenggaraan Pelatihan dan Forum

Diskusi

66.075.000 Program

Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

3.035.071.000 Pemberian kemudahan izin usaha IKM 23.750.000 Monitoring, evaluasi dan pelaporan 22.610.000 Fasilitasi terhadap industri kecil dan

menengah

25.875.000 Pembinaan IKM melalui Dekranas Kab.

Bantul

273.795.000 Penyelenggaraan Pelatihan Industri 1.186.392.000 Fasilitasi dan Pemberdayaan Industri Kecil 1.047.350.000 Penguatan Kelembagaan Pokmas Pengelola

Mesin Pupuk Organik

49.601.000 Promosi Produk Unggulan 314.483.000 Fasilitasi HAKI Kelompok IKM 91.215.000 2 Meningkatkan sistem

pendukung usaha bagi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) serta pertumbuhan investasi daerah Persentase pertumbuhan Koperasi ber Badan hukum

persen 2 Program Peningkatan Kualitas

Kelembagaan Koperasi

685.670.500 Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian

344.580.000 Pembangunan Sistem Informasi

Perencanaan Pengembangan Perkopersian

(28)

Sosialisasi Prinsip-Prinsip Pemahaman Perkoperasian

75.878.000

Pembinaan, Pengawasan, dan

Perhargaan Koperasi Berprestasi

60.000.000 Rintisan penerapan teknologi

sederhana/manajemen modern pada jenis koperasi

42.750.000

Pembekalan Manajemen bagi anggota

DEKOPINDA 93.862.500 Jumlah KUKM yang mendapatkan permodalan

unit usaha 100 Program

Penciptaan Iklim Usaha Usaha Kecil Menengah yang Konduksif

93.280.000 Fasilitasi Pengembangan Usaha Kecil Menengah

70.745.000

Pemberian Fasilitasi Pengamanan

Kawasan Usaha Kecil Menengah

22.535.000 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

605.355.500 Pemantauan Pengelolaan Penggunaan Dana Pemerintah Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

49.300.000

Pengembangan Sarana Pemasaran

Produk Usaha Mikro Kecil Menengah

43.236.000

Penyelenggaraan Pembinaan Industri

Rumah Tanggan, Industri Kecil dan Industri Menengah

44.970.000

Penyelenggaraan Gelar Potensi

Koperasi Usaha Kecil dan Menengah 467.849.500

Pertumbuhan investasi riil daerah (PMA/PMDN/KU KM) persen 5 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

515.270.000 Koordinasi Antar Lembaga Dalam Pengendalian Pelaksanaan Investasi PMDN/PMA

49.591.500

(29)

pengawasan pelaksanaan penanaman modal

Penyelenggaraan Pameran Investasi 334.521.500

Misi Investasi (Gelar potensi investasi) 96.617.000

Program

Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

179.115.000 Memfasilitasi dan Koordinasi

Kerjasama Di Bidang Investasi 123.900.000

Pengembangan Sistim Informasi

Penanaman modal 19.455.000

Sosialisasi Penyamaan Persepsi

Pengembangan Investasi 35.760.000

Program Penataan

Struktur Industri 19.916.000 Pemberian fasilitasi kerjasama industri dengan swasta 19.916.000 Program

Pengembangan data

50.000.000 Penyusunan Data Base Komunitas

batik di kabupaten bantul 50.000.000

Program

Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial

109.857.500 Pendampingan Peruntukan Kawasan

Industri Penyusunan Profil Sentra 109.857.500

Jumlah

Wirausaha Baru Orang 200 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah 1.341.423.000 Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan 1.341.423.000 3 Peningkatan sistem distribusi dan lembaga usaha perdagangan Peningkatan nilai ekspor persen 6 Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

91.905.000 Pelatihan manajemen perdagangan luar negeri 91.905.000 Persentase peningkatan omset perdagangan persen 6 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

4.204.065.300 Fasilitasi Kemudahan Perijinan Pengembangan Usaha

5.000.000 Pengembangan Kelembagaan

Kerjasama Kemitraan

(30)

Peningkatan Sistem dan Jaringan Informasi Perdagangan melalui Pameran

956.177.000 Pengembangan pengelolaan gudang

dengan Sistim Resi Gudang

2.522.517.800

Program Pembinaan

Pedagang Kakilima dan Asongan

31.425.000 Kegiatan Pembinaan Organisasi Pedagang Kakilima dan Asongan

31.425.000

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

2.028.016.091 Pembangunan Pasar Pedesaan

(Pendampingan Dana Stimulus Fiskal)

2.028.016.091 4 Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Persentase penurunan barang tidak layak edar persen 5 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

125.462.000 Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa

91.410.000 Workshop Perlindungan Konsumen 34.052.000

(31)

2.3.1. Rencana Anggaran Tahun 2015

Rencana dan realisasi anggaran Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul merupakan komponen perencanaan dan pengendalian. Rencana dan Realisasi sanggaran belanja langsung dan tidak langsung dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 2.5.

Rencana dan Realisasi Belanja langsung dan tidak langsung

Belanja Anggaran Realisasi %

1. Belanja Tidak langsung 3.660.434.000,00 3.559.518.421,00 97,24 2. Belanja Langsung 14.947.724.159,00 14.155.632.131,00 94,70 Jumlah 18.608.158.159,00 17.715.150.552,00 95,20

Alokasi anggaran persasaran dapat dilihat dalam table dibawah ini : Tabel 2.6

Anggaran Per Sasaran

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Program Anggaran

1 Peningkatan produksi, dan nilai tambah melalui pemberdayaan, peningkatkan kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi serta mewujudkan peningkatan pemanfaatan hasil potensi daerah dan teknologi yang tepat serta berwawasan lingkungan.

Peningkatan nilai

produksi persen 1 Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi

96.925.000

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

3.035.071.000

2 Meningkatkan sistem pendukung usaha bagi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) serta pertumbuhan pertumbuhan investasi daerah

Persentase pertumbuhan Koperasi ber Badan hukum

persen 2 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

685.670.500

Jumlah KUKM yang mendapatkan permodalan

unit usaha 100 Program Penciptaan Iklim Usaha Usaha Kecil

Menengah yang Konduksif

(32)

Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

605.355.500

Pertumbuhan investasi riil daerah (PMA/PMDN/KUK M)

persen 5 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

515.270.000

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

179.115.000

Program Penataan Struktur

Industri 19.916.000 Program Pengembangan Data 50.000.000 Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial 109.857.500 Jumlah Wirausaha

Baru Orang 200 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

1.341.423.000

3 Peningkatan sistem distribusi dan lembaga usaha perdagangan

Peningkatan nilai

ekspor persen 6 Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

91.905.000

Persentase

peningkatan omset perdagangan

persen 6 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

4.204.065.300

Program Pembinaan Pedagang Kakilima dan Asongan 31.425.000 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 2.028.016.091 4 Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Persentase penurunan barang tidak layak edar

persen 5 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

(33)

Alokasi anggaran belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk membiayai program-program prioritas yang langsung mendukung pencapaian sasaran pembangunan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.7

Distribusi Anggaran per Sasaran Strategis

No Sasaran Strategis Anggaran Persentas e 1 Peningkatan produksi, dan nilai tambah

melalui pemberdayaan, peningkatkan kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi serta mewujudkan peningkatan pemanfaatan hasil potensi daerah dan teknologi yang tepat serta berwawasan lingkungan.

3.131.996.000 20,95

2 Meningkatkan sistem

pendukung usaha bagi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) serta pertumbuhan investasi daerah

3.599.887.500 24,08

3 Peningkatan sistem distribusi

dan lembaga usaha perdagangan 6.355.411.391 42,53 4 Peningkatan perlindungan

konsumen dan pengamanan perdagangan

125.462.000 0,84

Jumlah 13.212.756.89 88,40

5 Jumlah Belanja Langsung

Pendukung (Peningkatan Kinerja dan Pelayanan)

1.734.967.268 11,60

TOTAL 14.947.724.159 100

Dilihat dari distribusi anggaran per sasaran dapat dilihat bahwa Anggaran tertinggi terdapat pada sasaran strategis Peningkatan Sistim Distribusi dan Lembaga Usaha Perdagangan dengan anggaran sebesar Rp. 6.355.411.391,- atau 42,53% dari total belanja langsung sedangkan sasaran strategis strategis yang anggarannya terendah terdapat pada sasaran Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan dengan anggaran sebesar Rp. 125.462.000,- atau 0,84%.

(34)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandalkan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perubahan, di mana program/ kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran, hasil maupun dampak. Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance dimana salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan sejauh mana sebuah instansi pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Karena itulah, pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah dicapai. Sebagai bagian dari komitmen Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul untuk membangun akuntabilitas kinerja ini, pengembangan web-monev adalah bagian kunci untuk mendorong pelembagaan pengendalian, evaluasi yang transparan dan berorientasi pada perbaikan pelayanan publik. Pijakan yang dipergunakan adalah sistem akuntabilitas kinerja ini adalah berpedoman kepada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pedoman Penyusunan PK dan Pelaporan AKIP. Dalam regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah. Tabel berikut menggambarkan skala nilai peringkat kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2014, yang juga dipakai dalam penyusunan LAKIP ini.

Tabel 3.1

Skala Penilaian Kinerja

Warna Prosentase Keterangan

0 s/d 50 Sangat Rendah

50.1 s/d 65 Rendah

65.1 s/d 75 Sedang

75.1 s/d 90 Tinggi

90.1 lebih Sangat Tinggi

(35)

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditentukan dilakukan dengan membandingkan target kinerja dan realisasi kinerja. Pencapaian IKU Disperindagkop Kabupaten Bantul pada tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Capaian IKU Disperindagkop Kabupaten Bantul Tahun 2015

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Prosentase

1 Peningkatan produksi, dan nilai tambah melalui pemberdayaan, peningkatkan kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi serta mewujudkan peningkatan pemanfaatan hasil potensi daerah dan teknologi yang tepat serta berwawasan lingkungan. Peningkatan nilai produksi persen 1 0,5 50 2 Meningkatkan sistem pendukung usaha bagi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) serta pertumbuhan investasi daerah Persentase pertumbuhan Koperasi ber Badan hukum

persen 2 3,17 158,5

Pertumbuhan investasi riil daerah

(PMA/PMDN/KUKM)

persen 5 8,43 168,6

Jumlah Wirausaha Baru Orang 100 100 100

3 Peningkatan sistem distribusi dan lembaga usaha perdagangan Peningkatan nilai ekspor persen 6 11,46 179 Persentase peningkatan omset perdagangan persen 6 6 100 4 Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan Persentase penurunan barang tidak layak edar

(36)

Rata-Rata 90,29

Dari tujuh Indikator Kinerja Utama Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, dapat dilihat bahwa 6 (enam) indikator dengan warna hijau muda yaitu sangat tinggi bahkan untuk indikator persentase pertumbuhan koperasi berbadan hukum, melampaui target dari yang direncanakan 2% mencapai realisasi sebesar 3,17%, dengan jumlah koperasi berbadan hukum sebanyak 473 koperasi tahun 2014, dan pada tahun 2015 bertambah menjadi 488 koperasi, sehingga ada peningkatan sebanyak 15 unit koperasi. Hal ini kemungkinan disebabkan berhasilnya sosialisasi terhadap koperasi/LKM yang dilakukan, karena setelah April 2016, proses penerbitan Badan Hukum harus dilakukan ke Pusat. Sedangkan indikator lain yang juga melampaui target yaitu pertumbuhan investasi riil daerah dari target sebesar 5%, yang meningkat menjadi 8,43%, hal ini antara lain disebabkan terbitnya izin penanaman modal maupun izin usaha dari BKPM RI sebanyak 7 perusahaan. Data realisasi investasi atau perkembangan PMA dan PMDN adalah data perusahaan PMA dan PMDN yang masuk kriteria menengah dan besar sesuai dengan UU no. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta Peraturan Kepala BKPM RI no. 14 tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Izin Prinsip Penanaman Modal. Realisasi investasi ini juga berdasarkan pada data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) sebagai kewajiban perusahaan yang diamanatkan dalam UU no. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal serta Peraturan Kepala BKPM RI no. 17 tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Modal.

Sedangkan realisasi untuk indikator jumlah wirausaha baru, persentase peningkatan omset perdagangan, dan persentase penurunan barang tidak layak edar telah sesuai dengan target yang direncanakan. Sementara itu, indikator peningkatan nilai produksi mempunyai indikator berwarna merah atau rendah dengan realisasi sebesar 50% dari target. Hal ini disebabkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi dengan menguatnya dolar Amerika dibanding dengan Rupiah. Dari sisi nilai produksi, hal tersebut menjadi hambatan dikarenakan biaya bahan baku naik sedangkan dari sisi ekspor hal ini merupakan keuntungan. Capaian Rata-Rata Indikator sasaran Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul Tahun 2015 adalah 90,29% atau sangat tinggi.

(37)

3.3. Realisasi dan Capaian Kinerja IKU Disperindagkop Bantul Per Triwulan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

Tahunan Triwulan Target Realisasi Prosentase Keterangan Per Triwulan Keterangan 1 Peningkatan

produksi, dan nilai tambah melalui pemberdayaan, peningkatkan kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi serta mewujudkan peningkatan pemanfaatan hasil potensi daerah dan teknologi yang tepat serta berwawasan lingkungan.

Peningkatan nilai

produksi persen 1 Triwulan 1 Triwulan 2 0,5 0 0,25 0 50 0

Triwulan 3 0 0 0 Triwulan 4 0,5 0,25 50 2 Meningkatkan sistem pendukung usaha bagi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) serta pertumbuhan investasi daerah

Persentase pertumbuhan Koperasi ber Badan hukum

persen 2 Triwulan 1 0 0 0

Triwulan 2 0 0 0

Triwulan 3 0 0 0

Triwulan 4 2 3,17 158,5 Jumlah KUKM yang

mendapatkan permodalan unit usaha 50 Triwulan 1 0 0 0 Triwulan 2 25 25 100 Triwulan 3 25 25 100 Triwulan 4 0 0 0 Pertumbuhan investasi riil daerah (PMA/PMDN/KUKM) persen 5 Triwulan 1 0 0 0 Triwulan 2 0 0 0 Triwulan 3 0 0 0 Triwulan 4 5 8,43 168,6

(38)

Jumlah Wirausaha Baru Orang 200 Triwulan 1 0 0 0 Triwulan 2 0 0 0 Triwulan 3 0 0 0 Triwulan 4 100 100 100 3 Peningkatan sistem distribusi dan lembaga usaha perdagangan

Peningkatan nilai ekspor persen 6 Triwulan 1 0 0 0

Triwulan 2 0 0 0

Triwulan 3 0 0 0

Triwulan 4 6 11,46 179 Persentase peningkatan

omset perdagangan persen 6 Triwulan 1 Triwulan 2 0 0 0 0 0 0

Triwulan 3 0 0 0 Triwulan 4 6 6 100 4 Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Persentase penurunan

barang tidak layak edar persen 5 Triwulan 1 Triwulan 2 0 0 0 0 0 0

Triwulan 3 0 0 0

(39)

3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Bagian ini akan menguraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang menjelaskan capaian kinerja secara umum sebagaimana sudah diuraikan dalam sub bab sebelumnya. Penyajian untuk sub bab ini akan disajikan per sasaran strategis. Beberapa sasaran strategis yang terkait digabungkan menjadi satu dalam analisis ini.

1. Sasaran Peningkatan produksi, dan nilai tambah melalui pemberdayaan, peningkatkan kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi serta mewujudkan peningkatan pemanfaatan hasil potensi daerah dan teknologi yang tepat serta berwawasan lingkungan.

Dari sasaran sebagaimana tersebut diatas, maka Dinas Perindagkop kabupaten Bantul melalui Sektor industri khususnya Industri Kecil Menengah (IKM) merupakan salah satu sektor utama pertumbuhan ekonomi karena IKM selain mampu memberikan peningkatan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) daerah, IKM juga mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Industri tidak dapat dibangun secara instan, harus melalui beberapa proses perkembangan, yang dalam proses perkembangannya sering kali mengalami berbagai hambatan.

Kabupaten Bantul merupakan salah satu Kabupaten yang mempunyai potensi IKM dengan jumlah sentra 75 serta jumlah pengrajin sebanyak 14.100 tenaga kerja memberikan kontribusi PDRB sebesar 19,06% pada Tahun 2014. Dan 70 % penyokong Ekspor DIY. Dari 75 sentra tersebut beberapa jenis komoditi unggulan adalah gerabah,mebel kayu,kerajinan kayu,kulit dan tatah sungging dan kerajinan bambu.

Dalam rangka peningkatan nilai produksi, maka program –program yang menunjang terhadap pencapaian nilai produksi kegiatan – kegiatan berupa kegiata percepatan terhadap nilai tambah melalui peningkatan SDM, Peralatan dan Modal.

Tabel 3.2.1

Rencana Realisasi Capaian

Indikator Capaian 2014 2015 Target Akhir RPJMD Capaian s.d 2015 thd 2015 Target Realisasi % Realisasi

Peningkatan

Nilai Produksi - 1% 0,5% 0,5% 1% 1%

(40)

peningkatan nilai produksi menunjukan kinerja yang sangat rendah dikarenakan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar sehingga harga bahan baku mengalami kenaikan.

Berbagai kegiatan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten bantul untuk mendongkrak nilai produksi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Kabupaten Bantul dilakukan melalui berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas Sumberdaya Manusia, Penggunaan teknologi tepat guna, perbaikan system produksi melalui efisien proses produksi, dan pelatihan Manajemen.

Tabel 3.2.2

Perkembangan Industri Kecil Menengah Tahun 2011-2015 No Uraian Tahun 2011 2012 2013 2015 2015 1 Unit Usaha 18.158 18.235 18.295 18.391 18.498 2 Tenaga Kerja 81.805 81.938 81.998 82.961 82.307 3 Nilai Produksi (Rp Ribuan) 800.105.100 800.295.400 800.312.100 829.112.200 806.315.015 4 Nilai Tambah (Rp Ribuan) 509.266.780 509.495.600 488.905.130 493.801.130 493.865.000 5 Nilai Investasi (Rp Ribuan) 488.715.800 488.862.200

Sumber: Dinas Perindagkop tahun 2015

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 pertumbuhan unit usaha IKM sebanyak 107 dengan pertumbuhan tenaga kerja sejumlah 192 orang. Kemudian dari aspek nilai produksi terdapat peningkatan produksi sebesar Rp. 3.928.815.000,- atau 0,0049% dari tahun 2014, dengan peningkatan nilai tambah sebesar Rp. 3.041.300.000,- . Sementara itu nilai investasi juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 3.689.000.000,- Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan IKM di Kabupaten Bantul mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian daerah dan masyarakat.

(41)

Gambar 3.1 : Grafik pertumbuhan nilai produksi tahun 2011-2015

Capaian kinerja nilai produksi sebagaimana tersebut diatas dicapai melalui program-program ;

1. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistim Produksi, 2. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.

2. Sasaran Meningkatkan sistem pendukung usaha bagi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) serta pertumbuhan investasi daerah

Peningkatan sistem pendukung usaha bagi Koperasi dan UMKM dilakukan melalui berbagai cara diantaranya dengan pemberian peralatan, akses pasar dan bantuan permodalan melalui lembaga resmi BUMD, BUMD , maupun swasta. Hal ini dilakukan melalui fasilitasi yang dilakukan Disperindagkop Bantul dengan kegatan temu bisnis maupun sistem bapak angkat. Selain itu dilakukan pula pendekatan melalui supply chain. Untuk mendorong percepatan unit usaha mikro dan kecil di kabupaten Bantul dalam mengakses baik permodalan maupun perizinan pemerintah mengeluarkan Perpres nomor 98 tahun 2014 tentang Perizinan untuk Usaha Mikro dan Kecil dan Permendagri nomor 83 tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil dan ditindaklanjuti dengan keluarnya Perbub nomor 81 tahun 2015 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil pada kecamatan. Dengan dikeluarkan Perbub sebagaimana tersebut diatas sampai dengan tanggal

(42)

Tabel. 3.2.3

Pertumbuhan Koperasi ber Badan Hukum

Indikator Capaian 2014 2015 Target Akhir RPJMD Capaian s.d 2015 thd 2015 Target Realisasi % Realisasi

Pertumbuhan

Koperasi ber Badan Hukum

1,53% 2 3,17 3,17% 2 3,17%

Dilihat dari indikator pertumbuhan Koperasi ber – badan hukum capaian pada tahun 2015 ini mencapai 3,17% dari target tahun 2015 sebesar 2%. Strategi pembinaan untuk mendorong pertumbuhan koperasi berbadan hukum adalah melalui pendampingan terhadap LKM (lembaga Keuangan Mikro) untuk segera diwujudkan dalam bentuk badan hukum yaitu koperasi. Koperasi ber badan hukum senantiasa didorong pertumbuhannya sebagai bentuk perlindungan terhadap anggotanya. Selain badan hukum setelahnya pemantauan terhadap kesehatan koperasi menjadi prioritas. Koperasi yang sehat dan berkembang menjadi salah satu cara untuk melakukan pemerataan pendapatan sehingga segera tercapai kesejahteraan anggota. Koperasi yang kuat juga mampu menyerap tenaga kerja.

Tabel 3.2.4. Klasifikasi Koperasi Tahun 2010-2015

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2015 2015

1. Koperasi Aktif 346 361 366 381 412 432

2. Koperasi Kurang Aktif 97 97 97 89 61 56 3. Jumlah Koperasi ber

badan hokum

443 458 463 470 473 488

4. Prosentasi Aktif 78% 79% 79% 81% 87% 88,5%

(43)

Gambar 3.2 : Pertumbuhan Koperasi Ber Badan Hukum 2010-2015 Tabel. 3.2.5.

Jumlah KUMKM yang mendapatkan bantuan permodalan

Indikator Capaian 2014 2015 Target Akhir RPJMD Capaian s.d 2015 thd 2015 Target Realisasi % Realisasi

Jumlah KUKM yang mendapatkan bantuan

permodalan

88 100 uu 50 50% 250 250

Indikator capaian jumlah KUKM yang mendapat bantuan permodalan mencapai 50 atau 50% dari target di tahun 2015. Bila dilihat target sampai dengan akhir RPJMD yaitu 250 tahun 2015 sudah sesuai yang ditargetkan.. Ditahun 2015 diperlukan alokasi anggaran dan kegiatan dengan sasaran dan target yang lebih tepat dan banyak. Sehingga target di akhir RPJMD 2011-2015 dapat tercapai. Koperasi dan UMKM yang mendapat bantuan permodalan yang dimaksud disini adalah melalui lembaga resmi melalui fasilitasi yang dilakukan dinas Perindagkop bekerjasama dengan lembaga perbankan diantaranya melalui temu bisnis.

(44)

Tabel. 3.2.6.

Pertumbuhan investasi riil daerah (PMA/PMDN/KUMKM)

Indikator Capaian 2014 2015 Target Akhir RPJMD Capaian s.d 2015 thd 2015 Target Realisasi % Realisasi

Pertumbuhan

investasi riil daerah (PMA/PMDN/KUKM)

30,5% 5% 8,43 8,43% 5 8,43

Capaian indikator pertumbuhan investasi riil daerah (PMA/PMDN/KUKM) mencapai 8,43% dari target yang di tetapkan sebesar 5%. Keberhasilan pencapaian target ini didukung oleh berbagai strategi yang diterapkan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi diantaranya melalui misi investasi dan promosi serta fasilitasi kemudahan perijinan. Penyiapan kawasan industri juga dilakukan untuk menarik investor agar mau menanamkan modalnya di Kabupaten Bantul. Investasi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap investasi yang ada di Kabupaten Bantul. Kawasan Piyungan juga diharapkan akan menjadi magnet tersendiri dalam menarik investor untuk menanamkan investasi di Bantul, mengingat sudah ditetapkannya kawasan Piyungan menjadi Kawasan Industri.

Tabel 3.2.7

Perkembangan PMA/PMDN

No. Tahun Jenis Investasi

Jumlah investor Tenaga Kerja Nilai Investasi (aktif) Akti f Pasif Total WN A WNI US$ Rp 1 2011 PMA 30 23 53 56 6.913 17.719.988,00 10.863.379.840,00 PMDN 6 9 15 3.260 200.172.644.150,71 2 2012 PMA 28 26 54 58 7.955 17.106.488,00 22.564.051.772,00 PMDN 5 10 15 3.418 246.782.863.739,23 3 2013 PMA 29 27 56 60 8.645 18.925.461,00 22.521.409.166,00 PMDN 7 10 18 5.863 541.527.452.654,89 4 2014 PMA 28 32 60 54 8,973 28.705.776,51 12.663.072.274,00 PMDN 12 16 28 1 9,992 551.193.003.436,00 5 2015 PMA 32 18 50 46 9,622 31.069.617,97 40.344.141.759,00 PMDN 87 11 98 5 9,350 577.333.697.000,94 Sumber: Dinas Perindagkop, 2010-2015

(45)

Gambar 3.3 : Pertumbuhan PMA dalam Rupiah dan dalam US $

Gambar 3.4 : Pertumbuhan PMDN (dalam Rupiah)

Dari Tabel 3.2.7 dapat dijelaskan bahwa realisasi investasi di Kabupaten Bantul pada tahun 2015 secara keseluruhan mencapai nilai Rp.988.203.403.869,94 meningkat sebesar Rp.73.565.665.362,10 atau 8,043% bila dibandingkan dengan capaian nilai investasi tahun 2014 sebesar Rp.914.637.738.507,84 (dengan kurs 1 US$ equivalen Rp.13.000,00). Investasi masih didominasi oleh investor dalam negeri sejumlah 87 unit usaha dibandingkan dengan investor luar negeri yang berjumlah 32 unit usaha. Kemudian jika dilihat dari nilai investasi dan penyerapan tenaga kerja, nilai investasi dan penyerapan tenaga kerja Indonesia PMDN lebih besar dibanding PMA. Nilai investasi PMA tahun 2015 sebesar US$.29.900.043,47 dan Rp.42.169.141.759,00 dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 8.909 orang yang terdiri dari 8.864 orang warga

(46)

9.355 orang yang terdiri dari 9.350 orang warga negara Indonesia dan 5 orang warga negara asing.

Nilai investasi PMA apabila dibandingkan dengan kondisi tahun 2014, nilai investasi pada tahun 2015 mencapai nilai Rp.430.869.706.869,00 meningkat sebesar Rp.60.000.381.799,00 atau 16,178% bila dibandingkan dengan capaian nilai investasi tahun 2014 sebesar Rp.370.869.325.070,00 (dengan kurs 1 US$ equivalen Rp.13.000,00). Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja, mengalami penurunan sebesar 0,213% atau sebanyak 19 orang. Hal ini disebabkan karena adanya krisis yang melanda dunia yang berakibat pada penutupan atau tidak beroperasinya beberapa perusahaan PMA. Perusahaan yang tutup maupun tidak beroperasi berjumlah sekitar 4 perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan.

Nilai investasi PMDN apabila dibandingkan dengan kondisi tahun 2014, nilai investasi pada tahun 2015 mencapai nilai Rp.557.333.697.000,94 meningkat sebesar Rp.13.565.283.563,10 atau 2,495% bila dibandingkan dengan capaian nilai investasi tahun 2014 sebesar Rp.543.768.413.437,84. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja, mengalami pertumbuhan sebesar 56,255% atau sebanyak 3.368 orang.

Tabel. 3.2.8. Jumlah Wirausaha Baru

Indikator Capaian 2014 2015 Target Akhir RPJMD Capaian s.d 2015 thd 2015 Target Realisasi % Realisasi

Jumlah Wirausaha

Baru 200 100 100 100 250 300

Capaian indikator jumlah wirausaha baru memenuhi target yang direncanakan. Tahun 2015 target wirausaha baru adalah sebanyak 100 wirausaha dan terealisasi 100 wirausaha dengan persen realisasi mencapai 100%. Semakin banyak jumlah wirausaha baru maka tingkat kesejahteraan masyarakat dalam suatu aerah akan semakin cepat tercapai. Capaian kinerja diatas merupakan hasil dari capaian kinerja yang dilakukan melalui beberapa program sebagai berikut :

1) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, 2) Program penciptaan iklim usaha yang kondusif

(47)

3) Program pengembangan system pendukung usaha bagi UMKM 4) Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi

5) Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi 6) Program penataan struktur industry

7) Program pengembangan data

8) Program pengembangan sentra – sentra industri potensial

9) Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM

3. Peningkatan sistem distribusi dan lembaga usaha perdagangan

Sasaran sebagaimana tersebut diatas titik beratnya dicapai dari beberapa sector kebijakan dengan meningkatkan varian, nilai produk Eksport dan negara tujuan, renovasi pasar, mengoptimalkan SRG, pemberdayaan pelaku pasar melalui mekanisme kemitraan, kerjasama, kemampuan manajemen dan akses informasi. Pembangunan sektor perdagangan di Kabupaten Bantul terbagi menjadi 2 (dua) sektor :

1. Perdagangan Luar Negeri

- Mengadakan kegiatan pelatihan manajemen perdagangan luar negeri - Meningkatkan Eksport barang ke luar negeri melalui event promosi

seperti ke Malaysia, China. - Fasilitasi perijinan

- Misi dagang

2. Perdagangan Dalam Negeri

a. Pengembangan pasar tradisional.

Pada tahun 2015 terdapat 33 pasar desa (6 pasar merupakan embrio yang masih dalam upaya pengoptimalan), 31 pasar kabupaten dan dan 1 pasar seni. Jumlah pedagang pasar di Kabupaten Bantul mencapai hampir sekitar 13.680 orang. Kondisi pasar yang baik dan semakin bertambahnya jumlah pasar diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian di Kabupaten Bantul.

Gambar

Tabel 1.1  Keadan Pegawai
Tabel 1.2  Keadaan Menurut Usia
Gambar 3.1 : Grafik pertumbuhan nilai produksi tahun 2011-2015
Tabel 3.2.4. Klasifikasi Koperasi  Tahun 2010-2015
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dalam mendukung visi Pusat Penyuluhan Pertanian Badan PPSDMP yaitu Terwujudnya penyelenggaraan diklat yang profesional untuk mendukung pembangunan

Pada Januari 2019 Ditjen PKH menyepakati 8 (delapan) sasaran dengan 10 (sepuluh) indikator kinerja yaitu (1) pertumbuhan volume ekspor untuk produk pangan hewani asal ternak;

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan untuk mengakomodasi kebutuhan akan pemilah uang berdasarkan nilai pecahan pada Koperasi Serba Usaha(KSU), Lembaga Keuangan Mikro(LKM), bank

IDG terdiri dari 3 komponen utama yaitu pertisipasi perempuan pada lembaga legislatif, perempuan profesional dan sumbangan pendapatan perempuan dan IDG ini

(1) Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, perlu menetapkan Peraturan Menteri

Adapun maksud penyusunan Rencana Strategis ini sebagai acuan dan pedoman SKPD Dinas Tata Bangunan dan Kebersihan dalam melaksanakan tugas pembangunan sesuai tugas pokok dan

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan untuk mengakomodasi kebutuhan akan pemilah uang berdasarkan nilai pecahan pada Koperasi Serba Usaha(KSU), Lembaga Keuangan Mikro(LKM), bank

Program Manajemen Perubahan pada level mikro (Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah) bertujuan untuk mengubah secara sistematis dan konsisten dari sistem dan