• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Data Penelitian

a. Uji Normalitas

Data penelitian sebanyak 159 eksemplar yang kembali akan diuji peneliti untuk memenuhi uji asumsi normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, nilai residu dari regresi mempunyai distribusi yang normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan metode statistik Smirnov. Peneliti menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov karena metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam uji normalitas dan pengambilan keputusan mengenai apakah data dinyatakan berdistribusi normal atau tidak, dilakukan berdasarkan pengamatan nilai kuantitatif dari Asymp. Sig. (2-tailed) sehingga interpretasi normalitas dapat lebih objektif. Asumsi normalitas akan terpenuhi apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) tersebut ≥ 0,05. Berikut tabel hasil uji normalitas residual:

Tabel 4.6

Uji Normalitas Residu

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Asymp. Sig. (2-tailed) N

LMX ─ JS 0.200 159

LMX ─ Engagement 0.200 159

Engagement ─ JS 0.075 159

LMX – Engagement – JS 0.066 159

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada masing-masing regresi adalah 0.20 untuk regresi LMX dengan job satisfaction dan untuk regresi antara LMX dengan employee engagement, lalu 0.075 untuk regresi antara employee engagement dengan job satisfaction, dan 0.066 untuk multiple regression antara LMX, employee engagement, dan job satisfaction. Hal ini menunjukkan bahwa data regresi pada setiap variabel tersebut memiliki nilai residu yang berdistribusi normal. Hal tersebut dikarenakan nilai p atau Asymp. Sig. (2-tailed) berada di atas 5% (> 0.05). Tabel hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, dapat dilihat pada lampiran.

b. Uji Linearitas

Salah satu uji asumsi lainnya pada sebuah model regresi adalah asumsi linearitas. Asumsi ini menyatakan bahwa seharusnya hubungan antara variabel tergantung dengan variabel terikat

bersifat linear. Uji asumsi linearitas dilakukan dengan metode statistik Test for Linearity. Asumsi linearitas dapat dikatakan terpenuhi apabila nilai signifikansi alpha ≤ 0.05.

Tabel 4.7

Hasil Uji Linearitas

ANOVA

Sig. Keterangan

LMX*JS 0.000 Linear

LMX*Engagement 0.012 Linear

Engagement*JS 0.820 Non Linear

Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa hubungan antar variabel yang terdapat dalam penelitian ini ada yang bersifat linear dan tidak linear. Nilai signifikansi atau probabilitas yang lebih kecil dari 0.05 dikatakan memiliki hubungan yang linear. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa hubungan antara variabel LMX dengan job satisfaction dan LMX dengan employee engagement dapat dikatakan linear dengan masing-masing nilai signifikansi sebesar 0.000 dan 0.012. Sedangkan hubungan antara variabel employee engagement dan job satisfaction tidak dapat dikatakan linear karena nilai signifikansi yang lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.820. Tabel hasil Test of Linearity, dapat dilihat pada lampiran.

2. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, uji hipotesis yang digunakan adalah metode analisis korelasi. Sebelumnya, peneliti melakukan uji asumsi terlebih dahulu untuk melihat apakah data penelitian ini memenuhi syarat untuk diolah dengan menggunakan metode analisis regresi. Berdasarkan uji asumsi normalitas yang telah dilakukan, ditunjukkan bahwa persebaran data penelitian ini memiliki nilai distribusi residual yang normal, sehingga data penelitian ini dapat dikatakan berdistribusi normal. Kemudian, uji asumsi linearitas yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa salah satu hubungan antar variabel yaitu employee engagement dan job satisfaction tidak dapat dikatakan linear karena nilai signifikansi (p = 0.820) yang lebih besar dari 0.05 (p > 0.05). Hasil uji asumsi yang tidak dapat dikatakan linear (p > 0.05) atau non linear biasanya karena tidak adanya korelasional antara variabel yang bersangkutan, dalam hal ini variabel employee engagement dan job satisfaction. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti menggunakan uji korelasional sebagai alat dalam menguji hipotesis.

Pada penelitian ini, hipotesis keempat (H4) dapat dikatakan gugur. Hipotesis keempat (H4) pada penelitian ini adalah employee engagement memediasi hubungan antara LMX dan job satisfaction. Gugurnya hipotesis keempat (H4) dikarenakan dalam uji asumsi linearitas, variabel employee engagement sebagai mediator dan job satisfaction tidak dapat dikatakan linear yang berarti tidak ada

korelasional antara employee engagement dan job satisfaction. Berdasarkan hasil tersebut, employee engagement tidak dapat berfungsi lagi sebagai mediator karena tidak ada korelasinya dengan dependent variable, yaitu job satisfaction.

Meski demikian, peneliti akan tetap melakukan uji pada hipotesis pertama (H1) yaitu adanya hubungan positif antara LMX dengan job satisfaction. Selain itu, hipotesis kedua (H2) yaitu adanya hubungan positif antara LMX dengan employee engagement juga akan diuji oleh peneliti. Peneliti menggunakan uji metode analisis korelasional Pearson Product Moment dalam melakukan uji hipotesis ini.

H1: Terdapat hubungan positif antara LMX dengan job satisfaction.

Tabel 4.8

Hasil Uji Korelasional antara LMX dengan job satisfaction

Correlations

Leader-Member

Exchange Job Satisfaction

Leader-Member

Exchange

Pearson Correlation 1 .539**

Sig. (2-tailed) .000

N 159 159

Job Satisfaction Pearson Correlation .539** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 159 159

Pada hasil uji korelasi ini, dapat dilihat bahwa LMX dan job satisfaction memiliki koefisien korelasi (r) sebesar 0.539 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000 (p < 0.05). Hasil menunjukkan korelasi positif dan signifikan antara LMX dan job satisfaction sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi LMX yang dimiliki perawat semakin tinggi juga job satisfaction yang dialami perawat. Maka dari itu, hipotesis penelitian diterima.

H2: Terdapat hubungan positif antara LMX dengan employee engagement.

Tabel 4.9

Hasil Uji Korelasional antara LMX dengan employee engagement

Correlations Leader-Member Exchange Employee Engagement Leader-Member Exchange Pearson Correlation 1 .184* Sig. (2-tailed) .020 N 159 159 Employee Engagement Pearson Correlation .184* 1 Sig. (2-tailed) .020 N 159 159

Pada hasil uji korelasi ini, dapat dilihat bahwa LMX dan employee engagement memiliki koefisien korelasi (r) sebesar 0.184 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.020 (p < 0.05). Hasil menunjukkan korelasi positif dan signifikan antara LMX dan employee engagement sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi LMX yang dimiliki perawat semakin tinggi juga employee engagement yang dimiliki perawat. Maka dari itu, hipotesis penelitian diterima.

Selanjutnya, peneliti akan membuktikan bahwa employee engagement tidak berkorelasi dengan job satisfaction. Peneliti menggunakan uji metode analisis korelasional Spearman dalam melakukan uji korelasional ini.

Tabel 4.10

Hasil Uji Korelasional antara employee engagement dengan job satisfaction Correlations Employee Engagement Job Satisfaction

Spearman's rho Employee

Engagement

Correlation Coefficient 1.000 .054

Sig. (2-tailed) . .500

N 159 159

Job Satisfaction Correlation Coefficient .054 1.000

Sig. (2-tailed) .500 .

Pada hasil uji korelasi ini, dapat dilihat bahwa employee engagement dan job satisfaction memiliki koefisien korelasi (r) sebesar 0.054 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.500 (p>0.05). Hasil ini membuktikan bahwa tidak adanya korelasi positif dan tidak signifikan antara employee engagement dengan job satisfaction.

Dokumen terkait