• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

2. Bagi penelitian selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak jumlah

subjek agar sebaran data yang diperoleh akan semakin merata dan

menghasilkan data yang mewakili populasi normal.

Peneliti menyarankan peneliti selanjutnya untuk mengambil data pada

masyarakat yang lebih terbuka mengenai topik perselingkuhan sehingga lebih

72

DAFTAR PUSTAKA

Adhim, M. (2002). Indahnya Pernikahan Dini. Jakarta: Gema Insani.

Ajzen, I., & Fishbein, M., (2005). The influence of attitude on behavior. In D. Albarracin, B. T. Johnson, & M.P. Zanna, The Handbook of Attitudes. 173-221. Psychology Press.

Almira, T. (2011). Studi Kasus: Motivasi seorang wanita untuk melakukan perselingkuhan (Skripsi). Universitas Gunadarma, di Jakarta. Diunduh dari http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Arti kel_10500380.pdf

Anderson, M. (2006). The relationship among resilance, forgiveness,and anger expression in adolescents. Electronic Thesis and Dissertations, 416.

Anjani, C. S. (2006). Pola penyesuaian perkawinan pada periode awal. Jurnal Sosial Insan, 8 (3). Diunduh dari http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-05%20

%20Pola%20Penyesuaian%20Perkawinan%20pada%20Periode%20Awal.p df pada bulan September

Annisa, N., & Handayani, A. (2012). Hubungan antara konsep diri dan kematangan emosi dengan penyesuaian diri istri yang tinggal bersama keluarga suami. Jurnal Psikologi Pitutur, 57-67.

Atkins, D. C., Baucom, D. H., & Jacobson, N. S. (2001). Understanding infidelity correlates in a national random sample. Journal of Family Psychology 15, 735-749.

Azwar, S. (2005). Sikap manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2017). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badudu, J. S., & Zein, S. M. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Baumesister, R. F. (2013). Self-control, flucktuating willpower, and forensic practice. The Journal of Forensic Practice, 15(2). 85-96. doi: 10.1108/14636641311322278

Berk, L. E. (2006). Development Through The Lifespan. Boston: Pearson Education, Inc.

73

Benokratis, N. N. (1996). Marriage and Family : Change, Choice and Constraints 2nd edition. Prentice Hall NewJersey.

Blow, A. J., & Hartnett, K. (2005). Infidelity in Committed Relationships Ii: a Substantive Review, 31(2), 217–233. http://doi.org/10.1111/j.1752-0606.2005.tb01556.x

Brenot, P. (2011). Handbook of Couples Therapy. Sexologies. New Jersey: Hoboken. http://doi.org/10.1016/j.sexol.2011.02.001

Cano, A., & O'Leary, K. D. (2000). Infidelity and separations precipitate major depressive episodes and symtoms of nonspecific depression and anxiety. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 68 (5), 774. doi:10.1037//0022-006X.68.5.774

Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Cole, C., Dean, C., & Dwight. (1980). Emotional Maturity and Marital Adjustment: A Decade Replication. Journal of Marriage and Family, 42 (3). 533-539. doi: 10.2307/349543

Depdikbud.(2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Debbie, Then. (10 July 2014). “Alasan dan penyebab selingkuh”. Diakes di https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=4&ved=0ahUKEwjU5 YiQx5vYAhUWR48KHcUWAF4QFggiMAM&url=http%3A%2F%2Fww w.psychoshare.com%2Ffile-792%2Fpsikologi-dewasa%2Falasan-dan- penyebab-selingkuh-perselingkuhan.html&usg=AOvVaw2TPa8x-ShIp-064I41EFTT pada bulan Maret 2017

Drigotas, S. M., Safstrom, C. A., & Gentilia, T. (1999). An investment model prediction of dating infidelity. Journal of Personality and Social Psychology, 77(3), 509-524. http://doi.org/10.1037/0022-3514.77.3.509 Fitness, J. (2001). Emotional Intelligence and Intimate Relationship. In Ciarrochi,

J., Forgas, J. P., & J. D. Mayer. Emotional Intelligence and Everyday Life. New York: Psychology Press.

Gandawijaya, L. E. (2017). Hubungan antara kontrol diri dan agresi elektronik pada pengguna media sosial di masa transisi menuju dewasa. Skripsi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

74

Pittman, F. S. & Tina Pittman Wagers MSW, Psyd (2005) The Relationship, If Any, Between Marriage and Infidelity. Journal of Couple & Relationship Therapy: Innovations in Clinical and Educational Interventions. (4), 135-148, http://dx.doi.org/10.1300/J398v04n02_12

Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Goleman, D. (1996). Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Handayani, S. (2016). Lebih dari 25 ribu pasutri di Indonesia selingkuh. Diunduh

20 November 2017, dari Khazanah:

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam- nusantara/16/01/08/o0mosd394-lebih-dari-25-ribu-pasutri-di-indonesia-selingkuh

Hawari, D., (2004). Love Affair: Prevensi dan Solusi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Hermawati, T. (2007). Budaya jawa dan kesetaraan gender. Jurnal Komunikasi Massa, 1(1), 18-24.

Hurlock, E. B. (1990). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang waktu kehidupan manusia edisi lima. Jakarta: Erlangga.

Iswara, A. (2015). Hubungan antara empati dengan pemaafan terhadap pasangan yang selingkuh . Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Unika Soegijapranata, di Semarang. Diunduh dari http://repository.unika.ac.id/11231/

Jannah, D. K. (2013). Faktor penyebab dan dampak perselingkuhan dalam perkawinan jarak jauh. EMPATHY Jurnal Fakultas Psikologi, 2 (1). Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Jersild, A. T. (1957). The Psychology of Adolescent. New York: The Macmillan Company.

Khanal, D & Rai, Y. K. (2017). Emotional Intelligence and Emotional Maturity and their relationship with academic achievement of college students in Sikkim. International Journal of Education and Psychological Research, 6 (2), 1-5.

Kartono, K. (1992). Patologi Sosial Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

75

Khairani, M. (2013). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Aswaja Pressino.

Khairani, R., & Putri, E. D. (2009). Perbedaan kematangan emosi pada pria dan wanita yang menikah muda. Jurnal ISSN: 1858-2559, 3 (10). Universitas Gunadarma, di Jakarta.

Kristiyaningrum, N. N. (2013). Proses suami memaafkan istri yang berselingkuh dalam rangka mempertahankan perkawinan. Skripsi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Laumann, E. O., John, H. G., Robert, T., & Stuart, M. (1994). The Social Organization of Sexuality: Sexual Practices in the United States. Chicago, IL: University of Chicago Press.

Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.

Mark, K. P., Janssen, E., & Milhausen, R. R. (2011). Infidelity in heterosexual couples: Demographic, interpersonal, personality-related predictors of extradyadic sex. Archives of Sexual Behavior, 40 (5), 971-982.

Masika, H. (2002). Perselingkuhan Ditinjau Dari Dukungan Sosial Pasangan. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Gadjah Mada, di Yogyakarta.

Mc Anuity, R. D., & Brineman, J. M. (2007). Infidelity in Dating Relationship. Annual Review of Sex Research, 18, 94-114.

Meichati, S. (1983). Kesehatan Mental. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Moller, N., & Vossler, A. (2015). Defining infidelity in research and couple counseling: A qualitative study. Journal of Sex & Marital Therapy, 41(5), 487–497. http://doi.org/10.1080/0092623X.2014.931314

Muladsih, O., Muflikhati, I., & Herawati, T. (2011). Pola komunikasi, pengambilan keputusan, dan kesejahteraan keluarga jarak jauh: Kasus pada keluarga mahasiswa pascasarjana. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 4(2), 121-129. doi: http://dx.doi.org/10.24156/jikk.2011.4.2.121

Munsch, C. L. (2012). The Science of Two-Timing: The State of Infidelity Research. Sociology Compass. 6 (1). 46-50. doi:10.1111/j.1751-9020.2011.00434.x Naimah, D. M. (2015). Pengaruh kematangan emosi terhadap kepuasan

76

Siliragung Banyuwangi. Thesis Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim. Diakes pada bulan Juli 2017 di http://etheses.uin-malang.ac.id/773/

Neuman, G. (2008). The Truth About Cheating . New Jersey: John Wiley & Sons, Inc

Nugroho, R. (10 Februari 2016). “5 Kebiasaan Romantis Agar Pernikahan Selalu

Harmonis”. Diakses pada bulan Januari di

http://nova.grid.id/Keluarga/Pasangan/5-Kebiasaan-Romantis-Agar-Pernikahan-Selalu-Harmonis

Nusya, Z. S. (2003). Hubungan antara kepuasan perkawinan dengan intensi melakukan selingkuh pada suami. (Skripsi). Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta. Diunduh pada bulan Agustus di

http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320199.pdf

Oladi, S. B., Etemadii, O., Ahmadi, S. A., & Fatehizade, M. (2016). Qualitative evaluation of men vulnerability to extramatital relations. Asian Social Science, 12 (7). 202-211. doi: 10.5539/ass.v12n7p202

Omarzu, J. M., A, N. S., & Timmerman, A. (2012). Motivations and emotional consequences related to engaging in extramarital relationship. International Journal of Sexual Health, 24 (2), 154-162.

Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R. D. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Paramitasari, R., & Alfian, I. N. (2012). Hubungan antara kematangan emosi dengan kecenderungan memaafkan pada remaja akhir. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 10 (2), 134-165.

Pastey, G. S. & Aminbhavi, V. A. (2006). Impact of emotional maturity on stress and self confidence of adolescents. Journal of The Indian Academy of Applied Psychology,32(1), 66-70.

Pawar, A.S. (2016). Emotional Maturity of Aided and Unaided B.ed College Teacher Trainees with Reference to Gender. Journal of Contemporary psychological research, 3 (3), 56-62.

Pratama, H. (2016). Matang secara emosi: Studi kajian pustaka terhadap kematangan emosi. Universitas Airlangga, di Surabaya.

77

Pratiwi, M. (2008). Hubungan antara intesitas komunikasi suami istri dengan kecenderungan berselingkuh pada istri (Doctoral Dissertation). Universitas

Muhammadiyah Surakarta, di Solo. Diunduh dari

file:///C:/Users/USER/Downloads/20-40-1-SM.pdf

Pusrikasari, D. (2010). Kontribusi sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intesi berselingkuh. Skripsi tidak diterbitkan.

UIN Syarif Hidayatullah, di Jakarta. Diunduh dari

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5880/1/DESI%20 PUSRIKASARI-FPS.PDF

Puspita, S. E. (2002). Penerimaan diri pada lanjut usia ditinjau dari kematangan emosi. Jurnal Psikologi, 2, 73-88. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Purdiningsih. (2008). Perselingkuhan Dalam Rumah Tangga. Diunduh pada bulan

Januari di

http://digilib.umm.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptummpp-

gdl-s1-2008-purdinings-12957&PHPSESSID=42d6ee65b827a38f44056092d28ba985

Prins, K. S., Buunk, B. P., & Vanyperen, N. W. (1993). Equity, normative disapproval and extramarital relationship. Journal of Social and Personal, 10 (1), 39-53.

Ragil, M. (2006). Indahnya Perceraian, Lika-Liku Pernikahan. Jakarta: Penerbit Mizan.

Sabini, J., & Green, M. C. (2004). Emotional responses to sexual and emotional infidelity: Constants and differences across genders, samples, and methods. Personality and Social Psychology Bulletin, 30 (11), 1375-1388.

Sarte, J. P. (2016). Emotional Theory. Surabaya: Grammatical Publishing.

Sari, E. P., & Nuryoto, S. (2002). Penerimaan diri pada lanjut usia ditinjau dari kematangan emosi. Jurnal Psikologi No. 2, 73-88.

Sari, A. E. (2008). Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Kesetiaan dalam Perkawinan. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Satiadarma, M. P. (2001). Menyikapi Perselingkuhan. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

78

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik Non-parametrik: Konsep Dasar dan Aplikasi Dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Schultz, D. (2003). Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius.

Schonian, S. (2013). Perceptions and Definition of Infidelity: A Multimethod Study. Disertasi doktor, Nevada University, 2013). UNLV Theses, Dissertations, Pofessional Papers, and Capstones, 2026.

Seribuan Pasangan di Bekasi Cerai Akibat Selingkuh di Medsos. 3 Oktober 2017). Diakses pada bulan Januari di https://www.viva.co.id/berita/metro/962857-seribuan-pasangan-di-bekasi-cerai-akibat-selingkuh-di-medsos

Shackelford, T. K., & Buss, D. M. (1997). Anticipation ofmarital dissolutions as a consequences of spousal infidelity. Journal of Social and Personal Relationship, 14 (2), 793-808.

Shackelford, T. K., & Buss, D. M. (1997). Cues to infidelity. Personality and

Social Psychology Bulletin, 23(10), 1034–1045.

http://doi.org/10.1177/01461672972310004

Shackelford, T. K., LeBlanc, G. J., & Drass, E. (2000). Emotional reactions to

infidelity. Cognition & Emotion, 14(5), 643–659.

http://doi.org/10.1080/02699930050117657

Siahaan, A. (2016). 8 permasalahan umum dalam perkawinan dan cara mengatasinya. Diunduh 17 Januari 2018, dari Liputan 6: http://lifestyle.liputan6.com/read/2488950/8-permasalahan-umum-dalam-perkawinan-dan-cara-mengatasinya

Singh, D., Kaur, S., & Dureja, G. (2012). Emotional maturity differentials among university students, 3(5), 41–45. http://doi.org/10.5897/JPESM11.076 Siegel, A. (7 September, 2013). My Cheating Heart: What Causes Infidelity.

Diakses pada bulan Januari di Psychology Tomorrow:

http://psychologytomorrow magazine.com/popuartic-alyssa-siegel-my-cheating-heart/ Diakses pada tanggal 7 Maret 2017

Siregar, S. (2014). Statistika Deskriptif Untuk Penelitian: Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Rajawali Pers.

79

Suharti. (2012, Desember 11). Angka Perselingkuhan di Yogyakarta Tinggi.

Retrieved November 2016, 15, from Tempo:

https://m.tempo.co/read/news/2012/12/11/058447294/angka-perselingkuhan-di-yogyakarta-tinggi

Sundiawan, A. (20 Maret 2007). “Data Selingkuh di Indonesia” Diakses dari https://awan965.wordpress.com/2007/03/20/data-selingkuh-di-indonesia/ pada tanggal 3 Maret 2017.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam Psikologi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma

Suryandani, D. Q. (2008). Hubungan antara keluarga sakinah dengan kecenderungan perselingkuhan pada pasangan suami istri. (Skripsi). Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia.

Soewadi. (17 Januari 2011).”Di Yogyakarta, Kasus Perceraian Cerai Akibat

Selingkuh Meningkat Tajam”. Diakses dari Republika:

http://www.republika.co.id/berita/breaking- news/nusantara/11/02/17/164563-di-yogyakarta-kasus-cerai-akibat-selingkuh-meningkat-tajam diakses pada tanggal 18 November 2016

Takariawan, C. (2015, February 8). Di Indonesia 40 perceraian setiap jam!

Diunduh 8 April 2017, dari Kompasiana:

http://www.kompasiaa.com/pakcah/di-indonesia-40-perceraian-setiap-jam_54f35c07455137a2b6c7115

Tang, N., Bensman, L., & Hatfield, E. (2013). Culture and sexual self disclosure in intimate relationship. Interpresona, 7 (2), 227-245.

Thompson, A. P. (1983). Extramarital Sex: A Review of The Research Literature.

The journal of sex research, 19(1). 1-22.

http://dx.doi.org/10.1080/00224498309551166

Treas, J., & Giesen, D. (2000). Sexual Infidelity among Married and Cohabiting Americans. Journal of Marriage and the Family, 62(1), 48–60. http://doi.org/doi:10.1111/j.1741-3737.2000.00048.x

Ulbana, F. W. (2009). Hubungan antara kematangan emosi dengan penyesuaian perkawinan. (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Malang, Malang,

80

http://eprints.umm.ac.id/2585/1/HUBUNGAN_ANTARA_KEMATANGA

N_EMOSI_DENGAN_PENYESUAIAN_PERKAWINAN.pdf

Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Utami, C. S. (2007). Perbedaan Kecenderungan Berselingkuh Pada Wanita Menikah Yang Bekerja dan Yang Tidak Bekerja Di Yogyakarta. (Skripsi) Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Walgito, B. (2000). Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.

Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V.Andi Offset. Wedge, M. (2016, June 06). Why Husband Cheat. Diakes pada bulan Januari di

Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/blog/suffer-the-children/201606/why-husbands-cheat Diakses pada tanggal 15 November 2016

Whitty, M. T., & Quingley, L. (2008). Emotional and sexual infidelity offline and in cyberspace. Journal of Marital and Family Therapy, 34(4), 461-468.

Wiederman, M. W. (1997). Extramarital Sex: Prevalence and Correlates in a National Survey. The Journal of Sex Research, 34, 167-174. http://dx.doi.org/10.1080/00224499709551881

Wijayanti, E (26 September 2016). “ Angka Perceraian di Indonesia Terus Meningkat, Apa Penyebabnya?”. Diakses bulan Januari di https://www.vemale.com/topik/pernikahan/97913-angka-perceraian-di-indonesia-terus-meningkat-apa-penyebabnya.html

Winking, J., Kaplan, H., Gurven, M,. & Rucas, S. (2007). Why do men marry and why do they sray? Proceedings of the Royal Society of London, B. 274: 1643-49.

Wright, L. (2008). Infidelity has different economic cost for men and women, new research find. UNH Today, 502, 29-30.

Yuwana, T.A. & Maramis, W.F. (1990). Dinamika Perkawinan Masa Kini. Malang: DIOMA.

Zare, B. (2011). Review of studies on infidelity. 3rd International Conference on Advanced Management Science IPEDR, 19, 182–186.

LAMPIRAN 1

UJI COBA SKALA PENELITIAN

(UNTUK PRIA)

Disusun oleh : Redita Eriningtyas 139114113

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Salam sejahtera,

Perkenalkan, saya Redita Eriningtyas.Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir, maka saya mengharapkan partisipasi Anda untuk mengisi skala ini.Topik penelitian yang saya lakukan adalah tentang relasi antar individu.

Informasi yang Anda berikan akan menjadi informasi yang sangat berguna apabila Anda dapat memberikan jawaban yang jujur, spontan, dan apa adanya. Tidak ada jawaban yang benar atau yang salah, maka saya mohon Anda dapat memberikan jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda.Saya memahami bahwa mungkin saja jawaban yang Anda berikan bersifat rahasia. Oleh karena itu, saya akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban yang telah Anda berikan. Saya akan menggunakan informasi dari Anda murni hanya untuk kepentingan penelitian saja.

Saya mengucapkan terimakasih atas kerjasama dan kesetiaan Anda untuk mengisi skala ini.

LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN

Setelah membaca dan memahami infomasi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sdri. Redita Eriningtyas, saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya berpartisipasi secara sukarela dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu.

Semua jawaban yang saya berikan dalam skala penelitian ini merupakan jawaban yang jujur dan murni berasal dari diri saya yang sesungguhnya dan bukan berdasarkan apa yang benar atau salah dan apa yang baik atau buruk dalam masyarakat.

Saya juga mengijinkan peneliti untuk menggunakan jawaban-jawaban yang saya berikan untuk kepentingan penelitian ini.

Menyetujui, ...,………….…..,2017

IDENTITAS

Usia :

Status Penikahan* : Belum / Menikah Usia saat Menikah : Tahun

Domisili :

Pendidikan Terakhir :

PETUNJUK

1. Skala ini bertujuan untuk meneliti tentang relasi antar individu

2. Skala ini terdiri atas pernyataan-pernyataan dan terbagi menjadi 2 yaitu skala A dan B. Di samping setiap pernyataan, tersedia pilihan jawaban yang berkisar antara:

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

Tugas Anda adalah menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan Anda terhadap masing-masing pernyataan dengan memilih salah satu pilihan jawaban dengan cara memberi tanda centang (√) pada kolom pilihan jawaban yang sesuai. Contoh Pengisian

Pernyataan STS TS S SS

Saya adalah seorang yang pemalu

Contoh Penggantian Jawaban

Pernyataan STS TS S SS

Saya adalah seorang yang pemalu

3. Kerjakanlah secara langsung pada lembar skala yang telah disediakan.

4. Dalam mengerjakan skala ini, bekerjalah secara jujur dan spontan. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, yang terpenting kerjakanlah sesuai keadaan Anda yang sebenarnya. Skala ini tidak berpengaruh terhadap penilaian pribadi Anda. 5. Jangan ada pernyataan yang terlewati.

No Item STS TS S SS

1. Saya mudah panik saat menghadapi masalah

2. Saya dapat bersabar saat orang lain membuat saya jengkel

3. Saya akan meminta maaf,saat saya melakukan kesalahan

4. Saya belum puas dengan keadaan saya saat ini

5. Saya berhati-hati dalam mengambil keputusan

6. Saya mau menerima semua resiko dari perbuatan saya

7. Saya menuntut agar orang lain memiliki kriteria yang saya harapkan

8. Bersabar adalah hal yang menyebalkan

9. Dalam mengambil keputusan, saya mudah terpengaruh perkataan orang dan lingkungan

10. Saya acuh tak acuh dengan kesalahan yang saya lakukan

11. Saya dapat menahan rasa marah saya saat orang lain melakukan kesalahan (kecil maupun besar)

12. Saya bersyukur dengan keadaan saya saat ini

13. Saya menyelesaikan tugas yang diberikan kepada saya dengan senang hati dan sungguh-sungguh

14. Saya akan tetap menjalani kehidupan saya meski kenyataan berbeda dengan yang diharapkan

15. Saya marah saat orang lain melakukan kesalahan (kecil maupun besar)

16. Saya terbuka pada pendapat orang lain saat mengambil keputusan bersama

No Item STS TS S SS

17. Saya mudah frustrasi saat melaksanakan tanggung jawab besar yang diberikan kepada saya

18. Saya berusaha mengambil keputusan dengan bijak dan dapat diterima semua pihak

19. Saya tidak terlalu peduli dengan keputusan yang saya ambil

20. Saya dapat tampil apa adanya saat orang lain membahas keburukan saya

21. saya akan berbicara dengan nada keras apabila menghadapi orang yang menjengkelkan

22. Saya berusaha menutupi kekurangan saya pada orang lain

23. Saya mampu mengontrol cara bicara saya terhadap orang lain meski saat bertengkar

24. Saya menuntut agar kehidupan yang saya jalani harus sesuai dengan yang saya harapkan

25. Saya merasa bertanggungjawab terhadap setiap perbuatan saya

26. Sebelum bertindak, saya akan mempertimbangkan baik buruknya terlebih dulu

27. Saya tetap tenang saat menghadapi masalah

28. Saya menerima orang lain apa adanya

29. Saya merasa tidak perlu mempertangunggjawabkan setiap perbuatan saya

30. Saya malu dengan kekurangan saya bila diketahui orang lain

31. Saya menyelesaikan tanggung jawab sesuai dengan kondisi mood saya

32. Saya bersikeras mempertahankan pendapat saya saat mengambil keputusan dengan orang lain

33. Saya berani mengakui kesalahan saya

34. Saya menerima kekurangan saya

35. Saya marah ketika orang lain menyakiti hati saya

36. Saya masih merasa malu meminta maaf bila saya berbuat salah

37. Saya berusaha menahan emosi saat ada orang lain yang menyakiti hati saya

38. saya yakin dapat melaksanakan semua keputusan yang saya ambil

39. Saya mudah ceroboh dalam membuat keputusan

40. Saya membuat keputusan yang bisa menguntungkan saya

No Item STS TS S SS

1. Saya senang menceritakan rahasia kehidupan pribadi saya kepada teman wanita saya

2. Saya tertarik untuk berkenalan dengan wanita yang membuat saya tertarik

3. Jika ada kesempatan, saya tertarik untuk menjalin hubungan spesial dengan teman wanita saya

4. saya senang memberikan dukungan melalui SMS/chat kepada teman wanita saya

5. Ingin rasanya memberikan perhatian spesial kepada teman wanita saya

6. Saya senang menelepon atau ditelepon oleh teman wanita saya untuk saling berbagi rasa

No Item STS TS S SS

7 Saya enggan memberikan pujian yang berlebihan kepada teman wanita saya

8 Saya akan menjalani kehidupan perkawinan dengan tidak melirik seseorang yang menarik bagi saya

9 Saya nyaman berbagi rasa dengan istri saya

10 Ketika sudah menikah, saya hanya berkencan dengan istri saya

11 Hati saya senang bila saya membayangkan dapat berhubungan intim dengan wanita lain

12 Saya tidak keberatan bila saya diperbolehkan teman wanita saya untuk menciumnya

13 Saya kurang nyaman bila digandeng teman wanita saya

14 Saya hanya mau bercumbu dengan istri saya

15 Saya senang bila diperhatikan oleh teman wanita saya

16 Sebagai suami, saya hanya memberikan perhatian yang sewajarnya pada teman wanita saya

17 Saya merindukan pelukan teman wanita saya

18 Saya senang bila digandeng teman wanita saya

19 Saya lebih tertarik untuk memeluk dan dipeluk oleh istri saya dibanding teman wanita saya

20 Saya pernah tergoda untuk diajak kencan wanita yang membuat saya tertarik selain suami saya

21 Agak berlebihan bila teman wanita saya memberi dekapan kepada saya

No Item STS TS S SS

22 Saya membatasi hubungan pertemanan yang spesial dengan teman wanita saya

23 Ketika sudah menikah, Saya menolak berkencan dengan wanita lain

24 Saya membatasi perkenalan yang spesial dengan teman wanita saya

25 Saya keberatan bila teman wanita saya mencium kening saya

26 Saya menolak belaian sayang dari teman wanita saya

27 Saya tidak berniat untuk berhubungan intim dengan wanita lain

28 Saya pernah membayangkan dapat menjalani hubungan spesial dengan teman wanita yang lebih bisa mengerti saya 29 Saya merindukan kebersamaan dengan teman wanita saya

30 Saya berniat berhubungan intim hanya dengan istri saya

31 Ingin rasanya dapat pergi makan malam dalam suasana romantis dengan teman wanita saya

32 Saya mesra dengan istri saya

33 Jantung saya berdebar bila saya bercumbu dengan istri saya

34 Saya membatasi diri untuk berbagi rahasia kepada teman wanita saya

35 Saya terbuka dengan istri tentang semua SMS/chat dari teman wanita saya

Dokumen terkait