• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3 Konstruksi Kapal

4.3.4 Bagian-bagian konstruksi KM Cahaya Alam Tiga

Bagian-bagian konstruksi KM. Cahaya Alam Tiga meliputi:

1) Lunas

Lunas adalah bagian paling dasar pada kapal. Lunas berfungsi sebagai penyangga badan kapal karena bagian lunas akan berhubungan dengan bagian- bagian lain pada kapal. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, KM. Cahaya Alam Tiga hanya memiliki lunas luar. Lunas KM. Cahaya Alam Tiga terbuat dari bahan kayu jati. Bahan tersebut merupakan bahan yang direkomendasikan oleh BKI. Lunas KM. Cahaya Alam Tiga memiliki panjang 17,2 m dengan ukuran penampang 625 cm2 dan ukuran lebar (L) x tebal (t) yaitu 25 cm x 25 cm. Ukuran penampang yang telah ditetapkan oleh BKI untuk kapal dengan ukuran seperti itu sebenarnya adalah 582 cm2 , dengan ukuran L x t adalah 20 cm x 29,5 cm.

Ukuran lunas memang tidak sesuai dengan ukuran yang direkomendasikan oleh BKI, hal ini dikarenakan pada proses pembuatan kapal didasarkan pada

kebiasaan si pembuat, tanpa melihat nilai acuan yang telah ditetapkan oleh BKI. Namun penampang yang dimiliki oleh KM. Cahaya Alam Tiga lebih besar. Hal ini memungkinkan bahwa kapal tersebut memiliki kekuatan yang lebih besar. Gambar konstruksi lunas dapat dilihat pada Gambar 15.

2) Linggi

Linggi merupakan bagian dari komponen kekuatan memanjang kapal serta tempat dimana papan kulit diletakkan. Linggi KM. Cahaya Alam Tiga terbuat dari kayu jati. Bahan yang dipakai adalah bahan yang direkomendasikan oleh BKI. Linggi dibagi menjadi 2 bagian yaitu linggi haluan dan buritan, diketahui dari hasil pengukuran linggi haluan memiliki dimensi yaitu L 25 cm x t 25 cm, dengan panjang (P) linggi yaitu 4,1 m dan sudut kemiringan 45o.

Ukuran linggi menurut nilai acuan yang ditetapkan oleh BKI adalah L 17 cm x t 24,5 cm. Ukuran linggi yang ada pada KM. Cahaya Alam Tiga memang tidak sesuai, namun KM. Cahaya Alam Tiga memiliki linggi yang lebih besar dibandingkan dengan ukuran yang ditetapkan. Hal ini memiliki arti bahwa kekuatan memanjang kapal, khususnya untuk linggi haluan lebih besar.

Linggi buritan terletak di bagian belakang kapal, melalui pengukuran diketahui bahwa dimensi linggi buritan adalah L 25 cm x t 30 cm. Ukuran untuk dimensi linggi yang ditetapkan oleh BKI adalah L 17 cm x t 24,5 cm. Ukuran ini memang tidak sesuai dengan nilai acuan yang ditetapkan oleh BKI, namun dimensi yang lebih besar tentu saja akan memperbesar kekuatan kapal. Gambar konstruksi dari linggi disajikan pada Gambar 16.

3) Papan kulit

Papan kulit pada kapal ini berfungsi untuk memberikan kekuatan tambahan pada kapal serta mencegah air masuk ke dalam kapal, sehingga kapal memiliki daya apung. Secara tradisional papan kulit ini dipasang terlebih dahulu daripada gading-gading. Penyambungan papan kulit yang ada pada KM. Cahaya Alam Tiga menggunakan tipe sambungan scarf. Material dasar yang digunakan sebagai bahan pembuat papan kulit ini adalah kayu Jati. Hal ini didasarkan pada kualitas kayu tersebut.

BKI 1996 menyebutkan bahwa papan kulit terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:

1) Lajur lunas, merupakan papan yang mengapit bagian kiri dan kanan lunas; 2) Lajur sisi, merupakan papan kulit setelah lajur lunas; dan

3) Lajur atas, marupakan papan kulit setelah lajur sisi.

Pada KM. Cahaya Alam Tiga ukuran papan kulit yang ada adalah lebar (L) 4 cm dan tebal (t) 35 cm. Pengerjaan dalam pemasangan papan kulit dimulai dengan memanaskan papan untuk bagian haluan kapal. Pada proses pelengkungan papan digunakan tiang-tiang sebagai alat bantu untuk menahan dan menekan papan. Pemanasan akan selesai ketika papan telah mencapai kelengkungan yang diinginkan. Papan kemudian mulai disambung menggunakan paku besi, sambungan yang dipakai untuk pemasangan papan kulit pada kapal adalah tipe sambungan scarf. Hal ini dikarenakan menurut pengrajin tipe sambungan ini merupakan tipe sambungan yang lebih kuat dibandingan dengan tipe sambungan miring. Gambar konstruksi papan kulit KM. Cahaya Alam Tiga disajikan pada Gambar 17.

4) Pisang-pisang

Pisang-pisang merupakan papan kayu yang dipasang pada bagian paling atas kulit kapal, memanjang dari haluan hingga buritan. Material yang digunakan untuk membuat pisang-pisang adalah kayu jati. Pisang-pisang memiliki kegunaan yaitu sebagai penambah kekuatan bagi kulit kapal. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, KM. Cahaya Alam Tiga memiliki pisang-pisang berukuran t x L adalah 5 cm x 15 cm.

Apabila bahan papan tidak cukup hingga mencapai buritan, pisang-pisang tadi akan disambung. Sambungan pisang-pisang yang terdapat pada KM. Cahaya Alam Tiga berjenis sambungan scarf. Tipe sambungan yang digunakan pada pisang-pisang sama dengan jenis sambungan yang digunakan di papan kulit. Jenis sambungan seperti ini kerap dipakai karena menurut pengrajin tipe sambungan ini adalah tipe sambungan yang paling kuat. Gambar konstruksi pisang-pisang KM. Cahaya Alam Tiga dapat dilihat pada Gambar 18.

5) Gading-gading

Gading-gading adalah bagian utama konstruksi yang berfungsi sebagai penentu kekuatan melintang pada kapal. Gading-gading berhubungan langsung dengan konstruksi pembangun kapal yang lain. Kekuatan gading-gading akan sangat menentukan kekuatan kapal. Bentuk gading-gading disesuaikan dengan bentuk badan kapal yang akan dibuat.

Gading-gading tersusun dari dua bagian yaitu gading atas dan wrang. Material yang digunakan sebagai bahan bakunya adalah kayu jati. Bahan tersebut merupakan bahan yang direkomendasikan oleh BKI. Menurut hasil wawancara dengan pekerja di galangan PT. Proskuneo, kayu jati memiliki daya tahan yang cukup bagus karena dapat bertahan 4 hingga 5 tahun. Berdasarkan pengukuran di lapangan balok gading-gading memiliki ukuran tinggi (T) x tebal (t) yaitu 16 cm x 12cm. Sedangkan pada bagian gading-gading yang dilalui untuk ruangan palka berukuran L x T yaitu 20 cm x 20 cm. Penyambungan antara gading atas dan wrang menggunakan paku baja yang memiliki ukuran panjang 12 cm dengan diameter 5 mm. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, dapat dikatakan bahwa KM. Cahaya Alam Tiga memiliki ukuran konstruksi gading-gading yang tidak sesuai dengan nilai acuan yang ditetapkan oleh BKI. Hal ini dikarenakan, nilai yang ditetapkan oleh BKI adalah sebesar 10,1 cm x 6,5 cm. Kondisi ukuran gading yang lebih besar membuat KM. Cahaya alam tiga memiliki kekuatan gading yang lebih besar.

Tahapan proses pemasangan gading-gading yang pertama adalah peletakan wrang pada lunas kapal. Setelah itu penyambungan gading atas dan wrang. Penyambungan antara gading atas dan wrang menggunakan paku baja berdiameter 5 mm. Proses selanjutnya yaitu pemasangan balok penguat di kedua sisi sambungan gading. Tahapan yang terakhir adalah pemasangan tutup sambungan pada gading-gading yang menyusun konstruksi palka, hal ini berguna untuk menutup bagian yang masih terbuka serta memberi kekuatan tambahan pada palka. Gambar mengenai tahapan pembangunan konstruksi gading-gading disajikan pada Gambar 19.

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, KM Cahaya Alam Tiga memiliki jumlah total gading-gading penyusun konstruksi yaitu sebanyak 35

gading-gading. Berdasarkan bentuk badan kapal yang diinginkan, KM. Cahaya Alam Tiga memiliki 3 jenis gading-gading yang berbeda pada bagian haluan hingga ke buritan. pada bagian haluan terdapat gading-gading dengan bentuk “V”. Hal ini dikarenakan bentuk badan kapal yang diinginkan pada bagian haluan

adalah “V” bottom. Bentuk gading-gading “V” ini terdapat pada gading No. 31- 34.

Gading-gading yang terdapat pada bagian tengah hingga ke buritan adalah gading-gading dengan bentuk round flat bottom. Hal ini dikarenakan bentuk badan kapal yang diinginkan oleh pengrajin kapal adalah round flat bottom, selain itu bentuk round flat bottom juga dimaksudkan untuk menjaga kestabilan kapal karena operasi penangkapan yang pasif. Gading-gading yang memiliki bentuk round flat bottom ini terdapat pada gading-gading No.1-30. Gambar konstruksi gading-gading selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20 Konstruksi dasar gading-gading.

6) Balok dek

Balok dek adalah balok penahan papan dek yang dipasang secara melintang. Konstruksinya berhubungan langsung dengan gading-gading. Balok dek pada KM. Cahaya Alam Tiga memiliki dimensi L X t yaitu 30 cm X 25 cm. Berdasarkan pengukuran di lapangan, jarak balok dek adalah 35 cm. Hal ini tidak sesuai dengan ukuran jarak balok dek yang ditetapkan oleh BKI yaitu sebesar 54 cm. Gambar konstruksi balok dek yang terpasang pada gading-gading dapat dilihat pada Gambar 19.

7) Galar

Galar adalah balok yang dipasang memanjang dari haluan hingga ke buritan. Galar berfungsi sebagai komponen kekuatan memanjang kapal. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, galar KM. Cahaya alam Tiga terbuat dari kayu jati. Diketahui bahwa KM. Cahaya Alam Tiga memiliki 2 jenis galar, yaitu galar utama dan galar kim. Galar utama terletak pada siku sambungan antara balok dek dan gading atas, sedangkan galar kim terletak pada sambungan wrang dengan gading atas. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, KM. Cahaya Alam Tiga memiliki ukuran dimensi galar utama (T x t) adalah 20 cm x 10 cm. Sedangkan galar kim memiliki dimensi (T x t) yaitu 15 cm x 10 cm. Hal ini tidak

sesuai dengan nilai yang ditetapkan oleh BKI yaitu untuk galar utama sebesar 26 cm x 7,5 cm dan untuk ukuran galar kim yaitu sebesar 22 cm x 7,5. ukuran balok galar yang lebih kecil dari nilai yang direkomendasikan oleh BKI akan berpengaruh terhadap kekuatan memanjang kapal.

Pada pemasangannya galar kim dipasang terlebih dahulu dibandingkan penguat sambungan gading. Pemasangan galar utama pada kapal dilakukan terlebih dahulu sebelum pemasangan balok dek. Pemasangan galar di kedua sisi harus sama tingginya. Hal ini dikarenakan pemasangan galar tersebut selain untuk menambah kekuatan kapal juga untuk menentukan tinggi rendahnya balok dek yang akan dipasang. Konstruksi galar pada KM. Cahaya Alam Tiga disampaikan pada Gambar 21.a dan 21.b.

Konstruksi galar sebelum dipasang penutup plat baja.

Konstruksi galar setelah dipasang penutup plat baja.

8) Sekat

Sekat merupakan papan yang memisahkan satu bagian ruangan dengan bagian ruangan lain di bawah dek. Sekat KM. Cahaya Alam Tiga berbahan dasar kayu jati. Bahan tersebut adalah bahan yang direkomendasikan oleh BKI. Berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan, KM. Cahaya Alam Tiga memiliki 6 sekat. Sekat tersebut berfungsi sebagai pemisah antara ruang mesin utama, ruang mesin bantu dan palka 1-6. Papan penyekat diketahui memiliki ukuran tebal 4 cm dan tinggi 25 cm. Pada papan yang digunakan sebagai penyekat ruangan palka, papan dilapisi dengan polyurethane. Hal ini menurut nelayan akan memudahkan mereka untuk membersihkan ruangan palka, memudahkan untuk kegiatan pengangkutan ikan hasil tangkapan serta mempertahankan suhu yang ada di dalam palka. Gambar konstruksi sekat pada KM. Cahaya Alam Tiga disajikan dalam Gambar 22.

Gambar 22 Konstruksi sekat KM. Cahaya Alam Tiga.

9) Palka

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, KM. Cahaya Alam Tiga diketahui memiliki 6 buah palka, dengan ukuran yang berbeda-beda. Palka pertama berada pada gading 30-33, palka kedua berada pada gading 25-29, palka ketiga dan keempat berada pada gading 20-24 dan palka terakhir berada pada gading ke 16-20. Palka KM. Cahaya Alam Tiga dilengkapi dengan insulasi pada dinding palka yang terbuat dari kain-kain bekas dan styrofoam. Ukuran volume

masing-masing palka selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5. Gambar konstruksi palka disajikan pada Gambar 23 dan 24.

Gambar 23 Konstruksi palka KM. Cahaya Alam Tiga.

10) Papan dek

Papan dek adalah papan yang dipasang di atas dek kapal. Papan dek KM. Cahaya Alam Tiga dipasang secara membujur dari haluan hingga ke buritan, papan ini memiliki ukuran penampang yaitu 220 cm, dan memiliki tebal 10 cm dan lebar 12 cm. Ukuran papan tidak sesuai dengan nilai acuan yang telah ditetapkan oleh BKI yaitu dengan tebal 4.3 cm dan lebar 25 cm. Hal ini akan mempengaruhi kekuatan kapal. Konstruksi papan dek dapat dilihat pada Gambar 25.

11) Dudukan mesin

Dudukan mesin yang terdapat pada KM. Cahaya Alam Tiga ada dua yaitu dudukan mesin utama dan dudukan untuk mesin bantu. Pada dudukan mesin utama dipasang balok penopang papan yang berukuran 25 cm x 30 cm sebagai penguat dudukan mesin. Papan penahan mesin utama berpenampang 320 cm2, papan tersebut memiliki ukuran lebar 20 cm dan tebal 5 cm. Nilai ini tidak sesuai dengan nilai acuan yang ditetapkan oleh BKI yaitu L x t sebesar 22 cm x 19.5 cm dengan penampang 430 cm2. Nilai ukuran yang tidak sesuai akan berpengaruh terhadap kekuatan papan penahan mesin. Gambar konstruksi dudukan mesin utama dapat dilihat pada Gambar 26.

Dudukan untuk mesin bantu KM. Cahaya Alam Tiga memiliki penampang papan yaitu 130 cm, dengan ukuran lebar (L) 30 cm dan tebal (t) 4cm. Dudukan mesin bantu ini juga memiliki balok penahan dengan ukuran 20 cm x 20 cm. Gambar konstruksi dudukan mesin utama dan mesin bantu disajikan pada Gambar 26.

12) Ruang ABK

Ruang ABK untuk KM. Cahaya Alam Tiga terletak di bagian paling atas, di atas ruang mesin. Kayu yang digunakan untuk membangun ruang ABK adalah kayu kamper. Ruang ABK juga dipakai sebagai ruang kemudi karena letaknya yang paling atas, memungkinkan nahkoda untuk melihat arah pergerakan kapal dengan baik. Konstruksi ruang nahkoda ini disusun dari balok penahan yang dipasang secara vertikal memanjang dari atas ke bawah. Balok ini berukuran L x t adalah 20 cm x 25 cm. Papan penutup yang digunakan dipasang secara horizontal

menutupi ruangan, papan ini berukuran panjang (P) 180 cm, lebar (L) 20 cm dan tebal (t) 4 cm.

13) Pemakalan dan pengecatan

Pemakalan adalah proses penutupan celah-celah pada kulit luar kapal. Proses pemakalan pada KM. Cahaya Alam Tiga menggunakan dempul kapal. Selain itu kulit luar dilapisi oleh campuran resin dan matt, sehingga kulit luar lebih kedap air. Pengecatan pada kapal dilakukan di akhir pengerjaan. Cat yang digunakan adalah cat khusus untuk kapal.

Tabel 10 Perbandingan antara nilai pengukuran beberapa bagian konstruksi KM. Cahaya Alam Tiga dengan nilai acuan yang ditetapkan oleh BKI.

Keterangan: L= Lebar; T= Tinggi; t= Tebal. No Bagian

konstruksi Keterangan Nilai Pengukuran Nilai BKI*

Deviasi nilai

Sesuai Tidak Sesuai

1 Lunas Penampang (cm2) L X T (cm) 625 25 X 25 585 20 X 29,5 (+) 40 (+) 5 x 4,5 2 Linggi haluan L (cm) t (cm ) 25 25 17 24,5 (+) 8 (+) 0,5 3 Linggi Burutan L (cm) t (cm ) 25 25 17 24,5 (+) 8 (+) 0,5 4 Gading-gading Wrang t (cm) T (cm ) Jarak gading (cm) Tinggi (cm) 12 16 30 18 6,5 10,1 33 17 (+) 6,5 (+) 5,9 (-) 3 (+) 1

5 Balok dek Jarak balok (cm) 35 54 (-) 19

6 Papan dek Tebal (cm)

Lebar (cm) 10 12 4,3 25 (+) 5,7 (-) 13

7 Kulit lambung Tebal (cm)

Lebar (cm) 4 35 4,2 43 (-) 0,2 (-) 8

8 Pondasi Mesin Penampang (cm

2 ) L X T (cm) 320 20 x 16 430 22 x 19,5 (-)110 (-) 2 x 3,5 9 Galar utama Galar kim T X t T X t 20 x 10 15 x 10 26 x 7,5 22 x 7,5 (-) 6 x (+) 2,5 (-) 7 x (+) 2,5

Berdasarkan Tabel 10, dapat dikatakan bahwa konstruksi KM. Cahaya Alam Tiga memiliki nilai konstruksi yang sesuai dengan nilai acuan yang telah ditetapkan oleh BKI. Namun tidak semua bagian konstruksi bernilai di bawah standar BKI. Beberapa bagian konstruksi memiliki ukuran yang lebih kecil dari yang disarankan oleh BKI. Apabila dipersentasekan, angka persentase untuk kesesuaian ukuran bagian konstruksi dengan ukuran yang ditetapkan oleh BKI adalah 63,16%.

1) Gambar desain dan konstruksi disampaikan pada Gambar 10,11, 13 dan 14. Berdasarkan gambar tersebut dapat dikatakan bahwa KM. Cahaya Alam Tiga memiliki bentuk transom, dengan bentuk badan kapal “V” bottom pada bagian haluan, round flat bottom pada bagian tengah dan bagian buritan. Nilai rasio dimensi utama yang dimiliki oleh KM. Cahaya Alam Tiga sudah sesuai dengan kebanyakan kapal di Indonesia dengan kategori static gear menurut Iskandar dan Pujiati, (1995), namun apabila dibandingkan dengan rasio dimensi utama menurut Nomura dan Yamazaki, (1977) nilai rasio dimensi utama kapal KM. Cahaya Alam Tiga belum sesuai. Konstruksi KM. Cahaya Alam Tiga menggunakan kayu jati dan kayu kamper. Kedua kayu tersebut adalah material bahan yang direkomendasikan oleh BKI.

2) Tabel hasil perhitungan parameter hidrostatis dapat dilihat pada Tabel 9. Nilai coefficient of fineness KM. Cahaya Alam Tiga secara keseluruhan masuk ke dalam nilai kisaran yang di teliti oleh Iskandar dan Pujiati (1995). Hal ini menunjukkan bahwa KM. Cahaya Alam Tiga memiliki bentuk badan kapal seperti yang dimiliki oleh kebanyakan kapal dengan kategori static gear di Indonesia, namun apabila dibandingkan dengan coefficient of fineness menurut Nomura dan Yamazaki (1977) coefficient of fineness yang dimiliki KM. Cahaya Alam Tiga tidak sesuai.

3) Terdapat 9 bagian konstruksi yang ukurannya dapat dibandingkan dengan standar BKI. Dari 9 bagian tersebut dijabarkan lagi ke dalam 19 kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 kriteria tersebut, 63,16 % dinyatakan sesuai dengan standar BKI.

5.2 Saran

Perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai pengaruh ketidaksesuaian ukuran konstruksi terhadap kekuatan kapal.

PT. PROSKUNEO KADARUSMAN MUARA BARU,