BAB IV TRAFFIC COLLISION AVOIDANCE SYSTEM (TCAS) II
4.4 Bagian- bagian TCAS
Berikut ini merupakan blok diagram dari bagian-bagian TCAS:
Gambar 4.15 blok diagram bagian-bagian dari TCAS TCAS
Bagian – bagian dari Traffic Collision Avodance System (TCAS) adalah : 4.4.1 Power Supply
Masukan tegangan ke power supply adalah sebesar 115 VAC, 400Hz dan 28 VDC. Tegangan 115 VAC 400Hz daya input utama satu fasa peawat dikondisikan oleh filter. Daya utama merupakan masukan ke filter electromagnetic interference (EMI) dan frekuensi tinggi EMI dilemahkan oleh filter tersebut di kedua arah. Hal ini mencegah EMI dari peralatan lain dari gangguan terhadap operasional dari prosesor. Filter catu daya terdiri dari sebuah saluran filter yang menahan saluran sementara daya utama.
Power supply TCAS terbagi menjadi:
1. Power Supply Input
Modul masukan menghasilkan tegangan tinggi (+150 volt), Vcc, dan tegangan referensi +5 volt. Tegangan regulator, kontrol, dan rangkaian pelindung menerima tegangan umpan balik dari modul keluaran dan membangkitkan sinyal-sinyal switching drive yang mengontrol tegangan keluaran catu daya yaitu sebesar +5 volt, +13 volt, dan +45 volt.
Tegangan +150 volt DC dari rectifier dikirim ke modul keluaran melalui pembatas dan filter. Regulator tegangan 5V digunakan untuk memberikan tegangan referensi sebesar +5 VDC.
Regulator-regulator tegangan tipe switching digunakan untuk menghasilkan sinyal-sinyal kotak dengan catu daya tegangan dalam modul output sebasar +5 volt, +12 volt, +45 volt. Rangkaian pelindung catu daya menghilangkan sinyal-sinyal ketika terjadi arus dan tegangan lebih atau tegangan dibawah tegangan operasional dialami. Shutdown dapat terjadi ketika tegangan komparator berada pada kondisi di bawah tegangan +5V.
Gambar 4.16 Power Supply Input 2. Power Supply Output
Modul keluaran terdiri dari tegangan catu daya sebesar – 200 volt, 70 mA; +45 volt, 500 mA; +20 volt,100mA; +15 volt, referensi; +12 volt, 2 A;12 volt,750 mA;+5 volt,11A; dan +5volt AUX,100mA. Terdapat tiga catu yang diregulasi digunakan untuk memperoleh semua tegangan-tegangan keluaran. Tegangan-tegangan catu daya tersebut adalah +45 volt, +12 volt, dan +5 volt.
Tegangan +45 volt didapat dari tegangan masukan +150 volt sebagai catu transformer. Tegangan +45 volt merupakan tegangan regulator umpan balik dan sinyal arus yang proporsional dengan arus keluaran diawasi oleh rangkaian pelindung catu daya. Dua prosesor keluaran tegangan +45 volt dihasilkan, salah satu keluaran memiliki penyaring tambahan. Sebuah pembagi tegangan digunkan untuk menurunka tegnagan +45 volt ke +2.7 volt yang digunakan di keluaran monitor +45 volt.
Tegangan +12 volt menghasilkan tegangan keluaran –200 volt, +20 volt, +12 volt, dan -12 volt. Sedangkan tegangan +5 volt menghasilkan tegangan keluaran +15 volt tegangan referensi, +5 volt, dan tegangan +5 volt_AUX.
Gambar 4.17 Power Supply Output Gambar 4.16 Power Supply Input 2. Power Supply Output
Modul keluaran terdiri dari tegangan catu daya sebesar – 200 volt, 70 mA; +45 volt, 500 mA; +20 volt,100mA; +15 volt, referensi; +12 volt, 2 A;12 volt,750 mA;+5 volt,11A; dan +5volt AUX,100mA. Terdapat tiga catu yang diregulasi digunakan untuk memperoleh semua tegangan-tegangan keluaran. Tegangan-tegangan catu daya tersebut adalah +45 volt, +12 volt, dan +5 volt.
Tegangan +45 volt didapat dari tegangan masukan +150 volt sebagai catu transformer. Tegangan +45 volt merupakan tegangan regulator umpan balik dan sinyal arus yang proporsional dengan arus keluaran diawasi oleh rangkaian pelindung catu daya. Dua prosesor keluaran tegangan +45 volt dihasilkan, salah satu keluaran memiliki penyaring tambahan. Sebuah pembagi tegangan digunkan untuk menurunka tegnagan +45 volt ke +2.7 volt yang digunakan di keluaran monitor +45 volt.
Tegangan +12 volt menghasilkan tegangan keluaran –200 volt, +20 volt, +12 volt, dan -12 volt. Sedangkan tegangan +5 volt menghasilkan tegangan keluaran +15 volt tegangan referensi, +5 volt, dan tegangan +5 volt_AUX.
Gambar 4.17 Power Supply Output Gambar 4.16 Power Supply Input 2. Power Supply Output
Modul keluaran terdiri dari tegangan catu daya sebesar – 200 volt, 70 mA; +45 volt, 500 mA; +20 volt,100mA; +15 volt, referensi; +12 volt, 2 A;12 volt,750 mA;+5 volt,11A; dan +5volt AUX,100mA. Terdapat tiga catu yang diregulasi digunakan untuk memperoleh semua tegangan-tegangan keluaran. Tegangan-tegangan catu daya tersebut adalah +45 volt, +12 volt, dan +5 volt.
Tegangan +45 volt didapat dari tegangan masukan +150 volt sebagai catu transformer. Tegangan +45 volt merupakan tegangan regulator umpan balik dan sinyal arus yang proporsional dengan arus keluaran diawasi oleh rangkaian pelindung catu daya. Dua prosesor keluaran tegangan +45 volt dihasilkan, salah satu keluaran memiliki penyaring tambahan. Sebuah pembagi tegangan digunkan untuk menurunka tegnagan +45 volt ke +2.7 volt yang digunakan di keluaran monitor +45 volt.
Tegangan +12 volt menghasilkan tegangan keluaran –200 volt, +20 volt, +12 volt, dan -12 volt. Sedangkan tegangan +5 volt menghasilkan tegangan keluaran +15 volt tegangan referensi, +5 volt, dan tegangan +5 volt_AUX.
4.4.2 Switch Beam
Rangkaian-rangkaian beam steering mengirim sinyal-sinyal ke keempat elemen antenna. Selama mengirim, rangkaian beam steering mengontrol hubungan fase dari keluaran keempat RF. Pelemah suara membuat daya keluaran menjadi lebih kecil atau lebih lebar berdasarkan sinyal-sinyal control dari transmitter. Selama menerima, fase dari sinyal-sinyal yang diterima berbeda pada tiap elemen antenna. Rangkaian-rangkain beam steering ini mengirim sinyal ke receiver.
TCAS menerima masukan alat dari landing gear lever switch. Ketika tuas persneling pendaratan turun, TCAS menggunakan keempat elemen antena begitu juga pada antenna bawah. Sehingga, antenna bawah beroperasi sebagai antenna
omnidirectional.
Switch beam juga berfungsi sebagai pengendali berbagai switch. Salah satunya
bekerja pada antenna, yaitu mengatur kapan antenna harus menerima sinyal atau harus mengirim sinyal, selain itu juga mengatur pergantian dari keempat elemen antenna mana yang bekerja.
4.4.3 Radio frequency (RF)
Radio frequency terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. RF Receive
Receiver mendapatkan jawaban-jawaban dari pesawat yang menjadi target dari
kedua antenna. Receiver menggunakan fase dari sinyal-sinyal yang diterima untuk menentukan kejelasan dari pesawat yang menjadi target. Receiver mengirim sinyal tersebut ke prosesor sinyal untuk mengkalkulasi jarak ke pesawat lain yang menjadi target. Receiver membaca kode ketinggian dari pesawat yang menjadi target dari sinyal jawaban. Receiver juga menerima dan
membaca kode jawaban-jawaban koordinasi dari pesawat lain yang menjadi target yang dilengkapi dengan TCAS.
2. RF Transmit
Transmitter memiliki output sebesar 1030 MHz. transmitter mendapatkan
sinyal-sinyal dari prosesor sinyal. Transmitter mengirim sinyal-sinyal yang diformat rangkaian pengendali dan pelemah sinyal. Transmitter mengontrol rangkaian-rangkaian pengendali dan pelemah suara.
Gambar 4.18 radio frequency 4.4.4 Processor
1. Video Processor (VDP)
Modul Video Processor terdiri dari rangkaian LSI yang terdiri dari jarak, ketinggian, dan data khusus Mode S dari squitter pesawat lain atau jawaban
video dari modul pendeteksi penerima fase. Modul Video processor jawaban
ATCRBS dan menampilkan deteksi kesalahan dan koreksi pada data jawaban Mode S. Data dikorelasikan dengan data gabungungan yang jelas dari pendeteksi fasse dan kemudian disimpan pada modul video memory.
2. Video Memory (VDM)
Modul memori video terdiri dari RAM, FIFO memory, dan rangkaian control yamg digabung yang dibutuhkan untuk penyimpanan sementara data video
FIFO di penyangga double. Ini memungkinkan data words untuk disimpan sementara di latches sebelum data tersebut benar/valid. Jika data benar, data kemudian disimpan di memori. Jika ditemukan data tidak benar, maka akan dihapus dan data ditolak
3. Video Controller (VDC)
Pengontrol video beroperasi di bawah control DP untuk memberikan control sinyal untuk transmitter dan receiver di bagian RF, memberikan bermacam-macam sinyal dan clocks untuk video processor dan video memory, dan memberikan range counter data yang digunakan oleh memori video.
4. Memory I (MEM I)
Modul Memori pertama (MEM 1) terdiri dari 64 Kby 32 bits dari EPROM dan 32Kby dari (static RAM) SRAM. EPROM diletakan di pita memori satu dan dua dari MEM1, terdiri dari instruksi operasi sistem treprogram yang mengontrol fungsi data processor dan berurutan. RAM, bersama dengan RAM tambahan pada modul memori kedua (MEM2), memberikan penyimpanan sementara untuk data yang dibutuhkan atau sedang digunakan selama operasional sistem.
5. Memory II (MEM II)
Modul memori yang kedua (MEM 2) identik seperti memori 1, kecuali untuk tipe memori yang di install bank memori 1 dan 2. Sebagai ganti dari EPROM, setiap lokasi terdiri dari tambahan 32Kby 32 bits dari SRAM sama untuk 3 memori bank.
Alamat, data, dan kontrol sinyal masukan dan operasional internal dari buffer dan kontrol rangkaian juga sama.
6. Data Processor (DP)
Modul data processor (DP) mengontrol IOP dan beroperasi pada data yang diterima dari DOP dan video processor. DP juga mengoperasikan link antara prosesor dan data recorder melalui modul DPIO. Komunikasi dengan transponder diberikan oleh antarmuka ARINC 429 kecepatan tinggi pada modul DPIO.
7. Data Processor I/O (DPIO)
Modul DPIO memberikan antarmuka input/output antara data processor dengan sistem eksternal yang tidak ditangani oleh I/O Processor. Sistem yang ditangani tersebut adalah
- Transponder Mode S
- Data Recorder (rekaman data) - Peralatan tes otomatis
- Simulator
- Rangkaian TCAS processor bagian RF BITE 8. I/O Processor (IOP)
Modul I/O processor merupakan antar muka utama antara data processor dan perangkat keras eksternal. Aktifitas dari I/O processor dikontrol oleh data
processor dengan cara mengirim pesan- pesan spesifik melalui RAM.
Ketika diarahkan oleh data processor, IOP mengecek data pesawatnya sendiri melalui I/O analog dan modul I/O 429 serta mengirim data ke Data Processor untuk digunakan sebagai logika pengawasan ancaman. I/O Processor menangani peringatan resolusi, peringatan traffic, dan peringatan aural untuk sistem TCAS.
9. Voice Synthesiz (VCE)
Voice Synthesizer terdiri dari voice processor, penguat daya, memori untuk
penyimpanan dari frase sintesis suara, dan rangkaian I/O untuk antarmuka dengan I/O Processor.
10. 429 I/O (429)
Modul I/O 429 merupakan antarmuka kecepatan rendah dan tinggi data digital ARINC 429 dari pesawat ke I/O processor dan sebaliknya.
11. Analog (AIO)
Modul analog I/O merupakan antarmuka dari I/O processor ke data analog ,ciri khusus, dan program di pesawat itu sendiri.
Gambar 4.19 Bagian-bagian dari Processor TCAS II