• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kerja Praktek - Tcas II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kerja Praktek - Tcas II"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

“TRAFFIC COLLISION AVOIDANCE SYSTEM (TCAS) II

PADA PESAWAT TERBANG BOEING 737-700 ”

PT GMF AEROASIA BANDARA INTERNASIONAL

SOEKARNO-HATTA CENGKARENG

DISUSUN OLEH :

1. LEILA NURFITRIA (11/313916/NT/14659)

2. VIDA FARIDA DAMAYANTI (11/320854/NT/15222)

PROGRAM DIPLOMA TEKNIK ELEKTRO

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2013

(2)

ABSTRAK

Pesawat terbang merupakan salah satu jenis transportasi udara yang tidak bisa lepas dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di udara. Salah satu hal yang paling sering terjadi adalah tabrakan antar pesawat terbang di udara.

Perkembangan teknologi telah mengupayakan sebuah alat untuk meminimalisasi terjadinya tabrakan antar pesawat di udara yaitu dengan adanya peralatan elektronik TCAS (Traffic Collision Avoidence System), merupakan alat yang akan mendeteksi adanya pesawat lain yang dapat menimbulkan adanya tabrakan di udara. TCAS dapat mendeteksi pesawat lain yang dilengkapi dengan Mode S Transponder yang akan mengirimkan sinyal ke pesawat yang memiliki TCAS tersebut.

Bila TCAS ini mendeteksi adanya pesawat yang dapat menimbulkan tabrakan, maka

TCAS ini akan memberikan peringatan berupa suara perintah, apakah pesawat harus di

naikkan atau diturunkan, sehingga tabrakan itu bisa dihindarkan.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas laporan Kerja Praktek (KP). Laporan Kerja Prkatek ini berjudul

TRAFFIC COLLISION AVOIDANCE SYSTEM (TCAS) II PADA PESAWAT TERBANG BOEING 737-700”

Penulisan laporan kerja praktek ini, merupakan hasil pengamatan terhadap sistem Navigasi dan Komunikasi dalam dunia penerbangan selama Kerja Praktek di PT. Garuda

Maintenance Facility AeroAsia, khususnya membahas tentang sistem kerja TCAS pada

pesawat terbang. Hal – hal yang lebih jelasnya lagi dibahas dalam laporan ini.

Terwujudnya penulisan laporan ini pada hakekatnya merupakan pertolongan dari Allah SWT. Namun demikian, laporan ini pun selesai berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dorongan, semangat, bantuan, serta bimbingannya. Untuk itu pada kesempatan ini, dengan rasa tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Ir. Lukman Subekti, M.T. selaku Kepala Program Studi Diploma Teknik Elektro UGM.

2. Bapak M. Arrofiq, S.T., M.T., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek. 3. Bapak Jumarianto selaku General Manager Avionic Shop PT GMF Aeroasia. 4. Bapak Amay Sahmay selaku Kepala Sekolah TCA PT GMF AeroAsia.

5. Bapak Eddy Soegianto (Alm.) selaku Manager Radio Shop PT GMF AeroAsia. 6. Bapak Singgih Wijonarko selaku Manager Electronic Shop PT GMF AeroAsia. 7. Bapak Irham Amirullah selaku Manager instrument Shop PT GMF AeroAsia.

8. Bapak Praz Satria Isnamu selaku Manager Production Engineering PT GMF Aeroasia.

(4)

10. Bapak Dadang Suherman dan Bapak Cholik Mawardi selaku pembimbing lapangan saat Kerja Praktek.

11. Bapak Ciptadi, Bapak Abdul Gandi, Bapak Nuryadin, Bapak Marwan Maesa, Bapak Koko Koswara, dan Mas Bagus selaku Engineer Instrument Shop.

12. Bapak Suekowani, Bapak Suyanarto, Bapak Usep Suhendra, Bapak Agus Wijanarko, Bapak Riswan Hermawan, Bapak Setiyo, Bapak Mochammad Ishak selaku Engineer

Electronic Shop.

13. Bapak Agus Maduradika, Bapak Muji Hartono, Bapak Kurnia Muhtar, Bapak Teguh Supriyatno, Bapak Bambang Yulianto, dan Bapak Sugiharso selaku Engineer Radio

Shop.

14. Bapak Jayusman, Mas Adit, Ibu Luluk selaku karyawan bagian Production Planning

Control.

15. Mas Dimas, Mas Tirta, Mas Rio, Mas Arif, Mbak Lailatul Yusro selaku Engineer di

Production Engineering.

16. Seluruh karyawan Avionics Shop PT GMF AeroAsia.

17. Semua dosen dan karyawan Program Diploma Teknik Elektro, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

18. Seluruh teman – teman Teknik Elektronika dan semua pihak yang telah memberikan dukungan selama pelaksanaan Kerja Praktek dan penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu saran, kritik, dan pendapat dari berbagai pihak sangat kami harapkan. Akhirulkalam, mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi semua pembaca, Amin.

Tangerang, 29 Agustus 2013 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL ... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 2 1.3. Batasan Masalah... 2 1.4. Tujuan ... 2 1.5. Manfaat ... 2

1.6. Metode Pengambilan Data ... 3

1.7. Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia ... 5

2.2. Fasilitas PT GMF AeroAsia... 6

2.3. Struktur Keorganisasian PT GMF AeroAsia ... 11

2.4. Potensi PT GMF AeroAsia ... 40

2.5. Kepegawaian (Man Power)... 40

2.6. Visi dan Misi PT GMF AeroAsia ... 41

a. Visi PT GMF AeroAsia... 41

b. Misi PT GMF AeroAsia... 41

(6)

a. Sistem APU (Auxiliary Power Unit) dan Power Plant ... 42

b. Time Limit Overhoul, Check Inspection... 43

2.8. Prestasi Yang Diraih PT. GMF AeroAsia... 44

BAB III SISTEM NAVIGASI PADA PESAWAT TERBANG 3.1. Pelayanan Lalu Lintas Udara ... 45

3.2. Sistem Navigasi pada Pesawat Terbang... 45

3.2.1. VHF Omnidirectional Range (VOR) ... 46

3.2.2. Distance Measuring Equipment (DME) ... 46

3.2.3. Instrument Landing System (ILS) ... 47

3.2.4. Radio Detecting and Ranging (RADAR) ... 49

3.2.5. Air Traffic Controller (ATC) ... 49

3.2.6. Traffic Collision Avoidance System(TCAS) ... 50

BAB IV TRAFFIC COLLISION AVOIDANCE SYSTEM (TCAS) II 4.1. Perkembangan Traffic Collision Avoidance System(TCAS) ... 52

4.1.1. TCAS I ... 52

4.1.2. TCAS II... 52

4.1.3. TCAS III ... 53

4.1.4. TCAS IV ... 54

4.2. Komponen Utama Pendukung sistem TCAS II ... 54

4.2.1. TCAS Computer Unit ... 55

4.2.2. Mode S Transponder ... 56

4.2.3. Antenna ... 58

4.2.4. Control Panel Unit... 60

4.2.5. TCAS Traffic Display ... 64

(7)

4.2.5.2 TCAS Traffic Display Symbols ... 66

4.3. Posisi TCAS pada pesawat... 68

4.4 Bagian- bagian TCAS ... 69

4.4.1 Power Supply ... 70

4.4.2 Switch Beam... 72

4.4.3 Radio Frequency (RF) ... 72

4.4.4 Processor ... 73

4.5 TCAS Interfaces ... 76

4.5.1 TCAS Analog Interfaces ... 76

4.5.1.1 Antena... 77

4.5.1.2 Landing Gear Lever Switch... 77

4.5.1.3 Proximity Switch Electronics Unit (PSEU) ... 77

4.5.1.4 Ground Proximity Warning Computer (GPWC)... 78

4.5.1.5 Weather RADAR ... 78

4.5.1.6 Suppression Input/Output ... 78

4.5.1.7 Display Electronic Unit (DEU) ... 78

4.5.1.8 Remote Electronic Unit (REU)... 78

4.5.2 TCAS Digital Interface... 79

4.5.2.1 ATC Transponder ... 79

4.5.2.2 Masukan Radio Altimeter... 80

4.5.2.3 Masukan TCAS dari ADIRU ... 80

4.5.2.4 Keluaran TCAS dari DEU ... 80

4.5.2.5 Keluaran TCAS dari FDAU ... 80

4.6. Cara Kerja Traffic Collision Avoidance System(TCAS)... 80

(8)

4.7 Daerah TAU pada TCAS ... 85 BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ... 87 5.2. Saran... 88 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Lokasi alat control sistem navigasi pada pesawat... 46

Gambar 3.2.Localizer... 47

Gambar 3.3. Simulasi Glideslope ... 48

Gambar 3.4. Bentuk frekuensi Marker Beacon ... 48

Gambar 3.5. RADAR di Bandara ... 49

Gambar 3.6. Menara Pengawas ATC ... 50

Gambar 3.7. Ruang Air Traffic Controller (ATC)... 50

Gambar 4.1. Blok diagram komponen pendukung TCAS ... 54

Gambar 4.2. TCAS Computer Unit ... 55

Gambar 4.3. Mode S Transponder ... 58

Gambar 4.4. Lokasi Antena TCAS pada pesawat... 58

Gambar 4.5. Antena Directional... 59

Gambar 4.6. Susunan koneksi antenna prosesor dari produk HONEYWELL ... 60

Gambar 4.7. Bagian- bagian unit kontrol panel ... 61

Gambar 4.8.(a) Tampilan TCAS jangkauan dekat... 65

Gambar 4.8.(b) Tampilan TCAS jangkauan jauh ... 65

Gambar 4.9 Simbol Trafik bukan ancaman ... 66

Gambar 4.10. Simbol Trafik terdekat ... 66

Gambar 4.11. Simbol Traffic Advisories ... 67

Gambar 4.12. Simbol Resolution Advisories ... 67

Gambar 4.13. Posisi TCAS pada pesawat ... 68

Gambar 4.14. TCAS di bawah cockpit ... 69

Gambar 4.15. blok diagram bagian-bagian TCAS... 69

(10)

Gambar 4.17. Power Supply Output ... 71

Gambar 4.18 Radio Frequency (RF) ... 73

Gambar 4.19 Bagian-bagian dari Processor TCAS II ... 76

Gambar 4.20 TCAS analog interface... 77

Gambar 4.21 TCAS digital interface ... 79

Gambar 4.22 proses transmit dan receive sinyal pada kedua pesawat ... 82

Gambar 4.23 komunikasi antar pesawat ... 83

Gambar 4.24 blok diagram sistem TCAS ... 83

Gambar 4.25 komunikasi antar kedua pesawat... 84

(11)

DAFTAR TABEL

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesawat terbang selalu menjadi pilihan utama untuk seseorang yang memiliki mobilitas yang tinggi dikarenakan waktu tempuh yang lebih efisien. Dibandingkan dengan menggunakan transportasi darat dan laut yang membutuhkan waktu belasan jam, dengan menggunakan pesawat hanya membutuhkan waktu 1 sampai 2 jam saja menuju ke tujuan yang sama.

Selain waktu tempuh, masalah keselamatan menjadi prioritas utama dalam setiap jenis transportasi. Kecelakaan tidak hanya dapat terjadi di darat maupun laut tetapi di udara juga dapat terjadi hal tersebut. Kecelakaan di udara, khususnya yang dapat terjadi pada pesawat terbang antara lain, tabarakan antar pesawat, jatuhnya pesawat terbang, dan meladaknya pesawat terbang di udara.

Lalu lintas di udara tidak seperti lalu di darat yang memiliki lintasan khusus, tetapi memerlukan sistem navigasi dan komunikasi layaknya kompas dalam transportasi laut. Tidak berfungsinya sebuah alat navigasi atau alat bantu dalam lalu lintas pesawat di udara, merupakan salah satu faktor penyebab sering terjadinya kecelakaan di udara, terutama tabrakan antar pesawat di udara.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis membahas Traffic Collision Avoidence System (TCAS) sebagai alat untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan di udara, terutama tabrakan antar pesawat terbang di udara.

(13)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Apa yang dimaksud dengan TCAS?

b. Alat apa saja yang berhubungan dengan TCAS? c. Dimana letak TCAS dalam pesawat terbang? d. Apa saja bagian-bagian dari TCAS?

e. Bagaimana sistem kerja TCAS?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan Rumusan Masalah, masalah dibatasi pada sistem kerja TCAS untuk mencegah tabrakan antar pesawat terbang di udara secara Hardware tanpa membahas

software.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah : a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan TCAS.

b. Untuk mengetahui alat apa saja yang berhubungan dengan TCAS. c. Untuk mengetahui dimana letak TCAS dalam pesawat terbang. d. Untuk mengetahui dan memahami bagian-bagian dari TCAS. e. Untuk memahami bagaimana sistem kerja TCAS.

1.5 Manfaat

Adapun tujuan dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah :

a. Menambah pengetahuan tentang sistem komunikasi dan navigasi pada pesawat terbang.

(14)

b. Menambah pengetahuan mengenai TCAS pada pesawat terbang. c. Untuk mengetahui alat apa saja yang berhubungan dengan TCAS. d. Untuk mengetahui dimana letak TCAS dalam pesawat terbang. e. Untuk memahami bagian – bagian dari TCAS.

f. Untuk memahami bagaimana sistem kerja TCAS.

1.6 Metode Pengambilan Data

Metode Pengumpulan Data merupakan segala sesuatu cara subyektif dan obyektif seakurat mungkin berdasarkan data-data yang diperoleh baik melalui observasi lapangan maupun melalui manual book dari tiap bagian Instrumentasi TCA ini.

Langkah-langkah pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Diskusi yaitu berdiskusi secara langsung dengan para teknisi yang bersangkutan dan pembimbing untuk memperoleh data dan informasi teknis yang berguna untuk penyusunan laporan kerja praktek ini.

b. Observasi yaitu mengamati langsung obyek yang di teliti guna mendapatkan data dan informasi teknis yang lebih akurat dan lebih jelas.

c. Studi Kepustakaan yaitu dengan cara mempelajari literature maupun buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas, sebagai suatu landasan teoritis. 1.7 Sistematika BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Batasan Masalah

(15)

1.4. Tujuan 1.5. Manfaat

1.6. Metode Pengambilan Data 1.7. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia 2.2. Fasilitas PT GMF AeroAsia

2.3. Struktur Keorganisasian PT GMF AeroAsia 2.4. Potensi PT GMF AeroAsia

2.5. Kepegawaian (Man Power) 2.6. Visi dan Misi PT GMF AeroAsia

a. Visi PT GMF AeroAsia b. Misi PT GMF AeroAsia

2.7. Klasifikasi Perawatan Untuk Pesawat B 737-300/400/500 a. Sistem APU (Auxiliary Power Unit) dan Power Plant b. Time Limit Overhoul, Check Inspection

2.8. Prestasi Yang Diraih PT. GMF AeroAsia

BAB III SISTEM NAVIGASI PADA PESAWAT TERBANG 3.1 Pelayanan Lalu Lintas Udara

3.2 Sistem Navigasi

BAB IV TRAFFIC COLLISION AVOIDANCE SYSTEM (TCAS) II Membahas TCAS keseluruhan sesuai batasan masalah

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran

(16)

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT.Garuda Maintenance Facility AeroAsia

GMF AeroAsia adalah suatu anak perusahaan PT.Garuda Indonesia. GMF AeroAsia berasal dari GMF (Garuda Maintenance Facility) yang merupakan sebuah strategy

Business unit dari PT.Garuda Indonesia. GMF AeroAsia resmi didirikan pada bulan

Agustus 2003. GMF AeroAsia ditempatkan di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, 5 km dari sebelah barat gerbang utama dan dibangun pada lahan seluas 115 Ha.

Tujuan utama dari keberadaan GMF Aeroasia adalah untuk menjamin kehandalan penerbangan pesawat komersil. Pembangunan GMF AeroAsia seluruhnya dobiayai oleh pemerintah Indonesia dengan total anggaran hingga tahun 1991 mencapai sekitar $ 148 juta US dan sekitar 63% dibayar untuk membeli mesin dan peralatan dari luar negeri dan sekitar $ 54,2 juta US untuk pembangunan Engine Shop.

GMF AeroAsia dilengkapi dengan fasilitas serba modern dalam menunjang perawatan pesawat yang modern. GMF AeroAsia telah mengingkatkan reputasinya dengan memperoleh pengakuan Internasional dalam bidang perawatan pesawat dari Badan sertifikat Kelaikan Udara Amerika yang dikenal dengan nama FAA (Federal

Aviation Administration) dengan dikeluarkannya Air agency Certificate pada tanggal 30

September 1992.

GMF AeroAsia memperkejakan 1400 pegawai, dan terus mengadakan trainingpada

technical September 1992. GMF AeroAsia memperkejakan 1400 pegawai, dan terus

(17)

pengalaman pegawainya. hal ini dilakukan untuk menyeimbangkan dengan perkembangan teknologi penerbangan yang semakin pesat.

PT.GMF Aeroasia telah memiliki Certificate Authorities dari General Airworthiness

Certificated (DGAC) yang merupakan bentuk persetujuan dari DGCA atas PT.GMF

AeroAsia sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pemeliharaan dan perbaikan

(Maintenance and Repair) pesawat udara. Selain itu PT.GMF AeroAsia telah

mendapatkan Certificate Authorities dari beberapa negara lain yaitu USA, europe, Singapure, Thailand, Pakistan, Nigeria, Philipines, Bangladesh, dan beberapa negara lainnya.

2.2 Fasilitas PT.GMF AeroAsia 1. Hangar

GMF AeroAsia memiliki tiga buah hangar yang masing-masing memiliki fungsi dan meiliki spesifikasi sebagai berikut :

a) Hangar 1

Hangar ini di selesaikan pada tahun 1991 dan digunakan untuk havy maintenance pesawat AIRBUS A330-300, BOIENG 747-200 dan BOEING 747-400. Hangar ini mempunyai luas 21.540 m2.

b) Hangar 2

Hangar ini dipergunakan untuk perawatan-perawatan ringan semua tipe pesawat, hangar ini mempunyai luas 22.500 m2.

c) Hangar 3

Hangar ini digunakan untuk heavy maintenance pesawat, Boeing 737 Series, DC-10. hanggar ini mempunyai luas area 22.500 m2.

Semua hanggar dilengkapi dengan :

(18)

b. Supply listrik 115 V/400 Hz (3 phase). Operational maintenancepesawat,

dan 220 V50 Hz untuk fasilitas perkantoran. c. Penerangan Hanggar

d. Overhead Crane (hanya dihangagar 3)

e. Aircraft Docking

f. Regulated Air Pressure

g. Aircraft tool and Equipment

h. Stock Room

i. Air Conditioned Office Areas

2. Engine Shop

Pengoperasian pertama kali pada tahun 1994, diperuntukan untuk Overhoul

engine SPEY, JT8D, JT9D-7Q, APU dan CFm 56-3B1.

3. Engine Test Cell

Bangunan ini dipergunakan untuk pengetesan seluruh engine pesawat termasuk APU sampai mencapai 450 KN (100.000 lb) thrust. Yang diselesaikan pada tahun 1989. Peralatannya meliputi sistem control untuk semua type engine dan APU (Auxiliary Power Unit). Engine yang telah diuji pada Engine Test Cell, antara lainSpey MK555-15H, CF6-80C2, CFM56-3B1, JT9D-59/7Q, GTC85-98D, dan GTCP-700.

4. Work Shop Building a) Workshop 1

Bangunan ini mencapai luas 10.785 m2dan digunakan untuk mereparasi dan overhoul dari berbagai komponen besar, terdapat juga sheet metal work

shop yang memiliki memampuan untuk melakukan perbaikan dan overhoul

(19)

penerbangan, radar domesgalleys, engine pylons, cowling, dan trust reverse doors, dan balancing flight surface.

Pada waktu shop ini terdapat pula areal untuk servis dan overhaul brakes,

tire, undercarriage, upholstery, sheet, carpet cutting, dan panel seperti terdapat

pada paint shop, bagian pusat perbaikan dan cleaning area. Selain itu juga mampu membuat flight control cable dan aircraft turbing, yang membantu menahanpanas aircraft skin dan composite bounding.

Machine shoppada workshop ini memiliki peralatan computer yang

dioperasikan secara horizontal, miling turn table, dua buah horizontal turning

latches, grinding for rotary surface, tool dan cutter universal dan internal grinding, radial, columb, dan bennch driling machine, machine for universal milling, sharping hydraulic preesing, procuction cut-off, metal cutting band sawing, hack sawing, engrawing dan pantograph, surface plate, dan stand, pedestial grinder dan vices.

b) Workshop 2

Terdiri dari bengkel Avionic, hydraulic, electric, pneumatic, dan

emergency equipment. Selain itu ada gedung untuk menguji mesin (test cell)

yang memiliki kemampuan 100.000 pound yang biasa digunakan untuk semua jenis mesin, dan mesin dengan after burner dan juga pengujian APU.Apron GMF seluas 379.620m2 dibangun dengan kontruksi cakar ayam yang mampu menampung 50 pesawat,yaitu 4 bay untuk B737, 6 bay untuk A330 / A320 serta dilengkapi dengan 2 bay untuk pencucian pesawat dan engine run up merangkap kompas swing area seluas 15.525 m2.

(20)

Fasilitas lainnya adalah gudang untuk material, mesin-mesin dan gedung

utility sebagai penyedia listrik dan AC untuk seluruh unit bangunan, gudang

khusus dan tangki bahan bakar untuk bensin dan solar dengan kapasitas 30.000 liter dan kapasitas 15.000 liter untuk avtur, juga terdapat bangunan khusus untuk kepentingan dan lahan parkir seluas 18.500 m2.

Avionic (IERA) Shop, bangunan ini mempunyai luas 11.814 m2, digunakan untuk melayani peralatan komunikasi, navigasi dan elektronik. Instrument elektronik Radio dan mencakup pengetesan instrument penerbangan, peralatan navigasi dan komunikasi, gyro, radar cuaca, reparasi dan overhaul autopilot untuk bermacam-macam tipe pesawat termasuk yang dipasang dengan modern

digital avionic pada pesawat A-300, A320, BOEING 747, BOEING 777, BOEING 737NG dan lain-lain.

Pada workshop ini juga dilengkapi dengan tes otomatis yang disebut ATEC 5000 dan IRIS 2000 yang merupakan Unit pengetesan komputer. Workshop ini juga memiliki Electrical Mechanical and Oxygen (ELMO) shop untuk pengetesan Pneumatic dan Hydraulic, Fuel Flow, Pompa tekanan bahan bakar dan oli. Peralatan pengetesan mencakup CDS test stand, Engine Fuel

Component, mesin pengetesan hydraulic, Overhaul Ikomponen elektrik, peralatan oksigen, life rats dan emergency slide and rats. Seluruh Workshop

dilengkapi dengan :

1. Supply listrik 400 Hz dan 50 Hz.

2. United Power Supply System for Computer and highly sensitive equipment.

3. Craine/Hoist system (hanya di engine shop).

4. Regulated air pressure.

(21)

6. Stock Rooms.

5. Ground Support Equipment (GSE) Centre

Gedung GSE terletak bersebelahan dengan engine shop yang berfungsi menyiapkan Ground Support Equipment dalam keadaan siap pakai untuk mengdukung kelancaran operasional pesawat terbang saat di darat. Kegitannya meliputi pemeriksaan dan penggantian part-part yang rusak, perbaikan equipment dan overhoul engine untuk ground support equipment seperti GTC, Towing Car, dan lain-lain. Bangunan ini mempunyai luas area 5.832 m2.

6. Apron Area

Bangunan ini mempunyai luas area 318.000 m2 dan mampu menampung kurang lebih 50 pesawat semua type.

7. Utility Building

Fasilitas ini merupakan pusat kelistrikan yang memuat peralatan utama yang diperlukan sebagai electrical power source seperti generator dan transformator. Bangunan ini mempunyai luas area 1.215 m2.

8. Material Departement

Bangunan ini mempunyai luas area 972 m2. Bangunan ini merupakan pusat pemeriksaan dan penelitian dari material pesawat.

9. Surrounding Property

Surrounding property ini mempunyai luas area sebesar 140 m2. 10. General Storage

Merupakan tempat penyimpanan suku cadang. 11. Cover Storage

Merupakan tempat parkir kendaraan-kendaraan GSE. 12. Industrial Waste Treathment

(22)

Merupakan bagian khusus yang digunkan untuk menampung limbah yang berasal dari seluruh fasilitas.

13. Special Storage

Bangunan ini mempunyai luas 2.268 m2. 14. Office

Merupakan pusat kegiatan administrasi PT. GMF AeroAsia. 15. Environment

Merupakan lahan penunjang bagi gedung-gedung maupun fasilitas lain yang terdapat di PT. GMF AeroAsia.

2.3 Struktur Keorganisasian PT. GMF AeroAsia 1. Dereksi

Perusahaan dipimpin oleh seotang Direktur Utama dan 5 Orang Direktur, yang selanjutanya disebut Direksi. Susunan Direksi adalah sebagai berikut :

a. Direktur Utama

b. Direktur Corporate Strategy & Development c. Direktur Finance

d. Directur Line Operation e. Direktur Base Operation

f. Direktur Human Capital & Corporate Affair

Untuk kepentingan komunikasi, maka penyebutan untuk direksi dan nama jabatan direksi diatur sebagai berikut :

(23)

b. Direktur utama, dapat menggunakan islitah President and Chief Executive

Officer, selanjutnya disebut President & CEO.

c. Directur Corporate Strategy & Development, dapat menggunakan istilah Executive Vice President Corporate Strategy & Development, selanjutnya disebut EVP Corporate Strategy & Development.

d. Direktur Finance, dapat menggunakan istilah Executive Vice President Line Operation, disebut EVP Finance.

e. Direktur Line Operation, dapat menggunakan istilah Executive Vise President Line Operation, selanjutnya disebut EVP Line Operation.

f. Direktur Base Operation, dapat menggunakan istilah Executive Vise President Base Operation, selanjutnya disebut EVP Base Operation.

g. Direktur Hukum Capital & Corporate Affair, dapat menggunakan istilah Executive Vice Precident Human Capital & Corporate Affair, selanjutnya disebut EVP Human Capital & Corporate Affair.

Pembagian tugas dan akuntabilitas Direksi sebagai berikut :

President & CEO bertugas menjamin efektifitas pengurusan dan pengelolaan

perusahaan, termasuk penentuan arah dan strategi perusahaan serta pengelolaan kepatuhan, penjaminan kualitas, audit & kontrol internal dan pemasaran, sehingga mampu mendukung jalannya bisnis GMF sekaligus membantu pertumbuhan bisnisnya. Unit satu tingkat yang dibawah Direksi yang bertanggung jawab langsung terhadap President & CEO adalah Vice

President ( VP ) Quality Assurance & Savety, VP Internal Audit & Control dan VP Sales & Marketing.

(24)

EVP Corporate Strategy & Development bertanggung jawab menjamin efektifitas pengurusan dan pengelolaan strategi dan pengembangan korporasi, teknologiinformasi dan komunikasi perusahaan agar sejalan dengan tata kelola perusahaan yang baik, sehingga mampu mendukung jalannya kerja bisnis GMF sekaligus pertumbuhan bisnisnya. Unit yang berada satu tingkat dibawah Direksi sebagai pelaksana kebijakan strategis perusahaan yang bertanggung jawab langsung kepada EVP Corporate Strategy & Development adalah VP

Corporate Development & ICT Treasury Management.

 EVP Finance bertanggung jawab menjamin efektifitas pengurusan dan pengelolaan keuangan perusahaan, sehingga mampu mendukung jalannya bisnis GMF sekaligus pertumbuhan bisnisnya, unit yang berada satu tingkat dibawah Direksi yang menjalankan fungsi memberi dukungan dan bertanggung jawab langsung kepada EVP Finance adalah VP Accounting dan VP Treasury Management.

 EVP Line Operation bertugas menjamin efektifitas pengurusan dan pengelolaan perusahaan khususnya operational perawatan lini, aset perusahaan dan layanan material serta jasa engineering sesuai bisnis utama perusahaan, sehingga mampu mendukung jalannya bisnis GMF sekaligus membantu pertumbuhan bisnisnya. Unit satu tingkat yang dibawah Direksi yang bertanggung jawab langsung terhadap EVP Line Operation adalah VP Line Maintenance, VP Asset Management & Material Services, dan VP Engineering Services.

 EVP Base Operation bertugas menjamin efektifitas pengurusan dan pengelolaan perusahaan khususnya operational perawatan rangka pesawat mesin, komponen, dan pendukung lainnya sesuai bisnis perusahaan, sehingga

(25)

mampu mendukung jalannya bisnis GMF sekaligus membantu pertumbuhan bisnisnya. Unit satu tingkat yang dibawah Direksi yang bertanggung jawab langsung terhadap EVP Base Operation adalah VP Base Maintenance, VP Component Maintenance & VP Engine Maintenance.

 EVP Human Capital & Corporate Affair bertanggung jawab menjamin efektifitas pengurusan dan pengelolaan sumber daya manusia, pelatihan, manajement pengetahuan dan budaya perusahaan, sehingga mampu mendukung jalannya bisnis GMF sekaligus membantu pertumbuhan bisnisnya. Unit satu tingkat yang dibawah Direksi yang menjalankan fungsi dan dukungan dan bertanggung jawab langsung kepada EVP Human Capital & Corporate Affair adalah VP Human Capital Management dan VP Learning Center & Corporate Culture.

2. Unsur Pendukung

Unsur pendukung dalam organisasi Induk PT GMF AeroAsia, terdiri dari : a. Unit Internal Audit & Control, berfungsi untuk memastikan efektifitas sistem

Audit Internal, pengendalian internal, dan pengelolaan resiko perusahaan, bertanggung jawab pada direktur utama.

b. Unit Quality Assurance & Safety, berfungsi untuk mengelola sistem keselamatan, pengendalian dan pengelolaan kualitas perawatan pesawat, Analisi kualitas Workshop & Inspeksi Material, sistem kualitas dan Audit, termasuk sistem dokumentasi kualitas, kualifikasi personil dan lisensi, bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

(26)

c. Unit Sales & Marketing berfungsi untuk mewujudkan terjadinya pencapaian penjualan dam pemasaran, serta pengelolaan costumer service dan aspek-aspek komersial lainnya, bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

3. Management Unit Component Maintenance

Unit Component maintenance dipimpin oleh seorang Vice, President (VP), 4 (empat) orang General Manager (GM), 18 (delapan belas) orang Manager.

4. Fungsi dan Akuntabilitas

a. VP Component Maintenance

 Menjamin efektifitas pengelolaan Dinas Component Maintenance, sehingga mempunyai kontribusi positif dalam memperoleh pendapatan perusahaan (revenue) melalui perawatan komponen, Uji Tak Rusak (NonDestructive

Test /NDT), dan jasa Kalibrasi tools dan equipment, sesuai dengan

kebutuhan pelanggan dan memenuhi persyaratan kelaikan-udara.

 Bertanggung-jawab atas ketersediaan sumber-daya yang memenuhi syarat untuk terlaksananya perawatan komponen pesawat, termasuk melaksanakan fungsi pengadaan material yang dibutuhkan oleh Unit Component Maintenance sesuai perencanaan material yang sudah diterapkan dan jasa pendukung terkait lainnya yang menjadi lingkup tugas Dinas Component Maintenance.

b. Manager Workshop Store

- Menyediakan jasa layanan pengelolaan barang yang ada di gudang

Component Maintenance dengan tepat waktu dan tertib-administrasi sesuai

prosedur yang berlaku, dalam rangka mendukung kelancaran operasional kegiatan Component Maintenance.

(27)

- Memelihara sarana dan prasarana workshop store agar senantiasa dalam kondisi memenuhi standard/ketentuan yang berlaku, dan menjaga akurasi data persediaan baik dari jenis, jumlah dan lokasi.

- Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan Seksi Workshop Store, melalui perencanaan, penelusuran, serta peninjauan kinerja seluruh fungsional Seksi Workshop Store.

c. GM Avionic

 Melakukan analisa, mengelola, dan mengendalikan proses perawatan serta mengadakan material yang dibutuhkan dalam perawatan dan perbaikan Component Avionic target kualitas, biaya, dan TAT dapat tercapai.

 Memastikan seluruh kegiatan perawatan tersebut, termasuk perbaikan setiap kerusakan selama kegiatan perawatan sesuai dengan desain dan standard kualitas yang diterapkan oleh pabrik/manufacture dan aturan yang diterapkan oloeh otoritas penerbangan.

 Memastikan tindakan koreksi terhadap setiap temuan audit di area yang menjadi tanggung-jawabnya dapat terlaksana secara efektif.

 Bertanggung-jawab atas ketersediaan sumber daya manusia, material, tool dan equipment dan metode kerjanya untuk terlaksananya perawatan component Avionic sesuai persyaratan kelaikan udara.

 Mengarahkan dan mengendalikan jalannnya seluruh kegiatan Bidang Avionic, melalui perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, serta peninjauan kinerja seluruh Manager yang ada di Bidang Component

Avionic dengan fungsi dan akuntabilitas masing-masing manager sebagai

(28)

 Manager Radio & Communication,

Bertugas mengelola kegiatan operasional (proses produksi) secara efektif dan efisien, dalam usaha mencapai sasaran bisnis Bidang

Avionic sesuai dengan persyaratan atau peraturan yang berlaku &

kebutuhan pelanggan, meliputi :

- Merencanakan dan mengendalikan penggunaan resources sesuai dengan schedule dan standard yang telah ditentukan.

- Mempersiapkan tool dan equipment serta menjaga kalibrasi dan serviceabilitynya.

- Menjaga kompetensi personil dan mengendalikan ketersediaan personil sesuai denagn jadwal pekerjaan yang telah ditentukan. - Menjaga pengisian kertas kerja sesuai dengan quantity manual

yang berlaku.

- Menjaga agar pengisian data di dalam sistem informasi selalu dalam kondisi benar, lengkap dan current.

- Menjaga agar material yang digunakan adalah material yang approved dan jelas asal usulnya.

Manager Instrument System,

Bertugas mengelola kegiatan operasianal (proses produksi) secara efektif dan efisien, dalam usaha mencapai sasarean bisnis Bidang Avionic sesuai dengan persyaratan atau peraturan yang berlaku & kebutuhan pelanggan, meliputi :

- Merencanakan dan mengendaliakn penggunaaan resources sesuai dengan schedule dan standart yang telah di tentukan.

(29)

- Mempersiapkan tool dan equipment serta menjaga kalibrasi dan serviceabilitynya.

- Menjaga kompetensi personil dan mengendalikan ketersediaan personil sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah ditentukan. - Menjaga agar pengisian data di dalam sistem informasi selalu

dalam kondisi benar, lengkap dan current

- Menjaga agar material yang digunakan adalah material yang approved dan jelas asal usulnya.

- Menjaga lingkungan kerja dalam kondisi ringkas,rapi, resik, rawat, dan rajin (5R)

- Memastikan semua component yang ada di area produksi memiliki identifikasi dengan label yang sesuai dan segragasi dilaksanakan dengan baik.

- Menjaga agar setiap acuan kerja, baik berupa manual maupun PD sheet yang digunakan dalam kondisi update, benar dan lengkap. - Memastikan semua personil yang bekerja dilingkungan kerjanya

menggunakan acuan kerja yang current , alat yang terkalibrasi, yang melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.

- Memastikan setiap personil yang bekerja memahami dan mematuhi instruksi kerja.

Manager Electronic Control System

Bertugas mengelola kegiatan operasional (proses produksi) secara efektif dan efisien, dalam usaha mencapai sasaran bisnis Bidang

(30)

Avionic sesuai dengan persyaratan atau peraturan yang berlaku & kebutuhan pelanggan, meliputi :

- Merencanakan dan mengendalikan penggunaan resources sesuai dengan schedule dan standard yang telah ditentukan.

- Mempersiapkan tool dan equipment serta menjaga kalibrasi dan serviceabilitynya.

- Menjaga kompetensi personil dan mengendalikan ketersediaan personil sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah ditentukan. - Menjaga pengisisan kertas kerja sesuai dengan quality manual

yang berlaku.

- Menjaga agar pengisian data didalam sistem informasi selalu dalam kondisi benar, lengkap dan current.

- Menjaga agar material yang digunakan adalah material yang

approved dan jelas asal usulnya.

- Menjaga lingkungan kerja dalam kondisi ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin (5R).

- Memastikan semua component yang ada d area produksi memiliki identifikasi dengan label yang sesuai dan segregasi dilaksanakan dengan baik.

- Menjaga agar setiap acuan kerja, baik berupa manual maupun pd sheet yang di gunakan dalam kondisi update, benar dan lengkap. - Memastikan semua personil yang bekerja di lingkungan kerjanya

menggunakan acuan kerja yang current, alat yang terkalibrasi, dan melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.

(31)

- Memastikan setiap personil yang bekerja memahami dan mematuhi instruksi kerja.

Manager Production Engineering,

Bertugas mengelola standard – maintenance sesuai persyaratan kelayakan terbang maupun rencana bisnis, meliputi :

- Pengembangan kapabilitas,

- Pembuatan pd sheet dan menjaga selalu update sesuai dengan referensi manual yang digunakan.

- Pembuatan preventive maintenance inspection untuk tool dan equipment,

- Melakukan evaluasi tool dan equipment yang digunakan untuk mendukung terlaksananya aktifitas produksi, dan menentukan alternatif tool dan equipment bila di butuhkan.

- Melakukan evaluasi row material yang digunakan beserta alternatifnya.

- Memastikan pelaksanaan engineering order, AD, SB pada setiap component yang di kerjakan di workshop.

- Melakukan evaluasi component realibility.

- Bersama-sama inspector dan certifying staff melaksanakan investigasi apabila terjadi kelainan, ataupun komplain dari customer.

- Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan unit Production Engineering, melalui perencanaan, pengorganisasian, pengendalian aktifitas seluruh functional production engineering.

(32)

 Manager Production Planning and Control, Bertugas untuk melakukan :

- Perencanaan beban kerja dan melaksanakan evaluasi secara berkala.

- Standarisasi dan evaluasi kinerja produksi, meliputi manhours, TAT serta beban kerja yang telah di tentukan realisasinya secara berkala.

- Perencanaan tenaga kerja yang di sesuaikan dengan standar dan beban kerja.

- Perencanaan dan pengendalian material yang di sesuiakan dengan beban kerja serta di sesuaikan dengan pengembangan kapabilitas dalam mendapatkan service level dan inventory turn overmaximal. - Perencanaan dan evaluasi equipment disesuaikan dengan beban

kerja dan pengembangan kapabilitas.

- Penjadwalan pekerjaan dan pengendaliannya, baik yang di lakukan secara mingguan maupun dailymenue.

- Pembuatan anggaran dan pengendalian biaya.

 Component shop procurer bertanggung jawab langsung kepada GM avionic dan bertugas melaksanakan pengadaan material yang di butuhkan oleh bidang Avionic sesuai perencanaan material yang disusun oleh material planner seksi production planning and control, untuk mendukung seluruh kegiatan perawatan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku serta harga dan TAT yang paling baik.

(33)

d. GM Electro Mechanical

 Melakukan analisa, mengelola, dan menggendalikan proses perawatan serta mengadakan material yang dibutuhkan dalam perawatan dan perbaikan Component Electro Mechanical agar supaya target kualitas, biaya, dan TAT tercapai.

 Memastikan seluruh kegiatan perawatan tersebut, termasuk perbaikan setiap kerusakan selama kegiatan perawatan sesuai dengan design dan standar kualitas yang di tetapkan oleh pabrik atau manufacture dan aturan yang di tetapkan oleh otoritas penerbangan.

 Memastikan tindakan koreksi terhadap setiap temuan audit di area yang menjadi tanggung jawabnya dapat terlaksana secara efektif.

 Bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya manusia, material, tool dan equipment dan metode kerjanya untuk terlaksananya perawatan component electro mechanical sesuai kelaikan udara.

 Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan Bidang Electro Mechanical, melalui perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, serta peninjauan kinerja seluruh manager yang ada di bidang Component Electro Mechanical dengan fungsi dan akuntabilitas masing-masing manager sebagai berikut :

 Manager Electrical,

Bertugas mengelola kegiatan operasional (proses produksi) secra efektif dan efisien, dalam usaha mencapai sasaran bisnis Bidang Electro Mechanical sesuai dengan persyaratan atau peraturan yang berlaku & kebutuhan pelanggan, meliputi:

(34)

- Merencanakan dan mengendalikan pengunaan resources sesuai dengan schedule dan standard yang telah ditentukan.

- Mempersiapkan tool dan equipment serta menjaga kalibrasi dan serviceabilitynya.

- Menjaga kompetensi personil dan mengendalikan ketersediaan personil sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah ditentukan. - Menjaga pengisian kertas kerja sesuai dengan qualitymanual yang

berlaku.

- Menjaga agar pengisian data didalam sistem informasi selalu dalam kondisi benar, lengkap dan current.

- Menjaga agar material yang digunakan adalah material yang approved dan jelas asal usulnya.

- Menjaga lingkungan kerja dalam kondisi ringkas,rapi, rawat dan rajin (5R).

- Memastikan semua component yang ada di area produksi memiliki identifikasi dengan label yang sesuai dengan segradasi dilaksanakan dengan baik.

- Menjaga agar setiap acuan kerja, baik berupa manual ataupun PD sheet yang digunakan dalam kondisi update, benar dan lengkap. - Memastikan semua personil yang bekerja di lingkungan kerjanya

menggunkan acuan kerja yang current, alat yang terkalibrasi,dan melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.

(35)

 Manager Pneumatic & Hydraulic,

Bertugas mengelola kegiatan operasional (proses produksi) secra efektif dan efisien, dalam usaha mencapai sasaran bisnis Bidang Electro Mechanical sesuai dengan persyaratan atau peraturan yang berlaku & kebutuhan pelanggan, meliputi:

- Merencanakan dan mengendalikan pengunaan resources sesuai dengan schedule dan standard yang telah ditentukan.

- Mempersiapkan tool dan equipment serta menjaga kalibrasi dan serviceabilitynya.

- Menjaga kompetensi personil dan mengendalikan ketersediaan personil sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah ditentukan. - Menjaga penigisian kertas kerja sesuai dengan qualitymanual yang

berlaku.

- Menjaga agar pengisian data didalam sistem informasi selalu dalam kondisi benar, lengkap dan current.

- Menjaga agar material yang digunakan adalah material yang approved dan jelas asal usulnya.

- Menjaga lingkungan kerja dalam kondisi ringkas, rapi, rawat dan rajin (5R).

- Memastikan semua component yang ada di area produksi memiliki identifikasi dengan lable yang sesuai dengan segradasi dilaksanakan dengan baik.

- Menjaga agar setiap acuan kerja, baik berupa manual ataupun PD sheet yang digunakan dalam kondisi update, benar dan lengkap.

(36)

- Memastikan semua personil yang bekerja di lingkungan kerjanya menggunkan acuan kerja yang current, alat yang terkalibrasi,dan melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.

- Memastikan setiap personil yang bekerja memahami dan mematuhi instruksi kerja.

 Manager Fuel,

Bertugas mengelola kegiatan operasional (proses produksi) secra efektif dan efisien, dalam usaha mencapai sasaran bisnis Bidang Electro Mechanical sesuai dengan persyaratan atau peraturan yang berlaku & kebutuhan pelanggan, meliputi:

- Merencanakan dan mengendalikan pengunaan resources sesuai dengan schedule dan standard yang telah ditentukan.

- Mempersiapkan tool dan equipment serta menjaga kalibrasi dan serviceabilitynya.

- Menjaga kompetensi personil dan mengendalikan ketersediaan personil sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah ditentukan. - Menjaga penigisian kertas kerja sesuai dengan quality manual

yang berlaku.

- Menjaga agar pengisian data didalam sistem informasi selalu dalam kondisi benar, lengkap dan current.

- Menjaga agar material yang digunakan adalah material yang approved dan jelas asal usulnya.

(37)

- Menjaga lingkungan kerja dalam kondisi ringkas, rapi, rawat dan rajin (5R).

- Memastikan semua component yang ada di area produksi memiliki identifikasi dengan lable yang sesuai dengan segradasi dilaksanakan dengan baik.

- Menjaga agar setiap acuan kerja, baik berupa manual ataupun PD sheet yang digunakan dalam kondisi update, benar dan lengkap. - Memastikan semua personil yang bekerja di lingkungan kerjanya

menggunkan acuan kerja yang current, alat yang terkalibrasi,dan melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.

- Memastikan setiap personil yang bekerja memahami dan mematuhi instruksi kerja.

 Manager Emergency,

Bertugas mengelola kegiatan operasional (proses produksi) secra efektif dan efisien, dalam usaha mencapai sasaran bisnis Bidang Electro Mechanical sesuai dengan persyaratan atau peraturan yang berlaku & kebutuhan pelanggan, meliputi:

- Merencanakan dan mengendalikan pengunaan resources sesuai dengan schedule dan standard yang telah ditentukan.

- Mempersiapkan tool dan equipment serta menjaga kalibrasi dan serviceabilitynya.

- Menjaga kompetensi personil dan mengendalikan ketersediaan personil sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah ditentukan.

(38)

- Menjaga penigisian kertas kerja sesuai dengan qualitymanual yang berlaku.

- Menjaga agar pengisian data didalam sistem informasi selalu dalam kondisi benar, lengkap dan current.

- Menjaga agar material yang digunakan adalah material yang approved dan jelas asal usulnya.

- Menjaga lingkungan kerja dalam kondisi ringkas,rapi, rawat dan rajin (5R).

- Memastikan semua component yang ada di area produksi memiliki identifikasi dengan lable yang sesuai dengan segradasi dilaksanakan dengan baik.

- Menjaga agar setiap acuan kerja, baik berupa manual ataupun PD sheet yang digunakan dalam kondisi update, benar dan lengkap. - Memastikan semua personil yang bekerja di lingkungan kerjanya

menggunkan acuan kerja yang current, alat yang terkalibrasi,dan melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.

- Memastikan setiap personil yang bekerja memahami dan mematuhi instruksi kerja.

 Manager Production Engineering,

Bertugas mengelola standard-maintenance sesuai persyaratan kelaikan-terbang maupun rencana bisnis, meliputi :

(39)

- Pembuatan PD sheet dan menjaga selalu update sesuai dengan referensi manual yang digunakan.

- Pembuatan Preventive Maintenance Inspection untuk tool dan equipment,

- Melakukan evaluasi tool dan equipment yang digunakan untuk mendukung terlaksananya aktifitas produksi, dan menentukan alternatif tool dan equipment bila di butuhkan.

- Melakukan evaluasi row material yang digunakan beserta alternatifnya.

- Memastikan pelaksanaan engineering order, AD, SB pada setiap component yang di kerjakan di workshop.

- Melakukan evaluasi component realibility.

- Bersama-sama inspector dan certifying staff melaksanakan investigasi apabila terjadi kelainan, ataupun coplain dari customer. - Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan unit

Production Engineering, melalui perencanaan, pengorganisasian, pengendalian aktifitas seluruh functional production engineering.

 Manager Production Planning & Control, Bertugas untuk melakukan:

- Perencanaan beban kerja dan melaksanakan evaluasi secara berkala.

- Standarisasi dan evaluasi kinerja produksi, meliputi manhours, TAT serta beban kerja yang telah di tentukan realisasinya secara berkala.

(40)

- Perencanaan tenaga kerja yang di sesuaikan dengan standar dan beban kerja.

- Perencanaan dan pengendalian material yang di sesuiakan dengan beban kerja serta di sesuaikan dengan pengembangan kapabilitas dalam mendapatkan service level dan inventory turn over maximal. - Perencanaan dan evaluasi equipment disesuaikan dengan beban

kerja dan pengembangan kapabilitas.

- Penjadwalan pekerjaan dan pengendaliannya, baik yang di lakukan secara mingguan maupun dailymenue.

- Pembuatan anggaran dan pengendalian biaya

 Component shop procurer bertanggung jawab langsung kepada GM avionic dan bertugas melaksanakan pengadaan material yang di butuhkan oleh bidang Avionic sesuai perencanaan material yang disusun oleh material planner seksi production planning and control, untuk mendukung seluruh kegiatan perawatan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku serta harga dan TAT yang paling baik.

e. GM Wheel, Brake & Landing Gear

 Melakukan analisa, mengelola, dan menggendalikan proses perawatan serta mengadakan material yang dibutuhkan dalam perawatan dan perbaikan Component Electro Mechanical agar supaya target kualitas, biaya, dan TAT tercapai.

 Memastikan seluruh kegiatan perawatan tersebut, termasuk perbaikan setiap kerusakan selama kegiatan perawatan sesuai dengan design dan

(41)

standar kualitas yang di tetapkan oleh pabrik atau manufacture dan aturan yang di tetapkan oleh otoritas penerbangan.

 Memastikan tindakan koreksi terhadap setiap temuan audit di area yang menjadi tanggung jawabny dapat terlaksan secara efektif.

Bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya manusia, material, tool dan equipment dan metode kerjanya untuk terlaksananya perawatan component electro mechanical sesuai kelaikan udara.

Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan Bidang

Electro Mechanical, melalui perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, serta peninjauan kinerja seluruh manager yang ada di bidang Component Electro Mechanical dengan fungsi dan akuntabilitas masing-masing manager sebagai berikut :

 Manager Wheel, Brake &Landing Gear – Crew A,

Bertugas mengelola kegiatan operasional (proses produksi) secra efektif dan efisien, dalam usaha mencapai sasaran bisnis Bidang Electro Mechanical sesuai dengan persyaratan atau peraturan yang berlaku & kebutuhan pelanggan, meliputi:

- Merencanakan dan mengendalikan pengunaan resources sesuai dengan schedule dan standard yang telah ditentukan.

- Mempersiapkan tool dan equipment serta menjaga kalibrasi dan serviceabilitynya.

- Menjaga kompetensi personil dan mengendalikan ketersediaan personil sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah ditentukan.

(42)

- Menjaga penigisian kertas kerja sesuai dengan qualitymanual yang berlaku.

- Menjaga agar pengisian data didalam sistem informasi selalu dalam kondisi benar, lengkap dan current.

- Menjaga agar material yang digunakan adalah material yang approved dan jelas asal usulnya.

- Menjaga lingkungan kerja dalam kondisi ringkas, rapi, rawat dan rajin (5R).

- Memastikan semua component yang ada di area produksi memiliki identifikasi dengan lable yang sesuai dengan segradasi dilaksanakan dengan baik.

- Menjaga agar setiap acuan kerja, baik berupa manual ataupun PD sheet yang digunakan dalam kondisi update, benar dan lengkap. - Memastikan semua personil yang bekerja di lingkungan kerjanya

menggunkan acuan kerja yang current, alat yang terkalibrasi,dan melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.

- Memastikan setiap personil yang bekerja memahami dan mematuhi instruksi kerja.

 Manager Wheel, Brake &Landing Gear-Crew B,

Bertugas mengelola kegiatan operasional (proses produksi) secra efektif dan efisien, dalam usaha mencapai sasaran bisnis Bidang Electro Mechanical sesuai dengan persyaratan atau peraturan yang berlaku & kebutuhan pelanggan, meliputi:

(43)

- Merencanakan dan mengendalikan pengunaan resources sesuai dengan schedule dan standard yang telah ditentukan.

- Mempersiapkan tool dan equipment serta menjaga kalibrasi dan serviceabilitynya.

- Menjaga kompetensi personil dan mengendalikan ketersediaan personil sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah ditentukan. - Menjaga penigisian kertas kerja sesuai dengan qualitymanual yang

berlaku.

- Menjaga agar pengisian data didalam sistem informasi selalu dalam kondisi benar, lengkap dan current.

- Menjaga agar material yang digunakan adalah material yang approved dan jelas asal usulnya.

- Menjaga lingkungan kerja dalam kondisi ringkas, rapi, rawat dan rajin (5R).

- Memastikan semua component yang ada di area produksi memiliki identifikasi dengan label yang sesuai dengan segradasi dilaksanakan dengan baik.

- Menjaga agar setiap acuan kerja, baik berupa manual ataupun PD sheet yang digunakan dalam kondisi update, benar dan lengkap. - Memastikan semua personil yang bekerja di lingkungan kerjanya

menggunkan acuan kerja yang current, alat yang terkalibrasi,dan melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.

- Memastikan setiap personil yang bekerja memahami dan mematuhi instruksi kerja.

(44)

 Manager Production Engineering, Planning & Control Bertugas untuk melakukan:

- Pengembangan kapabilitas,

- Pembuatan PD sheet dan menjaga selalu update sesuai dengan referensi manual yang digunakan.

- Pembuatan Preventive Maintenance Inspection untuk tool dan equipment,

- Melakukan evaluasi tool dan equipment yang digunakan untuk mendukung terlaksananya aktifitas produksi, dan menentukan alternatif tool dan equipment bila di butuhkan.

- Melakukan evaluasi row material yang digunakan beserta alternatifnya.

- Memastikan pelaksanaan engineering order, AD, SB pada setiap component yang di kerjakan di workshop.

- Melakukan evaluasi component realibility.

- Bersama-sama inspector dan certifying staff melaksanakan investigasi apabila terjadi kelainan, ataupun coplain dari customer. - Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan unit

Production Engineering, melalui perencanaan, pengorganisasian, pengendalian aktifitas seluruh functional Production Engineering. - Perencanaan beban kerja dan melaksanakan evaluasi secara

(45)

- Standarisasi dan evaluasi kerja produksi, meliputi manhours,TAT serta beban kerja yang telah ditentukan terhadap realisasinya secara berkala.

- Perencanaan tenaga kerja yang disesuaikan dengan standard dan beban kerja.

- Perencanaan dan pengendalian material yang disesuaikan dengan beban kerja serta disesuaikan dengan pengembangan kapabilitas dalam mendapatkan service level dan inventory turn over yang maksimal.

- Perencanaan dan evaluasi equipment disesuaikan dengan beban kerja dan pemgembangan kapabilitas.

- Penjadwalan pekerjaan dan pengendaliannya, baik yang dilakukan secara mingguan maupun daily menue.

- Pembuatan anggaran dan pengendalian biaya.

 Component shop procurer bertanggung jawab langsung kepada GM avionic dan bertugas melaksanakan pengadaan material yang di butuhkan oleh bidang Avionic sesuai perencanaan material yang disusun oleh material planner seksi production planning and control, untuk mendukung seluruh kegiatan perawatan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku serta harga dan TAT yang paling baik.

f. GM NDT & Calibration

 Melakukan analisa, mengelola, dan menggendalikan proses perawatan serta mengadakan material yang dibutuhkan dalam perawatan dan

(46)

perbaikan Component Electro Mechanical agar supaya target kualitas, biaya, dan TAT tercapai.

 Memastikan seluruh kegiatan perawatan tersebut, termasuk perbaikan setiap kerusakan selama kegiatan perawatan sesuai dengan design dan standar kualitas yang di tetapkan oleh pabrik atau manufacture dan aturan yang di tetapkan oleh otoritas penerbangan.

 Memastikan tindakan koreksi terhadap setiap temuan audit di area yang menjadi tanggung jawabny dapat terlaksan secara efektif.

 Bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya manusia, material, tool dan equipment dan metode kerjanya untuk terlaksananya perawatan component electro mechanical sesuai kelaikan udara.

 Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan Bidang Electro Mechanical, melalui perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, serta peninjauan kinerja seluruh manager yang ada di bidang Component Electro Mechanical dengan fungsi dan akuntabilitas masing-masing manager sebagai berikut :

 Manager Production Engineering, Planning & Control, Bertugas untuk melakukan :

- Pengembangan kapabilitas,

- Pembuatan PD sheet dan menjaga selalu update sesuai dengan referensi manual yang digunakan.

- Pembuatan Preventive Maintenance Inspection untuk tool dan equipment,

(47)

- Melakukan evaluasi tool dan equipment yang digunakan untuk mendukung terlaksananya aktifitas produksi, dan menentukan alternatif tool dan equipment bila di butuhkan.

- Melakukan evaluasi row material yang digunakan beserta alternatifnya.

- Memastikan pelaksanaan engineering order, AD, SB pada setiap component yang di kerjakan di workshop.

- Melakukan evaluasi component realibility.

- Bersama-sama inspector dan certifying staff melaksanakan investigasi apabila terjadi kelainan, ataupun coplain dari customer. - Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan unit

Production Engineering, melalui perencanaan, pengorganisasian, pengendalian aktifitas seluruh functional Production Engineering. - Perencanaan beban kerja dan melaksanakan evaluasi secara

berkala.

- Standarisasi dan evaluasi kerja produksi, meliputi manhours, TAT serta beban kerja yang telah ditentukan terhadap realisasinya secara berkala.

- Perencanaan tenaga kerja yang disesuaikan dengan standard dan beban kerja.

- Perencanaan dan pengendalian material yang disesuaikan dengan beban kerja serta disesuaikan dengan pengembangan kapabilitas dalam mendapatkan service level dan inventory turn over yang maksimal.

(48)

- Perencanaan dan evaluasi equipment disesuaikan dengan beban kerja dan pemgembangan kapabilitas.

- Penjadwalan pekerjaan dan pengendaliannya, baik yang dilakukan secara mingguan maupun daily menue.

- Pembuatan anggaran dan pengendalian biaya.

 Manager Calibration,

Bertugas mengelola kegiatan operasional (proses produksi) secra efektif dan efisien, dalam usaha mencapai sasaran bisnis Bidang Electro Mechanical sesuai dengan persyaratan atau peraturan yang berlaku & kebutuhan pelanggan, meliputi:

- Merencanakan dan mengendalikan pengunaan resources sesuai dengan schedule dan standard yang telah ditentukan.

- Mempersiapkan tool dan equipment serta menjaga kalibrasi dan serviceabilitynya.

- Menjaga kompetensi personil dan mengendalikan ketersediaan personil sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah ditentukan. - Menjaga penigisian kertas kerja sesuai dengan qualitymanual yang

berlaku.

- Menjaga agar pengisian data didalam sistem informasi selalu dalam kondisi benar, lengkap dan current.

- Menjaga agar material yang digunakan adalah material yang approved dan jelas asal usulnya.

- Menjaga lingkungan kerja dalam kondisi ringkas, rapi, rawat dan rajin (5R).

(49)

- Memastikan semua component yang ada di area produksi memiliki identifikasi dengan lable yang sesuai dengansegradasi dilaksanakan dengan baik.

- Menjaga agar setiap acuan kerja, baik berupa manual ataupun PD sheet yang digunakan dalam kondisi update, benar dan lengkap. - Memastikan semua personil yang bekerja di lingkungan kerjanya

menggunkan acuan kerja yang current, alat yang terkalibrasi,dan melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.

- Memastikan setiap personil yang bekerja memahami dan mematuhi instruksi kerja.

 Manager NDT,

Bertugas mengelola kegiatan operasional secara efektif dan efisien, dalam usaha mencapai sasaran bisnis bidang NDT sesuai dengan persyaratan atau peraturan yang berlaku & kebutuhan pelanggan, meliputi :

- Merencanakan dan mengendaliakn penggunaaan resources sesuai dengan schedule dan standart yang telah di tentukan.

- Mempersiapkan tool dan equipment serta menjaga kalibrasi dan serviceabilitynya.

- Menjaga kompetensi personil dan mengendalikan ketersediaan personil sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah ditentukan. - Menjaga agar pengisisan data di dalam sistem informasi selalu

(50)

- Menjaga agar material yang digunakan adalah material yang approved dan jelas asal usulnya.

- Menjaga lingkungan kerja dalam kondisi ringkas,rapi, resik, rawat, dan rajin (5R)

- Memastikan semua benda kerja / IMTE yang ada di area produksi memiliki identifikasi dengan label yang sesuai dan segragasi dilaksanakan dengan baik.

- Menjaga agar setiap acuan kerja, baik berupa manual maupun PD sheet, Prosedur NDT yang digunakan dalam kondisi update, benar dan lengkap.

- Memastikan agar setiap acuan kerja dilingkungan kerjanya menggunakan acuan kerja yang current , alat yang terkalibrasi, yang melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.

- Memastikan setiap personil yang bekerja memahami dan mematuhi instruksi kerja.

 Procurer bertanggung jawab langsung kepada GM NDT & Calibration dan bertugas melaksanakan pengadaan material, jasa outsourcing yang dibutuhkan oleh bidang NDT & Calibration sesuai rencana kerja yang disusun Production Planning &Control, untuk memdukung seluruh kegiatan NDT & Kalibrasi sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku serta harga dan TAT yang paling baik.

(51)

2.4 Potensi PT. GMF AeroAsia

PT. GMF AeroAsia memiliki potensi menjanjikan untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar. Pada tahun 2002, pangsa pasar total PT. GMF AeroAsia adalah 0.53% dari nilai total pasar dunia. Modal untuk menjadi perusahaan MRO telah dimiliki PT. GMF AeroAsia, yaitu kualitas SDM, fasilitas, dan infrastruktur yang terus mengalami peningkatan. Pembentukan “kawasan berikat” juga telah membantu meningkatkan efisiensi kerja dan kecepatan pelayanan kepada pelanggan. Di samping itu, dukungan infrastruktur IT dengan menggunakan state of the art enterprise resource planning telah diletakkan secara profesional dan lengkap meliputi aspek keuangan, produksi, service

delivery, dan assel management.

PT. GMF AeroAsia telah diakui secara internasional oleh dua badan otoritas kelayakan udara yang merupakan barometer penerbangan komersial dunia, yakni FAA dan JAA. Pengakuan internasional juga didapat dari otoritas kelayakan udara dari berbagai negara, antara lain Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS),

Departement of Aviation (DOA) Thailand, Civil Aviation Authority (CAA) Pakistan, Air

Transport Office (ATO) Filipina, Cambodian Air Force, TNI-AU, dan Directorat Sertifikasi dan Kelaikan Udara (DSKU) Departement Perhubungan Republik Indonesia.

2.5 Kepegawaian (Man Power)

Jumlah tenaga kerja PT. GMF AeroAsia hingga tahun 1994 berjumlah 3.161 tenaga kerja, hal ini cukup mendukung seluruh kemampuan GMF dengan komposisi 977 orang mekanik rangkap, 366 orang mekanik cabin, 735 orang mekanik bengkel dan 1070 orang tenaga produksi tidak langsung untuk tenaga tambhan dan apabila diperlukan sudah siap pakai, mereka adalah tenaga kerja dari PT. Dirgantara Indonesia, Teknisi, Pensiunan AURI, dan lulusan STM Penerbangan.

(52)

Karena GMF merupakan bagian dari Garuda Indonesia yang merupakan perusahaan BUMN, maka status pegawai adalah pegawai negeri, sedang selebihnya berstatus tenaga kerja kontrak, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, sedangkan untuk calon pegawai tetap (mekanik) akan mengalami masa pendidikan lanjutan setaraf dengan D2 yang diselenggarakan Garuda Indonesia dan perguruan-perguruan tertentu yang dipilih. Selain itu untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas para teknisi dan engineer, maka diadakan program Up Grading yang dilaksanakan baik di dalam maupun di luar negeri, seperti PT. DI, Amerika, Selandia Baru dan lain-lain.

Sistem pengaturan jam kerja bagi mekanik di GMF AeroAsia dilakukan secara bergilir (Shift), lamanya waktu kerja adalah 8 jam dengan perhitungan total jam kerja perminggu adalah 48 jam, pengaturan secara bergilir ini dilakukan agar proses pada pesawat dapat berlangsung secara continue dan tidak ada kekosongan pekerjaan. Sedangkan proses kerja untuk karyawan staf adalah normal dengan lama waktu kerja 45 jam perminggu.

2.6 Visi dan Misi PT. GMF AeroAsia a. Visi PT. GMF AeroAsia

“ MRO world class pilihan costumer di tahun 2015.”

b. Misi PT. GMF AeroAsia

“ Menyediakan solusi perawatan pesawat terbang yang terpadu dan handal sebagai kontribusi dalam mewujudkan lalu lintas udara yang aman dan menjamin kualitas

(53)

2.7 Klasifikasi Perawatan untuk Pesawat B 737-300/400/500

Sebelumnya, perlu disampaikan mengenai klasifikasi perawatan pesawat terbang yang dilakukan di PT. GMF AeroAsia. Berdasarkan jenisnya, secara umum Maintenance

specification document merupakan bagian dari Airworthiness maintenance program

yang tetap untuk pesawat Garuda Indonesia untuk pesawat terbang B 737-300/400/500. a. Sistem APU (Auxuliary Power Unit) dan Power Plant

1. Program inspeksi pada maintenance specification bagian nomor 21XX XXX X XX terus 80XX XXX X XX kemudian masuk di ATA 51XX XXX X XX terus 57XX XXX X XX. Untuk perawatan Wing Power Power Plant yang berdasarkan pada CFM56-3 Engine Shop dan Slope Planning Guide.

2. Program inspeksi struktur dan CPCP (Corrosion Prevention and Control). 3. Program daerah inspeksi yang terdaftar di MS bagian nomor 06XX XXX X XX. 4. Line Maintenance Check terdaftar di MS bagian nomor 05XX XXX X XX specification maintenance akan terus berulang-ulang selama kurang lebih 6 bulan.

b. Time Limit Overhoul, Check Inspection

Time limit dalam maintenance specification terdapat di bagian Chapter dan transferred di dalam Job Card.

a. Schedule Time Limit

1. Minor (Transit/Before Departure/Daily/Weekly) Check

a) Before Departure (BD) Check.

Before Departure Check akan disesuaikan sebelum keberangkatan

(54)

berakhir. Before Departure Check dilakukan sebelum terbang dan sesudah Daily, Weekly, A, C, D Check berakhir.

b) Transit Check

Pemeriksaan akan dilakukan sebelum keberangkatan terbang dan kebanyakn dilakukan di stasiun. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan inspeksi jika ada struktur yang rusak di pesawat. Semua sistem berfungsi dengan baik, aircraft servicing yang sesuai dan melengkapi catatan aircraftmaintenance log book.

c) Daily Check (Overnight Check)

Daily check akan disesuaikan juka sudah mencapai 24 jam terbang

sesudah daily check yang terdahulu dan jika pesawat di ground selama 4 jam. Check ini dilaksanakan secara sempurna dan berulang-ulang dan biasanya dengan cara visual untuk membedakan, melengkapi pengaman, mengisi kembali oli atau cairan lain, sistem operational di check dan memeriksa maintenance log book.

d) Weekly Check

Ini dilaksanakan setiap 7 hari berdasarkan kalender dan hanya jika sudah daily check, operational check dan cabin maintenance job

belum terlaksana.

2. Letter Check (A, C, D,-Check) Interval

Time limit untuk pesawat yang dalam program maintenance terdiri dari

:

a) A Check : 300 jam terbang b) C Check : 4000 jam terbang

(55)

c) D Check : 24000 jam terbang

2.8 Prestasi yang diraih PT. GMF AeroAsia

Dalam melaksanakan aktivitas organisasinya dengan tujuan visi, misi seperti yang telah diuraikan sebelumnya, PT. GMF AeroAsia berhasil meraih prestasi terbaik dengan mendapatkan penghargaan dan sertifikasi dari dinas kelayakan udara domestik, internasional dan organisasi lainnya. Adapun penghargaan sertifikasi yang telah didapat antara lain :

1. Domestik

a. Dinas kelayakan udara Indonesia (DGAC) No. sertifikasi 145/100

b. Indonesia AirForce (TNI-AU) NO. Sertifikasi SLAIK/018-02-FH/MK/I/2000. 2. Internasional

a. Otoritas penerbangan Federal Amerika (FAA/Federal Aviation Authority). b. Otoritas penerbangan Singapore (CAAS/Civil Aviation Authority of

Singapore).

c. Otoritas penerbangan Philiphine (ATO/Air Transportation Office). d. Otoritas penerbangan Thailand (DOA/Departement of Aviation). e. Otoritas penerbangan Pakistan (CAA/Civil Aviation Authority).

f. Otoritas penerbangan Bangladesh (CAAB/Civil Aviation Authority Bangladesh).

g. Otoritas penerbangan Air Nugini (CAA/Civil Aviation Authority) h. Otoritas penerbangan Ghana (GCAA/Ghana Civil Aviation Authority). i. Otoritas penerbangan Nigeria (DCA/Direction de Aviation Civil).

Gambar

Gambar 3.1 Lokasi  alat kontrol sistem navigasi pada pesawat
Gambar 3.3 Simulasi Glideslope
Gambar 3.5 RADAR di bandara
Gambar 3.6 menara pengawas ATC
+7

Referensi

Dokumen terkait

Begitu juga dengan pemerintahan kota bandung yang memiliki departemen Komunikasi dan Informatika yang membina hubungan dan kerjasama antar publik, dinas komunikasi

Public Relations /Humas di dalam suatu organisasi pada hakikatnya adalah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak,. untuk mencapai tujuannya dengan cara

Proses survei tersebut meliputi melakukan perkiraan berapat panjang kabel yang diperlukan, menentukan arah antena sehingga mendapatkan sinyal yang terbaik, kemudian

Tabel 3.6 Rencana Pengujian Alpha Sistem Alokasi Penyimpanan Data Alat Komunikasi No Item Pengujian Detail 1 Proses login Verifikasi login dan logout 2 Pengolahan data alat

DFD level 2 Proses Ketiga Gambar 3.6 merupakan DFD level 2 yang menjelaskan proses ketiga yaitu menentukan prioritas karyawan, yang mana terdapat dua database untu dapat melakukan

Pelayaran Cahaya Papua selaku agen dari perusahaan pelayaran saat menjelang kedatangan kapal yaitu : a Agen melakukan komunikasi dan berkoordinasi dengan pihak kapal melalui radio

Sabtu 27 November 2021 Hari ini saya pergi bersama Abang Syahrul yang bekerja sebagai staff kerja QC untuk melakukan replating pada bagian bottom buritan kapal roro berembang beserta

Laporan ini disusun dengan berdasarkan hasil kerja praktek di Kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Bengkalis merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan