• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian BDF (Bleaching, Dyeing and Finishing) merupakan bagian lantai produksi yang melakukan pemutihan, pencucian dan pencelupan warna kain yang telah diproduksi pada bagian knitting sesuai dengan order sheet yang diterima.

Pada bagian BDF (Bleaching, Dyeing and Finishing) terdapat beberapa sub bagian, yaitu :

1. Laboratorium

Laboratorium merupakan bagian dari BDF yang melakukan proses penentuan warna yang sesuai dengan order, dan sesuai dengan jenis kain yang di-order. Pada laboratorium dilakukan berbagai macam proses, dimana proses tersebut sangat mendukung proses BDF nantinya. Berikut

flow process chart pada bagian laboratorium warna dapat dilihat dalam

gambar 1.3.

Tugas-tugas (proses) yang dilakukan antara lain: • Matching warna

Customer yang akan melakukan order, melampirkan sampel warna

yang ingin dibuat. Dari sampel tersebut, laboratorium melakukan peracikan warna hingga menemukan warna yang tepat dan sesuai dengan permintaan customer. Formula warna yang dibuat dapat digunakan untuk pewarnaan kain maupun benang.

30

Sumber : Observasi dan Brainstroming dengan Ka-Bag Lab. Kimia

Gambar 1.3 Flow Process Chart Laboratorium Warna • Penentuan jenis kain

Jenis kain ditentukan oleh customer, dan selanjutnya dilakukan pembuatan formula warna yang sesuai. Apabila jenis kain tidak ditentukan oleh customer maka jenis kain tersebut ditentukan oleh pihak perusahaan.

31

• Pembuatan formula warna

Pembuatan formula warna dilakukan berdasarkan permintaan

customer, dan disesuaikan dengan jenis kain. Pembuatan formula

warna menggunakan cara trial and error. Dalam pencarian warna yang sesuai dapat digunakan 2 cara yaitu :

9 Pencarian data pada file data yang telah ada dan menemukan warna yang cocok sesuai dengan permintaan customer.

9 Menggunakan spectrophotometer, adalah alat yang sudah terprogram yang dapat menampilkan spesifikasi warna sampel yang diinginkan oleh customer.

Formula warna yang dibuat tidak hanya 1 jenis saja, tetapi beberapa jenis sehingga warna yang ditawarkan ke customer terdapat beberapa jenis warna yang satu sama lainnya mendekati kemiripan yang serupa. Untuk warnanya sendiri ada 30 variasi warna yang dipakai. Tetapi untuk proses mendapatkan formula warna hanya dipakai 3 jenis warna saja. Setelah itu akan dilakukan uji coba dengan mencelupkan potongan kain ke dalam formula warna yang telah ada. Kemudian akan diteruskan ke pengujian dengan menggunakan rapid machine.

Rapid Machine adalah alat yang digunakan untuk menguji apakah

bahan-32

bahan kimia lain, jika perlu maka akan ditambahkan pada formula warna tersebut.

• Proses dye stuff

Proses dye stuff merupakan proses persiapan zat warna yang akan digunakan untuk pencelupan pada kain atau benang yang digunakan sebagai sampel. Apabila zat warna tersebut sesuai maka selanjutnya digunakan sub bagian pencelupan warna.

• Pencampuran

Setelah zat warna dipersiapkan, selanjutnya dilakukan pencampuran pada dispenser beserta kain/benang agar formula tersebut tercampur rata dan mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah itu kain/benang tersebut dicelupkan ke dalam pot baja.

• Proses penggaraman (global salt)

Proses penambahan garam bertujuan untuk mengikat zat warna yang tercampur pada kain/benang agar warna tersebut tidak mudah lentur dan tahan lama.

33

• Penambahan Na2CO3

Setelah penambahan garam, dilakukan penambahan Na2CO3 yang bertujuan untuk menaikan kadar PH agar suasana pada kain/benang menjadi alkali (Asam) sehingga lebih mengikat zat warna yang dicampur.

• Proses washing

Setelah penambahan Na2CO3, dilakukan pencucian kain/benang dengan sabun dengan tujuan untuk membersihkan kain/benang tersebut.

• Proses drying

Setelah proses diatas, dilakukan proses pengeringan pada kain/benang, bertujuan untuk mengecek hasil pencelupan warna yang dilakukan, apakah telah sesuai dengan permintaan customer. Apabila belum sesuai, maka dilakukan dye stuff lagi untuk mendapatkan zat warna yang lebih sesuai.

34

• Uji tekstil

Setelah pencelupan pada kain atau benang, akan dilakukan beberapa uji ketahanan warna terhadap kain atau benang tersebut. Beberapa uji yang akan dilakukan antara lain :

9 Uji Washing

Uji washing merupakan uji yang menggunakan mesin cuci untuk mencuci kain hasil pencelupan. Uji ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan warna pada kain setelah proses pencucian dilakukan. Jika warna pada kain berubah setelah pencucian, maka harus dilakukan pembuatan formula warna baru.

9 Uji Hot Press

Uji hot press adalah uji yang menggunakan suatu alat tekan terhadap kain hasil pencelupan. Uji ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan warna terhadap kain setelah dilakukan uji hot press.

35

9 Uji Gosok

Uji gosok adalah uji yang menggunakan alat rubbing tester terhadap kain hasil pencelupan. Uji ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan kain dan warna setelah dilakukan uji gosok.

9 Uji Kekuatan Kain

Uji kekuatan kain adalah uji yang menggunakan alat bursting

tester terhadap kain hasil pencelupan. Uji ini bertujuan untuk

mengetahui ketahanan kain hasil pencelupan. Jika kekuatan kain lemah setelah hasil pencelupan, maka formula harus diubah lagi.

9 Uji Massa Benang

Uji massa benang adalah uji yang menggunakan alat weight

checker yang digunakan untuk mengetahui massa benang setelah

pencelupan terhadap warna terhadap benang dilakukan.

2. Sub bagian pencelupan warna

Sub bagian pencelupan warna merupakan bagian yang khusus melakukan pencelupan kain grey menjadi kain berwarna yang sesuai dengan warna yang diminta (purchase order sheet). Waktu yang dibutuhkan untuk pencelupan warna gelap selama ± 13 jam, untuk warna sedang ± 10 jam,

36

dan untuk warna muda/putih ± 8 jam. Pada sub bagian ini terdapat beberapa proses yang dilakukan dalam 4 garis besar, secara berurutan sebagai berikut :

• Scouring Bleaching, bertujuan untuk menghilangkan minyak dan kotoran kapas yang dihasilkan dari hasil perajutan dan pemberian obat (bleaching). Pada proses scouring bleaching, air yang digunakan harus benar-benar mendidih (boil) agar kotoran yang menempel pada kain benar-benar hilang. Kemudian dilanjutkan dengan proses pencelupan warna.

• Pencelupan warna disesuaikan dengan mesin yang ada didalam bagian produksi, adapun mesin-mesin yang digunakan di lantai produksi adalah :

9 mesin DONG A 9 mesin Fong’s 9 mesin haspel

Didalam beberapa kasus tertentu, fungsi mesin memiliki beberapa perlakuan dimana yang melakukan pencelupan warna muda dapat melakukan pencelupan untuk warna tua. Akan tetapi mesin untuk melakukan pencelupan warna tua tidak dapat digunakan untuk mencelup kain yang berwarna muda karena akan mengakibatkan

37

degradasi warna akibat adanya sisa warna yang lebih tua melekat didalam mesin dan sulit untuk dibersihkan.

• Proses pencucian (soaping), dimana tujuan dari proses ini adalah agar kualitas warna tetap terjaga setelah proses pencucian. Adapun proses pencucian ini menggunakan jenis sabun yang sesuai dengan keadaan kain yang diminta customer.

• Proses fixing softener untuk menghasilkan kain yang lebih lembut. • Proses pengeringan

Setelah kain dilakukan fixing softener, kain tersebut dikeringkan agar kualitas warna pada kain tersebut terlihat. Yang selanjutnya akan dilakukan pengecekan di bagian quality control.

• Quality control

Pada proses ini, kain yang telah dikeringkan, dilakukan pengecekan apakah kain tersebut terdapat defect atau tidak. Tujuan adanya pengecekan ini adalah untuk meminimalkan defect pada produksi selanjutnya, dan juga untuk menjaga kualitas kain tersebut.

• Proses perapian

Pada proses perapian, kain disetrika pada mesin setrika dan selanjutnya diproses pada bagian berikutnya. Proses – proses tersebut semuanya menggunakan bahan kimia. Bahan kimia yang dicampurkan ke setiap proses diambil dari suatu gudang khusus yang menyimpan

38

bahan – bahan kimia. Untuk takarannya disesuaikan dengan ketentuan

purchasing order sheet yang telah diberikan. Berikut flow process chart yang dapat dilihat dalam gambar 1.4.

Sumber : Observasi dan Brainstroming dengan Ka-Bag BDF

39

3. Sub bagian Pencelupan Kain Putih

Proses pencelupan kain putih hampir sama dengan proses pencelupan kain berwarna, yang membedakan adalah waktu proses dan komposisi kimia yang digunakan. Pada sub bagian pencelupan kain putih dilakukan pencucian dan pencelupan kain grey dengan warna putih dan kemudian dilanjutkan dengan proses netralisir. Setelah itu dilakukan soaping dengan menggunakan sabun yang sesuai dengan kondisi kain. Pada proses ini juga diberikan pewarna putih agar kain yang dihasilkan lebih putih.

4. Sub bagian pencucian kain stripper

Sub bagian pencucian kain stripper merupakan bagian yang khusus melakukan kegiatan pencucian kain stripper. Kain stripper dicuci untuk menghindari terjadinya penyusutan pada kain, tanpa dilakukan pencelupan warna. Berikut flow process chart yang dapat dilihat dalam gambar 1.5.

40

Sumber : Observasi dan Brainstroming dengan Ka-Bag BDF

41

Dokumen terkait