• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian garment merupakan bagian lantai produksi yang melakukan kegiatan produksi akhir dari kain menjadi pakaian. Produk yang dihasilkan berupa baju, baju dalam, dan celana dalam. Target pasar penjualan produk ini berasal dari segala usia, mulai dari anak-anak sampai dengan dewasa. Pada bagian garment terdapat 2 sub bagian, yaitu :

1. Garment Lokal

Pada sub bagian garment lokal melakukan kegiatan yang khusus memproduksi pakaian yang didistribusikan hanya untuk melayani permintaan dalam negeri. Produk-produk yang dihasilkan umumnya merupakan pakaian dalam, singlet maupun celana dalam. Barang–barang hasil produksi tersebut dijual dengan nama produk “RIDER”.

Untuk produksi pakaian dalam “RIDER” sendiri, sampai saat ini telah terdapat 67 jenis pakaian dalam yang diperuntukkan bagi mereka yang berumur 5-8 tahun, 20 – 35 tahun, dan 35 tahun ke atas. Sebagian dari

47

produk – produk tersebut sudah menggunakan anti bacteria, yakni suatu terobosan terbaru yang ditambahkan pada pakaian saat pencucian kain yang membuat produk tersebut tahan terhadap pertumbuhan jamur selama pemakaian, melindungi dari polusi luar, dan iritasi kulit.

2. Garment Ekspor

Pada sub bagian garment ekspor melakukan kegiatan khusus memproduksi pakaian yang dipesan oleh perusahaan lain. Produk-produk yang dihasikan umumnya merupakan pakaian atas (baju) dan beberapa pakaian dalam. Barang–barang produksi pada garment ekspor dijual oleh perusahaan lain dengan nama “POLO”, “TOMMY HILFINGER”, “LEE” “OSKOSH”, dan “RALPH LAUREN”.

Kegiatan produksi sub bagian garment ekspor terdapat dua jenis variasi produksi, yaitu :

• Produksi total

Pada kegiatan produksi total, semua proses produksi dilakukan oleh PT. Mulia Knitting Factory, mulai dari kain, proses pencucian, pencelupan warna, sampai proses penjahitan barang jadi. Perusahaan yang mempercayakan pembuatan pakaian kepada perusahaan, hanya menerima produk jadi saja yang siap didistribusikan.

48

• Produksi sebagian

Pada kegiatan produksi sebagian, kain yang digunakan untuk penjahitan disediakan oleh perusahaan lain, sedangkan kegiatan penjahit dilakukan oleh PT. Mulia Knitting Factory. Setelah proses produksi selesai, barang jadi akan dikirimkan kembali ke perusahaan pemesan dan siap untuk didistribusikan.

Proses penerimaan pesanan dilakukan oleh perusahaan pemesan melalui

agent kepada PT. Mulia Knitting Factory yang ditangani oleh staff bagian garment ekspor. Agent akan memberikan spesifikasi sesuai dengan

permintaan buyer kepada perusahaan. Dari pihak perusahaan akan menindaklanjuti dengan mengkonfirmasi hal ini ke agent yang setelah selesai akan dilempar langsung ke produksi.

Proses produksi pada garment lokal dan garment ekspor pada umumnya adalah sama. Proses produksi dilakukan mulai dari pemotongan kain, penjahitan, dan terakhir adalah packing, secara umum diuraikan sebagai berikut :

1. Cutting

Pada bagian cutting terdapat beberapa proses yang dilakukan pada kain sebelum dilakukan penjahitan. Pertama-tama, kain akan digelar untuk dilakukan penggambaran pola. Tujuan penggelaran kain dengan maksud untuk merapikan kain dan menyusun kain dalam bentuk tumpukan sehingga memudahkan dalam pemotongan. Penggelaran kain dilakukan di

49

meja panjang yang telah tersedia, dan menggelaran kira-kira sebanyak 6 roll kain. Setelah itu dilakukan pengukuran terhadap kain agar dengan panjang kain tersebut dapat dibagi lagi. Setelah kain digelar, maka dilakukan penggambaran pola berdasarkan bentuk pola yang telah disediakan. Setelah itu, kain akan dipotong-potong per pola, yang selanjutnya dikirim ke work station pemotongan. Pada work station pemotongan, pemotongan kain dilakukan menggunakan mesin potong ataupun mesin potong manual (menggunakan tangan), operator yang menjalankan mesin tersebut harus menggunakan pengamanan pada tangan berupa sarung besi. Setelah dilakukan pemotongan, kain hasil pemotongan akan diikat dalam satuan premi.

2. Sewing

Pada bagian sewing terdapat beberapa proses yang dibedakan berdasarkan mesinnya. Mesin-mesin yang digunakan terbagi dalam beberapa kelompok mesin dan dapat digunakan untuk penjahitan semua produk pakaian dengan urutan proses yang berbeda pada masing-masing produk. Masing-masing mesin dioperasikan oleh satu orang operator. Oleh karena itu, pada bagian sewing memerlukan banyak operator untuk masing-masing mesin. Barang jadi hasil penjahitan akan dilakukan pengecekan di bagian quality control, dan diikat per satuan premi sebelum dikirim ke bagian packing.

50

3. Packing

Pada bagian packing, barang jadi akan disetrika sebelum dilipat dan dikemas. Mesin setrika digunakan untuk menyetrika singlet dalam ukuran kecil. Selain itu untuk yang ukuran besar digunakan setrika tangan. Setrika tersebut menggunakan uap, dengan tujuan untuk merapikan dan menghilangkan debu dan kotoran serta mematikan kuman pada pakaian. Setelah itu pakaian dilipat, dan dimasukkan ke padalam kemasan yang telah ditempel dengan barcode dan size. Kemasan yang digunakan berupa kemasan plastik dan kardus. Produk dengan kemasan plastik akan

di-packing per satuan kardus per lusin. Sedangkan untuk produk dengan

kemasan kardus akan di-packing per satuan plastik per lusin. Dan selanjutnya dimasukkan ke dalam kardus besar dan setelah itu siap untuk didistribusikan. Pada bagian ini juga terdapat quality control untuk menginspeksi sebelum dilakukan packing.

Pada garment ekspor, permintaan pemesan dilakukan pembuatan sampel terlebih dahulu sebelum produksi massal di bagian sample room. Proses yang dilakukan di sample room meliputi proses pembuatan barang contoh hingga pengujian cuci sampai produk jadi. Jika sudah maka selanjutnya agent akan menunjuk seorang inspektor untuk menginspeksi adanya ketidaksesuaian barang contoh hasil produksi. Jika semuanya terlihat baik, maka akan dilakukan produksi massal.

51

Untuk mendukung proses produksi di bagian garment digunakan mesin-mesin sebagai berikut : 1. Mesin cutting 2. Mesin merek 3. Mesin obras 4. Mesin som 5. Mesin bis 6. Mesin bartek 7. Mesin haso 8. Mesin cuci 9. Setrika

Permesinan pada bagian garment ekspor lebih terotomatisasi dengan digunakannya mesin automatic hanger yang dioperasikan pada 3 line dari 10 line produksi yang ada. Otomatisasi di sini karena mesin dioperasikan dengan menggunakan program komputer. Satu automatic hanger terdiri dari 44 workstation.

52

Dokumen terkait