• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Bagian Farmasi, Makanan dan Minuman

4.1.1 Perizinan Sarana Kesehatan Farmasi, Makanan, dan Minuman

Ruang lingkup perizinan sarana kesehatan farmasi, makanan, dan minuman di wilayah DKI Jakarta yang proses perizinannya telah didelegasikan ke Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi adalah (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009) :

a. Apotek (apotek kerja sama, apotek profesi, apotek rakyat dari toko obat dan depo obat/ farmasi).

b. Toko Obat.

c. Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT). d. Cabang Penyalur Alat Kesehatan (CPAK).

e. Sertifikasi kelayakan olahan/produksi makanan minuman rumah tangga/ Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 1332 Tahun 2002 dan Keputusan kepala Dinkes Propinsi DKI Jakrta No 7687 2002 ; Permenkes 1332 2002, perizinan sarana apotek telah didelegasikan proses perizinannya ke sudinkes kota/kabupaten, sehingga Sudinkes memiliki tugas mengatur dan mengawasi keberadaan sarana, fasilitas, pelayanan dan jumlah tenaga kerja apotek. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 1332 Tahun 2002, Sudinkes kota wajib melaporkan pemberian, pembekuan, pencairan dan pencabutan izin sekali setahun kepada Menteri kesehatan, sehingga setiap tahun dilakukan pemutakhiran data sarana apotek, baik apotek maupun apotek rakyat.

Sarana farmasi makanan dan minuman yang melakukan perizinan di bawah Binwasdal seksi Sumber Daya Kesehatan Koordinator Farmasi Makanan Minuman Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dari data terakhir pada periode Januari – Juli 2013 terdapat 46 apotek (42 melakukan perizinan pendirian apotek baru, 4 melakukan perizinan pergantian APA), 4 apotek rakyat (1 melakukan perizinan pendirian apotek baru, 3 melakukan perizinan pergantian APA), 8 toko obat (6 melakukan perizinan pendirian toko obat baru, 2 melakukan perizinan perpanjangan), 20 PIRT dan 1 UMOT.

Perizinan yang diterbitkan oleh koordinator Farmasi Makanan dan Minuman di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dari bulan Januari – Juli 2013 berjumlah 79 perizinan. Seluruhnya memenuhi sasaran mutu pelayanan, yaitu ≤ 12 hari kerja terhitung setelah semua berkas yang diperlukan dilengkapi oleh pemohon. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1. dan Tabel 4.2.

Tabel 4.1. Jumlah sarana farmasi, makanan, dan minuman yang melakukan perizinan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur pada periode Januari-Juli 2013.

Bulan SaranaFarmakmin Total

Apotek ApotekRakyat TokoObat UMOT PIRT

Januari 3 1 1 - 2 7 Februari 4 - 1 1 4 10 Maret 5 2 5 - - 12 April 3 - - - 4 7 Mei 6 1 1 - 3 11 Juni 8 - - - 5 13 Juli 17 - - - 2 19 Total 46 4 8 1 20 79

Tabel 4.2. Perizinan sarana farmasi makanan dan minuman yang dilakukan oleh Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur pada periode Januari-Juli 2013 (dengan Standar maksimal 12 hari kerja)

Sarana diterbitkanIzin yang

≤ 12 hari kerja >12 hari kerja Rata-rata lama perizinan

(hari) Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Apotek 46 46 100% 0 0% 6 Apotek rakyat 4 4 100% 0 0% 4 Toko Obat 8 8 100% 0 0% 5 UMOT 1 1 100% 0 0% 8 PIRT 20 20 100% 0 0% 6 Total 79 79 100% 0 0% 6

4.1.2 Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (Binwasdal)

Kegiatan Binwasdal yang dilakukan oleh seksi Sumber Daya Kesehatan Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur selama periode Januari-Juli 2013 pada sarana instalasi farmasi rumah sakit dan apotek sebanyak 32 kegiatan, masing-masing 22 kegiatan pada sarana instalasi farmasi rumah sakit dan 10 kegiatan pada apotek. Formulir pembinaan, pengawasan dan pengendalian (Binwasdal) sarana farmasi, makanan dan minuman (Farmakmin) Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur

dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasil binwasdal yang dilakukan oleh Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman menunjukkan bahwa semua sarana kesehatan yang dikunjungi memiliki kekurangan sehingga perlu dilakukan pembinaan. Kekurangan yang sering terdapat dilapangan adalah sarana tersebut belum menjalankan Pemberian Informasi Obat (PIO) kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya, kartu stok obat belum mencantumkan atau mengisi kolom

Expired Date (ED) dan No batch, serta belum menjalankan konseling pasien atau

konseling sudah dilakukan namun belum terdokumentasi.

4.1.3 Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)

Prosedur pelaporan dari Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dimulai dari LPLPO puskesmas kelurahan yang dilaporkan ke puskesmas kecamatan. LPLPO tersebut kemudian di kompilasi dengan LPLPO lain untuk kemudian dilaporkan ke Suku Dinas Kesehatan Kota dalam bentuk

softcopy menggunakan program Microsoft Excel dengan format terbaru yang

telah ditentukan oleh Kementrian Kesehatan, berisi 144 jenis obat tersusun secara alfabetis, format tersebut kemudian dikirim melalui surat elektronik. LPLPO dari puskesmas kecamatan ini dilaporkan tiap bulan ke Suku Dinas Kesehatan. Suku Dinas Kesehatan menerima pemakaian obat di puskesmas tiap bulannya sebagai bentuk pengawasan terhadap pemakaian obat di Puskesmas. Kemudian Suku Dinas Kesehatan Kotamadya/ Kabupaten akan merekapitulasi LPLPO puskesmas kecamatan per tiga bulan untuk kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi. Kemudian setiap enam bulan sekali data rekapitulasi tingkat provinsi dikirim ke pusat yaitu Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Terdapat beberapa kendala pada saat merekapitulasi LPLPO, salah satunya adalah terjadi keterlambatan pengiriman LPLPO dari puskesmas kecamatan ke Suku Dinas Kesehatan. Hal ini kemungkinan terjadi karena kurangnya tenaga kefarmasian di Puskesmas. Kendala lainnya dimana masih terdapat puskesmas kecamatan yang menggunakan format LPLPO lama dimana setiap puskesmas memiliki jenis obat yang berbeda-beda pada formulir LPLPO sesuai dengan obat yang dikelola. Perlu diketahui bahwa pelaporan LPLPO sebelumnya dilakukan

puskesmas, sehingga mempersulit proses rekapitulasi LPLPO di Suku Dinas Kesehatan oleh petugas karena harus disesuaikan terlebih dahulu.

Jumlah Puskesmas Kecamatan wilayah Jakarta Timur sebanyak 10 Puskesmas. Dari 10 puskesmas kecamatan tersebut hanya empat Puskesmas Kecamatan yang telah menyerahkan LPLPO pada periode April-Juli 2013, antara lain : PKC Pasar Rebo, PKC Makasar, PKC Duren Sawit dan PKC Matraman. Dua Puskesmas Kecamatan yaitu PKC jatinegara dan PKC Cipayung hanya menyerahkan LPLPO dari periode bulan April-Juni 2013 serta satu Puskesmas Kecamatan yaitu Puskesmas Kramat jati menyerahkan LPLPO bulan April dan Mei 2013. Tiga Puskesmas Kecamatan lainnya (PKC Ciracas, PKC Cakung dan PKC Pulo gadung) belum menyerahkan data LPLPO dari bulan April-Juli 2013 ke Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

Tabel 4.3. Daftar hasil rekapitulasi pemakaian dua puluh obat terbanyak di empat Puskesmas Kecamatan (Makasar, Pasar rebo, Duren sawit dan Matraman) periode April-Juli 2013.

No Nama Obat Satuan Total Rata-rata/bulan

1 Paracetamol 500 mg Tablet 746401 248800

2 Kloraniramina mealeat 4 mg tablet 717320 239107

3 Amoksisilin 500 mg kaplet 616121 205374

4 Vitamin B Kompleks Tablet 416656 138885

5 Gliseril Gualakolat 100 mg Tablet 319550 106517

6 Vitamin C 50 mg Tablet 312421 104140

7 Kalsium Laktat (Kalk) 500 mg Tablet 279635 93212

8 Antasida DOEN I Tablet 273214 91071

9 Vitamin B6 10 mg Tablet 263226 87742 10 Vitamin B1 50 mg Tablet 256557 85519 11 Deksametason 0,5 mg Tablet 237246 79082 12 Prednison 5 mg Tablet 175608 58536 13 Metampiron 500 mg Tablet 161726 53909 14 Kaptopril 25 mg Tablet 109601 36534 15 Amoksisilin 250 mg kapsul 106739 35580 16 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Tablet 93812 31271 17 Dekstrometorfan 15 mg (HBr) Tablet 92410 30803

18 Ibuprofen 200 mg Tablet 86600 28867

19 Efedrin 25 mg (HCL) Tablet 62374 20791

Tabel 4.4. Daftar hasil rekapitulasi obat terbanyak yang digunakan pada masing-masing 4 Puskesmas Kecamatan pada periode April-Juli 2013.

No Kecamatan Nama obat Satuan Jumlah Obat

1 Pasar rebo Kloraniramina mealeat 4 mg Tablet 138550 2 Makasar Kloraniramina mealeat 4 mg Tablet 168140 3 Duren sawit Parasetamol 500 mg Tablet 312630 4 Matraman Amoksisilin 500 mg Kaplet 184896

Dokumen terkait