• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

a. Penyerahan LPLPO oleh setiap puskesmas ke suku dinas kesehatan harus lebih tepat waktu lagi agar dapat dianalisis pemakaian obat yang digunakan pada setiap kecamatan.

b. Perlu diusulkan penambahan tenaga kesehatan, agar jumlah tenaga kesehatan dapat merata disetiap kecamatan yang ada di wilayah Jakarta Timur.

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. (2002). Pedoman Perizinan Sarana

Farmasi Makanan dan Minuman Provinsi DKI Jakarta. Jakarta : Suku

Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta..(2009). Pedoman Perizinan Sarana

Farmasi Makanan dan Minuman Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Timur.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2009). Peraturan Gubernur Provinsi DKI

Jakarta No. 150 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Suku Dinas Kesehatan. Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2011). Peraturan Gubernur Provinsi DKI

Jakarta No. 4 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1990). Peraturan Menteri

Kesehatan No.246/Menkes/PER/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Kecil Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. Jakarta: Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1991). Peraturan Menteri

Kesehatan RI No.142/MenKes/PER/III/1991 tentang Penyalur Alat Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1999). Undang-undang No. 22

Tahun 1999 tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Peraturan Pemerintah No.

25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah OtonomPresiden RI. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2001). Peraturan Menteri

Kesehatan No.1363/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapis Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2001). Peraturan Menteri

Kesehatan No.1392/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Peraturan Menteri

Kesehatan No.1332/MenKes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2003). Keputusan Menteri

Kesehatan No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Peraturan Menteri

Kesehatan No.867/Menkes/Per/VIII/2004 tentang Registrasi dan Praktik Terapis Wicara. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Peraturan Menteri

Kesehatan No.357/Menkes/Per/2006 tentang Registrasi dan Izin Radiografer. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Peraturan Menteri

Kesehatan No284/MenKes/PER/III/2007 tentang Apotek Rakyat. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Undang-undang No. 25

Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Undang-undang No. 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Keputusan Menteri

Kesehatan No.889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Peraturan Menteri

Kesehatan No.2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Keputusan Menteri

Kesehatan H.K. 02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011).Keputusan Menteri

Kesehatan H.K. 02.02/Menkes/149/ I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Peraturan Menteri

Kesehatan No.006/Menkes/Per/X/2012 tentang Industri dan Usaha ObatTradisional. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2009). Peraturan Daerah DKI Jakarta No.4

Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Daerah. Jakarta: Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta.

Presiden RI. (2009a). PeraturanPresiden RI No 47 Tahun 2009 Nomor 144 TentangPembentukan Dan OrganisasiKementerian Negara. Jakarta.

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur. (2009). Dokumen Sistem Manajemen Mutu

Sudinkes Kodya Jakarta Timur Tahun 2009;Deskripsi Kerja Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur. Jakarta: Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

Lampiran 4. Formulir Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (Binwasdal)

Sarana Farmasi, Makanan dan Minuman (Farmakmin) Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur

Lampiran 5. Persyaratan/Lembar Evaluasi Administrasi Izin Apotek yang

Lampiran 6. Persyaratam Izin Apotek yang Berasal dari Toko Obat/Apotek

Lampiran 10. Check List Penyalur Alat Kesehatan Suku Dinas Kesehatan Jakarta

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218

PERIODE 19-30 AGUSTUS 2013

EVALUASI PELAYANAN PERIZINAN SARANA FARMASI, MAKANAN, DAN MINUMAN SERTA KEGIATAN PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN

PENGENDALIAN (BINWASDAL) DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PERIODE JANUARI-JULI 2013

ANNA INDAH SOFIYANI, S.Farm. 1206329373

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER

EVALUASI PELAYANAN PERIZINAN SARANA FARMASI, MAKANAN, DAN MINUMAN SERTA KEGIATAN PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN

PENGENDALIAN (BINWASDAL) DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PERIODE JANUARI-JULI 2013

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

ANNA INDAH SOFIYANI, S.Farm. 1206329373

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK JANUARI 2014

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii DAFTAR ISI ... iii DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR LAMPIRAN ... v BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK) ... 4 2.2 Prosedur Perizinan Sarana Farmasi, Makanan, dan Minuman.. 5 2.3 Sistem Manajemen Mutu Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Timur ... 7 2.4 Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian (Binwasdal) ... 8

BAB 3 METODOLOGI PENGKAJIAN... 9

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus ... 9 3.2 Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Waktu Perizinan Sarana

Farmasi, Makanan dan Minuman ... 9 3.3 Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Kegiatan Binwasdal ... 10

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 11

4.1 Evaluasi Waktu perizinan Sarana Farmasi, Makanan, dan

Minuman... 11 4.2 Evaluasi Kegiatan Binwasdal ... 14

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 17

5.1 Kesimpulan ... 17 5.2 Saran ... 17

DAFTAR ACUAN ... 18 LAMPIRAN…... 19

Tabel 4.1. Jumlah sarana Farmasi, makanan, dan minuman yang melakukan perizinan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur pada periode Januari-Juli 2013……… 12 Tabel 4.2. Perizinan sarana farmasi makanan dan minuman yang

dilakukan oleh Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur pada periode Januari-Juli 2013 (dengan Standar maksimal 12 hari kerja)……….. 12 Tabel 4.3. Kasus yang sering terjadi di lapangan saat Binwasdal periode

Lampiran 1. Alur pelayanan perizinan sarana farmasi makanan dan minuman

suku dinas kesehatan kota administrasi Jakarta Timur ... 19 Lampiran 2. Waktu pelayanan perizinan sarana farmasi, makanan,

dan minuman periode Januari-Juli 2013... 20 Lampiran 3. Data sarana farmasi, makanan, dan minuman yang keluar izin

periode Januari-Juli 2013………. 26

Lampiran 4. Formulir pembinaan, pengawasan, dan pengendalian (Binwasdal) sarana farmasi, makanan, dan minuman (farmakmin) Suku Dinas

1.1. Latar Belakang

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik maka perlu dibangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik.

Salah satu aparatur negara yang memberikan pelayanan publik di bidang kesehatan adalah Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi. Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 150 Tahun 2009, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi merupakan Unit Kerja Dinas Kesehatan pada Kota Administrasi dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Salah satu tugas dan tanggung jawab Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi adalah memberikan perizinan tenaga dan sarana farmasi, makanan, dan minuman yang dikoordinasi oleh Seksi Sumber Daya Kesehatan.

Standar manajemen mutu yang berlaku secara internasional saat ini adalah sistem manajemen mutu ISO yang dikelola oleh lembaga International Standard Organization (ISO). Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur telah mengimplementasikan standar ini yang telah diuji dan diverifikasi oleh badan sertifikasi independen, dan memperoleh sertifikasi ISO 9001;2008 (Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, 2013)

mutu dari , Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur adalah waktu pelayanan perizinan sarana farmasi, makanan, dan minuman maksimal 12 hari kerja (Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, 2013). Oleh karena itu perlu dilakukan penilaian terhadap waktu pelayanan perizinan sarana farmasi, makanan, dan minuman yang telah dilakukan oleh Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur.

Tugas Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur tidak hanya memberikan perizinan sarana kesehatan, namun juga melakukan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sarana farmasi, makanan, dan minuman. Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap sarana farmasi, makanan, dam minuman yang diselenggarakan pemerintah merupakan salah satu bentuk kegiatan yang diarahkan untuk menjamin tersedianya kebutuhan sediaan perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang bermutu, yang dapat menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat dalam menggunakan perbekalan farmasi makanan, dan minuman tersebut.

Kegiatan Binwasdal dilakukan untuk mengawasi sarana pelayanan farmasi dalam menyelenggarakan kegiatannya yang dilakukan dengan memantau langsung keadaan sarana pelayanan farmasi tersebut. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan pembinaan atas kekurangan yang ada untuk mengendalikan situasi pada sarana pelayanan farmasi tersebut. Oleh karena itu kegiatan Binwasdal untuk sarana farmasi, makanan, dan minuman sangat diperlukan.

Tugas khusus ini akan membahas mengenai evaluasi dari waktu perizinan sarana farmasi, makanan, dan minuman yang meliputi apotek, apotek rakyat, toko obat, CPAK, PIRT pada periode Januari-Juli 2013 serta kegiatan Binwasdal pada periode Januari-Juli 2013 yang telah dilakukan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur. Tugas khusus ini diharapkan dapat membantu dalam melakukan penilaian kinerja dari pelayanan publik yang diberikan oleh Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur.

1.2. Tujuan

a. Menilai pencapaian sasaran mutu waktu perizinan sarana farmasi, makanan, dan minuman, yaitu ≤ 12 hari kerja, meliputi apotek, apotek rakyat, toko obat, CPAK, PIRT pada periode Januari-Juli 2013.

b. Menganalisa kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian yang dilakukan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur periode Januari-Juli 2013 dalam rangka melakukan pengawasan mutu pelayanan sarana farmasi, makanan, dan minuman.

2.1. Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK)

Seksi Sumber Daya Kesehatan merupakan Satuan Kerja lini Suku Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya kesehatan. Seksi ini membawahi tiga bagian, yaitu:

a. Koordinator Farmasi, Makanan, dan Minuman. b. Koordinator Tenaga Kesehatan.

c. Koordinator Standardisasi Mutu Kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta, Pasal 39 tentang tugas pokok dan fungsi Koordinator Farmakmin adalah :

a. Melaksanakan pemberian perizinan sarana farmakmin.

b. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian (Binwasdal) pelayanan sarana kesehatan kefarmasian meliputi usaha mikro obat tradisional, sub penyalur alat kesehatan, apotek,toko obat, depo obat, dan industri makanan dan minuman rumah tangga.

c. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan monitoring harga obat generik dan persediaan cadangan obat esensial.

d. Melaksanakan pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan pada lingkup kota administrasi.

Ruang lingkup perizinan sarana farmasi makanan dan minuman di wilayah DKI Jakarta yang proses perizinannya telah didelegasikan ke Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi adalah:

a. Apotek (apotek kerjasama, apotek profesi, apotek rakyat dari toko obat dan depo obat / farmasi).

b. Toko Obat.

c. Cabang Penyalur Alat Kesehatan (CPAK). d. Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT).

e. Sertifikasi kelayakan olahan/produksi makanan minuman rumah tangga/ Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

2.2. Prosedur Perizinan Sarana Farmasi, Makanan, dan Minuman

Prosedur perizinan sarana kesehatan farmasi makanan, dan minuman di DKI Jakarta yang dilaksanakan oleh suku dinas setiap wilayah adalah sebagai berikut (Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, 2013) (Lampiran 1) :

a. Pemohon mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur tiga rangkap dan satu diatas materai Rp 6.000,00. b. Surat permohonan dilampirkan dengan persyaratan yang telah ditentukan

tersebut dan tidak ditambahi dengan persyaratan lainnya sesuai tahapan izin dan jenis sarana kesehatan.

c. Berkas permohonan yang sudah lengkap, diserahkan ke bagian customer service kantor walikota Jakarta Timur (hanya permohonan yang sudah lengkap yang dapat diterima).

d. Bagian customer service kantor walikota Jakarta Timur Suku Dinas Kesehatan menerima berkas permohonan yang sudah lengkap dan memberikan tanda terima berkas dan mencatat pada buku agenda surat masuk.

e. Berkas tersebut kemudian diteruskan kepada bagian Tata Usaha Suku Dinas Kesehatan untuk diteruskan kepada Seksi Sumber Daya Kesehatan bagian Koordinator Farmasi, Makanan, dan Minuman.

f. Koordinator Farmasi, Makanan, dan Minuman memeriksa kelengkapan berkas persyaratan kemudian diteruskan kepada Kepala seksi Sumber Daya Kesehatan. g. Kepala Seksi Sumber Daya Kesehatan menerima berkas tersebut dan

mendisposisikan staf Koordinator Farmakmin untuk diproses.

h. Staf meneliti dan menelaah terhadap persyaratan perizinan tersebut dan bila telah memenuhi persyartan segera membuat resume atau hasil telaah kepada Kepala seksi Sumber Daya Kesehatan untuk dapat dijadwalkan rencana Pemeriksaan lapangan, dan bila belum memenuhi persyaratan admnistrasi,

maka staf membuat surat kekurangan data dan dikembalikan kepada customer service agar dapat dilengkapi oleh pemilik atau Pemohon izin tersebut.

i. Bila semua persyaratan telah dilengkapi, Kepala Seksi Sumber Daya Kesehatan atau Koordinator Farmasi, Makanan, dan Minuman menjadwalkan pemeriksaan atas persetujuan permohonan untuk melakukan pemeriksaan dan membuat usulan surat tugas tim untuk pemeriksaan lapangan (terhadap perizinan yang semestinya dilakukan pemeriksaan lapangan) kepada Kepala Suku dinas Kesehatan Jakarta Timur.

j. Atas dasar usulan Kepala Seksi (Kasie) Sumber Daya Kesehatan, Kepala Suku Dinas Kesehatan menandatangani surat tugas tersebut (bila tidak ada perubahan) dan atas dasar surat tugas ini dilakukan peninjauan lapangan.

k. Tim pemeriksa terdiri dari tiga orang. Pemeriksaan ke lokasi sarana kesehatan dengan menggunakan formulir pemeriksaan rangkap dua dan dibuat berita acara pemeriksaan lapangan dan hasil analisanya yang dilaporkan kepada Kepala Suku Dinas Kesehatan.

l. Bila Kepala Suku dinas Kesehatan telah meneliti hasil laporan dan telah memenuhi persyartan yang berlaku, maka berkas tersebut diserahkan kembali kepada Kasie Sumber Daya Kesehatan untuk dibuatkan Surat Keputusan tentang Izin Sarana Kesehatan Farmasi, Makanan, dan Minuman yang dimohon.

m. Bila hasil pemeriksaan lapangan belum memenuhi persyaratan maka diinformasikan kepada pemohon agar segera melengkapi data atau persyaratan fisik yang dimaksud.

n. Setelah izin atau Sertifikasi selesai ditandatangani oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan, selanjutnya berkas diserahkan ke costumer service kantor walikota untuk kemudian diberikan kepada pemohon.

o. Khusus untuk makanan dan minuman olahan atau industri rumah tangga, pemilik atau penanggung jawab makanan minuman olahan rumah tangga diwajibkan mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh Suku dinas Kesehatan

sebelum dilakukan pemeriksaan lapangan dan pemeriksaan lapangan dilakukan pada saat produksi.

p. Dalam waktu 12 hari kerja yang terhitung sejak berkas permohonan lengkap, suku dinas kesehatan harus sdah menerbitkan atau mengeluarkan izin sarana kesehatan farmasi makanan minumam tersebut.

2.2. Sistem Manajemen Mutu Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur

Sistem manajemen mutu Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur adalah sistem manajemen mutu yang telah ditetapkan oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur untuk diimplementasikan secara umum mengacu pada persyaratan ISO 9001:2008. Kebijakan mutu yang diambil oleh Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur yaitu berkomitmen untuk (Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, 2009) :

a. Berorientasi pada kepuasan pelanggan (interested parties/stake holder).

b. Melakukan perbaikan dan atau peningkatan terus-menerus dan berkesinambungan (continual and sustainable improvement).

c. Mematuhi perundang-undangan yang berlaku.

d. Memberikan jasa pelayanan dan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian (Binwasdal) bidang kesehatan yang profesional dan responsif.

Sasaran mutu yang ingin dicapai dalam jasa pelayanan dan kegiatan pembinaan, pengawsan dan pengendalian (Binwasdal) yang diselenggarakan oleh Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur adalah sebagai berikut (Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, 2009):

a. Binwasdal SDM 100% terlaksana dengan baik, benar, dan tepat waktu. b. Binwasdal Program 100% terlaksana dengan baik, benar, dan tepat waktu.

c. Pelayanan perizinan tenaga kesehatan dan sarana kesehatan 12 hari kerja, kecuali sarana kesehatan lingkungan 25 hari kerja.

e. Kepuasan pelanggan nilai IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) minimal 2,51 atau dalam kategori baik.

2.3. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (Binwasdal)

Pembinaan adalah kegiatan untuk menyiapkan, mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petugas agar mempunyai kompetensi untuk memenuhi persyaratan. Jenis pembinaan yang dilakukan adalah sosialisasi, bimbingan tehnis, pertemuan berkala/ pertemuan koordinasi/ forum komunikasi, pendidikan dan pelatihan, ceramah ilmiah, konsultasi, studi banding, seminar, dan penyuluhan (Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, 2009).

Pengawasan adalah teknik pemantauan yang tujuannya adalah melhat adanya kesesuaian antara pelasanaan suatu kegiatan/program dengan standar/prosedur atau peraturan yang berlaku.bentuk kegiatan pengawasan meliputi supervisi, audit mutu, dan monitoring dan evaluasi program. Pengawasan dapat dilakukan dengan cara

checklist sesuai dengan kebutuhan dan metoda yang digunakan dapat berupa tanya

jawab, pemeriksaan dokumentasi dan observasi lapangan (Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, 2009).

Pengendalian adalah kegiatan yang terkoordinasi untuk mengarahkan pelaksanaan kegiatan agar memenuhi standar maupun persyaratan yang telah ditetapkan agar tidak terjadi pengulangan adanya pelayanan yang tidak sesuai. Rincian kegiatan pengendalian adalah mengidentifikasi adanya ketidaksesuaian kegiatan berdasarkan hasil kegiatan pembinaan dan pengawasan, pencapaian sasaran mutu, penerapan peraturan dan persyaratan yang berlaku, dan adanya keluhan pelanggan/masyarakat. Selanjutnya dilakukan analisa data untuk mengetahui faktor penyebab, ditetapkan rencana tindak lanjut, dan dilakukan pemantauan proses perbaikan terhadap pelayanan yang tidak sesuai (Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, 2009).

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus

Tugas khusus dibuat selama PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur Seksi Sumber Daya Kesehatan periode 19-30 Agustus 2013.

3.2. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Waktu Perizinan Sarana Farmasi, Makanan, dan Minuman

3.2.1. Pengumpulan Data

Data yang diambil merupakan data sekunder yang diambil dari buku kendali dan laporan perizinan sarana pelayanan farmasi, makanan, dan minuman (Farmakmin) di wilayah Jakarta Timur periode Januari-Juli 2013 serta berkas dan laporan perizinan sarana farmakmin periode Januari-Juli 2013. Sarana pelayanan farmasi, makanan, dan minuman tersebut adalah apotek, apotek rakyat, toko obat, cabang penyalur alat kesehatan (CPAK), usaha mikro obat tradisional (UMOT), dan pangan industri rumah tangga (P-IRT).

3.2.2. Pengolahan Data

Data sekunder kemudian direkapitulasi dalam bentuk tabel yang berisi nama apotek; tanggal berkas masuk costumer servise kantor walikota dan suku dinas kesehatan; tanggal surat izin dicetak; lama perizinan sesuai dengan hari kerja; kriteria memenuhi atau tidak memenuhi sesuai dengan standar pelayanan maksimal 12 hari kerja; dan penyebab perpanjangan waktu perizinan; dan ditentukan lama waktu perizinan sarana farmakmin yang diajukan pemohon. Hari kerja yang dimaksud adalah hari Senin sampai Jumat pada tiap minggu, dikurangi dengan hari-hari libur nasional. Selain itu, dari data sekunder dibuat rekapitulasi data apotek, apotek rakyat, toko obat, UMOT, dan P-IRT terkait alamat, pemilik sarana, APA (untuk apotek dan

3.3. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Kegiatan Binwasdal

3.3.1. Pengumpulan Data

Data diperoleh dari berkas inspeksi langsung anggota Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur Koordinator Farmakmin mengenai pembinaan, pengawasan, dan pengendalian, sebagai tindak lanjut dari pengawasan yang telah dilakukan oleh BPOM pada periode Januari-Juli 2013.

3.3.2. Pengolahan Data

Data dievaluasi berdasarkan data sarana pada unit pelayanan farmasi, kegiaan administrasi, dan sumber daya manusia pada unit pelayanan kesehatan tersebut serta penyelewengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sarana tersebut.

4.1. Evaluasi Waktu Perizinan Sarana Farmasi, Makanan, dan Minuman

Salah satu tugas pokok dan fungsi dari Suku Dinas Kesehatan adalah memberikan perizinan, dimana kebijakan sistem perizinan dari Kota Administrasi Jakarta Timur adalah melalui sistem satu pintu. Sistem satu pintu ini merupakan suatu sistem, dimana seluruh berkas permohonan harus masuk melalui Costumer Service yang berada di walikota, kemudian dilanjutkan ke seksi yang bersangkutan. Pemohon dapat melakukan konsultasi dengan seksi yang bersangkutan agar dapat melengkapi berkas permohonan ketika dimasukkan ke customer service, sehingga proses pembuatan izin berjalan lancar. Batas waktu 12 hari kerja dapat digunakan sebagai pedoman bagi petugas dalam menyelesaikan setiap permohonan izin. Selain itu, bagi pemohon batasan 12 hari kerja ini merupakan suatu kepastian bahwa izin dapat diperoleh dalam jangka waktu tersebut.

Sarana farmasi makanan dan minuman yang melakukan perizinan di bawah Binwasdal seksi Sumber Daya Kesehatan Koordinator Farmasi Makanan Minuman Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dari data terakhir pada periode Januari – Juli 2013 terdapat 46 apotek (42 melakukan perizinan baru, 4 melakukan perizinan pergantian APA), 4 apotek rakyat (1 melakukan perizinan baru, 3 melakukan perizinan pergantian APA), 8 toko obat (6 melakukan perizinan baru, 2 melakukan perpanjangan perizinan), 20 PIRT dan 1 UMOT.

Perizinan yang diterbitkan oleh koordinator Farmasi Makanan dan Minuman di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dari bulan Januari – Juli 2013 berjumlah 79

Dokumen terkait