BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 Bagian Standarisasi Mutu Kesehatan
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur melaksanakan Sistem Manajemen Mutu berdasarkan ISO 9001:2008. Sistem ini telah dan terus menerus dijalankan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur untuk menjamin kualitas pelayanan publik dalam bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh Sudinkes Jaktim. Pemeliharaan implementasi sistem manajemen mutu ini dilakukan lewat pelaksanaan audit internal dan surveilans, survei kepuasan pelanggan dan tinjauan manajemen, serta berbagai pelatihan seperti pelatihan lead auditor dan pelatihan manajemen kepuasan pelanggan.
Salah satu tugas bagian Standarisasi Mutu Kesehatan adalah evaluasi tingkat kepatuhan petugas kesehatan terhadap standar pelayanan untuk menjamin kualitas pelayanan publik dalam bidang kesehatan dengan cara mengevaluasi pelayanan perizinan yang dilakukan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur berdasarkan standar 12 hari kerja untuk perizinan tenaga kesehatan dan sarana
tersebut terhitung dari lengkapnya berkas yang diperlukan sampai keluarnya surat izin. Dengan adanya alur perizinan ini dapat memberikan informasi tambahan mengenai tata cara perizinan tenaga dan sarana kesehatan dan jika pelayanan alur perizinan lebih dari 12 hari dan 25 hari dapat diketahui penyebab dari keterlambatan tersebut dengan melihat pada alur perizinan.
Kegiatan pelayanan perizinan dan non perizinan ini, proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat melalui satu pintu, yaitu di kantor Walikota. Kegiatan ini berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 74 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pada Kota Administrasi yang berlaku sejak 9 Agustus 2011. PTSP ini merupakan sistem dimana seluruh berkas permohonan perizinan masuk melalui customer service yang berada di Walikota, kemudian diteruskan ke seksi atau bagian yang bersangkutan. Sistem PTSP ini menjadikan seluruh proses perizinan terpusat di satu tempat dan diharapkan dapat mengurangi lamanya proses perizinan. Dengan perubahan sistem perizinan ini maka alur perizinan dan sertifikasi mengalami perubahan juga yang sebelumnya mengacu pada sistem satu atap menjadi satu pintu. Dengan perubahan ini, maka instruksi kerja dan prosedur mutu perlu mengalami perubahan atau dilakukan revisi.
Revisi instruksi kerja perizinan dilakukan terhadap referensi yang digunakan dengan membandingkan peraturan yang sudah ada dan menambahkan peraturan baru yang belum ada ke dalam instruksi kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada instruksi kerja juga ditambahkan persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan perizinan baik untuk tenaga kesehatan maupun sarana kesehatan. Revisi quality procedure pelayanan perizinan dan sertifikasi dilakukan terhadap referensi yang digunakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini dengan cara menambahkan peraturan baru yang belum tercantum serta mengganti peraturan yang lama dengan peraturan baru ke dalam
quality procedure tersebut. Peraturan-peraturan baru tersebut melengkapi
peraturan lama yang telah ada pada referensi sebelumnya. Selain itu, revisi juga dilakukan terhadap definisi, rincian prosedur, dan alur pelayanan perizinan yang mengacu pada manual prosedur.
Pembuatan bagan alur perizinan menggunakan program Microsoft Office
Visio 2007 berdasarkan proses dari tiap tahap dan bentuk diagram yang ada di
program tersebut. Proses revisi Instruksi Kerja dan Quality Procedure melibatkan koordinator terkait hingga diperoleh persetujuan dari koordinator tersebut atas revisi yang dilakukan.
5.1 Kesimpulan
a. Tugas dan fungsi pokok Suku Dinas Kesehatan adalah melaksanakan pelayanan perizinan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian (binwasdal) terhadap sarana kesehatan dan tenaga kesehatan serta melaksanakan perencanaan, pengendalian dan penilaian program kesehatan masyarakat yang meliputi pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, penyehatan lingkungan dan kesehatan kerja, kesehatan jiwa masyarakat, serta gizi dan pembinaan peran serta masyarakat di kota administrasi yang bersangkutan.
b. Seksi Sumber Daya Kesehatan memiliki tugas pokok dan fungsi dalam memberikan layanan pengelolaan sumber daya kesehatan meliputi perizinan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap sarana apotek, pedagang eceran obat, Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), dan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) serta perizinan tenaga kesehatan meliputi apoteker, asisten apoteker, dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, perawat, bidan, fisioterapi, terapis wicara, refraksionis optisien dan radiografer.
c. Pelayanan perizinan telah berjalan sesuai sasaran mutu dan kegiatan pembinaan, pengawasan serta pengendalian oleh seksi Sumber Daya Kesehatan juga telah berjalan dengan baik.
5.2 Saran
a. Penyerahan LPLPO oleh setiap puskesmas ke suku dinas kesehatan harus lebih tepat waktu lagi agar dapat dianalisis pemakaian obat yang digunakan pada setiap kecamatan.
b. Perlu diusulkan penambahan tenaga kesehatan, agar jumlah tenaga kesehatan dapat merata disetiap kecamatan yang ada di wilayah Jakarta Timur.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. (2002). Pedoman Perizinan Sarana
Farmasi Makanan dan Minuman Provinsi DKI Jakarta. Jakarta : Suku
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta..(2009). Pedoman Perizinan Sarana
Farmasi Makanan dan Minuman Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Suku Dinas
Kesehatan Jakarta Timur.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2009). Peraturan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta No. 150 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Suku Dinas Kesehatan. Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2011). Peraturan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta No. 4 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1990). Peraturan Menteri
Kesehatan No.246/Menkes/PER/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Kecil Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1991). Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.142/MenKes/PER/III/1991 tentang Penyalur Alat Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1999). Undang-undang No. 22
Tahun 1999 tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Peraturan Pemerintah No.
25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah OtonomPresiden RI. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2001). Peraturan Menteri
Kesehatan No.1363/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapis Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2001). Peraturan Menteri
Kesehatan No.1392/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Peraturan Menteri
Kesehatan No.1332/MenKes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2003). Keputusan Menteri
Kesehatan No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Peraturan Menteri
Kesehatan No.867/Menkes/Per/VIII/2004 tentang Registrasi dan Praktik Terapis Wicara. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Peraturan Menteri
Kesehatan No.357/Menkes/Per/2006 tentang Registrasi dan Izin Radiografer. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Peraturan Menteri
Kesehatan No284/MenKes/PER/III/2007 tentang Apotek Rakyat. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Undang-undang No. 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Undang-undang No. 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Keputusan Menteri
Kesehatan No.889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Peraturan Menteri
Kesehatan No.2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Keputusan Menteri
Kesehatan H.K. 02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011).Keputusan Menteri
Kesehatan H.K. 02.02/Menkes/149/ I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Peraturan Menteri
Kesehatan No.006/Menkes/Per/X/2012 tentang Industri dan Usaha ObatTradisional. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2009). Peraturan Daerah DKI Jakarta No.4
Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Daerah. Jakarta: Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta.
Presiden RI. (2009a). PeraturanPresiden RI No 47 Tahun 2009 Nomor 144 TentangPembentukan Dan OrganisasiKementerian Negara. Jakarta.
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur. (2009). Dokumen Sistem Manajemen Mutu
Sudinkes Kodya Jakarta Timur Tahun 2009;Deskripsi Kerja Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur. Jakarta: Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.
Lampiran 4. Formulir Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (Binwasdal)
Sarana Farmasi, Makanan dan Minuman (Farmakmin) Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur
Lampiran 5. Persyaratan/Lembar Evaluasi Administrasi Izin Apotek yang
Lampiran 6. Persyaratam Izin Apotek yang Berasal dari Toko Obat/Apotek
Lampiran 10. Check List Penyalur Alat Kesehatan Suku Dinas Kesehatan Jakarta
TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR JL. MATRAMAN RAYA NO. 218
PERIODE 19-30 AGUSTUS 2013
EVALUASI PELAYANAN PERIZINAN SARANA FARMASI, MAKANAN, DAN MINUMAN SERTA KEGIATAN PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN
PENGENDALIAN (BINWASDAL) DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
PERIODE JANUARI-JULI 2013
ANNA INDAH SOFIYANI, S.Farm. 1206329373
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER
EVALUASI PELAYANAN PERIZINAN SARANA FARMASI, MAKANAN, DAN MINUMAN SERTA KEGIATAN PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN
PENGENDALIAN (BINWASDAL) DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
PERIODE JANUARI-JULI 2013
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker
ANNA INDAH SOFIYANI, S.Farm. 1206329373
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK JANUARI 2014
Halaman
HALAMAN JUDUL ... ii DAFTAR ISI ... iii DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR LAMPIRAN ... v BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4
2.1 Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK) ... 4 2.2 Prosedur Perizinan Sarana Farmasi, Makanan, dan Minuman.. 5 2.3 Sistem Manajemen Mutu Suku Dinas Kesehatan Kota
Administrasi Jakarta Timur ... 7 2.4 Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian (Binwasdal) ... 8
BAB 3 METODOLOGI PENGKAJIAN... 9
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus ... 9 3.2 Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Waktu Perizinan Sarana
Farmasi, Makanan dan Minuman ... 9 3.3 Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Kegiatan Binwasdal ... 10
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 11
4.1 Evaluasi Waktu perizinan Sarana Farmasi, Makanan, dan
Minuman... 11 4.2 Evaluasi Kegiatan Binwasdal ... 14