• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA

F. Bahan-Bahan Pasta Gigi

Gelling Agent merupakan bahan tambahan pangan untuk membentuk gel. Gelling agent yang dimaksud adalah gum alam atau sinteis, resin atau hidrokloid lain yang digunakan di dalam formulasi pasta gigi untuk menjaga konstituen cairan dan padatan dalam suatu bentuk pasta yang halus. Penggunaan gelling agent yang banyak digunakan adalah natrium karboksimetil selulosa. Selain itu juga ada karagenan, tragakan, gum karaya, natrium alginat, carbomer resin, dan magnesium aluminium silikat dapat digunakan sebagaigelling agent(Garlen, 1996).

Gambar 4. Struktur natrium karboksimetil selulosa (Dirjen POM, 1995)

Natrium karboksimetil selulosa merupakan garam natrium dari polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 9,5% natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Natrium karboksimetil selulosa berbentuk granul, putih sampai krem, bersifat higroskopik. Natrium karboksimetil selulosa mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal, tidak larut dalam etanol, eter dan dalam pelarut organik (Dirjen POM, 1995). Natrium karboksimetil selulosa banyak digunakan pada formulasi farmasi sediaan oral ataupun topikal, terutama

F. Bahan-bahan Pasta Gigi 1. Gelling Agent

Gelling Agent merupakan bahan tambahan pangan untuk membentuk gel. Gelling agent yang dimaksud adalah gum alam atau sinteis, resin atau hidrokloid lain yang digunakan di dalam formulasi pasta gigi untuk menjaga konstituen cairan dan padatan dalam suatu bentuk pasta yang halus. Penggunaan gelling agent yang banyak digunakan adalah natrium karboksimetil selulosa. Selain itu juga ada karagenan, tragakan, gum karaya, natrium alginat, carbomer resin, dan magnesium aluminium silikat dapat digunakan sebagaigelling agent(Garlen, 1996).

Gambar 4. Struktur natrium karboksimetil selulosa (Dirjen POM, 1995)

Natrium karboksimetil selulosa merupakan garam natrium dari polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 9,5% natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Natrium karboksimetil selulosa berbentuk granul, putih sampai krem, bersifat higroskopik. Natrium karboksimetil selulosa mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal, tidak larut dalam etanol, eter dan dalam pelarut organik (Dirjen POM, 1995). Natrium karboksimetil selulosa banyak digunakan pada formulasi farmasi sediaan oral ataupun topikal, terutama

F. Bahan-bahan Pasta Gigi 1. Gelling Agent

Gelling Agent merupakan bahan tambahan pangan untuk membentuk gel. Gelling agent yang dimaksud adalah gum alam atau sinteis, resin atau hidrokloid lain yang digunakan di dalam formulasi pasta gigi untuk menjaga konstituen cairan dan padatan dalam suatu bentuk pasta yang halus. Penggunaan gelling agent yang banyak digunakan adalah natrium karboksimetil selulosa. Selain itu juga ada karagenan, tragakan, gum karaya, natrium alginat, carbomer resin, dan magnesium aluminium silikat dapat digunakan sebagaigelling agent(Garlen, 1996).

Gambar 4. Struktur natrium karboksimetil selulosa (Dirjen POM, 1995)

Natrium karboksimetil selulosa merupakan garam natrium dari polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 9,5% natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Natrium karboksimetil selulosa berbentuk granul, putih sampai krem, bersifat higroskopik. Natrium karboksimetil selulosa mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal, tidak larut dalam etanol, eter dan dalam pelarut organik (Dirjen POM, 1995). Natrium karboksimetil selulosa banyak digunakan pada formulasi farmasi sediaan oral ataupun topikal, terutama

karena sifat bahan ini yang dapat meningkatkan kekentalan (viscosity-increasing properties). Natrium karboksimetil selulosa biasa digunakan sebagai gelforming agent3-6% (Hooton, 2009).

Tabel II. Konsentrasi natrium karboksimetil selulosa (Hooton, 2009). Penggunaan Konsentrasi (%) Agen pengemulsi Gel Injeksi Solusio oral Pengikat tablet 0.25-1.0 3.0-6.0 0.05-0.75 0.1-1.0 1.0-6.0 2. Pemanis

Pemanis dibutuhkan untuk memperbaiki rasa dari pasta gigi. Pemanis yang digunakan adalah silitol. Silitol adalah gula dari alkohol yang dibuat dari pohon birch. Silitol tidak merusak gigi dan lambat dipecah sehingga tidak meningkatkan kadar gula darah dengan cepat (Vita, 2012). Silitol berwana putih berbentuk granul padat kristal, memiliki diameter 0.4-0.6 mm, serta tidak berbau, manis menimbulkan sensasi dingin (Bond, 2009). 3. Pengawet

Penggunaan air, humektan serta gom alami pada sediaan pasta gigi memungkinkan pertumbuhan mikrobia. Oleh karena itu, digunakan metil paraben sebagai pengawet (Garlen, 1996). Metil paraben berbentuk kristal berwarna atau serbuk kristal putih. Metil paraben tidak berbau atau hampir tidak berbau. Dalam kosmetik metil paraben adalah pengawet antimikroba yang paling sering digunakan. Metil paraben efektif pada rentang pH yang

luas dan memiliki spektrum yang luas pada aktivitas antimikroba. Konsentrasi metil paraben dalam sediaan topikal yaitu 0,02-0,3% (Haley,2009).

Gambar 5. Struktur metil paraben (Haley,2009)

4. Abrasive

Abrasive memberikan pasta gigi yang berguna sebagai pembersih. Abrasive berfungsi menghilangkan noda dan plak. Abrasive umumnya meliputi kalsium fosfat, alumina, kalsium karbonat dan silika.Abrasive yang ideal harus cukup keras untuk membersihkan gigi, tetapi jangan terlalu keras karena dapat merusak email gigi. Abrasive yang digunakan dalam pasta gigi di antaranya adalah silika (SiO2), kalsium karbonat (CaCO3) dan baking soda (John Wiley and Sons, 1983). Kalsium karbonat (CaCO3) memiliki bentuk serbuk, hablur mikro, putih, tidak berbau dan berasa. Salah satu bahan terpenting dalam pasta gigi sebagai bahan abrasive yang dapat menghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi (Armstrong, 2006).

5. Gliserin

Gliserin digunakan dalam berbagai formulasi termasuk oral, otic, mata, topikal dan sediaan parenteral. Dalam formulasi topikal dan kosmetik, gliserin digunakan terutama untuk sifat humektan dan emoliennya. Gliserin

adalah cairan, tidak berwarna, tidak berbau, kental, higroskopis, memiliki rasa manis, kira-kira 0,6 kali semanis sukrosa (Alvarez-Nunez and Mediana, 2009). 6. Oleum mentha piperita

Oleum mentha piperita adalah minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap pucuk bunga Mentha piperita L. yang segar. Oleum mentha piperita merupakan cairan, tidak berwarna, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau aromatik, rasa pedas dan hangat, kemudian dingin (Dirjen POM, 1979).Oleum mentha piperitadigunakan untuk memberikan aroma dan rasa pada pasta dan digunakan untuk menambah kesegaran pada pasta (Poucher, 2000).

7. Sodium lauryl sulfate

Natrium lauril sulfat merupakan surfaktan anionik digunakan dalam berbagai formulasi farmasi non parenteral dan kosmetik. Natrium lauril sulfat merupakan agen deterjen dan pembasahan efektif baik alkali dan kondisi asam. Natrium lauril sulfat berwarna putih sampai dengan kuning pucat, berbentuk kristal dan serpih atau bubuk halus, bersabun, rasa pahit dan bau substansi zat lemak (Plumb, 2009).

8. Aquadest(Air puricate/Air murni)

Air murni adalah air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi, perlakuan menggunakan penukar ion, osmosis balik atau proses lain yang sesuai. Air yang memenuhi persyaratan adalah air minum yang baik dan memiliki pH antara 5 dan 7 serta tidak mengandung zat tambahan lain.

Aquadest berupa cairan yang tidak berwana, tidak berasa dan jernih (Dirjen POM, 1995).

G. Sifat Fisik dan Metode Evaluasi Pasta Gigi

Dokumen terkait