• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di Perkebunan Tebu PTPN II Kebun Tanjung Jati dengan ketinggian tempat ± 50-60 m diatas permukaan laut, dimulai pada bulan Agustus 2014 sampai Januari 2015.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan antara lain bibit bud chip tebu umur 2 bulan dengan varietas BZ 134, pupuk Urea sebagai perlakuan pupuk N, pupuk TSP dan KCL sebagai pupuk pelengkap serta air untuk menyiram tanaman.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi cangkul untuk mengolah lahan, meteran untuk mengukur tinggi tanaman, jangka sorong untuk mengukur diameter batang, oven untuk mengeringkan tanaman, keranjang sebagai tempat penyimpanan bud chips, timbangan analitik untuk menimbang tanaman, ,

kamera sebagai alat dokumentasi, plang, pacak, cat sebagai penanda sampel

tanaman, dan alat tulis. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial, terdiri dari 2 faktor perlakuan, yaitu:

Faktor I : Jarak tanam dalam barisan tebu J1 = 33 cm

J2 = 40 cm J3 = 47 cm

Faktor II : Pupuk Nitrogen (N)

N1 = 45 kg N/ha (1,98 g N/tanaman) N2 = 90 kg N/ha (3,96 g N/tanaman) N3 = 135 kg N/ha (5,94 g N/tanaman) N4 = 180 kg N/ha (7,92 g N/tanaman) Diperoleh kombinasi perlakuan sebagai berikut:

J1N1 J2N1 J3N1

J1N2 J2N2 J3N2

J1N3 J2N3 J3N3

J1N4 J2N4 J3N4

Jumlah ulangan = 3 ulangan

Jumlah plot = 36 plot

Ukuran plot = 5 juring x 5 m Jarak antar plot = 1,35 m

Jarak antar blok = 1,5 m Jumlah sampel per plot = 5 Jumlah sampel seluruhnya = 180

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier sebagai berikut:

Yijk = μ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + €ijk I = 1, 2, 3 j = 1, 2, 3 k = 1, 2, 3, 4

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-I yang diberi perlakuan jarak antar baris tebu (J) pada taraf ke-j dan pupuk nitrogen (N) pada taraf ke-k

ρi = Pengaruh blok pada taraf ke-i

αj = Pengaruh perlakuan jarak antar baris tebu pada taraf ke-j βk = Pengaruh pupuk nitrogen pada taraf ke-k

(αβ)jk = Pengaruh interaksi kedua perlakuan

€ijk = Pengaruh galat pada blok ke-I yang mendapat perlakuan jarak antar baris tebu pada taraf ke-j dan pupuk nitrogen pada taraf ke-k

Data pengamatan yang diperoleh dianalisis mengunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat beda nyata (F hitung > F table 5%), maka akan dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan Duncan Berjarak Ganda pada taraf 5%.

Pelaksanaan Penelitian Persiapan lahan

Lahan yang digunakan untuk penelitian merupakan lahan yang sebelumnya ditanami tebu dengan dosis pupuk standar perusahaan yaitu pupuk Urea 300 kg/ha, pupuk TSP 150 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha. Lahan dibersihkan dari sisa tebangan atau tunggul tebu. Gulma dibabat, dibuang atau dibakar. Kemudian lahan dibersihkan dari segala kotoran.

Pengolahan tanah

Pengolahan tanah dilakukan sebanyak 3 kali dengan menggunakan cangkul. Pengolahan tanah pertama bertujuan untuk memecah dan membalik tanah. Hal ini akan memberikan kesempatan proses oksidasi dan membusukkan bahan organik yang masih mentah. Pengolahan tanah yang kedua bertujuan untuk mencacah ulang serasah dan sisa tebangan yang masih terdapat di dalam tanah dan menghancurkan bongkahan tanah. Setelah 7 hari, dilanjutkan pengolahan tanah ketiga agar bongkahan tanah memiliki tekstur remah.

Selanjutnya dilakukan plotting perlakuan sebanyak 36 petak yang masing-masing berukuran 3 juring x 5 m. Pembuatan kair/alur tanaman dengan jarak pusat ke pusat (PKP) juring 1.35 m dan kedalaman juring 40 cm.

Pemupukan Dasar

Pemupukan dasar diberikan pada saat penanaman di lahan sebanyak 1/3 dosis dari perlakuan untuk N, yaitu N1:15 kg/ha, N2:30 kg/ha N3:45 kg/ha dan N4:60 kg/ha). Pemupukan TSP diberikan pada pemupukan pertama sebanyak 150 kg/ha.

Penanaman

Bibit yang ditanam berumur 2 bulan dari Kebun Bibit Dasar (KBD) yang berasal dari bibit bud chip. Pada saat penanaman bibit disesuaikan dengan perlakuan jarak tanam yaitu 33 cm, 40 cm, dan 47 cm. kemudian bibit ditimbun dengan tanah hingga kedalaman 10-15 cm.

Pemupukan Lanjutan

Pemupukan kedua diberikan pada saat tanaman berumur 2 Bulan Setelah Tanam (BST) sebanyak 2/3 dosis perlakuan Nitrogen, yaitu N1:30 kg/ha, N2:60 kg/ha, N3:90 kg/ha, N4:120 kg/ha, dan pupuk Kalium diberikan seluruhnya sebanyak 100 kg/ha.

Pemeliharaan Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu, pada pagi dan sore hari secara teratur. Menggunakan gembor dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan atau cuaca.

Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dilakukan secara manual yakni dengan mencabut gulma yang tumbuh di dalam plot. Setelah 1 – 2 BST dilakukan penggemburan yang bertujuan untuk menimbun tebu dan memberikan aerasi pada tanah. Pada 3 BST dilakukan pengguludan dengan menggunakan cangkul.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit disesuaikan dengan jenis hama dan intensitas serangan yang terjadi.

Parameter Pengamatan Tinggi batang (cm)

Tinggi batang diukur pada 5 rumpun contoh yang telah ditetapkan dengan mengukur tinggi batang tanaman induk dari permukaan tanah sampai cincin teratas. Pengukuran dilakukan pada umur 1, 3, dan 5 BST.

Diamater batang (mm)

Diameter batang diukur pada umur 1, 3, dan 5 BST. Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong. Tanaman contoh yang diukur sama dengan pada pengukuran tinggi batang, tiap petak percobaan diukur 5 rumpun contoh.

Jumlah daun per tanaman (helai)

Dihitung pada tanaman induk yang terdapat di rumpun contoh. Rumpun contoh yang diamati sama dengan untuk peubah sebelumnya, tiap petak 5 rumpun contoh. Jumlah daun ditentukan dengan menghitung daun yang telah membuka sempurna (dan masih hijau) sampai cincin teratas. Penghitungan dilakukan pada umur 1, 3, dan 5 BST

Jumlah anakan per rumpun

Jumlah anakan per rumpun dihitung pada umur 1, 3, dan 5 Bulan Setelah Tanam (BST). Pengamatan dilakukan pada rumpun contoh yang telah ditetapkan, dengan menghitung jumlah anakan yang muncul dari tanaman induk, tanaman induk tidak ikut dihitung. Tiap petak percobaan diambil 5 rumpun contoh.

Jumlah ruas

Ruas batang dihitung bersamaan dengan pengukuran diameter batang. Ruas dihitung mulai dari atas permukaan tanah sampai daun terbawah. Tanaman

contoh yang diukur sama dengan pada pengukuran tinggi batang, tiap petak percobaan diukur 5 rumpun contoh.

Luas Daun (cm²)

Total luas daun dihitung dengan metode kertas timbang. Pengukuran ini dilakukan dengan menggambar daun pada kertas patron (kertas HVS yang sudah diketahui berat dan luasnya). Kemudian kertas digunting sesuai gambar dan ditimbang beratnya.

Total luas daun dihitung menggunakan rumus:

Berat patron X Luas kertas Berat kertas HVS

Keterangan:

Luas kertas = 621.5 cm2 Berat kertas = 4.54 g

(Sitompul dan Bambang, 1995). Bobot Kering Tajuk (g)

Bobot kering tajuk diukur pada akhir pengamatan, setelah sampel tanaman masing-masing perlakuan diovenkan selama 3 x 24 jam dengan suhu ± 70oC sampai beratnya konstan. Berat kering tajuk ditimbang menggunakan timbangan analitik.

Bobot Kering Akar (g)

Bobot kering akar tanaman dihitung pada akhir pengamatan, setelah sampel tanaman masing-masing perlakuan diovenkan selama 3 x 24 jam dengan suhu ± 70oC sampai beratnya konsta. Berat kering akar ditimbang menggunakan timbangan analitik.

Dokumen terkait