• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

Tebu adalah tanaman penghasil gula yang menjadi salah satu sumber karbohidrat. Tanaman ini sangat dibutuhkan sehingga kebutuhannya terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Namun peningkatan konsumsi gula belum dapat diimbangi oleh produksi gula dalam negeri. Hal tersebut terbukti pada tahun 2010 - 2011 produksi gula dalam negeri hanya mencapai 3.159 juta ton dengan luas wilayah 473.923 Ha. Penyebab rendahnya produksi gula dalam negeri salah satunya dapat dilihat dari sisi on farm. Pertanian on farm ialah seluruh proses yang berhubungan langsung dengan proses budidaya

pertanian, seperti menyemai benih, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen, dan lain-lain (Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, 2013).

Demikian juga ada beberapa persoalan yang menyebabkan permasalahan pada industri gula nasional diantaranya adalah usaha penanaman tebu belum sepenuhya dilakukan secara profesional, jumlah areal penanaman tebu yang terus berkurang sebagai akibat dari konversi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian, peralihan penanaman tebu dari lahan sawah ke lahan kering, serta iklim yang tidak menentu yang menyebabkan tingginya kadar air akibat musim hujan yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan rendemen gula menjadi rendah. Selain itu, ketidakefisienan pemupukan pada tebu juga merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi produktivitas tebu (Sutardjo, 1994).

Jarak tanam berhubungan erat dengan populasi tanaman. Jika jarak tanam antar barisan tetap dan jarak tanam dalam barisan sempit, populasi tanaman tinggi. Sebaliknya, populasi tanaman rendah bila jarak tanam dalam barisan lebar.

Menurut Beets (1982), hasil komunitas tanaman adalah fungsi dari hasil per tanaman dan junlah tanaman per satuan luas. Jumlah tanaman genotipe tertentu dapat menguntungkan, bergantung pada sumberdaya lingkungan. Pada saat sumberdaya yang tersedia terbatas, populasi tanaman rendah (jarak tanam dalam baris lebar), atau sebaliknya jika sumberdaya berlebih, populasi dapat ditingkatkan (jarak tanam dalam baris sempit).

Nitrogen merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan tanaman tebu terutama saat umur muda yang membantu pembentukan sel sel baru, tunas, klorofil. Nitrogen diserap pada awal penanaman tebu terutama pada umur 1 bulan dan serapannya bertambah dengan bertambahnya umur, namun N paling banyak diserap pada umur 3 – 4 bulan, kemudian menurun setelah umur 8 bulan (Schuylenborg dan Saryadi,1958 ; Marliani, 2011).

Unsur esensial seperti Nitrogen (N), dibutuhkan tanaman tebu dalam jumlah yang cukup banyak. Dengan ketersediaan yang terbatas di dalam tanah, maka unsur-unsur tersebut perlu ditambahkan melalui pemupukan. Banyaknya pupuk yang perlu diberikan tergantung dari jumlah dan ketersediannya di dalam tanah. Menurut Sutejo (1992), tanah yang digunakan terus-menerus untuk menanam dan mengembangkan tanaman tanpa melakukan pemeliharaan atau perbaikan maka akan menurunkan kesuburannya sehingga hasil tanamannya merosot, dan pada akhirnya tanah tidak mampu lagi menunjukkan produktivitasnya. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya perbaikan dengan cara, antara lain pemberian pupuk nitrogen, Sampai saat ini, urea merupakan sumber N yang tertinggi dalam bentuk padat dan merupakan pupuk N yang terpenting. Nitrogen merupakan unsur utama dalam meningkatkan produksi.

Dengaan adanya pengaturan jarak tanam dan pemberian pupuk nitrogen yang tepat diharapkan dapat mengoptimalkan terjadinya keberhasilan produksi tebu yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan produksi dan produktivitas gula.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh jarak tanam tebu dan pemberian pupuk Nitrogen yang tepat terhadap pertumbuhan tebu (Saccharum officinarum L.) Hipotesis Penelitian

Adanya pengaruh nyata terhadap perlakuan jarak tanam tebu dan dosis

pupuk Nitrogen serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan tebu (Saccharum officinarum L.).

Kegunaan Penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk dapat melakukan penelitian di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan dalam budidaya tebu.

ABSTRACT

ARIF AL QUDRY 2015. Effect of Plant Space and Dosage of Nitrogen Fertilizer toward Growth Bud Chip Sugarcane (Saccharum officinarum L.), supervised by IRSAL and REVANDY I.M. DAMANIK. The objective of the research was studied the effect of sugar cane planting spacing and appropriate applications of nitrogen fertilizer toward growth of sugarcane bud chip. The research was conducted at experimental field of Tanjung Jati estate Binjai PTPN II (± 50 m asl) in August 2014 - January 2015 using a randomized block design with two factors, the first factor was spacing (33 cm, 40 cm, 47 cm) with center to center distance (PKP) was 135 cm and the second factor was dosage of nitrogen fertilizer (45, 90, 135, 180 kg N / ha). Observation variables measured were plant height, stem diameter, number of leave, number of tilles, number of segment, leaf area, shoot dry weight, root dry weight.

The results showed that the diameter of steam on 3 and 5 months after planting (MAP), the number of tiller on 3 and 5 MAP, number of section on 5 MAP, and leaf area on 5 MAP significantly different at the treatment plant spacing. Diameter of steam on 1, 3, and 5 MAP, number of tiller on 1 MAP and leaf area on 5 MAP were significantly different at treatment doses of nitrogen fertilizer. Interaction treatment only significantly effected steam diameter 1 BST and the number of section 5 BST. We recommend that bud chip hight plant spacing to used by 47cm x 135cm.

ABSTRAK

ARIF AL QUDRY : Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Bud Chip Tebu (Saccharum officinarum L.), dibimbing oleh IRSAL dan REVANDY I.M. DAMANIK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak tanam tebu dan pemberian pupuk nitrogen yang tepat terhadap pertumbuhan bud chip tebu. Untuk itu suatu penelitian telah dilakukan di lahan percobaan Kebun Tanjung Jati Binjai PTPN II (± 50 m dpl) pada Agustus 2014 – Januari 2015 menggunakan rancangan acak kelompok dengan 2 faktor, pertama yaitu jarak tanam (33 cm, 40 cm, 47 cm) dengan jarak pusat ke pusat (pkp) 135 cm dan kedua yaitu dosis pupuk nitrogen (45, 90, 135, 180 kg N/ha). Peubah amatan yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah anakkan, jumlah ruas, luas daun, bobot kering tajuk, bobot kering akar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter batang 3 dan 5 bulan setelah tanam (BST), jumlah anakkan 3 dan 5 BST, jumlah ruas 5 BST, dan luas daun 5 BST berbeda nyata pada perlakuan jarak tanam. Diameter batang 1, 3, dan 5 BST, jumlah anakkan 1 BST, dan luas daun 5 BST berbeda nyata pada perlakuan dosis pupuk nitrogen. Interaksi perlakuan hanya berpengaruh nyata terhadap diameter batang 1 BST dan jumlah ruas 5 BST. Sebaiknya jarak tanam yang digunakan yaitu 47 cm x 135 cm.

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP

Dokumen terkait