• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ±25 m di atas permukaan laut.Penelitian ini akandilaksanakan mulai bulan Juni2015 sampai dengan Agustus 2015.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih padi sawah, benih padi gogo, rumput teki, hama N.lugens, top soil, pasir, kompos,tanah sawah, pupuk urea,SP-36 dan KCL, polybag ukuran 5 kg, plastik bening ukuran 5 kg, label perlakuan, bambu dan air.

Alat yang digunakan adalah seed bed, kurungan serangga, aspirator serangga, sungkup (kain kasa),gembor, kamera, loop dan cangkul.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 3perlakuan yaitu:

T1 = Padi Sawah T2= Padi Gogo T3 = Rumput Teki

Jumlah ulangan diperoleh dengan menggunakan rumus : (t-1) (r-1) ≥ 15

(3-1) (r-1) ≥ 15 r – 1 ≥ 15

2 r – 1 ≥ 7,5

r ≥ 8,5

r = 9

maka diperoleh jumlah ulangan sebanyak 9 kali Model linear yang digunakan adalah:

Yij = µ + λi + βj +εij

Yij = nilai pengamatan perlakuan ke-j dan ulangan ke-i µ = nilai tengah

λi = Pengaruh ulangan ke-i βj = pengaruh perlakuan ke-j

εij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-j dan ulangan ke-i (Bangun, 1994)

Hasil penelitian yang diperoleh kemudian diuji dengan Sidik Ragam, apabila hasil Sidik Ragam berpengaruh nyata akan dilanjut dengan Uji Jarak Duncan dengan taraf 5%.

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media Persemaian

Disediakan top soil,pasir dan komposyang diayak dengan perbandingan 1:1:1 lalu dicampur secara homogen. Sebelum diisi, seed bedterlebih dahulu dilapisi dengan daun pisang untuk mempermudah pencabutan dan menjaga kelembaban tanah kemudian media tanam diisi ke dalam seed bed dan disiram dengan air sampai lembab (Sampoerna, 2012).

polybag. Untuk tanaman padi sawah, polybag dilapisi dengan plastik transparan agar tidak tembus air

Penanaman Benih

Setelah media tanam selesai dipersiapkan, benih padi sawah, dan padi gogo terlebih dahulu dilakukan pemilihan dengan cara benih direndam dengan air, benih yang digunakan adalah benih yang terbenam atau bernas sedangkan benih yang terapung dibuang.Benih direndam selama 1 malam dan diperam selama 1 malam. Kemudian benih padi sawah ditabur ke seed bed, lalu ditutup dengan media tanam. Seed bed diletakkan di tempat yang aman. Selama masa persemaian, pemberian air dilakukan setiap hari.

Untuk padi gogo penanaman dilakukan dengan cara tanam langsung pada media tanam permanen (polybag ukuran 5 kg) di rumah kasa, benih ditanam secara tugal sebanyak 4 benih/polybag. Pemberian air disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Untuk rumput teki, diambil rumput teki yang sudah tua beserta akar dan tanah disekitar akarnya dari lapangan kemudian ditanam ke lahan kosong ukuran 1 x 1 m dan dibiarkan tumbuh dengan sendirinya.

Penanaman Bibit

Setelah bibit padi sawah berumur 7 hari (berdaun 2), bibit padi sawah, dan rumput teki dipindahkan ke dalam polybag.Pada tiap polybag ditanam 4 bibit yang dijadikan 1 rumpun.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Pada padi sawah, pemberian air dilakukan saat tanam dengan ketinggin air 2 cm di atas permukaan tanah (Sampoerna, 2012).

Pada tanaman padi gogo, penyiraman dilakukan setiap hari pada sore hari dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Pada rumput teki, pemberian air dilakukan setiap hari pada sore hari dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Pemupukan

Untuk padi sawah pemupukan dilakukan pada umur 7 HST yaitu dengan pupuk urea0,25 gr/polybag dan SP-36 0,13 gr/polybag(Sampoerna, 2012).

Untuk padi gogo, pupuk yang digunakan adalah SP-36 0,25gr/polybagdan KCL 0,125gr/polybag yang diberikan saat tanam dan pupuk urea 0,5gr/polybag diberikan pada umur 14 HST.

Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan membersihkan gulma yang terdapat disekitar tanaman dalam maupun diluar polybag.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati. Pemasangan sungkup

Penyungkupan dilakukan bersamaan pada waktu tanam. Setiap sungkup terdiri dari 1 tanaman padi sawah, 1 tanaman padi gogo dan 1 rumput teki, Ukuran

Perbanyakan Hama

Imago dan nimfa wereng batang coklat dikumpulkan dari pertanaman padi.Kemudian dibawa ke laboratorium dan dipelihara dalam kurungan kasa (30x30x100 cm).Ke dalam kurungan dimasukkan tanaman padi fase vegetatif (berumur 15 hari) yang ditanam dalam pot plastik, pada tiap pot ditanam 4 bibit tanaman padi, kemudian wereng dimasukkan ke dalam kurungan tersebut untuk dibiakkan.

Introduksi Hama

Hasil dari perbanyakanhamaN.lugensyang berupa imago umur 2 hari diintroduksikan kedalam sungkup pada saat tanamanberumur 17hari. Tinggi dan rumpun tanaman padi sawah, padi gogo dan rumput teki harus seragam. Jumlah hama yang diintroduksi adalah sebanyak 12 ekor.

Parameter Pengamatan

1. Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara di Rumah Kasa

Pengukuran suhu dan kelembaban udara dilakukan untuk melihat apakah perkembangan hamaN. lugens dapat dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara di rumah kasa. Pengukuran dilakukan setiap hari setelah hama diintroduksi dengan menggunakan termometer udara untuk mengukur suhu udara dan higrometer untukmengukur kelembaban udara.

2. Populasi Imago N.lugens

Pengamatan populasi imagoN.lugensdilakukan 2 hari setelah hama diintroduksi,dengan interval waktu 2 hari selama 3 minggudengan cara menghitung imago N.lugensyang terdapat pada perlakuan T1 (padi sawah), T2 (padi gogo) dan T3 (Rumput teki).

3. Populasi Nimfa N.lugens

Pengamatan populasi nimfaN.lugens dilakukan 2 hari setelah hama diintroduksi,dengan interval waktu 2 hari selama 3 minggu dengan cara menghitung populasi nimfa yang terdapat pada daun masing-masing komoditi. 4. Gejala SeranganN.lugens

Pengamatan gejala serangandilakukan untuk mengetahui jenis tanaman yang mudah terseranghama N.lugens. Pegamatandilakukan mulai tanaman padi berumur 20 HST dengan cara melihat gejala yang ditimbulkan pada daun dan batang padi dari masing-masing perlakuan.

5. Persentase Daun/Batang Terserang (%)

Pengamatan persentase seranganN.lugens dilihat setelah tanaman padiberumur 43 HST, kemudian diamati daun dan batangnya menggunakan rumus:

P =

Keterangan:

P : Persentase daun/batang terserang dalam 1 pot (1 rumpun)

n : Jumlah daun/batang terserang pada 1 rumpun yang diamati per pot N : Jumlah daun/batang pada 1 rumpun per pot

(Anggraini et al., 2014).

6. Intensitas SeranganN.lugens (%)

Penilaian untuk menentukan derajat kerusakan tanaman denganmenggunakan skala 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 sebagai berikut :

Tabel 1. Skala Kerusakan Tanaman

Nilai Skala Gejala

0 Tidak ada kerusakam 1 Daun pertama kuning

2 Daun pertama dan daunkedua sebagian kuning 3 Daun pertama dan daunkedua sebagian kuning 4 Tanaman layu dan kerdilhebat

5 Semua tanaman mati

Kemudian skala kerusakan tanaman dikonversikan dengan menggunakan rumus : I = Σ (n v)×100%

Z N Di mana :

I = Intensitas serangan

n = Jumlah tanaman rusak tiap kategori serangan v = Nilai skala tiap kategori serangan

Z = Nilai skala tertinggi kategori serangan N = Jumlah tanaman yang diamati

Dokumen terkait